Sabtu, 17 Desember 2016

Nice homework 9 : Bunda sebagai Agen Perubahan

*BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN*


Ini adalah NHW matrikulasi IIP batch 2 yang terakhir๐Ÿ˜ฅ...namun perjuangan belum berakhir...

Walaupun sudah diinformasikan bahwa kelulusan matrikulasi ini adalah berdasarkan dari pengumpulan NHW disetiap minggunya ( 9 sesi ),namun saya merasa saya belum lulus untuk menjadi ibu profesional...nice homework akan selalu tetap ada mengiringi perjalan hidup saya dan harus saya kerjakan untuk mencapai ridhoNya..

insyaAllah saya selalu serius dan jujur dalam mengerjakan NHW2 yang diterima..

Kali ini saya agak terlambat mengerjakannya,bukan maksud hati mengulur2,namun butuh pemikiran jernih dan hati yang tenang ๐Ÿ˜, qodarulloh pekan ini saya harus tinggal beberapa hari di RS, alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk merasakan nikmatnya proses operasi besar.(melawan rasa takut dalam diri untuk melakukan operasi)

Hari ini alhamdulillah saya sudah kembali ke rumah,dan dapat mengerjakan kewajiban2 yang blm terselesaikan..๐Ÿ˜‰

Terkait dengan nice homework 9,menurut yang saya yakini saat ini,passion saya adalah mempelajari dan mempraktekkan ilmu parenting..pendidikan ibu dan anak.....karena hal itulah yang membuat saya berbinar2 dan senang menjalaninya saat ini.

Dalam NHW ini kami dituntun untuk melihat isu sosial dan belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat

Rumus yang akan kami gunakan adalah:

*PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE*

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.

Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini๐Ÿ˜‰

terimakasih ibu Septi dan keluarga yang selalu sangat menginspirasi..terimakasih kepada tim fasil,ibu Ulfah,ibu Kiki,dan ibu Dzikra yang selalu membantu,menyemangati dan menginspirasi kami selama matrikulasi ini..

matrikulasi ini sungguh berkesan,sungguh memberikan banyak manfaat...๐Ÿ’–๐Ÿ’–

Materi 9 MIP : Bunda Sebagai Agen Perubahan

_Matrikulasi IIP batch #2 sesi #9_

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

*“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”*

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

 *“MISI SPESIFIK HIDUP KITA”*

Kita harus paham *JALAN HIDUP* kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai *CARA MENUJU SUKSES*.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi *CHANGEMAKER FAMILY*.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Maka gunakan pola _kaizen_( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.


Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal  kecil yang kita bisa.


*START FROM THE EMPHATY*

Inilah kuncinya.

 _Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga_.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

_Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION  , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat_


KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu _bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya_.


Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

Salam


 /Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :

_Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta , 2012_

_Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty,  2010_

_Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari,  2016_

Resume Diskusi
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #9
BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Tanggal : 13 Desember 2016
Waktu : Pkl. 19.45 - 21.00   WIB
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1. Ibu Asti Rangkasbitung
Mohon tipsnya jika masih tinggal dg orang tua. Karena ada beberapa hal yang dibolehkan oleh kita tapi orang tua melarang. Sebagai langkah kecil untuk melakukan perubahan untuk keluarga.

Jawaban :
No 1 Jawaban: Bu Asti, umumnya orang tua merasa lebih berpengalaman dalam masalah kehidupan dibanding anak2nya. Berkomunikasi dgn ortu/mertua itu memang gampang2 susah & mereka tidak suka dibantah secara terang2an, seringkali mereka akan tersinggung jika kita melakukan hal itu. Mengapa demikian?
1. Perubahan hormon (progesteron pada wanita, testosteron pada laki2) yg berpengaruh pada kestabilan emosi.
2. Perubahan fisik & tenaga yg smakin lemah

Bgm berkomunikasi dgn ortu/mertua jika kita ingin menyampaikan gagasan/kritikan? Menurut bu Elly Risman dlm artikel pengasuhan lintas generasi, ajukan gagasan/kritikan dlm bentuk *pertanyaan* kpd ortu, jangan langsung menggurui dgn teori2 walau sehebat apapun kita. *Pertanyaan* membuat orang berpikir & introspeksi, kemudian mencari jawaban. Walaupun proses ini memakan waktu. Setelah pertanyaan diajukan, tunggu jawaban mereka. Barulah kita ngobrol dengan mereka sambil disisipi gagasan atau kritikan scr halus pada mereka.
Insya Allah dgn sering mengobrol & berkomunikasi yg baik, akan terbuka pemahaman ortu kita.

Mohon maaf, memang sebaiknya saat sdh berumah tangga lebih baik hidup mandiri terpisah dari ortu/mertua agar dalam satu nahkoda rumah, tidak timbul 2 peraturan, 2 pimpinan, 2 manajemen rumah tangga, yg berbeda, yg ujung2nya menimbulkan konflik ortu kpd anak.
Smoga bisa diterima masukannya๐Ÿ™๐Ÿ˜Š✅


2. Ibu Devi Yuniar - Serang
Bagaimana menjaga konsistensi qta supaya tetap semangat menjadi agen perubahan meskipun partner hidup kita tidak sejalan ... ( maksud nyaa belum terlalu tergerak hati nya untuk mulai berproses beerubah menjadi lebih baik )

Jawaban 2
1.Niatkan karena Allah. Segala hal baik hanya sia-sia jika salah niat. Dengan niat karena Allah pasti Allah menolong bunda dengan jalan apa pun. Insya Allah.

2. Berada di tengah komunitas yang sevisi misi. Karena semangat itu menular. Dengan berkomunitas kita menjaga semangat itu, karena dipelihara bersama-sama.

3. Banyak ajak ngobrol suami dengan santai tentang kegiatan-kegiatan bunda dalam rangka agen of change itu. Jangan sama-sama tidak saling cerita. Agar tidak semakin beda dunia. Maklumi dulu jika suami tidak banyak bercerita, karena laki-laki nature nya memang sangat irit bicara. Hanya saja, pilih waktu dan kondisi. Pilih saat tidak sedang terlalu lelah atau stres.

4. Validasi kegiatan2 positif suami.  Tak apa jika bunda belum diberi validasi oleh suami. Perubahan memang butuh waktu yang sangat panjang. Untuk merubah seseorang, kita dulu yang harus berubah.

5. Buktikan apa yang bunda lakukan sangat berdampak positif bagi keluarga, terutama bagi suami. Meskipun ibu tidak dipuji apalagi dibantu, buktikan dampak positif itu terus menerus. Istiqamah.

6. Jangan menuntut apalagi memaksa suami agar perubahan bisa terjadi seketika. Kita pun belum tentu mau bila dipaksa. Tuntun beliau dengan kasih sayang dan keikhlasan bunda. Kenapa bunda dijodohkan dengan beliau, pasti ada jawaban menariknya. Discover!

7. Jika suami melarang, dengarkan dulu jangan langsung dibantah.Tanggapi dengan pertanyaan. Periksa persepsi suami, bunda jangan langsung berasumsi.

8. Terakhir, do'akan suami agar diberi petunjuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa kompak dengan bunda. Butuh proses panjang. Sabar ya. Bukankah kerasnya batu pun bisa berlubang oleh tetesan air yang terus menerus? Semoga.✅


3. Anis - Garut

A. Ada pernyataan Bu Septi sbb : "Bisa jadi aktivitas yang anda Suka dan Bisa adalah bagian dari misi hidup anda"

Yang saya paham selama ini, untuk melakukan aktivitas yg sy suka & bisa itu turunan dr misi hidup (maaf klo sy gagal paham ๐Ÿ˜)

Jadi yang pertama didahulukan itu menentukan aktivitas yg bisa & suka atau menentukan misi hidup?

B. Adakah batasan usia yang tepat untuk anak agar bisa empati terhadap isu masyarakat?

No 3. Jawaban:
A. Bu Anis, Bisa itu berkaitan dgn Kemampuan. Suka itu berkaitan dgn Rasa/Perasaan.
Bagi yg sdh menemukan Misi hidupnya seperti bu Anis bilang, hal itu (aktivitas suka & bisa) menjadi turunan/hal khusus, konkret & detail dari misi hidup.
Bagi yg belum menemukan misi hidup, aktivitas suka & bisa mjd jalan menemukan misi hidupnya✅

B. Anak2 umur 0 sd 6/7 tahun masih dalam tahap egosentris tinggi, mereka masih suka mengeksplorasi kemampuan belajar mereka.
Jadi menurut saya, mereka belum bisa berempati kpd kondisi lingkungan skitar. Menurut sy diatas umur 7 tahun baru bisa diajak berempati & menjalin hub sosial kemasyarakatan yg bagus.
*Kecuali* anak2 yg memang sejak lahir punya rasa simpati yg tinggi, punya kecerdasan diri/interpersonal yg tinggi, biasanya dibawah umur 7 tahun sdh mampu diajak berempati✅


4. Ibu Yuyun - Serang
Pertanyaan:
di materi #9 ada penjelasan seperti ini:

_Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga_

Yang sudah kita lakukan selama ini ke anak anak di lingkungan sekitar melalui pendidikan alquran dan agama.dan baru sebagian orang tua aja yg terbina mau di ajak belajar bareng mengenai agama dan parenting.

 Krn masih banyak ortu yg blm paham mengenai parenting dan agama juga.jd anak anak kurang maksimal perkembangan akhlaknya.

Jadi sangat betul sekali klo ibu itu agen perubahan.


Yg ingi saya tanyakan:
A.  apa kiat mempengaruhi mereka agar melek parenting seperti para anggota grup IIP.(MIP)

B.yg kedua bukan pertanyaan tapi *permohonan atau usulan*

Setelah nnt ada tips dan kiat dr para tim fasil bagaimana mempengaruhi mereka...saya ingin ada desa (komplek) binaan IIP.yg offline. Krn tdk semua mereka melek wa dan hp nya smart.atau
 menyadarkan agar hp nya buat belajar awalnya offline dl kali yaa...

Jawaban

4. A. Untuk orang yang sama sekali tidak melek parenting, mengajak mereka memang tantangan tersendiri. Misalnya saat ngobrol santai kita harus menyodorkan kasus-kasus dulu untuk membuka pintu gerbang permasalahan agar mereka tertarik, misal kasus bunuh diri pada anak, pemerkosaan sesama anak,  tawuran dst. Baru jika mereka sudah merasakan kekhawatiran dengan contoh kasus tadi, kita masuk pada tema parenting. Secara bertahap kita lanjutkan pada ajakan mengikuti kajian parenting atau seminar.


B. Usulan Bu Yuyun dengan diadakan desa binaan sangat bagus. Untuk saat ini kami di IIP Banten baru masuk di wilayah on air radio, mengisi kajian parenting di TK-TK dan dalam waktu dekat akan merambah dunia kampus-kampus di Banten, agar para mahasiswi lebih siap ketika menjadi istri dan ibu. Jika ada TK atau kampus yang ingin diisi kajian parenting oleh tim kami silakan ajukan permohonan. Sekali lagi terima kasih Bu Yuyun atas masukannya.✅


5. Ibu Sofi - Garut
A. Bagaimana kah kita mengkomunikasikan kepada anak (usia di bawah 3 th) tentang keaktifan kita di masyarakat/ketika hrs kerja? *jika memang keadaan yg mewajibkan kita harus meningglkan keluarga.
B. Apakah harus mengatakan klo kita bekerja untk mencari rezeki atau bagaimana?

5. Ibu Sofi - Garut
A. Bagaimana kah kita mengkomunikasikan kepada anak (usia di bawah 3 th) tentang keaktifan kita di masyarakat/ketika hrs kerja? *jika memang keadaan yg mewajibkan kita harus meningglkan keluarga.
➡ Diajak.ke tempat bekerja, supaya dia terbayang apa yang bundanya lakukan jika terpaksa meninggalkannya di rumah bersama orang yang diamanahi. Penting, supaya ia merasa aman dan nyaman tak merasa terabaikan. ✅
B. Apakah harus mengatakan klo kita bekerja untk mencari rezeki atau bagaimana?
➡ Iya... itu bagian dari cerita. Selanjutnya tetap harus bercerita dg bahasa yang dapat dipahami anak. Misalnya: Bunda harus bekerja di puskesmas, karena di sana banyak anak-anak yang sakit. Adik suka gak kalau sakit? Kalau adik sakit adik sedih gak? Dsb.... ✅


6. Ibu Deasy M - Serang
Bu...untuk menjadi agen perubahan apa ada kiat2nya ? dan bagaimana biar kita PD untuk bisa menjadi Agen Perubahan..pengalaman pribadi...klu saya merasa kurang PD klu jadi Agen perubahan di lingk rumah...soalnya banyak ibu2 nya yg usianya lebih senior dari saya...tp klu di sekolah meskipun usianya lebih senior saya PD2 aja...๐Ÿ˜Š

6. Ibu Deasy M - Serang
Bu...untuk menjadi agen perubahan apa ada kiat2nya ? dan bagaimana biar kita PD untuk bisa menjadi Agen Perubahan..pengalaman pribadi...klu saya merasa kurang PD klu jadi Agen perubahan di lingk rumah...soalnya banyak ibu2 nya yg usianya lebih senior dari saya...tp klu di sekolah meskipun usianya lebih senior saya PD2 aja...๐Ÿ˜Š
➡ tips nya belajar terus, jangan merasa lebih punya banyak ilmu. Kepada orang yang lebih senior, akhlak dan tindakan sehari-hari yang akan menarik hati mereka. ✅


7. Ibu Angrum - Serang
Dalam rumah..InsyaAllah saya tetap fokus pada bunda sayang dan cekatan, tp dlm masyarakat saya "gemas" dengan mindset ibu-ibu yang susah di ajak berubah.
Apa saya harus fokus dulu dengan bunda sayang dan cekatan, tetapi mengabaikan ibu-ibu lain di lingkungan saya, atau bagaimana sebaiknya?

No 7. Jawaban: Secara mudahnya bu Angrum, ibu sebagai agen perubahan yg baik jika saat kita beraktivitas diluar rumah, anak & suami kita nggak protes itu berarti bu angrum sdh sukses dilingkaran inti kehidupan bu angrum yaitu keluarga.
Menurut sy, jika keluarga sdh terbenahi dgn baik maka sbnrnya kita sdh mampu memberikan kontribusi perubahan pada lingkungan.
Jadi berikan sumbangsih terbaik kita ya bu. Semangat๐Ÿ‘๐Ÿ˜Š✅


8. Siti Mutoharoh - Serang
Assalamualaikum Bun mau ajukan pertanyaan, baru bisa ikut gabung
Terkadang saya ingin bersosialisasi dengan tetangga tetapi terkendala anak-anak yang selalu teriak-teriak saat saya misalnya baru saja menyapa tetangga dan akan memulai percakapan, apa yang seperti itukah tanda lampu merah dari anak-anak, agar saya lebih bersabar utk menunda dan menunggu saat yang tepat dg tetangga,utk bersosialisasi  dan lebih fokus ke anak-anak?

No 8. Jawaban: Bu Mut, pada dasarnya anak2 selalu mencari perhatian kpd ortunya.
Kalo saya lg ngobrol dgn ayahnya, anak sy suka manggil2 nanya2 sesuatu atau bercerita tentang sesuatu disaat yg bersamaan dgn aktivitas kita ngobrol dgn sesama orang dewasa.

Nah, yang perlu ditanamkan adalah *Adab* berbicara & berkomunikasi dgn orang tua. Agar mereka bersabar mendengarkan obrolan orang dewasa, tidak berteriak2, tidak menyela, tidak mengganggu obrolan orang dewasa yg penting.  Setelah obrolan selesai, barulah mereka boleh berbicara, bertanya atau bercerita. Tanamkan pemahaman menghormati pentingnya pembicaraan orang dewasa, berikan juga pemahaman bahwa saat orang dewasa mengobrol serius, bukan berarti berkurang perhatian & kasih sayang kpd mereka.

Jadi bu Mut, itu sikap umum anak2, bukan Bentuk Khusus Penolakan anak2 thd aktivitas bu Mut bersosialisasi.
Apalagi hanya skedar menyapa, ngobrol basa basi dgn tetangga. Belum pada level acara arisan, PKK, pengajian atau aktivitas2 sosial dgn waktu yg lama.
Jadi ajarilah anak2 kita Adab berbicara & berkomunikasi๐Ÿ˜Š✅

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Rabu, 07 Desember 2016

Nice Homework 8 : Misi spesifik hidup dan produktivitas

Memasuki materi ke 8 mengenai misi spesifik hidup dan produktivitas,sejujurnya semangat ini agak mengendor..hiks ๐Ÿ˜ญ..karena blm merasa tepat waktunya untuk memasuki tahapan bunda produktif, setelah ibu anis (salah satu teman seperjuangan di Kelas MIP bccg) menanyakan perihal menyangkut bunda sayang dan bunda produktif, alhamdulillah...semangat kembali berkobar..hatur nuhun bu anis from garut๐Ÿ˜˜ atas pertanyaannya,hatur nuhun buat tim fasil dan bu septi atas jawabannya๐Ÿ˜..

"Rejeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari"(๐Ÿ‘‰๐Ÿ‘‰ very nice quote)

Produktivitas  tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan diterima,melainkan seberapa meningkatnya kemuliaan hidup kita di mata Allah SWT dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta...

Hal tersebut diatas mengingatkanku tentang alasan "terkuat" untuk memutuskan resign dari kantorku yang dulu...meninggalkan status karyawan tetapku yg disayangkan beberapa orang karena mencari kerja itu sulit jaman sekarang..(menurut mereka)

MENGGALI DAN MENERAPKAN MISI KEHIDUPAN DAN PRODUKTIVITAS


pada materi kali ini,kami belajar untuk menggali lebih dalam lagi dan menerapkan misi hidup dan produktivitas..langkah2nya adalah sebagai berikut..

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat nhw 7)
๐Ÿ‘‰mempelajari dan mempraktekkan ilmu2 parenting..pendidikan ibu dan anak

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
๐Ÿ‘‰ingin menjadi muslimah yang lebih baik lagi, inginmenjadi ibu profesional yang memberi kebahagiaan dan kebermanfaatan bagi diri sendiri,anak2,keluarga dan lingkungan sekitarnya

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
๐Ÿ‘‰Ingin banyak belajar mengenai agama dan ilmu parenting serta mengaplikasikannya..ingin belajar mendidik anak dengan baik sesuai FBE..ingin menguasai bunda sayang dan bunda cekatan

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
๐Ÿ‘‰Ingin memiliki kemampuan dibidang tersebut, supaya menjadi expert dan profesional.. ingin memiliki teman2 /ingin selalu dekat dengan orang2 soleh/hah yang menginspirasi,menyemangati dan menyelamatkan...ingin memiliki anak2 yang soleh/hah dan keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah yang mengantarkan kita kepada jannahNya..aamiin

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
๐Ÿ‘‰saya ingin mencapai kebahagian dan memberi kebahagiaan dengan menjadi ibu profesional yang pelajarannya tidak akan putus sampai akhir hayat..menikmati dan bersyukur dengan kehidupan yang dijalani..

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
๐Ÿ’menjadi ibu yang bahagia lahir dan batin
๐Ÿ’FBE yang diterapkan pada anak2 membuahkan hasil(baik dalam akhlak,akademik,ataupun lainnya)
๐Ÿ’menjadi bunda yang produktif dengan terjun ke masyarakat,memberi kebermanfaatan (menjadi ibu pekerja/wiraswasta/pembicara)
๐Ÿ’menguasai tahapan menjadi ibu profesional(bunda sayang,cekatan,produktif,dan saliha)
๐Ÿ’mengembangkan minat dan bakat anak anak
๐Ÿ’renovasi rumah
๐Ÿ’menambah investasi dalam bidang property
๐Ÿ’menambah keturunan๐Ÿ˜‰
๐Ÿ’membuat taman bacaan anak2 dan membuat komunitas kecil dlm bidang pendidikan ibu dan anak
๐Ÿ’menunaikan ibadah haji atau umroh bersama keluarga
๐Ÿ’dll ๐Ÿ˜✌(goal2nya banyak)

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
๐Ÿ‘‰menguasai pilar bunda sayang dan bunda cekatan..menguasai FBE..dan umroh


bismillah....




salam,
dafnikeanda
ibu pembelajar✌


Materi 8 MIP : Misi spesifik hidup dan produktivitas

_Matrikulasi Ibu Profesional batch #2 sesi #8_

*MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.


*_Be Professional, Rejeki will Follow_*


Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.


*_Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang_*



Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).


Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.


Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar

b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.

c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi

d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)

b. Kita ingin melakukan apa (do)

c. kita ingin memiliki apa (have)


Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)

c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)


Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.


Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.


Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/



_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2016_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Kamis, 01 Desember 2016

Nice Homework 7 : Tahapan menjadi bunda produktif

_Nice Homework #7_

*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*

Kali ini memasuki sesi BUNDA PRODUKTIF...Setelah kami berusaha mengetahui diri kami lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kami akan mengkonfirmasi apa yang sudah kami temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.

Kemudian kami dihimbau untuk segera mencocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah kami tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kami bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA..aamiin....

Tugas pertama..menemukan bakat..
Hasil temu bakat melalui tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama๐Ÿ‘‡



untuk keterangan terperinci mengenai hasil talent mappingnya,bisa dicek disini.

Tugas kedua,kami harus membuat kuadran aktivitas

agak bingung juga ternyata membuat kuadran aktivitas๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜..



Materi 7 MIP : Rejeki itu pasti,kemuliaan harus dicari

_Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #2, sesi #7_

*REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*

Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.


*_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR_* "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.


Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.


 Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”


*_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_*


Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah

*_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_*


Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.


“ *_Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI_* "


Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.


Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.


Maka

*_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_*

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

 Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.


*_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_*


Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat 3⃣berbagi manfaat.


*_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_*


Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.


Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.


Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Jumat, 25 November 2016

Nice Homework 6 : Belajar menjadi manager keluarga handal

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu

 *_RUTINITAS_*

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.


maka kita harus melakukan tahapan seperti berikut:


3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

3 aktivitas yang paling penting :
  1. Belajar teori dan praktek ilmu agama
  2. Belajar teori dan praktek Parenting
  3. Quality time bersama keluarga
3 aktivitas yang paling tidak penting
  1. Bersocmed dan bermessenger terlalu lama๐Ÿ˜
  2. Nonton tv
  3. Ngobrol ngalor ngidur yg bisa menimbulkan ghibah
sebelum mengikuti MIP waktu habis untuk bersocmed atau bermessenger...setelah mengikuti MIP paling banyak menghabiskan waktu mempelajari dan mempraktekan bunda sayang dan ilmu agama.

Saya membuat gelondongan waktu,mencoba mengandangkannya dan akan mematuhi cut off timenya...

pembagian waktu dalam sehari (24 jam) :

  • 7 jam : tidur (13.-15. siang),(21.-02. malam)
  • 3 jam : ilmu agama (1 jam teori,@15 mnt sholat wajib+rawatib,@10 mnt u/tahajud dan duha,25 menit mengaji)
  • 6 jam : ilmu parenting (2 jam teori,4 jam praktek)
  • 3 jam : daily chores
  • 3 jam : quality time 
  • 1 jam : makan dan ngemil
  • ½ jam : olahraga
  • ½ jam : body care
Alhamdulillah,sekarang 3 aktivitas yang paling penting sudah menjadi aktivitas dinamis dalam keseharian namun adakalanya, ada saja agenda tidak terencana yang mengganggu jadwal๐Ÿ˜‚...walaupun tidak banyak namun,saya masih dalam tahap belajar untuk mengatasinya๐Ÿ˜๐Ÿ˜..dengan menolak agenda tersebut,atau menyisipkan salah satu agenda terjadwal kedalam agenda tidak terjadwal (sambil menyelam minum air ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜)


jadwal harian


Setelah mengalami percobaan beberapa kali,kemudian melakukan perombakan jadwal๐Ÿ˜‚...insyaAllah ini jadwal yang mudah yang akan saya jalani 3 bulan kedepan..

pada awalnya saya menentukan jadwal untuk tidur adalah 8 jam,namun ternyata akhir2 ini saya selalu terbangun jam 2 dini hari..๐Ÿ˜‚..padahal set alarm jam 03.00 pagi.. dan saya sering ikut tidur siang bersama anak2,biasanya jarang ikut tidur siang dan berseluncur didunia maya..๐Ÿ˜..mungkin efek dari yoga.. enak tidur kata teachernya..๐Ÿ˜๐Ÿ˜✌.. jadwal tidur 1 jam,saya alihkan ke daily chores yang ternyata membutuhkan banyak waktu juga๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜..

bismillah..semoga saya disiplin dan istiqomah dalam menjalankannya..semoga selalu ingat dengan tujuan yang ingin dicapai...aamiiiin...






salam,
dafnikeanda..ibu pembelajar

Kamis, 24 November 2016

Materi 6 MIP : Ibu Manager Keluarga Handal

*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*

_Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6_

*Motivasi Bekerja Ibu*
link video youtube :matrikulasi iip 6

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.


Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

๐Ÿ€Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?

๐Ÿ€Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?


๐Ÿ€Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?


Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
๐Ÿ€Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.


๐Ÿ€Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses


๐Ÿ€Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

*Ibu Manajer Keluarga*

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita

*_Saya Manager Keluarga_*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

๐Ÿ€Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

๐Ÿ€Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi


๐Ÿ€Buatlah skala prioritas

๐Ÿ€Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.


*Menangani Kompleksitas Tantangan*

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

*_a. PUT FIRST THINGS FIRST_*

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.


*_b.ONE BITE AT A TIME_*

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

*_c. DELEGATING_*

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*

_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*Perkembangan Peran*

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

 *_SEKEDAR MENJADI IBU_*

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

๐Ÿ€Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

 Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.


๐Ÿ€Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.


๐Ÿ€Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

 Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.


๐Ÿ€Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

 Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


_SUMBER BACAAN_:

_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015_

_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_

_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

Resume Diskusi
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
IBU, MANAGER KELUARGA HANDAL
Tanggal : 22 Nopember 2016
Waktu : Pkl. 19.30 - 20.30 WIB
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


1. Ibu Asti susanti - rangkasbitung
Saat motivasi kita masih sekedar bekerja (baik drmh maupun diluar) apakah yang harus dilakukan agar bisa naik menjadi panggilan hati dan istiqomah dalam menjalankannya.

Jawab :
1. Up grade kualitas diri secara terus menerus Bu. Baik secara ilmu dan juga pengamalannya. Miliki motivasi dari dalam diri (intrinsik), bukankah  up grade diri itu juga termasuk ibadah sebagai tanda bukti syukur kita pada Allah swt?!
Kemudian cari support systemnya (ekstrinsik); bisa dari komunitas, kumpulan pengajian, buku-buku, dst. Jangan berjalan sendiri. Keistiqamahan itu sebagaimana juga semangat bisa saling menular.✅

2. Ibu Sri - Majalengka
●Hmmm... dahsyat sekali, bun... jadi tetap dimungkinkan seorang ibu untuk sukses di 2 ranah domestik & publik?

Jawab:
 Kalo pertanyaannya Mungkinkah ... ? jawaban saya adl Mungkin. Kok serasa syair lagunya Andre stinky ya๐Ÿ˜„
Maaf intermezzo,
Banyak juga ibu2 yg bekerja di sektor publik juga sukses dalam mendidik anak. Tapi butuh Energi yang luar biasa besar & Berkomitmen Tidak membawa urusan Kantor masuk mempengaruhi urusan Rumah.

● Sebenarnya, Alhamdulillah saya selalu bikin time schedule utk semua goal, baik pribadi maupun kantor (Kalo keluarga sbg team, belum mulai dibikin...) cuma seringnya susah ditepati. Dalam artian, ada jadwal yg terpaksa batal, karena ada rapat dinas di luar kota atau karena hal lain. Yg ingin ditanyakan, Gimana trik2 menyusun time schedule yang fleksible tanpa menurunkan kualitas goal yg ingin dicapai...
Makasih

Jawab:
Terus terang sy Bukan Ibu yg bekerja di Ranah Publik
Tapi akan sy coba menjawabnya.
Yang dilakukan bu Sri saat ini membuat Time schedule sudah tepat,
Saran sy bu Sri membuat list dalam sehari kegiatan2 yg urgent apa, obrolkan/diskusikan dengan suami & anak2. Latih & buat simulasi dengan mereka seandainya ada hal2 yg sangat urgen yg membuat bu sri tidak mampu memenuhi janji atau jadwal penting bersama anak2, Minta Suami utk menggantikan posisi bu Sri sementara waktu. Dan buat jadwal diwaktu liburan utk mengganti waktu yg hilang bersama keluarga.
Smoga bermanfaat✅

● Boleh melanjutkan Pertanyaan ya, bun... sy sebenernya sudah komitmen utk tidak membawa urusan kantor ke rumah. Tapi kenyataannya susah sekali utk PNS di ranah kesehatan seperti sy, krn kadang kalo ada kasus yg darurat dan butuh penanganan segera, mau ga mau, kita harus terlibat. Yg ingin saya tanyakan, Gimana solusi komunikasi yg baik utk kasus seperti ini. Supaya komitmen tetap berjalan, dan sumpah janji sy sbg PNS juga bisa ditepati... Makasih…

Jawab :
Sy coba jawab ya bu Sri, perlu ngobrol dengan jujur & terbuka dari hati ke hati dengan suami, resiko pekerjaan nya bu sri bagaimana, apa yg dibutuhkan bu sri & apa yg dibutuhkan suami, peran apa yg bisa dilakukan bu sri & peran apa yg bisa dilakukan suami.
Apa yg harus dilakukan jika kondisi urgen sehingga bu sri harus meninggalkan rumah sewaktu2, itu harus dicatat & dipatuhi bersama.
Bicarakan juga dengan anak2, latih & simulasikan berulang2. Karena bagi anak2, paham apa yg kita komunikasikan butuh waktu.

3. Bunda Syafiya
Gmn menyemangati diri,imag sebagian org itu kan ibu yg ga kerja tu d pandang sebelah mata oleh sebagian org,dah hampir setahun sy memilih u tdk bekerja u fokus ngurusin anak2, tpi rasa bete itu sering melanda.rasa males suka menguasai diri๐Ÿ˜Š,gmn ya dah berusaha u evaluasi,meluruskan niat jg.palagi suami kurang suka krn pemahaman nya jg kurang tntng mendidik anak.
Sy mengajarkan kemandirian k anak2,tpi itu semua luluh lantah krn suami memanjakan ny,sy dah komunikasikan dgn suami,tpi beliau ga pernah nanggepin serius.
Beliau malah nyaranin k sy klu dpt ilmu dri MIP ini jg d praktekin terlalu sempurna,dia pengen mendidik anak ala kadar ny z,gmn ya beliau klu d ajakin ngobrol msalh anak ga mau aja

Jawab :
Bunda... tetap semangat ya.. Banyak ibu yang mengalami perjuangan yang serupa. Intinya kita yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Jika kita investasi 5 jam untuk fokus pada anak, sementara sang Ayah hanya waktu sisa. Bukankah akan lebih mengena waktu berinteraksi dengan ibunya? Semoga perubahan baik pada anak-anak bisa menjadi pintu terbukanya hati dan pikiran sang Ayah. ๐Ÿค— ✅

4. Ibu Lusi - Pandeglang
Saya bekerja di ranah publik, mendelegasikan pengasuhan anak ketika bekerja pada pengasuh. Karena usia pengasuh hampir sama dg ibu saya, seringnya saya merasa ga enak untuk memberikan panduan pengasuhan yang sesuai keinginan saya, terbentur dari perasaan pengasuh bahwa beliau lebih berpengalaman dari saya. Adakah tips untuk meminimalisir rasa "ga enakan" saya ini?

Jawab :
Tentukan 1 karakter/prinsip yang akan ditanamkan. Dilatihkan dulu selama 3 bulan. Jadi kita tidak terlalu cerewet. Tentu saja, jika ada yang benar-benar out of track harus langsung ditegur. Sharing - Samakan Frekuensi - Latih - Apresiasi - Evaluasi - Sharing - Tingkatkan lagi, dst.  ✅

5. 5. Ibu Nurrita - Serang
Terkait manajemen waktu, saya sudah bikin jadwal. Tpi kadang msh suka acak acakan entah itu karena ssuatu yg mendadak atau lain sebagainya. Bagaimana cara menyikapinya.

Jawab :

➡ Buat glondongan waktu. Misal: 4 s.d 6 Pagi rutinitas domestik. 6-7 grooming time 7-12 anak-anak 12-15 pengembangan diri 15-17 masyarakat 17-20 family forum 20-21 ngobrol dg suami 21-22 perencanaan besok.
Jadi jika ada hal yg mendesak tapi tidak penting, lalu masuk di waktu glondongan yg tidak tepat. Maka... cancel cancel go away.. "Maaf, saya sedang fokus ..... kapan kita bisa atur jadwal untuk ...." ✅
Gimana juga caranya ya biar mnjemen rumah ttp oke, suami dan anak terurus, tpi kita juga bisa ttp maksimal dgn hal2 yg menjdi passion qt. Kadang msh suka merasa kteteran dgn target2 yg sudah di azzamkan, karena kbanyakan mngurus domestik rumah
➡ harus ada pendelegasian tugas dan jadwal bagi seluruh anggota keluarga, jd bukan hanya kita yg "sibuk". ✅

6. Ibu Yuni - Serang
Bagaimana caranya agar bisa menyeimbangkan tugas rumah dan mendidik anak? Kadang, jadwal sudah tersusun, mencuci misalnya tapi anak bayi selalu nempel. Walhasil, jadwal mencuci jadi sangat molor karena harus menemani anak.

Jawab :
6. Kalau Bu Septi menerapkan 7 to 7. Maksudnya fokus pada anak dari pukul 7 pagi sampai 7 malam.  Sesudah itu anak dipegang bapaknya. Ibu bisa buat jadwal sendiri sesuaikan dengan kondisi  ibu di rumah.
Selain itu jika kondisi pekerjaan rumah masih banyak dan tidak mungkin ditinggalkan, maka ibu bisa libatkan anak. Misal mencuci,  anak sudah 2 th ke atas bisa sambil diajak mencuci. Main sikat2an baju dst. Saat ibu memasak, sambil kita mengulek bumbu biarkan anak yg memotong sayuran..ini jadi pembelajaran seru juga buat anak.
Terakhir, libatkan suami. Berbagi tugas dengannya.✅

7. Ibu Marini - Pandeglang
Bunfasil yang di masuk manager keluarga berarti kita sebagai istri mencari cara untuk dapat tambahan lagi selain dari yang di berikan oleh misua kah, karena yang biasa saya lakukan misal dapat uang trus uang itu di atur sedemikian supaya cukup sebulan, soalnya itu sudah saya lakukan sejak sma.

Jawab :
Bu Marini sepemahaman saya yang dimaksud dengan ibu sebagai manager keluarga bukan berarti "harus" mencari cara untuk dapat tambahan "uang". Tetapi bagaimana ibu bisa produktif pada hal-hal yang positif sehingga menghasilkan sesuatu karena keberhasilan ibu telah meningkatkan kapasitas "diri". Hasilnya bisa berupa karya, kepuasan batin, kebermanfaatan hidup bahkan bisa jadi juga bertambahnya uang. Seperti selogan Iip "be profesional rezeki follow" ✅

8. Ibu Siti Mutoharoh - Serang
● Apa yang harus dilakukan supaya produktif saat menemani anak ke sekolah?

Jawab :
Cek lagi apa yg bisa dan suka. Mugkinkah aktivitas.itu dibawa ketika.menemani.anak sekolah. Hindari ngerumpi yang tidak.penting tentunya.. ๐Ÿ˜‰ ✅

● Berarti kalau masih di bawah 5 th masih belum bisa diberi tugas keseharian dirumah ya bun?

Jawab :
Utk balita sifatnya ajakan ya, bukan kewajiban. Jadi ajak sehingga ia gembira melakukannya✅


9. Ibu Ellyana - Cianjur
Mau tanya tentang Competition dan Cooperation, apakah kita saya sudah benar mendidik anak" dengan cara Competition sedangkan pernah ada yg bilang seharusnya kita tanamkan Cooperation untuk anak kita karena lebih penting katanya sebab setiap orang berbeda pasionnya, mohon pencerahannya terimakasih

Jawab :
Bu Ellyana, yang saya pahami Tidak disarankan mendidik anak dengan Tujuan utk ber Kompetisi dengan keluarga lain. Krn jika keluarga lain lebih berhasil dalam mendidik, maka pasti timbul perasaan iri & merasa gagal, ujung2nya jadi tidak mensyukuri keunikan & potensi keluarga sendiri.
Kalo menanamkan Semangat berkompetisi itu Perlu agar anak selalu bersemangat mencapai target.
Menanamkan Semangat Cooperation/Kerja sama itu juga Penting agar anak2 mampu bekerja sama dengan berbagai macam tipe orang & mampu mensinergikan keunikan2 menjadi proyek/program yg unggul.✅

10. Ibu Azizah - Azizah Anyer
Yang ingin saya tanyakan:
A. Anak usia berapa sudah bisa didelegasikan tugas?
B. Jika kita sudah memaklumi keadaan rumah yang berantakan krn anak main-mainannya, tp ada pihak lain yg kdg marah krn tdk suka melihat rmh berantakan dlm hal ini ortu, karena saat ini kami tinggal di rmh ortu saya. Bagaimana saya menyikapi ortu saya?

Jawab :
10. A. Bu Azizah pendelegasian tugas pada anak lakukan secara bertahap. Mulai dari usia lima tahun sudah bisa diberi tugas yang sederhana, misal main sama adik (pendelegasian menjaga adik)selama 5 menit. Makin bertambah usianya tambah juga porsinya. Misal anak usia 7th mencuci bajunya sendiri. Kalau saya di rumah anak usia 10th sdh dpt tugas mencuci pakaian semua anggota keluarga 2xseminggu (walau pakai mesin cuci).
B. Maklumi orang tua. Kondisikan anak-anak. Ajak anak bereksplorasi di area2 tertentu saja. Tidak semua area diperbolehkan utk bebas berantakan. Sehingga orang tua tetap nyaman, kreatifitas anak pun tetap tersalurkan. ✅

11. Siti Mutoharoh - Serang
Untuk mendelegasikan tugas rumah kepada anak, baiknya di mulai saat anak usia brp ya? Dan harus di bedakan kah jenis tugasnya antara antara anak laki dan anak perempuan?

Jawab :
Jawaban sama dgn No 10.
Utk keterampilan dasar rumah anak laki-laki dan perempuan sama, tidak dibedakan tugasnya, pembedaan hanya pada pembekalan kewajiban yg berhubungan dgn Fungsi Seksual & Aqil baligh nya sj✅

12. Ibu Lala
● Bu, apakah wajar jika suami mengambil peran yang sama dalam urusan domestik?
Ikut berpartisipasi juga.

Jawab :
▪ Wajar. Boleh. Teladan kita, Rasulullah pun demikian. Hanya saja perhatikan cara kita meminta tolong dan lihat pula bagaimana kondisi suami.
▪ Tidak ada masalah bu, asalkan suami ikhlas menjalaninya. Jadi contoh juga buat anak2 kita. Tapi kultur kita yg patriarki, yg membedakan tugas laki2 & perempuan sehingga ada anggapan tidak pantas dalam masyarakat kalo laki2 mengerjakan pekerjaan domestik.
Jadikan contoh yg terbaik dalam hidup kita adl Rasulullah.

● Krna sy pernah baca ungkapan bahwa lelaki sejati itu dilihat dr keterampilannya mencari nafkah,bukan mengurus urusan RT

Jawab :
Sependek pemahaman saya tidak demikian. Cukuplah Rasulullah sebagai suri tauladan.

13. Ibu Anis - Serang
Bagaimana jika kita ingin melatih kemandirian anak spy bs meringankan tugas domestik kita? Contoh bisa mandi sendiri, makan sendiri, dll. Tp apakah ada batasan untuk melatih kemandirian anak tsb? Khawatir sikap perfeksionis ortu menjadi beban buat anak2.
#Mksdnya batasan jumlah list mandiri dlm range usia.

Jawab :
Lihat lampiran gambar chores for kids.

14. Ibu Yuni - Serang
Gimana dgn pemahaman yg ngetren skrg, bahwa mengerjakan tugas2 RT itu tugasnya suami. Karena kewajiban suami adalah menyediakan makanan dan pakaian serta tmpat tinggal yg layak. Makanan, tentu sudah matang. Pakaian, tentu yg bersih dong. Tmpt tinggal, juga rapi dan bersih.
Laah sy heran dgn pendapat  ini trus tugas kita apa dong?

Jawab :
▪ Suami istri itu sejatinya haruslah saling memulyakankan dan saling membantu. Bukan saling membebani tanpa empati.
Jadi, jika suami istri sudah berada pada core value saling  memulyakan maka artinya istri tidak mungkin ingin membebaninya lagi dengan seabreg pekerjaan rumah tangga. Sebaliknya suami dengan sendirinya ingin membantu..dalam Alquran disebutkan fastabiqul khairat. berlomba dalam kebaikan. Ini sangat cocol diterapkan juga dalam rumah tangga. Suami istri jadi partner..bukan hubungan seperti bos dan bawahan
▪ Maaf, kalo sy pribadi kurang cocok dengan pendapat sperti itu. Pasti ada kebanggaan tersendiri jika bisa memasak makanan yg disukai suami & anak2. Pasti timbul rasa kasihan & ingin membahagiakan suami, saat tahu diluar rumah ia bekerja keras mencari nafkah. Ingin nya saat suami pulang rumah sudah rapi, kita n anak sdh rapi n wangi. Menyiapkan makanan yg dia sukai. Rasa itu nggak akan tertukar oleh apapun.

Materi MIP 5 : Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Materi Matrikulasi IIPbatch #2 sesi #5

๐Ÿ“BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR๐Ÿ“


Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.


Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.


Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.


Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.

*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*


Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.


Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.


Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?


Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :

1⃣Belajar hal berbeda      
2⃣ Cara belajar yang berbeda

3⃣Semangat Belajar yang berbeda


๐Ÿ€ *Belajar Hal Berbeda*

Apa saja yang perlu di pelajari ?

yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

๐ŸŽMenguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

๐ŸŽMenumbuhkan karakter yang baik.

๐ŸŽMenemukan passionnya (panggilan hatinya)


*Cara Belajar Berbeda*

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.


Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

๐Ÿ‘Ibu jari : How

๐Ÿ‘†Jari telunjuk : Where

✋Jari tengah : What

✋Jari manis : When

✋Jari kelingking : Who

๐Ÿ‘Kedua telapak tangan di buka : Why

๐Ÿ‘Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.


Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya


Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.


Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

_Apa itu berpikir skeptik ?_

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.


*Semangat Belajar Yang berbeda*

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :


๐Ÿ€Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

๐Ÿ€Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.


Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).


Yang harus dipahami,

*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*


Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?


• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan

*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*


Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.


Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.



๐Ÿšซ *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).


Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.


Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.


Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.



Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?


Caranya adalah :

1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati

2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya

3⃣Mengetahui passionnya


Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.


  *_Good is not enough anymore we have to be different_*


Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).


Peran kita sebagai orang tua :

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งSebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งSebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งsebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.



Cara mengetahui passion anak adalah :

1⃣ _Observation_ ( pengamatan)

2⃣ _engage_(terlibat)

3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)


Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.


Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.



Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :


1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,

Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_

_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_

Review Nice Homework sesi #5

 BELAJAR CARA BELAJAR ( Learning  how to Learn)

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?

Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap “belajar cara belajar”.

Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah

“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”

Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.

Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu “OUTSIDE IN” informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.

Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan “exit procedure” andaikata di tegah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.

Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA.

Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?

a. Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
b. Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.
c. Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.

Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.

Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.

tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.

Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.

Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya

‘ADAB itu sebelum ILMU’

Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong

Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu,  merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada  yang berpendidikan tinggi, namun  tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.

2) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`

tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.

3) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa (stay foolish, stay hungry)

Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.

Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



Sumber Bacaan :


Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #2,2016
Materi Matrikulasi IIPbatch #2, Belajar cara Belajar, 2016
Materi Matrikulasi IIP batch #2, Adab Menuntut Ilmu, 2016

Jumat, 18 November 2016

Nice Homework 5 : Desain Pembelajaran (Learning how to learn)

Kali ini kami ditugaskan untuk membuat desain pembelajaran...bahasa kerennya,membuat kurikulum yang "gue banget"
Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan sebagai Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).

Dalam revisi nhw 2,saya memasukkan ilmu2 yang akan saya pelajari dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang yang saya inginkan dalam universitas kehidupan ini..what is that?? those are ilmu menjadi ibu profesional yg berakhlak baik plus ilmu agama.. Selain itu saya memasukkan pula disiplin waktu yang harus saya jalani.. Dalam nhw 4,saya memutuskan memulai KM 0 dibulan Desember.

this is my methode..atau kurikulum yang "gue banget"..


Saya membagi proses belajar saya menjadi 2 yaitu,belajar teori dan belajar mempraktekkannya..(teori dan praktek)

Dalam checklist yang sudah saya buat (sedang saya uji coba di bln november ini๐Ÿ˜‰) ilmu yang saya pelajari terbagi 2..
1. ilmu agama dengan rentang waktu 3 jam perhari.

 ๐Ÿ‘‰teori(mempelajari alQuran,hadis,siroh nabi,bahasa arab)

detail pembelajaran :
1.Bersama anak mengikuti kelas mahir(menghapal hadis rosululloh).
sekilas tentang mahir...mahir adalah kelas online dimana targetnya adalah menghafal 50 hadis dlm setahun. Selain menghafal,kami pun menjadi tahu akan makna hadisnya. Kegiatan ini sudah berlangsung 2 pekan(alhamdulillah,kami sudah menghafal 2 hadis melalui mahir)
3.membaca siroh nabi bersama anak(minimal 1 hari 1 halaman)
4.tahsin dan tahfiz. Alhamdulillah mulai mengikuti kelas tahsin(metode Qiroati) dan tahfiz yang diadakan oleh kepala sekolahnya anak. Tempatnya masih 1 lingkungan komplek. Dan saya baru memulainya tgl 13 november lalu.
5. Bahasa Arab.Saya mengikuti kelas online yang diadakan yayasan BISA,insyaAllah akan mulai tgl 20,kelas ini akan berlangsung selama 8 pekan

   ๐Ÿ‘‰praktek(sholat wajib,sholat sunah rawatib,tahajud dan duha,mengaji)


2. ilmu umum (dlm KM 0 ini saya putuskan untuk memulainya dengan materi dan praktek 'Bunda Sayang') dengan rentang waktu 6 jam perhari
 
๐Ÿ‘‰teori (membaca buku2 atau artikel yang berkaitan dengan materi "bunda sayang" atau parenting serta pendidikan ibu dan anak). dalam 1 bulan minimal membaca 1 buku terkait hal tsb. dan membaca artikel tdk dibatasi.

waktu yang terbaik bagi saya untuk mempelajari teori adalah dini hari,saya akan mempergunakan 2 jam diwaktu dini hari untuk belajar teori dan 4 jam untuk terjun lapangan melakukan prakteknya

   ๐Ÿ‘‰praktek (menerapkan hal yg telah dipelajari,misal bermain bersama untuk meningkatkan iQ,eQ,dan sQ nya,bermain untuk meningkatkan life skill nya,bermain untuk meningkatkan kemandiriannya,melakukan kegiatan montessori,dll)

untuk melihat perkembangan ilmu yang saya pelajari saya akan membuat checklist indikator dan catatan pribadi.

harapannya dengan adanya desain pembelajaran ini,kami menjadi pribadi yang lebih baik lagi baik dalam hablumminallah maupun hablumminannas..dan saya menjadi ibu yg profesional๐Ÿ˜‰(cita2)..aamiin..




terimakasih,
dafnikeanda
ibu pembelajar




Minggu, 13 November 2016

Kurikulum Sekolah Kehidupan (usia 4-5)

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Hal yang penting dipelajari di usia 4-5
       


1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
Materi:
- Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan
- Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
- Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku
- Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku

Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak memiliki sikap mandiri dalam memilih kegiatan. Pada usia ini diharapkan anak telah bersedia berbagi dan bergiliran dengan temannya.
Materi:
- Melatih anak untuk dapat berbagi perhatian orangtua dengan tamu
- Meltih anak memiliki rasa percaya diri
- Melatih anak memahami peraturan dan disiplin dalam mengikuti aturan
- Melatih anak memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
- Melatih anak untuk menghargai hasil karya sendiri
- Memberikan apresiasi positif terhadap karyanya
- Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya
- Melatih anak untuk menghargai keunggulan orang lain
- Mengembangkan sikap Mau gemar menolong orang lain, dan bersedia bekerjasama
- Mengembangkan sikap positif saat berpartisipasi dalam permainan kompetitif
- Mendorong anak unutk menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
- Mengembangkan sikap menghargai orang lain dan menunjukkan rasa empati

3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi     `
Pada usia ini anak  berkomunikasi dengan mudah, ia menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata. Anak dapat duduk tenang lebih lama terutama untuk mendengar cerita. Pada usia ini anak juga semakin kritis dalam bertanya. Anak mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin sehigga sangat ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin . Anak mulai dapat menyampaikan pemikirannya dengan menggabungkan beberapa pengalaman. Di usia ini anak juga telah mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Materi:
- Membangun suasana yang nyaman bagi anak untuk bertanya dan menggali informasi
 - Membangun kebiasaan rutin membacakan buku dan mendiskusikan isi bacaan
- Sering meminta anak menceritakaan pengalaman atau kesan yang didapat dari sebuah pengalaman
- Mendiskusikan cerita yang didengar atau dilihat di TV
- Mengembangkan sikap sopan santun dalam menyimak perkataan orang lain
- Melatih anak memahami dua perintah yang diberikan bersamaan
- Menguji pemahan anak terhadap cerita yang dibacakan
- Mengenalkan perbendaharaan kata mengenai kata sifat baik positif maupun negatif
- Meminta anak  mengulang kalimat sederhana
- Melatih anak menggunakan kalimat yang benar saat bertanya
- Melatih anak menjawab pertanyaan sesuai konteks pertanyaan
- Melatih anak mengungkapkan berbagai perasaan yang dialaminya
- Melatih anak mengutarakan pendapat kepada orang lain
- Melatih anak menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau alasan ketidaksetujuan
- Meltih anak untuk menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
- Memperkaya perbendaharaan kata anak melalui buku yang membahas berbagai tema
- Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam percakapan
                             

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak dapat mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan masalah. Anak mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi. Anak mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis. Anak sudah selesai toilet training. Anak biasanya sudah dapat menerima peraturan yang diberikan orangtua.
Materi:
- Membiasakan anak menyelesaikan tugas harian dengan jadwal yang lebih teratur
- Memahamkan pentingnya waktu
- Melatih anak memahami pola kegiatan harian
- Melatih anak untuk dapat mengikat tali sepatu sendiri

Materi:
Melatih anak untuk dapat bersuci dari instinja sendiri
Melatih anak makan sendiri dan dapat menggunakan sendok dan garpuang telah digunakan ke tempat cuci piring
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan alat makan yang telah digunakan
Melatih anak mengenakan jaket tanpa batuan
Melatih anak mengancingkan atau memasang resleting jaket tanpa bantuan
Melatih anak mengenakan sepatu sendiri dengan benar
Metatih anak untuk terbiasa membereskan mainan sesudah bermain tanpa banyak dibantu
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan baju kotor ke keranjang cucian
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuannya
Melatih anak untuk memelihara barang pribadi miliknya
Melatih anak untuk dapat berada disebuah lingkungan tanpa ditemani orang tua atau pengasuh
Melatih anak untuk dapat bertamu singkat tanpa orang tua

5. Mengajarkan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang melakukan pengamatan pada benda dan berbagai gejala.  Pada usia ini diharapkan anak sudah mampu memahami semua konsep sederhana seperti besar/kecil, keluar/masuk, naik/turun, buka/tutup, dan telah mengenali benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah mengenali semua fungsi dari benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah memahami 8 warna dasar. Anak biasanya mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.
Materi:
- Meminta anak menyebutkan nama lengkapnya
- Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
- Mengenalkan konsep bilangan 1-10
- Mengenalkan lambang bilangan 1-10
- Mengenalkan huruf dan bunyi huruf dengan metode yang ramah dan menyenangkan
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda sesuai fungsi, bentuk, ukuran dan warna
- Mengajak anak memilah objek atau gambar yang hampir sama
- Meminta anak mencontoh gambar lingkaran dan kotak
- Meminta anak menyebutkan 2 atau 3 benda berlainan dalam konsep yang sama, misalnya angka, huruf, warna, buah-buahan dll
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sejenis dengan 2 variasi
- Meminta anak menyebutkan fungsi-fungsi benda
- Bermain pura-pura dengan menggunakan benda sebagai simbolik
- Mengenalkan konsep sederhana dalam gejala alam sehari-hari
- Mengenalkan kedudukan seseorang dalam silsilah keluarga
- Mengenalkan posisi benda dalam ruang dan terhadap benda lain
- Mengenalkan pola dan meminta anak mengulanginya

6. Melatih motorik kasar
Pada usia ini anak dapat berjalan dengan langkah mengayun, mereka bergerak dengan lebih percaya diri dengan lebih terkendali.
Materi:
Memberikan stimulus sehingga anak kita dapat:
- Berlari atau berhenti dengan perintah
- Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki dalam satu garis
- Menangkap bola yang cukup besar
- Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian
- Jungkir balik
- Memanjat
- Melompati sesuatu
- Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dll
- Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
- Melempar sesuatu secara terarah
- Menangkap sesuatu secara tepat
- Menendang sesuatu secara terarah
-Memanfaatkan alat permainan motorik di playground

7. Melatih motorik halus
Materi:
- Meminta anak menyalin bentuk sederhana
- Mengajak anak menjiplak bentuk sederhana mengikuti garis putus-putus
- Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
- Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
- Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)

8. Melatih kontrol diri
Pada usia ini  anak seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem. Anak di usia ini sangat ingin menyenangkan teman dan ingin menjadi seperti mereka. Anak juga sering memiliki keinginan dan terkadang masih bersikap berlebihan dalam meminta pemenuhan akan keinginannya.

Materi:
- Melatih anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.
- Memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat
- Memberi anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
- Membangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
- Membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
- Memberi pemahaman bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya
- Memberi perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya
- Melatih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya dengan tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
- Memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal "Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh"

9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
- Mengajarkan anak menghafal alamat rumah dan nama lengkap orang tua
- Melatih anak menggunakan toilet dengan bantuan minimal
- Mengajarkan anak kewaspadaan terhadap bahaya seperti kebakaran, banjir, gempa
- Mengenalkan rambu lalu lintas yang ada di jalan

10. Melatih kemampuan seni`
Pada usia ini anak lebih dapat menikmati kegiatan seni seperti bernyanyi, menari, dan bersandiwara. Anak juga dapat membangun bentuk yang semakin rumit. Anak telah dapat menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran. Anak juga mampu membedakan peran fantasi dan kenyataan
Materi:
- Meminta anak menggambar gambar sederhana dan menceritakan makna di balik gambar tersebut
- Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita
- Mengajak anak melakukan senam atau bergerak mengikuti irama
- Meminta anak menggambar objek di sekitarnya
- meminta anak membentuk plastisin berdasarkan objek yang dilihatnya
- Meminta anak mendeskripsikan sesuatu  dengan ekspresif yang berirama contoh menirukan gerak hewan
- Mendorong anak untuk mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai

 Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Kurikulum Homeschooling (usia 2-6 tahun)

RENCANA PEMBELAJARAN
ANAK HOMESCHOOLING USIA 2-6 TAHUN.
TAHUN AJARAN 2016/2017
Keluarga Yesi Elsandra – Ardhian Agung Yulianto

VISI: BERSAMA SELURUH KELUARGA MENUJU JANNAH NYA

MISI :
1. Mendidik anggota keluarga memahami agama Islam dengan    benar dan komprehensif
  2. Mendidik anggota keluarga memiliki akhlak yang baik
  3. Mendidik anggota keluarga memiliki ibadah yang benar
  4. Mendidik anggota keluarga memiliki kemandirian financial
  5. Mendidik anggota keluarga mencintai ilmu dan gemar belajar

Deskripsi Keluarga yang menjadi impian:

Keluarga adalah sarana beribadah kepada Allah SWT, dimana orang tua diikat dengan tali  pernikahan yang sangat berat dan erat. Keluarga dibentuk untuk melahirkan generasi rabbani, generasi yang meninggikan kalimat Allah SWT, dimana seluruh anggota keluarga memiliki pemahaman keislaman yang benar dan komprehensif, memiliki akhlak yang baik, ibadah yang benar, kemandirian financial dan mencintai ilmu serta gemar belajar. Sehingga anak menjadi investasi bagi orang tua tidak saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Istri menjadi penenang hati suami, dan suami melindungi dan menafkahi seluruh anggota keluarga dengan rezeki yang halal. Orang tua bisa dijadikan anak sebagai sahabat maupun guru. Serta anak bagi orang tua adalah qurataayun, penentram jiwa. Untuk itu harmonisasi dalam keluarga menjadi sebuah kemestian, dengan saling menjaga, menginggatkan, melindungi, menyayangi dan mencintai.

KURIKULUM

Kurikulum yang saya buat ini bukanlah kurikulum formal lakaynya kurikulum di sekolah formal. Karena pada dasarnya usia 2-7 tahun adalah dunia bermain bagi anak anak. Jadi kegiatan anak anak hanya bermain, tetapi bermainnya terarah dan memberi manfat. Bermainya dirancang mengintegrasiskan kognitif, afektif dan psikomotrik anak. Kurikulum ini dibuat juga ngak harus tercapai semua target. Tapi lebih kepada panduan kepada kita orang tua agar kita lebih terarah membimbing mereka dalam bermain.

Hal terpenting yang perlu kita perhatikan adalah tidak memaksakan kehendak dan keinginan kita kepada anak. Anak punya dunianya sendiri, dia berhal melakukan apa yang dia suka sepanajng tidak berbahaya untuk dirinya dan orang lain, tidaka melanggar aturan Allah dan tidak melanggar hukum. Tugas kita mengarahkan dan terus mennstimulasi bakat firah yang ada pada dirinya.

I. MENGENAL DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
II. MENGENAL CIPTAAN ALLAH
III. ADAB
IV. MOTORIK KASAR
V. MOTORIK HALUS
VI. MINAT DAN BAKAT
VII. DOA DAN HAFALAN AYAT PENDEK

I. MENGENAL DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaraan:
Diharapkan materi mengenal diri sendiri dan keluarga ini. anak akan mengetahui namanya sendiri, nama ayah bunda dan nama abi, serta nama saudara yang lain. Diharaapkan anak juga mengetahui seluruh anggota tubuh dan fungsinya.

1. Dia mengenal dirinya sendiri dan namanya. Dia mengenal abi, bunda kakak dan adiknya. Termasuk menyebutkan namanya. Bisa buat kertas yang bertuliskan nama nama tersebut kemudia tebak tebakan. Cari nama abi, cari nama bunda dst….
2. Dia mengenal anggota tubuhnya, matanya mana, tangnaya mana, kakinya mana dst. Bisa buatkan nama dan gambar anggota tubuh disebuh kertas kemudian main tebak tebakan.
3. Menyanyi anggota tubuh. Orang tua bisa berimprovisasi sendiri membuat lagu yang lainnya.
4. Membaca buku dengan tema keluarga dan buku tema anggota tubuh. Point I ini akan berhubungan dengan point II yaitu MENGENAL CIPTAAN ALLAH  untuk materi manusia.
5. Mendongeng. Orang tua harus bisa berimprivisasi membuat dongeng sendiri yang tema ceritanya mengenai diri atau keluarga
6. Waktu pembelajaran sangat fleksibel, tergantung kelapangana waktu yang dimiliki orang tua.

II. MENGENAL CIPTAAN ALLAH
Tujuan Pembelajaraan:
Diharapkan materi ini anak akan mengenaal ciptaan Allah. Anak memahami segala yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan Allah. Hanya kepada pencipta kita meminta pertolongan dan perlindungan. Anak dapat menyebutkan berbagai ciptaan Allah seperti tumbuhan, binatang, bulan, matahari, bintang.

1. Kenalkan bahwa Allah Maha mencipta. Sering sering sebutkan bahwa apapun yang ada ciptaan Allah. Misal kita sedang di dapur memasak, kemudia kita bilang, sayur ini ciptaan Allah. Kemudia banyak banyak juga bertanya. Misalnya “Siapa ya sayang yang menciptakan sayur? Kelak anak akan menjawab “Allah”. Kemudian kita bilang, “Pintar” dst….
2. Kenalkan ciptaan Allah pertama sekali dirinya sendiri. “Siapa yang menciptakan dedek?, “siapa yang menciptakan tangan?” KJiak sering sering kita sampaikan, sehingga tertanam dalam pokiran bawaha sadar anak hingga dewasa bahwa apa yang ada di langit ini ciptaan Allah.
3. Sediakan gambar berbagai macam ciptaan Allah. Misalnya Pohon, Gunung dsb. Bisa juga sambil nonton youtube.
4. Mendongeng berkaitan dengana ciptaaan Allah. Misalnya, “Di hutan amazaon, hiduplah seekor singa.” Nanti kita Tanya, di hutan ada ciptaan Allah apa saja, siapa yang menciptakannya..
5. Termasuk mengenalkan buah dan sayur sebagai ciptaan Allah. Jelaskan juga buah dan sayur ini banyak manfaatnya dan sangat baik dikonsumsi. Diharapkan anak menjadi suka buah dan sayur. Cari gambar di internet berkaitan dengna kedua hal ini. Nanti main tebak gambar

III. ADAB
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anaak memiliki pengetahuan adab islami. Adab memasuki dan keluar rumah. Adab makan. Adab kepada orang tua, adab kepada teman, adab buang air kecil dan besar.

1. Adab adalah hal yang penting bagi kehidupan setiap manusia. Dari kecil kita ajarkan anak anak adab islami.
2. Misalnya, adab makan tidak boleh berdiri, membaca doa sebelum makan.
3. Adab mengucapkan salam sebelum masuk dan keluar rumah
4. Mengucapkan terimakasih jika sudah dibantu
5. Dan mengucapkan tolong jika ingin dibantu, serta menyebutkan identitasnya. Misalnya, “Abi tolong…(bukan teriak tolong, tolong. Tapi mau minta tolong sama siapa)
6. Adab kepada orang tua. Tidak boleh meninggikan suara kepada orang tua, apalagi memukulnya.
7. Tidak membuang sampah sembarangan
8. Dan masih banyak lagi adab yang perlu diketahui oleh anak termasuk kita sendiri.

IV. MOTORIK KASAR
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan dengan melakukan kegiatan motorik kasar anak dapat menyeimbangkan tubuhnya, melenturkan otot ototnya, membuatnya sehat jasmani, menjaga koordinasi seluruh anggota tubuh.

1. Bermain sepeda
2. Bermain bola
3. Berlari
4. Senam
5. Main tak umpet dst

V. MOTORIK HALUS
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan kegiatan motorik halus ini anak dapat mengerakkan kedua tangan, mengoordinasi kecepatan tangan dan mata, melatih ketelitian, melatih emosi dan kesabaran.

1. Meronce
2. Mengambar
3. Menulis
4. Kolase
5. Origami
6. Menempel
7. Mengunting
8. Mengenggam kerikil dan pasir (aajak ke pantai untuk bermain pasir)
9. Saat mengenalkan motorik halus ini, kita bisa mengenalkan angka dan huruf. Misalnya mengunting huruf dan angka.
10. Sediakan berbagai worksheet. (Insya Allah nanti saya bagikan berbagaia contoh worksheet yang dapat dikerjakan anak)
11. Bermain dough (Bisa buat sendiri dari tepung terigu, insya Allah ananti saya buatkan cara membuatnya)

VI. MINAT DAN BAKAT
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anak mengetahui minat dan bakatnya. Gali terus potensi unggul bakat anak anak kita dengana memfasilitasi mereka kea rah tersebut.

1. Ajak masak
2. Berkebun
3. Mengenalkan berbagai macam profesi
4. Berkunjung ke rumah teman dengna berbagai profesi
5. Cari gambar di internet atau nonto berbagai macam prrofesi. Perhatikana baik baiak, anak kita interestnya pada profesi yang mana.
6. bagi yang tinggala di jakarta, bissa ajak anak ke kidzzania.

VII. DOA DAN HAFALAN SURAT PENDEK
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anak anak kita dapat melafaskan doa doa pendek. Misalnya doa mau tidur, mau makan dsb. Begitu juga dengan hafalan surat pendek. Seperti surat An nas dsb….

1. Banyak buku tentang doa doa pendekyang bisa dipelajari
2. Beli kaset or cd. Anak anak biasnaya lebih suka visual dan audioa
3. Nonton youtube
4. dsb

Demikian kurikulum sederhana yang dapat kita jadikan panduan. Sekali lagi kurikulum ini sangat fleksibel, dan gunakan kurikulum ini mengacu pada kesiapan psikologi anaka untuk bermain dan belajar. Semoga bermanfaat. Kurikulum ini masih jauh dari sempurna. Silahkan tinggaalkan pesan jika ada kritik dan saran yang ingin disampiakan.

Salam hangat
Dr. Yesi Elsandra