Sabtu, 17 Desember 2016

Nice homework 9 : Bunda sebagai Agen Perubahan

*BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN*


Ini adalah NHW matrikulasi IIP batch 2 yang terakhir๐Ÿ˜ฅ...namun perjuangan belum berakhir...

Walaupun sudah diinformasikan bahwa kelulusan matrikulasi ini adalah berdasarkan dari pengumpulan NHW disetiap minggunya ( 9 sesi ),namun saya merasa saya belum lulus untuk menjadi ibu profesional...nice homework akan selalu tetap ada mengiringi perjalan hidup saya dan harus saya kerjakan untuk mencapai ridhoNya..

insyaAllah saya selalu serius dan jujur dalam mengerjakan NHW2 yang diterima..

Kali ini saya agak terlambat mengerjakannya,bukan maksud hati mengulur2,namun butuh pemikiran jernih dan hati yang tenang ๐Ÿ˜, qodarulloh pekan ini saya harus tinggal beberapa hari di RS, alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk merasakan nikmatnya proses operasi besar.(melawan rasa takut dalam diri untuk melakukan operasi)

Hari ini alhamdulillah saya sudah kembali ke rumah,dan dapat mengerjakan kewajiban2 yang blm terselesaikan..๐Ÿ˜‰

Terkait dengan nice homework 9,menurut yang saya yakini saat ini,passion saya adalah mempelajari dan mempraktekkan ilmu parenting..pendidikan ibu dan anak.....karena hal itulah yang membuat saya berbinar2 dan senang menjalaninya saat ini.

Dalam NHW ini kami dituntun untuk melihat isu sosial dan belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat

Rumus yang akan kami gunakan adalah:

*PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE*

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.

Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini๐Ÿ˜‰

terimakasih ibu Septi dan keluarga yang selalu sangat menginspirasi..terimakasih kepada tim fasil,ibu Ulfah,ibu Kiki,dan ibu Dzikra yang selalu membantu,menyemangati dan menginspirasi kami selama matrikulasi ini..

matrikulasi ini sungguh berkesan,sungguh memberikan banyak manfaat...๐Ÿ’–๐Ÿ’–

Materi 9 MIP : Bunda Sebagai Agen Perubahan

_Matrikulasi IIP batch #2 sesi #9_

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

*“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”*

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

 *“MISI SPESIFIK HIDUP KITA”*

Kita harus paham *JALAN HIDUP* kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai *CARA MENUJU SUKSES*.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi *CHANGEMAKER FAMILY*.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Maka gunakan pola _kaizen_( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.


Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal  kecil yang kita bisa.


*START FROM THE EMPHATY*

Inilah kuncinya.

 _Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga_.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

_Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION  , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat_


KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu _bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya_.


Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

Salam


 /Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :

_Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta , 2012_

_Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty,  2010_

_Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari,  2016_

Resume Diskusi
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #9
BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Tanggal : 13 Desember 2016
Waktu : Pkl. 19.45 - 21.00   WIB
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1. Ibu Asti Rangkasbitung
Mohon tipsnya jika masih tinggal dg orang tua. Karena ada beberapa hal yang dibolehkan oleh kita tapi orang tua melarang. Sebagai langkah kecil untuk melakukan perubahan untuk keluarga.

Jawaban :
No 1 Jawaban: Bu Asti, umumnya orang tua merasa lebih berpengalaman dalam masalah kehidupan dibanding anak2nya. Berkomunikasi dgn ortu/mertua itu memang gampang2 susah & mereka tidak suka dibantah secara terang2an, seringkali mereka akan tersinggung jika kita melakukan hal itu. Mengapa demikian?
1. Perubahan hormon (progesteron pada wanita, testosteron pada laki2) yg berpengaruh pada kestabilan emosi.
2. Perubahan fisik & tenaga yg smakin lemah

Bgm berkomunikasi dgn ortu/mertua jika kita ingin menyampaikan gagasan/kritikan? Menurut bu Elly Risman dlm artikel pengasuhan lintas generasi, ajukan gagasan/kritikan dlm bentuk *pertanyaan* kpd ortu, jangan langsung menggurui dgn teori2 walau sehebat apapun kita. *Pertanyaan* membuat orang berpikir & introspeksi, kemudian mencari jawaban. Walaupun proses ini memakan waktu. Setelah pertanyaan diajukan, tunggu jawaban mereka. Barulah kita ngobrol dengan mereka sambil disisipi gagasan atau kritikan scr halus pada mereka.
Insya Allah dgn sering mengobrol & berkomunikasi yg baik, akan terbuka pemahaman ortu kita.

Mohon maaf, memang sebaiknya saat sdh berumah tangga lebih baik hidup mandiri terpisah dari ortu/mertua agar dalam satu nahkoda rumah, tidak timbul 2 peraturan, 2 pimpinan, 2 manajemen rumah tangga, yg berbeda, yg ujung2nya menimbulkan konflik ortu kpd anak.
Smoga bisa diterima masukannya๐Ÿ™๐Ÿ˜Š✅


2. Ibu Devi Yuniar - Serang
Bagaimana menjaga konsistensi qta supaya tetap semangat menjadi agen perubahan meskipun partner hidup kita tidak sejalan ... ( maksud nyaa belum terlalu tergerak hati nya untuk mulai berproses beerubah menjadi lebih baik )

Jawaban 2
1.Niatkan karena Allah. Segala hal baik hanya sia-sia jika salah niat. Dengan niat karena Allah pasti Allah menolong bunda dengan jalan apa pun. Insya Allah.

2. Berada di tengah komunitas yang sevisi misi. Karena semangat itu menular. Dengan berkomunitas kita menjaga semangat itu, karena dipelihara bersama-sama.

3. Banyak ajak ngobrol suami dengan santai tentang kegiatan-kegiatan bunda dalam rangka agen of change itu. Jangan sama-sama tidak saling cerita. Agar tidak semakin beda dunia. Maklumi dulu jika suami tidak banyak bercerita, karena laki-laki nature nya memang sangat irit bicara. Hanya saja, pilih waktu dan kondisi. Pilih saat tidak sedang terlalu lelah atau stres.

4. Validasi kegiatan2 positif suami.  Tak apa jika bunda belum diberi validasi oleh suami. Perubahan memang butuh waktu yang sangat panjang. Untuk merubah seseorang, kita dulu yang harus berubah.

5. Buktikan apa yang bunda lakukan sangat berdampak positif bagi keluarga, terutama bagi suami. Meskipun ibu tidak dipuji apalagi dibantu, buktikan dampak positif itu terus menerus. Istiqamah.

6. Jangan menuntut apalagi memaksa suami agar perubahan bisa terjadi seketika. Kita pun belum tentu mau bila dipaksa. Tuntun beliau dengan kasih sayang dan keikhlasan bunda. Kenapa bunda dijodohkan dengan beliau, pasti ada jawaban menariknya. Discover!

7. Jika suami melarang, dengarkan dulu jangan langsung dibantah.Tanggapi dengan pertanyaan. Periksa persepsi suami, bunda jangan langsung berasumsi.

8. Terakhir, do'akan suami agar diberi petunjuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa kompak dengan bunda. Butuh proses panjang. Sabar ya. Bukankah kerasnya batu pun bisa berlubang oleh tetesan air yang terus menerus? Semoga.✅


3. Anis - Garut

A. Ada pernyataan Bu Septi sbb : "Bisa jadi aktivitas yang anda Suka dan Bisa adalah bagian dari misi hidup anda"

Yang saya paham selama ini, untuk melakukan aktivitas yg sy suka & bisa itu turunan dr misi hidup (maaf klo sy gagal paham ๐Ÿ˜)

Jadi yang pertama didahulukan itu menentukan aktivitas yg bisa & suka atau menentukan misi hidup?

B. Adakah batasan usia yang tepat untuk anak agar bisa empati terhadap isu masyarakat?

No 3. Jawaban:
A. Bu Anis, Bisa itu berkaitan dgn Kemampuan. Suka itu berkaitan dgn Rasa/Perasaan.
Bagi yg sdh menemukan Misi hidupnya seperti bu Anis bilang, hal itu (aktivitas suka & bisa) menjadi turunan/hal khusus, konkret & detail dari misi hidup.
Bagi yg belum menemukan misi hidup, aktivitas suka & bisa mjd jalan menemukan misi hidupnya✅

B. Anak2 umur 0 sd 6/7 tahun masih dalam tahap egosentris tinggi, mereka masih suka mengeksplorasi kemampuan belajar mereka.
Jadi menurut saya, mereka belum bisa berempati kpd kondisi lingkungan skitar. Menurut sy diatas umur 7 tahun baru bisa diajak berempati & menjalin hub sosial kemasyarakatan yg bagus.
*Kecuali* anak2 yg memang sejak lahir punya rasa simpati yg tinggi, punya kecerdasan diri/interpersonal yg tinggi, biasanya dibawah umur 7 tahun sdh mampu diajak berempati✅


4. Ibu Yuyun - Serang
Pertanyaan:
di materi #9 ada penjelasan seperti ini:

_Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga_

Yang sudah kita lakukan selama ini ke anak anak di lingkungan sekitar melalui pendidikan alquran dan agama.dan baru sebagian orang tua aja yg terbina mau di ajak belajar bareng mengenai agama dan parenting.

 Krn masih banyak ortu yg blm paham mengenai parenting dan agama juga.jd anak anak kurang maksimal perkembangan akhlaknya.

Jadi sangat betul sekali klo ibu itu agen perubahan.


Yg ingi saya tanyakan:
A.  apa kiat mempengaruhi mereka agar melek parenting seperti para anggota grup IIP.(MIP)

B.yg kedua bukan pertanyaan tapi *permohonan atau usulan*

Setelah nnt ada tips dan kiat dr para tim fasil bagaimana mempengaruhi mereka...saya ingin ada desa (komplek) binaan IIP.yg offline. Krn tdk semua mereka melek wa dan hp nya smart.atau
 menyadarkan agar hp nya buat belajar awalnya offline dl kali yaa...

Jawaban

4. A. Untuk orang yang sama sekali tidak melek parenting, mengajak mereka memang tantangan tersendiri. Misalnya saat ngobrol santai kita harus menyodorkan kasus-kasus dulu untuk membuka pintu gerbang permasalahan agar mereka tertarik, misal kasus bunuh diri pada anak, pemerkosaan sesama anak,  tawuran dst. Baru jika mereka sudah merasakan kekhawatiran dengan contoh kasus tadi, kita masuk pada tema parenting. Secara bertahap kita lanjutkan pada ajakan mengikuti kajian parenting atau seminar.


B. Usulan Bu Yuyun dengan diadakan desa binaan sangat bagus. Untuk saat ini kami di IIP Banten baru masuk di wilayah on air radio, mengisi kajian parenting di TK-TK dan dalam waktu dekat akan merambah dunia kampus-kampus di Banten, agar para mahasiswi lebih siap ketika menjadi istri dan ibu. Jika ada TK atau kampus yang ingin diisi kajian parenting oleh tim kami silakan ajukan permohonan. Sekali lagi terima kasih Bu Yuyun atas masukannya.✅


5. Ibu Sofi - Garut
A. Bagaimana kah kita mengkomunikasikan kepada anak (usia di bawah 3 th) tentang keaktifan kita di masyarakat/ketika hrs kerja? *jika memang keadaan yg mewajibkan kita harus meningglkan keluarga.
B. Apakah harus mengatakan klo kita bekerja untk mencari rezeki atau bagaimana?

5. Ibu Sofi - Garut
A. Bagaimana kah kita mengkomunikasikan kepada anak (usia di bawah 3 th) tentang keaktifan kita di masyarakat/ketika hrs kerja? *jika memang keadaan yg mewajibkan kita harus meningglkan keluarga.
➡ Diajak.ke tempat bekerja, supaya dia terbayang apa yang bundanya lakukan jika terpaksa meninggalkannya di rumah bersama orang yang diamanahi. Penting, supaya ia merasa aman dan nyaman tak merasa terabaikan. ✅
B. Apakah harus mengatakan klo kita bekerja untk mencari rezeki atau bagaimana?
➡ Iya... itu bagian dari cerita. Selanjutnya tetap harus bercerita dg bahasa yang dapat dipahami anak. Misalnya: Bunda harus bekerja di puskesmas, karena di sana banyak anak-anak yang sakit. Adik suka gak kalau sakit? Kalau adik sakit adik sedih gak? Dsb.... ✅


6. Ibu Deasy M - Serang
Bu...untuk menjadi agen perubahan apa ada kiat2nya ? dan bagaimana biar kita PD untuk bisa menjadi Agen Perubahan..pengalaman pribadi...klu saya merasa kurang PD klu jadi Agen perubahan di lingk rumah...soalnya banyak ibu2 nya yg usianya lebih senior dari saya...tp klu di sekolah meskipun usianya lebih senior saya PD2 aja...๐Ÿ˜Š

6. Ibu Deasy M - Serang
Bu...untuk menjadi agen perubahan apa ada kiat2nya ? dan bagaimana biar kita PD untuk bisa menjadi Agen Perubahan..pengalaman pribadi...klu saya merasa kurang PD klu jadi Agen perubahan di lingk rumah...soalnya banyak ibu2 nya yg usianya lebih senior dari saya...tp klu di sekolah meskipun usianya lebih senior saya PD2 aja...๐Ÿ˜Š
➡ tips nya belajar terus, jangan merasa lebih punya banyak ilmu. Kepada orang yang lebih senior, akhlak dan tindakan sehari-hari yang akan menarik hati mereka. ✅


7. Ibu Angrum - Serang
Dalam rumah..InsyaAllah saya tetap fokus pada bunda sayang dan cekatan, tp dlm masyarakat saya "gemas" dengan mindset ibu-ibu yang susah di ajak berubah.
Apa saya harus fokus dulu dengan bunda sayang dan cekatan, tetapi mengabaikan ibu-ibu lain di lingkungan saya, atau bagaimana sebaiknya?

No 7. Jawaban: Secara mudahnya bu Angrum, ibu sebagai agen perubahan yg baik jika saat kita beraktivitas diluar rumah, anak & suami kita nggak protes itu berarti bu angrum sdh sukses dilingkaran inti kehidupan bu angrum yaitu keluarga.
Menurut sy, jika keluarga sdh terbenahi dgn baik maka sbnrnya kita sdh mampu memberikan kontribusi perubahan pada lingkungan.
Jadi berikan sumbangsih terbaik kita ya bu. Semangat๐Ÿ‘๐Ÿ˜Š✅


8. Siti Mutoharoh - Serang
Assalamualaikum Bun mau ajukan pertanyaan, baru bisa ikut gabung
Terkadang saya ingin bersosialisasi dengan tetangga tetapi terkendala anak-anak yang selalu teriak-teriak saat saya misalnya baru saja menyapa tetangga dan akan memulai percakapan, apa yang seperti itukah tanda lampu merah dari anak-anak, agar saya lebih bersabar utk menunda dan menunggu saat yang tepat dg tetangga,utk bersosialisasi  dan lebih fokus ke anak-anak?

No 8. Jawaban: Bu Mut, pada dasarnya anak2 selalu mencari perhatian kpd ortunya.
Kalo saya lg ngobrol dgn ayahnya, anak sy suka manggil2 nanya2 sesuatu atau bercerita tentang sesuatu disaat yg bersamaan dgn aktivitas kita ngobrol dgn sesama orang dewasa.

Nah, yang perlu ditanamkan adalah *Adab* berbicara & berkomunikasi dgn orang tua. Agar mereka bersabar mendengarkan obrolan orang dewasa, tidak berteriak2, tidak menyela, tidak mengganggu obrolan orang dewasa yg penting.  Setelah obrolan selesai, barulah mereka boleh berbicara, bertanya atau bercerita. Tanamkan pemahaman menghormati pentingnya pembicaraan orang dewasa, berikan juga pemahaman bahwa saat orang dewasa mengobrol serius, bukan berarti berkurang perhatian & kasih sayang kpd mereka.

Jadi bu Mut, itu sikap umum anak2, bukan Bentuk Khusus Penolakan anak2 thd aktivitas bu Mut bersosialisasi.
Apalagi hanya skedar menyapa, ngobrol basa basi dgn tetangga. Belum pada level acara arisan, PKK, pengajian atau aktivitas2 sosial dgn waktu yg lama.
Jadi ajarilah anak2 kita Adab berbicara & berkomunikasi๐Ÿ˜Š✅

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Rabu, 07 Desember 2016

Nice Homework 8 : Misi spesifik hidup dan produktivitas

Memasuki materi ke 8 mengenai misi spesifik hidup dan produktivitas,sejujurnya semangat ini agak mengendor..hiks ๐Ÿ˜ญ..karena blm merasa tepat waktunya untuk memasuki tahapan bunda produktif, setelah ibu anis (salah satu teman seperjuangan di Kelas MIP bccg) menanyakan perihal menyangkut bunda sayang dan bunda produktif, alhamdulillah...semangat kembali berkobar..hatur nuhun bu anis from garut๐Ÿ˜˜ atas pertanyaannya,hatur nuhun buat tim fasil dan bu septi atas jawabannya๐Ÿ˜..

"Rejeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari"(๐Ÿ‘‰๐Ÿ‘‰ very nice quote)

Produktivitas  tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan diterima,melainkan seberapa meningkatnya kemuliaan hidup kita di mata Allah SWT dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta...

Hal tersebut diatas mengingatkanku tentang alasan "terkuat" untuk memutuskan resign dari kantorku yang dulu...meninggalkan status karyawan tetapku yg disayangkan beberapa orang karena mencari kerja itu sulit jaman sekarang..(menurut mereka)

MENGGALI DAN MENERAPKAN MISI KEHIDUPAN DAN PRODUKTIVITAS


pada materi kali ini,kami belajar untuk menggali lebih dalam lagi dan menerapkan misi hidup dan produktivitas..langkah2nya adalah sebagai berikut..

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat nhw 7)
๐Ÿ‘‰mempelajari dan mempraktekkan ilmu2 parenting..pendidikan ibu dan anak

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
๐Ÿ‘‰ingin menjadi muslimah yang lebih baik lagi, inginmenjadi ibu profesional yang memberi kebahagiaan dan kebermanfaatan bagi diri sendiri,anak2,keluarga dan lingkungan sekitarnya

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
๐Ÿ‘‰Ingin banyak belajar mengenai agama dan ilmu parenting serta mengaplikasikannya..ingin belajar mendidik anak dengan baik sesuai FBE..ingin menguasai bunda sayang dan bunda cekatan

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
๐Ÿ‘‰Ingin memiliki kemampuan dibidang tersebut, supaya menjadi expert dan profesional.. ingin memiliki teman2 /ingin selalu dekat dengan orang2 soleh/hah yang menginspirasi,menyemangati dan menyelamatkan...ingin memiliki anak2 yang soleh/hah dan keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah yang mengantarkan kita kepada jannahNya..aamiin

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
๐Ÿ‘‰saya ingin mencapai kebahagian dan memberi kebahagiaan dengan menjadi ibu profesional yang pelajarannya tidak akan putus sampai akhir hayat..menikmati dan bersyukur dengan kehidupan yang dijalani..

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
๐Ÿ’menjadi ibu yang bahagia lahir dan batin
๐Ÿ’FBE yang diterapkan pada anak2 membuahkan hasil(baik dalam akhlak,akademik,ataupun lainnya)
๐Ÿ’menjadi bunda yang produktif dengan terjun ke masyarakat,memberi kebermanfaatan (menjadi ibu pekerja/wiraswasta/pembicara)
๐Ÿ’menguasai tahapan menjadi ibu profesional(bunda sayang,cekatan,produktif,dan saliha)
๐Ÿ’mengembangkan minat dan bakat anak anak
๐Ÿ’renovasi rumah
๐Ÿ’menambah investasi dalam bidang property
๐Ÿ’menambah keturunan๐Ÿ˜‰
๐Ÿ’membuat taman bacaan anak2 dan membuat komunitas kecil dlm bidang pendidikan ibu dan anak
๐Ÿ’menunaikan ibadah haji atau umroh bersama keluarga
๐Ÿ’dll ๐Ÿ˜✌(goal2nya banyak)

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
๐Ÿ‘‰menguasai pilar bunda sayang dan bunda cekatan..menguasai FBE..dan umroh


bismillah....




salam,
dafnikeanda
ibu pembelajar✌


Materi 8 MIP : Misi spesifik hidup dan produktivitas

_Matrikulasi Ibu Profesional batch #2 sesi #8_

*MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.


*_Be Professional, Rejeki will Follow_*


Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.


*_Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang_*



Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).


Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.


Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar

b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.

c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi

d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)

b. Kita ingin melakukan apa (do)

c. kita ingin memiliki apa (have)


Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)

c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)


Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.


Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.


Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/



_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2016_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Kamis, 01 Desember 2016

Nice Homework 7 : Tahapan menjadi bunda produktif

_Nice Homework #7_

*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*

Kali ini memasuki sesi BUNDA PRODUKTIF...Setelah kami berusaha mengetahui diri kami lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kami akan mengkonfirmasi apa yang sudah kami temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.

Kemudian kami dihimbau untuk segera mencocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah kami tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kami bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA..aamiin....

Tugas pertama..menemukan bakat..
Hasil temu bakat melalui tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama๐Ÿ‘‡



untuk keterangan terperinci mengenai hasil talent mappingnya,bisa dicek disini.

Tugas kedua,kami harus membuat kuadran aktivitas

agak bingung juga ternyata membuat kuadran aktivitas๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜..



Materi 7 MIP : Rejeki itu pasti,kemuliaan harus dicari

_Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #2, sesi #7_

*REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*

Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.


*_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR_* "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.


Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.


 Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”


*_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_*


Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah

*_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_*


Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.


“ *_Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI_* "


Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.


Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.


Maka

*_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_*

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

 Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.


*_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_*


Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat 3⃣berbagi manfaat.


*_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_*


Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.


Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.


Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_