Jumat, 31 Maret 2017

Family Project : Menata Isi Rumah

Our Family Project

Nama Project : Menata isi rumah

Gagasan : Bunda merasa lemari pakaian sudah semakin penuh. Bagaimana kalau kita menata,dan menyortir pakaian tersebut? Seperti halnya proyek bebenah sepatu. Bagaimana kalau tidak hanya pakaian,namun menata semua isi rumah?

Pelaksanaan : Untuk menata isi rumah,pastinya membutuhkan waktu yang cukup lama. Target pelaksanaannya adalah 7 hari,dimulai tanggal 30 maret 2017.PIC dalam proyek ini adalah Bunda. Ayah,Dafina dan Kayla adalah anggota pelaksana.

Kegiatan :
Sebelum membicarakan proyek ini,kami membahas tentang proyek hari sebelumnya,yaitu bercocok tanam. Forum keluarga ini dilakukan sambil makan siang.

Pembicaraan dimulai dengan menanyakan kepada duo solehah mengenai kegiatan apa yang dilakukan kemarin bersama Bunda?(karena ayah kerja seharian,dari pagi pulang menjelang anak tidur).Bagaimana perasaannya?

Dafina yang pada dasarnya suka bercerita,langsung melaporkan kegiatan yang dilakukannya kemarin. Adik pun sudah mulai bisa ikutan bercerita. Mereka meminta ayah untuk melihat tanaman yang mereka tanam. Ayah bilang,ayah sudah melihatnya tadi pagi ketika kakak sekolah. Dan ayahpun memberikan apresiasi kepada mereka.

Mereka menyukai kegiatan menanam kemarin. Kami pun memberi apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Kami menghargai kerja keras mereka dan mengingatkan untuk memperhatikan apa yang sudah ditanam. Dari proses menanam ini kami mengajarkan untuk menyayangi tanaman dan tumbuhan.

Banyak sekali hal yang dapat saya amati dalam melakukan proyek tsb. Kecerdasan yang terbangun dalam melakukan proyeknya dll. Hal ini akan saya catat tersendiri dalam portfolio mereka.

Hal yang dibicarakan selanjutnya adalah  proyek yang akan kami lakukan. Saat kami berkumpul,proyek selanjutnya belum kami putuskan. Ide belum muncul pada saat itu..😂. Oiya,ayah sedang puasa,jd dia mulai mengantuk pada jam2 tersebut😁. Ayah pun meminta ijin untuk tidur dulu karena sudah mengantuk dan beberapa jam lagi akan shift siang. Anak2 pun setelah selesai makan siang,bermain sebentar kemudian melakukan ritual menjelang tidur,yaitu cuci kaki tangan dan sikat gigi..kemudian dibacakan buku,lalu tertidur.

Sore hari saat mengantarkan kakak mengaji, bunda daoat ide dan menyampaikan ide tersebut ke kakak.
👩 : Bagaimana kalau kita menata isi rumah,semuanyaa..baju2,mainan,buku dan lain lain..
👧 : Seperti sepatu kemarin bun? (maksudnya proyek bebenah sepatu kemarin)..
👩 : Iya..nanti kita bekerjasama lagi ya..kakak dan adik bantu bunda..oke?!
👧 : oke bun...

Menata isi rumah membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Maka Bunda akan membaginya kedalam 4 kategori seperti dibawah ini :

1. Pakaian Dafina dan Kayla
2. Pakaian Ayah dan Bunda
3. Buku dan Mainan
4. Dapur
5. Lain lain

Kegiatan malam ini adalah menata isi lemari kakak dan adik. Awalnya mereka ikut serta, mulai menyortir dan memilih kategori baju dan mengelompokkannya,kakak ikut melipat ala konmari,adik pun ikut memberikan pakaian yang akan dilipat kepada kami.

Kemudian tampaknya mereka bosan...😂😂..Kayla mulai uring2an,minta susu.Kakak pun meminta kegiatan lain dan menanyakan perihal kegiatan yang bisa diikuti dari buku rumah main. Bunda mencoba mengingatkan bahwa kegiatan kita belum selesai,kakak bilang,"bunda aja deh yang menyelesaikan" 😂..Oh,yasudah..mungkin Kayla sudah mulai mengantuk dan kakak pun mulai bosan. Aq tidak akan memaksa..Aq buatkan susu untuk adik dan aq ijinkan kakak melakukan kegiatan yang dia inginkan. Kakak mengambil buku rumah bermain,dan mulai memilih akan membuat apa. Akhirnya kakak memutuskan ingin meronce. "Oke..boleh.." ucapku..Setelah minum susu adik seger lagi..Kakak dan adik pun meronce bersama. Sedangkan aq,aq menyelesaikan pekerjaan menata isi lemari kakak dan adik..😁.

Kegiatan menata isi lemari ini belum selesai,namun waktu sudah menunjukkan puku 21:30 malam..Sudah lewat waktu tidur😱. Akhirnya aq memutuskan mengakhiri kegiatan hari ini. Dan menggiring mereka untuk melakukan ritual sebelum tidur..


#Tantanganhari8
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Kamis, 30 Maret 2017

Family Project : Bercocok Tanam Part 2

Our Family Project

Nama Project : Bercocok tanam part 2

Kegiatan hari ini adalah menanam...Pertama2 kegiatan yang kami lakukan adalah mengambil tanah untuk medianya. Rencana awal mengikuti saran Ayah,yaitu mengambil tanah di sekitar lapangan dekat rumah.

Sebelumnya Bunda meminta ijin kepada Tante Rina(aq menyebutnya demikian),tetangga samping rumah kami yang memiliki tanah tersebut. Ijin pun sudah dikantongi saatnya kita mengambil tanah..

Namun..pengambilan tanah tidak jadi dilakukan di lapangan,dikarenakan rumput sekitar lapangan sudah meninggi.Bunda khawatir ada ular.Jadi kami lakukan pengambilan tanah disamping rumah Tante Rina,di atas lapangan voli tersebut.

Masing2 dari kami membawa ember dan sekop. Menggunakan ember mainan,ember bekas cat,dan sekop mainan mereka.

Awalnya Kayla tidak mau bergabung dan hanya melihat.Hehehe..Kayla ga suka kotor dan dia jijik'an😅..ini termasuk proyek dengan tujuan supaya Kayla berani kotor😉..

Melihat kakaknya asik,akhirnya Kayla ikut serta menyerok tanah dan memasukkan tanah tsb ke embernya.

Saat kegiatan berlangsung,kami memang jongkok,tidak duduk..Lalu Dafina berdiri dan berkata,
👧 : bun,capek juga ya jongkok terus
👩 : hehe,iya kak,kalo kelamaan jongkok memang cape,kalo cape,kakak berdiri saja dulu..terus jongkok lagi..

Aq belum mengisi emberku,karena aq bertugas menggemburkan tanah yg mana tanah itu akan dimasukkan ke masing2 ember mereka. Karena emberku kosong,tanpa diberi komando, Dafina menjadikannya tempat duduk
Kayla pun membantunya,dan dia tidak mengeluh cape lagi..ide bagooess..😁👍..Kayla aq ambilkan genteng yang ada disekitar situ untuk diduduki.

Kemudian ember si kakak pun penuh,dia berdiri dan berusaha mengangkat ember. Karena tugas kakak sudah selesai, saatnya aq mengisi emberku.. Ember Kayla belum penuh. Namun,tanahnya ditumpahkan lagi,kemudian dimasukkan lagi,begitu berulang2..😂. Aq pun mengingatkannya bahwa embernya harus diisi penuh karena kita butuh tanah untuk diisi dalam pot. Dafina pun membantu kami memenuhi ember2 kamj yang belum penuh terisi tanah.

Akhirnya ember kami sudah terisi penuh, kami pun pulang membawa ember2 tersebut masing2 dan tibalah saatnya menanam..


Kami mencoba menanam bunga matahari,pohon cabe dan tomat.Dafina dan Kayla bertugas memasukkan tanah kedalam pot yang kami buat dan menanam benih bunga matahari. Aq bertugas memindahkan pohon cabe dan tomat disamping rumah kedalam pot. Karena menurut ayah,cabe dan tomatnya tidak berkembang. Dan supaya tidak rusak oleh kucing dan tikus got.

Setelah menanam,Dafina dan Kayla menyiram tanamannya..


Kegiatan hari ini berlangsung sampai proses menyiram..Mastermind belum kami lakukan karena menunggu Ayah ada dirumah untuk memperlihatkan pekerjaan kami. Dan aq menceritakan prosesnya. Setelahnya baru akan kami lakukan forum keluarga,membicarakan tentang mastermind dan proyek selanjutnya.                                                                      

#Tantanganhari7
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Rabu, 29 Maret 2017

Family Project : Bercocok Tanam

Our Family Project

Nama Project : Bercocok tanam

Gagasan : Dirumah minim tanaman dalam pot2an,yang ada hanya tanaman disamping rumah yang tumbuh di area yang kecil. Tanaman sudah mulai tak berbentuk dan rumput sudah mulai tumbuh tinggi. Bagaimana kalau kita mulai bercocok tanam sambil melatih anak2 untuk bertanggung jawab?

Pelaksanaan : Ayah dan Bunda menjadi PICnya. Kami semua bebas mengutarakan pendapat dan saling bekerjasama. Kegiatan mulai serius dilakukan hari ini 28 Maret 2017.

Kegiatan :
Keinginan untuk bercocok tanam sebetulnya sudah ada sejak lama. Namun kegiatan yang dilakukan tidak cukup serius. Beberapa kali mencoba menanam dalam pot,tidak ada yg berhasil.Kebanyakan dikarenakan rusak oleh Kayla..hehe..Ternyata Kayla masih belum mengerti untuk menjaga tanaman..Tantangan untuk kami untuk melatihnya bertanggung jawab.

Hari minggu kemarin, setelah pulang jogging,kami melihat tanaman disamping rumah sudah mulai tidak berbentuk karena angin kencang beberapa waktu lalu,dan rumput pun sudah mulai meninggi. Ayah memutuskan proyek yang dilakukan adalah bercocok tanam saja. Namun,hari itu pengerjaan proyek belum serius dilakukan,karena kami harus menyelesaikan proyek bebenah sepatu dulu. Dan kebetulan hari itu kami harus menghadiri undangan dari saudara dan kerabat dekat.

Karena waktunya sebentar,hal yang kami lakukan pertama hanya membersihkan dan merapikan tanaman disamping rumah. Ayah mencabut rumput. Dafina dan Kayla menggunting daun dan rumput. Bunda menyapu jalan sekitarnya.


Selanjutnya menyelesaikan proyek bebenah sepatu dan menghadiri undangan.

Esok harinya,senin 27 maret,kami pun tidak bisa melanjutkan kegiatan bercocok tanam,karena Dafina sekolah dan kami harus membawa Kayla berobat ke dokter. Proyek yang digagas ayah adalah membuat drum d.i.y.

Kelanjutan pengerjaan proyek ini baru bisa dilaksanakan hari ini,ketika Dafina libur sekolah. Ayah tidak ikut serta karena harus shift pagi. Beliau hanya memberikan masukan,bahwa kami tidak perlu membeli media tanam,kami bisa mengambil tanah disamping lapangan dekat pohon2 pisang untuk mengisi pot pot yang akan dibuat. Kemudian memindahkan pohon tomat dan cabe yang mulai tumbuh.

Kegiatan dilakukan setelah Dafina dan Kayla bangun. Kami pun memulai proyek dengan membuat pot pot d.i.y dari kaleng bekas biskuit dan botol bekas air mineral. Mengecat kaleng dan botol tersebut.

Kegiatan ini belum selesai, baru sampai tahap pembuatan pot. Kegiatan akan dilanjutkan esok hari,karena neneknya anak2 datang kerumah dan mengajak kami ke rumah uyutnya anak2 untuk berkumpul bersama saudara2 yang lain.

#Tantanganhari6
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Selasa, 28 Maret 2017

Family Project : Membuat alat musik drum D.I.Y

Our Family Project

Nama Project : Membuat alat musik drum D.I.Y

Gagasan : Saat pulang sekolah kakak bercerita bahwa hari ini dia bermain di sentra olah tubuh. Bernyanyi diiringi musik,salah satunya adalah drum. Bagaimana kalau kita membuat drum? Waktu kecil ayah pernah membuat drum..

Pelaksanaan : Ayah menjadi pimpro,Kami sebagai anggota.Hehe...Rencana dilakukan sore hari ini juga,setelah Dafina dan Kayla bangun tidur.

          Ini adalah proyek dadakan yang di gagas oleh Ayah. Jadi kami menggunakan media yang ada dirumah. Tidak mengada-ngadakan..Media yang digunakan adalah Kaleng bekas,sampul plastik buku bunda,kawat,karet gelang,tali rapia,palu,obeng,pisau,kawat,dan paku.

Awal pengerjaan proyek dilakukan hanya berdua,yaitu oleh Ayah dan Dafina. Saat itu Bunda dan ade Kayla belum bangun😁. Namun,karena mereka berisik..Kakak memukul kaleng dan bernyanyi nyanyian yang dia dapatkan dari sekolah,Bunda dan adik pun bangun dan ikut serta membuat drum. Ayah dan kakak sudah berhasil membuat 1 drum.

Kemudian,dilakukan pembuatan alat musik lainnya. Proyek dominan dilakukan oleh ayah. Dafina dan Kayla ikut membantu memipihkan tutup kaleng dengan palu. Bunda sedikit merapihkan kerjaan mereka.

Dafina dan Kayla menikmati sekali membuat bunyi2an dari semua alat2 dan benda yang ada disitu. Saat menjalani proyek,sempat terjadi konflik,karena mereka berebut pemukul.Saat itu baru ada 1 pemukul dari mainan musik degung milik Dafina.Kemudian Aq bilang ke Ayah,buat satu lagi yah,dari karet. Ayah pun langsung mencari media yang bisa dijadikan pemukul drum. Dia menemukan kuas cat air dan disulapnya kuas tersebut menjadi pemukul drum. Piufhh..konflik pun selesai..😅

Setelah selesai,ayah sempat kecewa,karena hasilnya tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Hal tersebut dikarenakan media yang dipakai tidak lengkap dan seadanya. Namun aq mengingatkan lagi bahwa dalam proyek ini yang terpenting adalah bagaimana prosesnya. Hasil yang bagus adalah bonusnya. Evaluasi dilakukan hanya oleh kita berdua. Untuk anak2 berikan apresiasi saja.

Proyek ini berlangsung satu hari. Mastermind dilakukan pada hari itu juga. Kegiatan yang Dafina dan Kayla suka adalah saat mencoba alat2 musik yang sudah dibuat,memukul2 semuanya sambil bernyanyi2..hehe..Kecerdasan yang diamati adalah kecerdasan intelektual,saat mereka memipihkan tutup kaleng,mencari media untuk mengikat plastik ke kaleng,membuat bunyi2an berirama,dll. Kecerdasan emosi saat menyelesaikan konflik,saat tidak bisa menyelesaikan pekerjaan,dll. Kami pun memberikan apresiasi atas usaha mereka.

#Tantanganhari5
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Senin, 27 Maret 2017

Family Project : Bebenah Sepatu dan Sandal Part 3

Our Family Project Part 3

Nama Project : Bebenah Sepatu..(Merapihkan dan  mengumpulkan sepatu atau sandal yang sudah tidak terpakai)

Kegiatan :
Kegiatan hari ke 3 masih mencuci sepatu.Karena kemarin cuaca mendung,jadi tidak semua sepatu dicuci. Hari ini cuaca cukup cerah,walaupun matahari masih malu malu menampakkan sinarnya.

Hari ini adalah hari minggu,kebetulan ayah libur.Ayah mengajak kami semua untuk jogging dilapangan kejaksaan (kami menyebut lapangan didaerah blok I seperti itu,karena letaknya percis disebelah gedung kejaksaan). Saat kakak dan adik bangun tidur,mereka mengingat jadwal hari ini adalah mencuci sepatu yang belum dicuci kemarin. Namun,karena jarang2 ayah hari minggu libur,jadi aq meyakinkan mereka kegiatan mencucinya dilakukan setelah jogging..Kita akan sedikit berolahraga dulu ke lapangan,kebetulan cuaca juga tidak mendung.

Setelah pulang jogging,barulah kami mencuci sepatu sepatu. Bunda menyiapkan segala keperluan mencuci,dan mereka bagian mencuci dan menjemurnya. Ayah bagian menyemangati.Hehehe..

Alhamdulillah,akhirnya semua sepatu kering dan bisa di masukkan kedalam dus.Saatnya menyerahkan kepada yang membutuhkan.

Kami melihat sekeliling dan orang terdekat dahulu,yaitu saudara2.Ada saudara yang sebentar lagi akan melahirkan,namun anaknya diprediksi berjenis kelamin laki2.Kemudian,kami bertanya kepada saudara lainnya,ternyata ada yang membutuhkannya didaerah Anyer.Nanti akan dibawa kesana tuturnya.Baiklah,akhirnya sepatu dan sandal tersebut kami serahkan kepada saudara kami,dan akan dibawa ke Anyar untuk diserahkan kepada yang membutuhkan.

Alhamdulillah akhirnya selesailah proyek ini. Mastermind kami lakukan,mereka menyukai kegiatan ini.Walaupun menurut mereka kegiatan yg paling disukai adalah saat mencuci sepatu dan sandal tersebut😅😅.. Kami belum bisa mengajak mereka untuk memberikan langsung sepatu dan sandalnya ke pihak yang membutuhkan,namun mereka belajar berbagi terhadap sesama. Belajar ikhlas untuk memberikan sesuatu yang dimiliki. Belajar bahwasanya tidak semua orang diberikan rejeki yang sama,sehingga secara tidak langsung mereka belajar untuk bersyukur.Belajar bagaimana bekerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa konflik. Belajar tentang alam,dsb....Kami memberikan apresiasi kepada Dafni dan Kayla terhadap apa yang sudah mereka kerjakan.Terutama keihklasannya untuk berbagi dan kesediaannya untuk bekerjasama menyelesaikan kegiatan tersebut.


#Tantanganhari4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Minggu, 26 Maret 2017

Family Project : Bebenah Sepatu dan Sandal part 2

Our Family Project Part 2

Nama Project : Bebenah Sepatu..(Merapihkan dan  mengumpulkan sepatu atau sandal yang sudah tidak terpakai)

Kegiatan :
Kegiatan hari ke 2 adalah mencuci sepatu..Kegiatan ini dilakukan sebelum mereka siap2 mandi,sarapan dan pergi ke sekolah untuk menghadiri acara Market Day. Ayah belum pulang kerja ketika itu..Jadi,kami melakukannya bertiga.

Hari ini cuaca mendung,jadi dipilihah sepatu dan sandal yang mudah kering kalau terkena air.

Mereka bersemangat sekali,bangun tidur ingin langsung mencuci sepatu. Dan sudah kuduga,mereka pasti akan sangat menyukai kegiatan ini. Secara umum,anak anak pasti menyukai kegiatan bermain air..😍😉..

Kegiatan tidak selamanya berjalan dengan mulus dan lancar. Tantangannya adalah melakukan komunikasi produktif dalam menghadapi sibling rivalry..Mulai dari rebutan sepatu yang ingin dicuci,rebutan bak,rebutan sabun,rebutan sikat,dan rebutan menggunakan keran air untuk membilas..hehehehe.....Alhamdulillah komprod lancar...Perselisihanpun tidak berlangsung lama,mereka kembali menikmati kegiatan mencuci sepatu yg kemudian lanjut mencuci baju dan mandi..

Apakah hasil mencucinya bersih? Tentu tidak! Belum bersih tepatnya..Disini aq berusaha tidak melukai perasaan mereka dengan memberi apresiasi terhadap perbuatan baik yang sudah mereka lakukan,kemudian mencontohkan cara mencuci sepatu dan baju yang benar,sekaligus secara tidak langsung mengkoreksi/ memperbaiki hasil kerja mereka. Membandingkan setiap pasang sendal/ sepatu yang sudah disikat,memperlihatkan perbedaannya.

Setelahnya mereka menjemur semua yang telah dicuci. Untuk kegiatan menjemur,aq sama sekali tidak membantunya. Kayla bertugas menjemur pakaian,dia sudah bisa membentangkan pakaian. Dafina bertugas menjemur sepatu/ sandal.

Kegiatan mencuci atau menjemur melatih kecerdasan intelektual,kecerdasan emosional,dan kecerdasan menghadapi tantangan..


#Tantanganhari3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Sabtu, 25 Maret 2017

Family Project : Bebenah Sepatu dan Sandal

Our Family Project

Nama Project : Bebenah Sepatu..(Merapihkan dan  mengumpulkan sepatu atau sandal yang sudah tidak terpakai)

Gagasan : Gagasan ini terinspirasi dari film kartun Cloud Bread. Saat kami bersama2 menonton film Cloud Bread tersebut,Hongbi (salah satu tokoh kartun dalam film) mendapatkan tugas sekolah untuk menjual barang bekas dalam rangka menambah biaya untuk membeli alarm sekolah. Bunda punya ide untuk merapihkan rak sepatu dan mengumpulkan sepatu yang sudah tidak terpakai untuk kemudian diberikan/ disumbangkan kepada yang membutuhkan.

Pelaksanaan : Diperkirakan akan membutuhkan waktu 3 sd 4 hari.Karena sepatu2 tersebut harus dicuci terlebih dahulu. Sedangkan Kami saat weekday baru bisa melaksanakan proyek di malam hari. Yang menjadi PIC adalah Bunda. Anggota pelaksana adalah Dafina, Ayah, dan Kayla

Kegiatan :
Hari pertama.. Malam ini kami merapihkan rak sepatu dan memilih serta mengumpulkan sepatu2 yang sudah tidak terpakai. Kali ini,yang dikumpulkan adalah sepatu atau sandal punya kakak dan adik. Ayah izin dan minta maaf tidak ikut serta,karena perutnya sakit dan ingin istirahat untuk persiapan shift malam. Jadi kami hanya bertiga melakukam proyek malam ini.

Saat kegiatan,dafina bertanya :
👧 : bun,ini nanti mau dijual lagi seperti Hongbi jual barang bekasnya?
👩 : oh,nggak nak..seperti yang sudah bunda bilang,bunda ga tega untuk jual lagi,ini akan disumbangin ke temen2 kakak dan ade yang ga mampu..
👧 : oooh,iya bun ga dijual lagi
👩 : iya sayang..malam ini kita pilih dan kumpulin sepatunya,besok baru kita cuci..
👧 : kenapa dicuci?
👩 : Ada beberapa yang kotor kena debu karena sudah lama ga dipakai. Kan mau dikasi ke orang lain,jadi...supaya bagus dan cantik lagi sepatunya,nanti orang lainnya seneng deh...kakak insyaAllah dapet pahala..
(Dafina senyum ngangguk2 dan matanya berbinar)

Proses pemilihan dan pengumpulan sepatunya seru sekali. Dafina dan Kayla sambil mengumpulkan,sambil mencoba sepatu atau sandalnya. Bertanya dan memilih sepatu mana yang akan disumbangkan.Ketika menemukan yang lucu,ada pergolakan batin pada mereka.Hehehe..

Setelah selesai memilih dan mengumpulkan sepatu,Dafina mengingat acara market day besok disekolahnya.Siang tadi aq pun sempat mengutarakan padanya ingin mengenalkannya pada pecahan uang malam ini,kebetulan kami punya uang mainan yang bentuknya percis dengan uang asli.

Jadilah selesai mengumpulkan sepatu,dia meminta kami untuk bermain peran jual2an..hehe..jual beli maksudnya.Kakak adik ini senang sekali bermain peran.

Dia langsung bertindak sebagai sutradara,membagi tugas dan menentukan barang yg dijual. Bunda kebagian tugas sebagai penjual. Dafina dan Kayla sebagai pembeli. Barang yang dijual adalah sepatu. Setting tempat,seperti yang dia ingat di film kartun Cloud bread..Alas menggunakan karpet yoga Bunda 😂😂,dengan alasan,karpetnya kecil tp panjang katanya. Mereka yang menyetting tempatnya. Kayla bilang,"kita kerja sama kak"..mendengar ini,aq tersenyum haru..mereka merapihkan mainan yang sebelumnya berserakan,meletakkan sepatu2 dengan rapih,mengambil kantong2 plastik dari tempatnya,alasannya untuk bungkus belanjaannya katanya. Tak lupa menyiapkan troli.

Jadi,malam ini ada 2 kegiatan,mengumpulkan sepatu dan bermain peran market day dalam rangka mengenalkan pecahan mata uang.

Banyak sekali hal2 yang aq amati,kegiatan2 tersebut melatih kecerdasan intelektual,emosi,sosial dan menghadapi tantangan. Ada unsur komunikasi dan kemandirian yang menyertai kegiatan tersebut.

Akhirnya kegiatan pun selesai,Dafina mulai mengenal dan hafal pecahan uang 5000,2000 dan 1000.

Kegiatan malam ini ditutup dengan ritual menjelang tidur malam yaitu,bersih2 tubuh,baca buku,dan murojah..Sampai aq pun seperti biasa...ikut tertidur..✌😂😂😂


#Tantanganhari2
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

#ODOPfor99days

Jumat, 24 Maret 2017

Family Project Membuat Mainan D.I.Y

Game Level 3 "Proyek Keluarga"

Wow..tantangan pada materi ketiga ini melibatkan semua anggota keluarga!

Sebetulnya 2 tantangan terdahulu juga melibatkan semua anggota keluarga sih..namun pengerjaan tantangannya didominasi olehku.😁

Nah,tantangan kali ini membutuhkan forum keluarga untuk membuat proyek keluarga,dimana hal tersebut didiskusikan dan dilakukan secara bersama sama. Syarat dan ketentuan Gamenya bisa dilihat disini.

Our Family Project

Nama Project : Membuat Mainan D.I.Y

Gagasan : Bunda sering membuat media belajar untuk Kayla. Dafina ingin dibuatkan media belajar juga seperti dahulu. Ingin kegiatan menempel dan menarik garis juga seperti Kekey. Bagaimana kalau kita membuat media belajar bersama sama? Membuat media d.i.y secara bersama sama..

Pelaksanaan : Hari Kamis malam tanggal 23 Maret 2017. Dipilih malam hari karena pagi Dafina sekolah,pulang sekolah makan siang lalu tidur siang. Sore hari kegiatan mengaji sampai menjelang maghrib. Yang menjadi PIC adalah Dafina. Anggota pelaksana adalah Bunda, Ayah, dan Kayla

Kegiatan :
Kegiatan pertama yang dipilih oleh Dafina adalah membuat puzzle d.i.y dari kardus karton bekas susu formula. Kegiatan dilakukan saat maghrib,kebetulan Bunda sedang tidak sholat. Peserta pada saat itu hanya bertiga karena Ayah sholat dan yasinan di masjid. Bunda bertugas menggambar, Dafina dan Kayla mewarnai,dan menggunting.

Kegiatan kedua yang dicetuskan dan dipilih Dafina adalah membuat aquarium. Ide nya diadopsi dari buku Rumah bermain Julia Sarah Rangkuti. Saat itu ayah sudah pulang dari masjid dan ikut serta dalam proyek. Bunda dan Kayla menggunting dan mengecat kardus. Ayah dan Dafina menggambar dan mewarnai.


Alhamdulillah proyek selesai malam itu juga.

Mastermind dilakukan sebelum tidur malam. Kami (aq dan suami) mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh mereka berdua(anak-anak),bagaimana cara mereka bekerjasama membuat puzzle dan aquarium d.i.y..

Yang diamati:
Alhamdulillah,komunikasi berjalan baik walaupun Kekey sempat merasa bosan dengan kegiatan pembuatan puzzle,namun kembali bersemangat ketika mengecat kardus untuk membuat aquarium.

Untuk hal kemandirian, mereka belum sepenuhnya mandiri melakukan tugasnya masing2,masih dipandu dan diingatkan untuk langkah2 yang harus dilakukan. Namun,dalam pengerjaannya,Dafina melakukannya sendiri seperti pemilihan warna,mewarnai,menempel,dan menggunting. Kayla masih dibantu untuk pengecatan kardusnya.

Menurut kami,kegiatan ini melatih motorik halus anak2 (mewarnai,mengecat,menggunting,dan menempel),melatih kecerdasan intelektual,meningkatkan rasa ingin tau,melatih kecerdasan emosional saat Kayla mengalami kebosanan😂..

#Tantanganhari1
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Kamis, 23 Maret 2017

Game Level 3 Proyek Keluarga

GAME LEVEL 3

TANTANGAN 10 HARI

❤ *PROJEK KELUARGA* ❤

Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

📌 APA ITU PROJEK KELUARGA

*Projek keluarga* adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.


📌 CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA

a.    Fokus pada proses, bukan pada hasil
b.    Sederhana
c.    Menyenangkan
d.    Mudah – Menantang
e.    Memiliki durasi pendek

📌 KOMPONEN PROJEK KELUARGA

a.    Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b.    Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c.    Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d.    Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e.    Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

📌 BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

*Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI*

Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal  yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

📌 BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI

Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini  terkenal dengan nama *“MASTER MIND”*. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a.    Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b.    Apa yang sudah baik?
c.    Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

📌 CONTOH PROJEK KELUARGA

*Nama Projek*  : WARNAI DUNIA WARNAMU

*Gagasan* : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?

*Pelaksanaan* : Tentukan durasi waktunya, misal  hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal  “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.

*Nama Projek* :  SUNDAY LIBRARY

*Gagasan* : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?

*Pelaksanaan* : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan  yang muncul selama projek berjalan

*AMATI, TERLIBAT, TULIS*

📌 AMATI
*Aspek Komunikasi Produktif*
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?

*Aspek Kemandirian*
Apakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?

*Aspek Kecerdasan*
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

📌 TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

📌 TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.

Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Selasa, 21 Maret 2017

Resume Diskusi Materi 3 Bunsay

🌺 Resume Diskusi 🌺

PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

1⃣ Vina _ banten

Waaaaawwww....sy beberapa kali melaksanakan projek keluarga.. biasanya sy buat projek pendek yang satu hari selesai. Dan dilakukan di hari jum'at atau sabtu. Punten oot apakah proyek keluarga boleh bersifat materiil. Misalnya nih kebetulan sy akan melaksanakan proyek berupa proyek niaga. Karena menyambung latihan kemandirian kemarin yang anak sy mengelola uangnya sendiri. Apakah boleh bun?

🌿 Hai Bun Vina😘.
Pada dasarnya, project keluarga muncul adanya keinginan/kebutuhan keluarga tersebut.

Durasi 1 hari atau 2 hari pun tetap dinamakan project selama aktivitas tersebut dibicarakan bersama, dikerjakan bersama oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula, dan menghasilkan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga.

Dimulai dari project yang durasinya 1-2 hari, mungkin ke depan akan jadi 1-2 bulan, dan bila sampai project bisnis mungkin bisa berdurasi 1-2 tahun. Semoga Allah mudahkan 😊

Tidak masalah diadakan project keluarga yang bersifat materil teh, jualan sosis di sunday morning misalnya. Anak-anak pasti senang.
Dan mengutip kata Bunda Septi, nanti kita akan merasakan antara;  mendidik anak, berkarya dan menjemput rejeki itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan apalagi dikorbankan
Indah banget ya😘

🍄 Menanggapi tugas kita kan membuat aliran rasa utk setiap projek apakah ada batasan jumlah projek yang di buat. Dan waktu pengerjaan tantangan selama??

🌿 Tidak bun. Satu project pun boleh. Waktu pengerjaan tantangan tetap 10 hari.

Penjabaran tentang T10 challenge ke#3 akan kita bahas di kemudian hari bun😘

🍄 Maaf project niaga sperti bu vina tsb minimal usia brp bun? Yg pasti untuk anak yg sudah mengenal/mengerti uang ya bun?

🌿 Mungkin 3th ke atas ya bun. Setidaknya bila anak belum tau uang/nominal uang, anak sudah bisa memahami ada aktivitas yang dimakan jual beli. Dan yang berkaitan dengan uang pada usia tersebut dapat diawasi orang tua. ✅

2⃣ Stephanie_cirebon

Assalamualaikum..
mw bertanya ttg materi hr ini..
Bgmn cara melatih anak usia 5y untuk mengendalikan emosionalnya.. ketika dia tersinggung krn kurang suka terhadap perlakuan temannya?

🌿 Saran saya,
Terima dan namai perasannya.
Oh kakak sebel ya?
Gak suka ya?
Marah ya sama temennya karena temen kakak gitu?

Bila anak bunda sudah mengenali dan menamai perasaannya, InshaAllah tidak galau dan bisa diajari untuk release perasaan tidak nyaman di hatinya tersebut. Misalnya untuk awalan, bunda bisa tawarkan diri bunda untuk memeluk, bila lebih besar lagi mungkin release perasaannya ingin bolak balik jalan sekeliling rumah, makan, atau lain sebagainya.

Anak 0-6th memang masih belajar mengenali perasaan/apa yang dirasakannya bun. Terus bantu anak kita, agar saat 6th ke atas anak kita bisa acceptance/menerima dan release/melepas perasaan tidak nyamannya di hati.

Yang pasti, yang muslim ajari anak kita untuk release perasaan tidak enaknya dengan istighfar, wudu, duduk, atau berbaring..

🍄 Kalau anak saya sedang sedang menangis suka di diemin dl sampe nangisnya ilang. Setelah tenang saya peluk dan ajak diskusi ttg perasaannya. Apakah boleh bun. Sebab menangisnya bs nyampe 20-30 menit.

🌿 Bila anak bunda membutuhkan waktu itu boleh saja. Yang penting awasi tidak ada hal yang membahayakannya. Lalu, tetaplah di sampingnya/tetap di dekatnya pada jarak tertentu untuk tunjukkan bahwa bunda akan selalu ada disampingnya.

Jangan lupa tawarkan pelukan bila tangisnya sudah mulai reda. 😊

🍄 Karena saat menangis keras ga bs d apa2in. Semua yg saya lakukan pasti salah menurutnya.

🌿 Samaaaa. Anak saya yang kedua juga gitu.
Kata bu septi kita perlu belajar lebih dalam lagi tentang tantrum. Bisa jadi anak kita uring2an karena kita memendam kemarahan yang anak punya kontak batinnya. Haha

Sehingga kita sebagai orang tua pun, harus belajar lebih dalam lagi tentang acceptance( ikhlas) dan release

🍄 Saya punya anak yang usianya sama bun anak ke 3.. hampir setiap hari terlibat konflik bukan dengan orang lain..tapi kakaknya sendiri. Nah kalo begini agak repot saya.. biasanya kalo udh begitu masing2 ngotot tuhh...ade dulu.. kaka dulu🙈🙉 tapi berusaha jadi penengah dan pendengar yang baik dulu sihh...baru di selesaikan konfliknya dan biasanya berakhir dengan pelukan kaya teletubbies.

🍄 Sama...😁.. sy punya 2 jagoan jarakny hanya 1th 4 bulan. Yg prtama 5,5th, yg k2 4th. Hampir tiap hari ada aja yg diributin, adiknya yg emosian, kakakny lbih bisa nahan tapi kadang kata2 ny yg suka bikin jengkel si adik😩 Kalo brakhir dg salam2an alhamdulillah,,😊 tapi kalo udh ribut agak susah dilerainya😔

🌿 Alhamdulillah. Tinggal dicari faktor apa yang bikin bisa salaman atau ribut. Dan perbanyak faktor positifnya biar bisa berakhir salaman terus kali ya bund😁 ✅

3⃣ Desi - Banten
Mengenai projek keluarga bun..
Kalo untuk anak usia dibawah 5 tahun,kira2 contoh projek keluarganya apa ya bun..?

🌿 Bun Desi yang bersemangat, anak 5 th sudah bisa diajak diskusi... Tinggal kita mencobanya dari hal yang disukainya. Project masak bersama, kuras kolam ikan bersama, cat rumah/hias rumah bersama, dsb

Project2 tentu akan sesuai dengan kekhasan masing2 keluarga , karena terlahir dari pemikiran2 dan rasa setiap anggota keluarga...
belum tentu project2 dlm keluarga saya cocok dengan keluarga yang lain...

Yang pasti, langkah awal, duduk dulu, kuatkan bonding, samakan rasa, dan mulai mengobrol. :D
Jangan lupa tetapkan tujuan bersama dan kalau bisa tetapkan pula pimpinan proyeknya. Bila anak sudah agak besar, bisa manfaatkan dia sebagai pimpro agar melatih skill leadershipnya.

Mungkin seperti yg disampaikan bu Septi ya...
Bersungguh2lah kamu di dalam maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu..
dan ini akan datang  waktunya ya bunda...
Project yang kita buat yang paling membuat keluarga itu nyaman dan bahagia, kebermanfaatan insyaAllah nanti akan muncul dari sana

🍄 Contoh proyek u anak 2 atau 3 tahun gmn bun?

🌿 Papa mama nya dulu yang bikin project teh. Lalu disesuaikan dengan kemampuan dan ketertarikan anaknya.
Project beresin kolam misalnya. Jangan lupa diikutkan dalam diskusinya dan kasih sikat atau kasih gayung. Seneng kayaknya bun😁

🍄 Kayak saya neng wening...saya pernah bikin project sama suami bikin area hijau di depan halaman...dan anak sy yg 5 dan 3 tahun jadi tukang siram tanamannya.😁😃

🍄 Intinya bkn melihat hasil ya. Tp proses. Kabayang makin berantakan biasanya 😬

🍄 Deal... Tpi ttp khaaan..Brantakannya jg bljr..😆

🌿 Singkirkan kata efektif dan  efisien bund. Kita sedang belajar melahirkan pemimpin #tsah😎 ✅

4⃣ Anis - IIP Garut

Bagaimana contoh project keluarga yg bs mengkolaborasikan ke-3 kecerdasan tsb yg melibatkan anak usia 2thn 5bulan (anak yang sudah bs membedakan yg seru/tidak - rame/tidak - suka/tidak). Apakah hrs menyesuaikan keinginan anak terlebih dahulu untuk mengonsep projetnya?

Kasus disini, anak sy gampang bosen dan abinya LDM (jd seringnya tinggal berdua aja 😊)

🍄 Bun Anis, jawabannya mirip dengan pertanyaan  3 dari Bun Desi. Mengobrol, dimulai dari yang termudah dan yang paling menarik bagi si anak. InshaAllah bila dimulai dari hal yang disukai anak, anak tidak cepat bosan. Dan satu lagi, cepat bosan atau tidaknya anak tergantung bagaimana kita mengemas project itu menjadi sesuatu yang tidak seperti biasanya.

Jangan lupa tetap libatkan suami sebagai kepala keluarga. Suami yang LDM  bisa melaksanakan project yg sama di tempat yg berbeda (menjadi quality controller misalnya). Kita bisa rapat/ngariung sebelum & sesudah project nya dan  tetap bisa bersama walaupun lewat telpon, video call, dsb. ✅

 5⃣ Angrum-Banten

Assalamualaikum bun Az dan teh Wening
Sepertinya bukan hanya anak anaknya saja yg ditingkatkan kecerdasannya, ibunya pun (saya☺) meraba  ada dimana atau sudah sampai di tingkat mana kecerdasannya.
Adakah cara lain untuk meningkatkan kecerdasan Selain menyelenggarakan "projek keluarga"?

🌿 Bun Angrum, project keluarga disini bisa berlaku untuk seluruh anggota keluarga. Dari untuk anak-anak kita (dari yang sifatnya fun, sampai complicated) hingga untuk kita sendiri. Project sedekah jumat misalnya. Bagi anak-anak dibawah 5th mungkin fungsinya hanya mengenalkan-meningkatkan kepekaan sosial saja. Tapi bagi kita, bisa berfungsi untuk meningkatkan makna bahagia hidup dari good life ke meaningfull life (spiritual quotient -SQ-) dan kabar baiknya, orang yang cerdas spiritual biasanya cerdas emosional pula
Sehingga bisa mengendalikan diri dengan baik.

Mangga Bunda sholihah Nan cerdas yang ingin menambahkan...

Semua guru, semua murid.
Jangan ragu untuk maju😘

🍄 Sy lgi mmbuat project bersama Agnia berbagi murid.. Dia berlatih bljr mngajar spya mngrti tantangan yg dihadapi ummunya, bkn skdr brbagi murid dan tugas tpi berbagi rezeki jg..😊😊

🍄 Awalnya  saya memaknai "project keluarga"....."huh" banget untuk saya.....
Alhamdulillah tercerahkan....lakukan hal kecil dulu ya moms ....

🌿 Betul teh. Dari yang kecil dari yang mudah dan terus melangkah😘
Semoga istiqomah😊

🍄Iya betul sama. Ternyata bs dr hal yg kecil.

Suka dengan materi d atas. Yg penting beri apresiasi saat anak2 sudah melakukannya.

🍄 Apresiasi.......
Bukan
Evaluasi......
😍😍😍

🌿 Dengan beraktivitas anak2 jd punya pengalaman.

Bkn sekedar materi di buku paket selanjutnya dituangkan ke dalam buku catatan 😆

🍄 tadi sebelum anak anak tidur saya ngobrolbdgn si sulung 9 thn, knp ya rumah skrg lbh rapih dan suasana lbh adem.ketimbang dl waktu ada khodimah...

Ia jawab iya ya mii...

Berkat kerja sama kita..

Klo kayak gitu masih tema kemandirian ya bun?

🌿 Aduh adem bangetttt jawabannya.

Materi memang disusun berkesinambungan teh. Dari komprod, kemandirian, sampai disini. Gapapa bund. 😘 ✅

Materi 3 Bunsay : Pentingnya Meningkatkan Kecerdasan Anak Demi Kebahagiaan Hidup

*Institut Ibu Profesional*
*Materi Bunda Sayang sesi #3*

❤ PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP ❤


Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu *SUKSES* dan *BAHAGIA*

☘ Makna SUKSES

Menurut D. Paul Reily dalam bukunya _Success is Simple_ mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga

Sedangkan menurut lela swell dalam bukunya _Success_mengemukakan pendapatnya bahwa *sukses adalah*  _peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri_

☘ Makna BAHAGIA

Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya _Authentic Happiness_ mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :

*A. Hidup yang penuh kesenangan* (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia

 Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.

*B. Hidup nyaman* ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental

*C. Hidup Bermakna* ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, _pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual_

Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA *kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup*.

☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.

📚MACAM-MACAM KECERDASAN

*A. Kecerdasan Intelektual* (Intellectual Quotient)

Adalah  kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)

*B. Kecerdasan Emosional* (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
*Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah* :
1.  Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2.  Kemampuan Mengelola Emosi.
3.  Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4.  Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5.  Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).


*C. Kecerdasan Spiritual* ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah  dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.

Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif.  Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual (spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak.

Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.

📌Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
- Prinsip Kebenaran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebaikan

*D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan*  (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

📌Ada tiga tipe  menurut Stoltz yaitu :


1. Quitter , adalah orang-orang dengan Adversity Intelligence ( AI) yang rendah, bilamana bekerja dan ketemu masalah cenderung segera menghindar dan menyalahkan orang lain. Keluar (berhenti) dari apa yang sedang dikerjakannya dan membiarkan persoalannya berlarut2.

2. Campers itu orang dengan AI moderate, berusaha bekerja dengan baik. Meskipun demikian cenderung menghindari resiko, terutama berkaitan dengan resiko pribadi.

Jika bertemu halangan berusaha mengatasinya selama tidak beresiko. Jika tekanan terlalu besar, akan berhenti dan mencari aman. Kadang dengan mengulur2 menyelesaikannya.

3. Climbers , adalah orang2 dengan AI tinggi, yang berani menghadapi tantangan dan resiko, mengubah hambatan menjadi peluang, senantiasa fokus pada solusi.

Climbers percaya bahwa dirinya diciptakan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dan juga menaruh kepercayaan kepada orang lain bahwa mereka pada dasarnya baik dan dapat bekerja dengan baik


📌 Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

📌 Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

📌 Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).

📌 Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

📚 LATIHAN-LATIHAN-LATIHAN

Untuk melatih 3 materi yang sudah kita pelajari yaitu Komunikasi Produktif, Kemandirian, dan mengasah Kecerdasan ini, kita bisa menyelenggarakan Projek Keluarga. Mari kita pahami bersama apa itu projek keluarga.

❤ *PROJEK KELUARGA* ❤

Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

📌 APA ITU PROJEK KELUARGA

*Projek keluarga* adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.


📌 CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA

a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Memiliki durasi pendek

📌 KOMPONEN PROJEK KELUARGA

a. Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

📌 BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

*Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI*

Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal  yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

📌 BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI

Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini  terkenal dengan nama *“MASTER MIND”*. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b. Apa yang sudah baik?
c. Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

📌 CONTOH PROJEK KELUARGA

*Nama Projek*  : WARNAI DUNIA WARNAMU

*Gagasan* : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?

*Pelaksanaan* : Tentukan durasi waktunya, misal  hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal  “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.

*Nama Projek* :  SUNDAY LIBRARY

*Gagasan* : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?

*Pelaksanaan* : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan  yang muncul selama projek berjalan

*AMATI, TERLIBAT, TULIS*

📌 AMATI
*Aspek Komunikasi Produktif*
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?

*Aspek Kemandirian*
Apakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?

*Aspek Kecerdasan*
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola b selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

📌 TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

📌 TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.

Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,


Salam Ibu Profesional,








/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan :
Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo
Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan, Jakarta.
D. Paul Reily ,  “Success is Simple”, Gramedia, Jakarta
Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta
Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta

Kamis, 16 Maret 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Mendapatkan materi dan melakukan tantangan melatih kemandirian mengingatkan kami bahwa kemandirian dalam hidup itu penting sekali, karena kita tidak akan selamanya tergantung kepada orang lain dan kemandirian itu diperlukan untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik.


Sebelum mendapatkan materi dan tantangan melatih kemandirian,sebetulnya saya sudah pernah melatih beberapa kemandirian anak seperti dibawah ini:
🐥 Kemandirian dalam keterampilan hidup (makan sendiri,mandi sendiri,pakai baju sendiri,dll)
🐥 Kemandirian Psikososial (menyelesaikan konflik,toilet trainee,adab bertamu,adab berbicara,dll)
🐥 Kemandirian Belajar (sikap positif,kemauan yang kuat,kesadaran sendiri untuk belajar)
🐥 Kemandirian emosional (belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan)

Namun...hasilnya belum terlihat secara signifikan. Dalam beberapa aspek,mereka sudah dalam tahap 'bisa melakukan' tetapi belum dalam tahap 'dilakukan secara berkelanjutan'.

Mengapa hal demikian bisa terjadi?? Berikut tantangan2 yang kami hadapi :

👉Tantangan terbesar terletak pada kami,orang tuanya. Perasaan tidak tega,tidak sabaran dan perasaan khawatir yang berlebihan membuat kami menjadi tidak KONSISTEN. Hal tersebut itulah yang harus dibenahi pertama kali.

👉Tantangan selanjutnya adalah dari pihak luar dan dari anak2nya sendiri. Harus ada komunikasi yang baik dengan pihak luar (contohnya dengan kakek dan nenek) dan anak2 untuk bekerjasama dalam proses melatih kemandirian.

Melatih kemandirian berhubungan dengan komunikasi produktif (materi pertama kelas Bunsay)

👉Cara melatih kemandirian tersebut. Kedua anak saya berada pada rentang usia dibawah 7 tahun,menurut Pak Harry Santosa dalam artikelnya, kami harus memperhatikan tahapan usia serta tahapan tumbuh kembang anak,menumbuhkan gairah,cinta dsb agar anak anak tersebut dengan senang hati melakukannya.

Peran orang tua sangatlah penting dalam melatih kemandirian anak dengan cara yang menyenangkan. Alhamdulillah,kami pun belajar bagaimana melatih kemandirian anak dengan cara yang menyenangkan dari Mbak Julia Sarah Rangkuti melalui kulwap yang diadakan di grup member IIP Banten.

Perjuangan kami belum berakhir dan masih panjang...Proses ini tidaklah mudah..

Saya ingin melatih diri ini untuk menanamkan dan memiliki Adversity Quotient yang tinggi,menjadi climber!

Mensugesti diri dengan kalimat "Jangan pernah menyerah,walaupun kadang kita merasa lelah".. Jadi...jangan putus asa,karena berputus asa mendatangkan kerugian di dunia dan akhirat.

Semoga kami dapat memandu dan menumbuhkan AQ yang tinggi juga pada anak2,sehingga merekapun menjadi climber.Aamiin..

Melatih kemandirian juga erat kaitannya dengan konsisten.Semoga kami tetap bersemangat dan konsisten. Terhindar dan dijauhi dari sikap 'ambivalen'..

Mohon doa restunya yaaa...😉.. Aamiin...Aamiin Yaa Robbal'aalamiin....



Senin, 13 Maret 2017

Review Tatangan 10 hari Melatih Kemndirian Anak

_Review Tantangan 10 Hari Kelas Bunda Sayang #1 Materi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

Bunda, terima kasih sudah menyelesaikan tantangan 10 hari tentang “MELATIH KEMANDIRIAN ANAK”.

Pekan ini kita akan review berbagai pola kemandirian yang telah Bunda lakukan bersama dengan anak-anak di rumah.

 Yang pertama, kami akan mengapresiasi bunda semua  yang sudah komitmen melakukan tantangan 10 hari ini :

🎖 Selamat untuk para Bunda, yang berhasil menyelesaikan tantangan 10 hari ini sampai dengan tanggal 11 Maret 2017, dengan berbagai kondisi, ada yang konsisten setiap hari, lompat-lompat,maupun dirapel dan minta dispensasi.

Bunda berhak  memperoleh badge *YES,  I CAN*💪💪

( _pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge Yes, I CAN_)


🎖🎁Bagi  Bunda  yang berhasil menyelesaikan tantangan di game level #2 ini sampai tgl 11 maret 2017 , praktek setiap hari dan baru bisa posting / dikumpulkan portofolionya dengan cara dirapel atau lompat-lompat,

 Bunda berhak mendapatkan tambahan badge

*You’re EXCELLENT*


( Pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge “You’re EXCELLENT”)


🎖🎁🎁 Daaan…inilah Bunda-Bunda yang berhasil konsisten menjalankan tantangan 10 hari secara berturut-turut sampai akhir, baik praktek maupun mempostingnya setiap hari tanpa jeda,

Bunda berhak menyematkan badge

*You’re OUTSTANDING PERFORMANCE*

( pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge “ You’re Outstanding Performance”)


Selamaat, selain dapat bagde tambahan,  tulisan anda juga berhak untuk diikutkan di seleksi tulisan bunda sayang tingkat nasional, daaan satu lagi dapat kesempatan menjadi narasumber untuk share kesuksesan di grup lain.


Sekali lagi KONSISTENSI masih diperlukan di tahap bunda sayang ini, karena Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus menerus melakukan sesuatu sampai  tercapai tujuan akhir.

Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa.


KEMANDIRIAN erat sekali kaitannya dengan KONSISTENSI, seberapa konsisten kita melatih anak-anak untuk mandiri, akan berpengaruh pada  seberapa besar tingkat keberhasilan kita melatih anak-anak untuk menghadapi kehidupannya kelak tanpa bergantung pada orang lain.


Anak mandiri adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri.

Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, berkompeten di bidangnya, tidak tergantung pada orang lain dan tampak spontan. Inilah beberapa  life skill yang perlu dimiliki oleh anak.


Ketika hari ini bunda bersusah payah melatih kemandirian anak-anak kita, maka

*_Jangan pernah menyerah, walau kadang kita merasa lelah_*


Hasilnya akan bunda lihat dalam beberapa tahun mendatang, tidak seketika. Sehingga hal inlah kadang yang menggoda keteguhan kita untuk bersungguh –sungguh mendidik kemandirian anak kita.


Karena kalau kita berhenti melatih kemandirian anak akan muncul perilaku negatif yang dapat menjauhkan anak dari kemandirian di usia selanjutnya.


Gejala-gejala tersebut seperti contoh di bawah ini:
a. Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar, bukan karena kesadarannya sendiri. Perilaku ini akan mengarah kepada perilaku  tidak konsisten.

b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak mandiri bukanlah anak yang lepas dari keluarganya melainkan anak yang tetap memiliki ikatan batin dengan keluarganya tetapi tidak bergantung pada keluarganya.


c.Sikap hidup kompromistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan mengorbankan prinsip. Gejala masyarakat sekarang yang meyakini segala sesuatunya dapat diatur adalah bentuk ketidakjujuran berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.


Kalau melihat gejala-gejala di atas, menyelesaikan tugas kemandirian anak  sekarang, sifatnya menjadi wajib dalam membangun peradaban dunia ini. Karena merekalah nanti yang disebut generasi penerus pembangun peradaban.


Berikut beberapa indikator yang bisa bunda lihat untuk melihat tingkat keberhasilan anak-anak kita secara global.

☘Ciri khas kemandirian anak :
a. Anak mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kekhawatiran.

b. Anak mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat.

c. Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan.

d. Anak memiliki  kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya


Menurut Masrun dkk dalam bukunya jurnal kemandirian anak, membagi kemandirian dalam lima komponen sbb :

a. *MERDEKA*, anak bertindak atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak bergantung orang lain

b. *PROGRESIF*, berusaha mengejar prestasi, tekun, terencana dalam mewujudkan harapannya.

c. *INISIATIF* , mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif


d. *TERKENDALI DARI DALAM*,  individu yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan .

e. *KEMANTAPAN DIRI*, memiliki harga diri dan kepercayaan diri, percaya terhadap kemampuan sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Ini juga bagian keterampilam hidup yang wajib dikuasai anak-anak. Setelah anak-anak bisa menyelesaikan kemandirian untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti; makan, minum, mandi,dsb naikkan ke tangga keterampilan berikutnya. Karena mendidik anak tidak pernah selesai😊


Sumber gambar;
https://www.bcgperspectives.com/Images/New_Vision_for_Education_WEF_2015.pdfSumber gambar : _trilling and fadel, 21 st century skills, 2009_

Kemandirian-kemandirian tersebut di atas akan sangat penting kita persiapkan hari ini, karena anak-anak kita nanti akan memasuki pendidikan abad 21, yang memerlukan ketrampilan kemandirian yang  lebih untuk mencapainya.

_Sumber Bacaan :_
_Masrun dkk, Jurnal Kemandirian Anak, diakses melalui www.lib.ug.co.id, pada tanggal 13 Februari 2016_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Melatih Kemandirian Anak, Gaza Media,2016_

_Trilling dan Fadel, 21st century skills, 2009_

Cemlan 3 Kemandirian

🍮🍓🍵Cemilan Rabu #3🍵🍓🍮

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Ayah Bunda, Biarkan Anakmu Berproses*

Jika anak kerap meminta secara berlebihan dan selalu ingin dilayani, layaknya kita waspada. Apa yang terjadi pada diri anak kita kemungkinan sinyal bahwa ia tidak tumbuh menjadi anak yang mandiri. Namun jangan pula terburu-buru menyalahkan anak. Sebab apa yang terjadi tak lepas dari bagaimana kita mendidiknya.

Melatih anak mandiri memang bukan persoalan gampang. Seringkali orang tua bersikap *ambivalen* dalam menghadapi anak. Di satu pihak mereka menuntut anak menjadi mandiri, namun di sisi lain orang tua kurang berteguh hati untuk memberikan kesempatan pada anaknya untuk mencoba. Padahal keyakinan diri anak-anak tumbuh ketika mereka menyelesaikan aktivitas  kemandirian mereka. Bagi anak, dengan memberikan kontribusi dalam keluarga, mereka melihat dirinya sebagai anggota yang penting dari "tim" keluarga. Di samping itu, ketika mereka menguasai keterampilan baru mereka merasa berkompeten.

Sikap bijaksana orangtua memang sangat diperlukan dalam membentuk kemandirian anak. Orang tua tidak perlu bersikap terlalu melindungi. Berikanlah anak kebebasan untuk mengungkap segala keinginan dan pikirannya. Orang tua juga tidak perlu malu atau gengsi jika anak melakukan kesalahan.

Ukuran kebenaran bagi anak tidak dapat dilihat dari kacamata orang dewasa. Lagi pula dari kesalahan itu, anak akan belajar lebih banyak. Ingatlah, bahwa orang tua tidak selalu ada di samping anak untuk membantunya seumur hidup. Karena itu, ketika anak belajar mandiri, tunjukkanlah bahwa orang tua memperhatikan hal-hal yang mereka lakukan. Pujian dan dorongan akan memotivasi anak dan membuat mereka merasa bangga.

Anak-anak senang ketika mereka diliputi kehangatan yang mengalir dari persetujuan orang tua yang selalu mereka cari. Anak juga berharap orang tua memberikan tanggung jawab kepada mereka, Karena bila larangan itu hadir, kelak anak akan menjadi bingung dan kehilangan respek terhadap orang tua yang tidak memberikan kepercayaan dan tanggung jawab.
Maka Ayah Bunda biarkanlah anak  mandiri dan bertanggung jawab, meskipun hasilnya belum maksimal, terus fokus mendampingi anak berproses secara bertahap.


Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


📚Bahan Inspirasi :

Nina Chairani & Nurachmi W., penyunting. Biarkan Anak Bicara, Jakarta. Republika, 2003

William Sears, M.D., Anak Cerdas: Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Emerald Publishing, Jakarta 2004

Minggu, 12 Maret 2017

Mengenalkan Kembali Kegiatan Berenang

Berenang


Yeay...Alhamdulillah..akhirnya kami bisa berenang juga..hehehe..Susahnya menyatukan jadwal ayah dan anak2😅😝.

Sore itu,kami menuju Krakatau Country Club(KCC). Tempat berenang umum pertama di Cilegon. Sebetulnya hari itu si Ayah tidak libur kerja,dia masuk shift malam 12 jam..jadi kerjanya mulai pukul 19:00 wib..Namun,ayah baik banget..tetap menemani kami berenang..Terimakasih Ayah..sudah memenuhi keinginan Bunda..Loohh..jadi ini keinginan Bunda?..Hehe...yap yap yap😉

Dalam rangka memperkenalkan kembali kegiatan berenang pada kakak dan Adik..Bunda penasaran,masa iya mereka takut berenang,bunda pun ingin mengajarkan mereka mencelupkan kepala di kolam renang..heheuuu✌..Kalo udah enjoy,baru deh mencoba mengajarkan mereka berenang,atau bisa jd mencari pelatih renang😉😉.

Awalnya si adik tidak mau masuk kolam renang. Adik dimobil aja katanya..takut muntah ceunah😅😝..Dia sempat trauma sepertinya..Dulu saat kami berenang di swimming pool The Trans Luxury Hotel,dia mengejar kakak dan sempat tenggelam,keminum air,dan setelahnya muntah..Salah aq sih😢😢..lengah memperhatikannya..

Saat sudah didalam kolam renang pun,dia enggan menceburkan badannya ke dalam kolam..padahal kekey ini pemberani,saat kecil dia suka bermain di kolam renang dan tidak takut..Kekey pun hanya bermain ditangga kolam renang..

Setelah kami bujuk2 dan kakak mencontohkan gerakan2 lucu dikolam,akhirnya dia berani juga bermain didalam kolam..Tidak hanya itu..aq berhasil membuat keduanya mencelupkan kepala mereka kedalam kolam..heheu..melatih pernapasan..✌✌😜..


Daaaan..kekey ga mau berhenti renang..Baru berhenti ketika kolam arus akan ditutup..heheuu..

Alhamdulillah,hari itu menyenangkan sekali..Tentunya bagi kami semua😘😍. Next..kita jadwalkan renang lagi ya kak..dek..dan ayah..😘😘😘😍😍

#ODOPfor99days

Kulwap : Melatih Kemandirian Anak dengan Menyenangkan

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Resume Kuliah Whatsapp (Kulwap)
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂


🗓 Hari/Tanggal : Jum'at/10 Maret 2017
⏱ Waktu : Pukul 13.00

📜 Materi : "Melatih Kemandirian Anak Dengan
Cara Menyenangkan".

🎙Pembicara : Julia Sarah Rangkuti.

🎤 Mc : Siti Mutoharoh
🎧 Moderator : Asti Susanti
📝 Notulis : Nur Azizah


🍁🍁Materi Kulwap🍁🍁

*Melatih Kemandirian Anak dengan Cara Menyenangkan*
Oleh Julia Sarah Rangkuti

Hai..Bunda2 profesional..tentu kita semua senang jika kanak-kanak kita mampu mandiri, bukan? Lalu, apakah kemandirian itu?

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal, dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan (Asrori, 2008: 130). Hurlock mengatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya (Hurlock 1991).

Semakin dini usia anak untuk berlatih mandiri dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, diharapkan nilai-nilai serta keterampilan mandiri akan lebih mudah dikuasai dan dapat tertanam kuat dalam diri anak. Kemandirian dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut berupa pemberian tugas tanpa bantuan dari orang lain. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan orang tua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya. Peran orang tua atau lingkungan dalam mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya.

Bentuk kemandirian pada anak usia dini lebih berkaitan dengan hal yang bersifat fisik dan psikis. Kegiatan ini merupakan kebutuhan anak sehari-hari yang bersifat pribadi sehingga anak akan mampu melakukannya sendiri. Bagi anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di rumah, sebagai contoh melatih anak mengambil air minumnya sendiri, melatih anak untuk mencopot dan memakai sepatunya sendiri, melatih anak buang air kecil sendiri, melatih anak menyuap makanannya sendiri, melatih anak untuk naik dan turun tangga sendiri, dan sebagainya. Pada anak-anak yang lebih besar bisa diingkatkan pula bentuk kemandirian anak untuk menentukan pilihannya, mengambil keputusan sendiri, serta bertanggung jawab atas pilihannya juga perlu dikembangkan. Anak perlu mendapat kesempatan untuk belajar menimbang dan menentukan pilihannya. Anak akan terbiasa mengambil keputusan tanpa tergantung orang lain. Contoh memilih baju atau buku. Anak-anak yang mandiri dan bertanggung jawab akan mudah menyesuaikan diri di lingkungannya sehingga mudah diterima teman-teman disekitarnya.

Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kemandirian seorang anak, yaitu konsep diri anak, pola asuh orangtua, hubungan orangtua dengan anak, serta faktor pembiasaan. Jika konsep diri anak terhadap dirinya baik maka kemandiriannya akan tumbuh dengan baik. Sedangkan pola asuh orangtua, baik orangtua yang otoriter, demokratis, maupun acuh tak acuh semua berperan penting dalam kemandirian anak. Hubungan orangtua yang terlalu memanjakan anak dapat membuat proses kemandirian anak terhambat. Sedangkan faktor pembiasaan adalah salah satu hal penting yang perlu dilakukan berulang-ulang hingga anak mampu melakukannya sendiri.

Bunda-bunda profesional, peran orang tua sangat diperlukan dalam upaya pengembangan kemandirian anak. Diantaranya adalah pengembangan kemandirian melalui kegiatan yang menyenangkan, melalui ragam aktivitas bermain sambil belajar, salah satunya ialah ragam kegiatan bermain dan belajar dengan aktivitas _practical life_. _Practical life_ merupakan suatu kegiatan kehidupan sehari secara langsung dalam proses pembelajaran pembekalan keterampilan hidup (life skill).

Tujuan pengembangan _Practical Life_ bagi anak adalah untuk :
1. Menyadari atau mengenal perilaku yang dikehendaki dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mentolerir adanya ragam perilaku yang mencerminkan adanya keragaman nilai.
3. Menerima perilaku yang dikehendaki dan menolak perilaku yang tidak dikehendaki, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
4. Memilih perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang dikehendaki, misalnya disiplin, mandiri, sopan, ramah, hormat, dan menghargai orang lain.
5. Menginternalisasi nilai-nilai yang baik sebagai bagian dari kepribadian yang menuntun perilaku sehari-hari. (Depdiknas, 2007: 3)

Aktivitas _practical life_ yang dapat dilakukan si kecil di rumah dengan pengawasan orang tua antara lain: makan sendiri, menuang minum sendiri, minum dari gelas sendiri, mencuci muka sendiri, menggosok gigi, memasang tali sepatu, membuka tutup wadah, mengoles selai ke atas roti, dll.

Bunda, seringkali kita merasa bertambah repot jika si kecil turut membantu pekerjaan mereka di rumah. Tak sedikit pula kita melarang si kecil untuk melakukan aktivitas tersebut. Maka, jangan salahkan si kecil, jika saat besar nanti ia tak mau membantu kita melakukan ragam aktivitas di rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan sebagainya. Melarang anak seringkali justru mematikan rasa ingin tahu anak. Orangtua juga dapat menghambat proses kemandirian anak. Saat anak diberikan kesempatan untuk mencoba, maka orangtua menumbuhkan ruang untuk percaya pada anak. Anak merasa dipercaya, dihargai, dan belajar bertanggung jawab. Oleh sebab itu, mari kita perbesar ruang kepercayaan kita untuk memberi kesempatan pada si kecil mengembangkan kemandiriannya. Tetap semangat, Bunda2 😊


Blora, 9 Maret 2017

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

💜Resume Tanya Jawab💜

1⃣ Wedaraningtyas _ Serang

Bagaimana sikap kita kalau si anak tiba2 merasa aleman ya? padahal mah udah bisa pake baju sendiri tapi terkadang si bocah nego aja gitu,  misal pake celana minta dipegangin dia tinggal masukin kaki "bunda yang pegangin ya , nanti aku yg pake" atau waktu ambil air minum "bunda aja yg ambil,  nanti aku yang kembaliin ke tempatnya"
Bundanya merasa terjajah 😪
Jawab :
Halo Mba Wedaraningtyas..usia anaknya berapa tahun ya?
Ada beberapa hal yang menyebabkan anak2 bersikap demikian. Pertama mencari perhatian dan kedua melihat konsistensi orangtua. Regresi (penurunan) sikap pd anak bisa juga terjadi pd kondisi2 tertentu seperti punya adik baru, anak sakit/baru pulih, mau sekolah, dll yang membutuhkan adaptasi bagi anak. Coba dicek lg kondisi anak saat bersikap demikian ya Mba. Apakah memang sedang benar2 membutuhkan perhatian atau hanya sekadar cari perhatian. Jika sdg *membutuhkan* boleh dibantu sekadarnya sambil terus memotivasi anak. Jika hanya cari perhatian Bunda bisa tetap bersikap tegas, karena anak akan melihat konsistensi kita dalam menerapkan sesuatu. Tetap semangat 💪🏼✅

2⃣. Yuni-Banten

1. Seringkali, saya memang merasa bertambah repot saat anak ikut membantu. Karena saya kalau lagi kerja mau suasana yang privat, tidak boleh ada orang lain di dekat saya. Ribet. Padahal ini nggak baik yah? Gimana itu ya mengubahnya?

2. Anak saya yang kedua (5 tahun) tingkat kemanjaannya tinggi. Makan dan minum minta diambilkan, ke kamar mandi minta ditemani. Di kamar pun maunya ditemani terus. Padahal sudah dibiasakan untuk melakukan apa-apa sendiri. Gimana ini yah?

Jawab :
1. Halo Mba Yuni..
Jika kita ingin privasi saat melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, mencuci, dll), bisa tetap dilakukan saat anak2 masih terlelap. Sehingga, ketika anak2 sudah bangun kita bisa membersamai mereka. No problem Mba, anak2 masih bisa dilatih skill kemandirian dlm hal2 lain, misal: makan sendiri, merapikan mainan, ambil minum sendiri, pakai celana sendiri, dll. Seiring bertambah usianya (usia sekolah) maka bisa kita libatkan dlm aktivitas rumah tangga yang ringan2 (menyapu, membersihkan jendela, mengelap piring basah, dll). Yang tidak boleh dan tidak baik adalah jika kita memberi respons negatif saat anak2 berusaha membantu melakukan pekerjaan rumah tangga.

2. Perbaikan dan konsisten pada pola asuh. Belajar untuk tegas (bukan galak ya) pada tiap hal yang telah ditetapkan di rumah. Ajak anak berdialog dan tumbuhkan rasa kepercayaan dirinya bahwa ia sudah bisa melakukan hal tsb. Semangat ✊🏼✅

3⃣ Asti_Rangkasbitung

Untuk menyekolahkan anak atau mengajarkan calistung tidak berlaku makin cepat makin bagus. Apakah pernyataan ini berlaku pula untuk melatih kemandirian?

Misalnya melatih mandi untuk anak saya yang berusia 3,4tahun. Ketika pakai sabun tidak merata ke seluruh tubuhnya karena tangannya belum sempurna menjangkaunya, kemudian bagian tubuh yang lain jg tidak digosok dengan sempurna. Padahal anak seusia itu senang main tanah dan kotor-kotoran. Saya jadi khawatir mandinya tidak bersih berakibat pada penyakit kulit, cacingan,dll.

Jawab :
Hai Mba Asti..
Kemandirian anak tentunya berkaitan erat dengan usia dan aspek perkembangan anak yang lainnya, seperti motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi. Sehingga dalam hal ini juga tak berlaku "lebih cepat lebih baik". Misalnya, kita belum bisa meminta anak usia 8 bulan untuk pee di kamar mandi, krn ia belum bisa berjalan (berkaitan dgn perkembangan motorik kasar), kita belum bisa meminta anak 1 tahun utk mengancingkan baju sendiri (karena motorik halusnya belum memungkinkan utk melakukan hal tsb), dsb. Dengan demikian, ada baiknya jika dalam melatih kemandirian anak kita tetap melihat *milestone* perkembangan anak, mempertimbangkan usia dan kemampuannya. Anak 3y belum sampai tangannya utk menggosok punggung, sehingga boleh dibantu seperlunya 😊✅

4⃣. Vina-Serang

1. Saya mau bertanya..mba julia bisakah share mengenai games2 apa saja yang bisa dikaitkan untuk melatih kemandirian anak

2. Idealnya berapa lama waktu yang dibutuhkan melatih satu skill kemandirian bagi setiap anak

3. Bagaimana agar kemandirian anak bisa konsisten dilakukan meski sedang berada di luar rumah, misal berkunjung ke rumah nenek.

4. Apakah diperbolehkan menjanjikan hadiah kepada anak saat sedang dilatih kemandiriannya.

Jawab :
Haloo Mba Vina..
1. Saya lampirkan dlm bentuk foto2 ya Mba..
 Belajar menjahit

 Menggosok gigi

 Menjepit,menjemur pakaian,dan mencocokkan kaos kaki

 Menuangkan air

 Menggunakan sendok dan sumpit

Mengupas kulit telur

2. Setahu saya sampai saat ini tidak ada patokan waktu ideal berapa lama yang dibutuhkan melatih satu buah _skill_. Hal ini disebabkan tiap anak unik dan berbeda2. Aspek perkembangan anak serta stimulasi pun berperan penting. Misalnya, ada anak 3y yg sudah bisa memegang pensil dengan sempurna, namun ada juga yg belum. Hal ini bisa disebabkan dr banyak faktor: paparan anak thdp alat tulis, stimulasi motorik halus anak, juga usia anak. Dengan demikian, tiap anak biasanya membutuhkan waktu yg berbeda2.

3. Dengan tetap memberlakukan hal tsb meski sedang di rumah neneknya. Biasanya kalau sama Nenek-Kakek segala2 dibolehkan ya Mba 😅 Nah..inilah pentingnya peran komunikasi. Komunikasikanlah visi-misi pendidikan kita pd Nenek-Kakek dengan baik tanpa mengurangi rasa hormat kita pd Beliau. Misal, jika di rumah anak2 biasa makan sendiri namun saat di rumah neneknya disuapi, maka titipkan pesan pd nenek-kakek agar anak tetap bisa makan sendiri. "Bu..Kakak sudah bisa makan sendiri lho, sudah besar sekarang jd ga perlu disuapi lagi." Kuncinya: *komunikasi* 😊
4. Hadiah atau _reward_ terkadang bagaikan pisau bermata dua utk anak2 kita 😣 sehingga kita harus berhati2 dalam menerapkan pemberian _reward_ ini. Pemberian _reward_ memang bisa menjadi salah satu sarana utk membentuk perilaku anak. Namun, pemberian _reward_ dapat menjadi berbahaya jk tidak dibarengi dengan diskusi/pemberian pemahaman mengenai perilaku yg diharapkan sehingga perilaku anak hanya akan membentuk kepatuhan sementara. Sehingga jk suatu hari _reward_ ditiadakan perilaku yg diharapkan tsb menjadi tidak muncul. Hal2 berikut ini perlu dipertimbangkan dlm pemilihan _reward_ yg efektif utk anakl:
-sesuaikan jenis _reward_ dengan usia anak
-berikan dr hal kecil dan sederhana
-berikan dr intensitas yg paling rendah
Semoga membantu ya Bun.✅

5⃣Dewi _ Serang

1. Mba Julia jika saya menunda keinginan anak untuk berkreasi hari itu, apakah termasuk mematikan daya kreativitas nya?
2. Langkah2 apa saja supaya anak2 menjadi kreatif

Jawab :
Halo Mba Dewi..
1. Biasanya kalau kita punya suatu ide lalu tidak segera kita laksanakan maka bisa jd ide itu hilang/menguap. Begitu anak-anak kita, ketika ia ingin melakukan suatu kreativitas namun kita larang2 maka bisa hilang/lupa jika tidak segera disalurkan 😆

2. Dampingi tumbuh kembang anak kita, stimulasi dengan beragam aktivitas positif, lihatlah hal-hal yang mampu membuat mata mereka berbinar-binar dan pancing dengan berbagai pertanyaan yang mampu memantik pikiran mereka agar lebih kreatif. Semangat mencoba ya Bun 😃✅

6⃣. Tati_ Serang

1. apakah kemandirian fisik berhubungan dengan kemandirian sikap. maksudnya anak yg mandiri memenuhi kebutuhannya sehari2 akan mandiri jg dlm menentukan pilihan atau mengambil keputusan?

2. bagaimana memandirikan anak yg menolak untuk mandiri? dlm hal ini si anak sdh besar

3. bagaimana menyikapi anak yg protes si ayah selalu minta dilayani sehingga si anak pun ingin diperlakukan yg sama?

Jawab :
 Hai Mba Tati..
1. Saling berkaitan sih Mba, namun tetap perlu dikembangkan keduanya. Aspek fisik lebih berhubungan dgn kematangan motorik anak sedangkan aspek sikap lebih pada kematangan sosial-emosi.

2. Konsistensi pada kesepakatan yg telah dibuat anak, tumbuhkan rasa percaya diri dan _self esteem_ anak, yakinkan bahwa ia sudah besar dan bisa melakukannya sendiri, dan tegas serta tega-lah utk tidak selalu melayani anak. Semangat ✊🏼

3. Hehehe..utk anak balita memang masih agak sulit menjelaskan hak-kewajiban pasutri ya, Mba. So, dalam hal ini memang kita juga perlu komunikasikan pd suami bahwa anak-anak (terutama anak usia dini) masih dalam fase meniru orang2 di lingkungannya. Saat ia melihat Ayahnya yg selalu dilayani maka ia pun ingin diperlakukan hal yg sama. Coba dikomunikasikan pd pasangan utk juga bisa melakukan hal2 kecil sendiri, misal: mengambil minum, membuang sampah, dll (tanpa melalaikan kewajiban kita sbg istri) terutama jika sedang dilihat si kecil. Bisa juga Bunda libatkan si kecil utk membantu Ayahnya, misal: "Kakak..Ayah baru pulang kerja nih, Ayah haus, boleh minta tolong ambilkan minum utk Ayah?". Intinya *komunikasikan* ke anak jg ke suami biar semua sama2 enak 😊✅

7⃣. Bunda Lala_ Serang

Aslmkm.
Bagaimana menjelaskan kepada anak pertama kita tentang kemandirian dan kondisi yang akan berbeda menjelang kehadiran adik pertama. Mau tidak mau ada banyak hal yang berubah misalnya dari segi perhatian,tanggung jawab dsb. Saya ingin anak pertama saya bertambah kebahagiaannya dengan kehadiran adik untuknya.
Jzklh.

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Lala

Banyak hal memang yg harus kita persiapkan dalam rangka 'menyambut adik baru'. Hal yang perlu dilakukan pertama-tama adalah membuat suasana bahwa kehadiran si kecil adalah sebuah kebahagiaan utk semua sehingga dapat meminimalisasi kecemburuan si Kakak. Misal dgn melibatkan Kakak saat berbelanja baju2 bayi, mengajak Kakak melihat adik bayi saat sdg USG, mengajak kakak menyentuh adik bayi di perut Bunda dan mengobrol bersama, membacakan buku ttg adik bayi, dll. Seiring dgn pemahaman tsb maka pelan2 Bunda bisa sampaikan harapan2 saat nanti adik sudah lahir. Sampaikan juga bahwa adik bayi masih membutuhkan banyak pertolongan, bantuan, dan sering menyusu sehingga Bunda akan sering bersama adik bayi di bulan2 pertama adik bayi lahir. Sampaikan pd Kakak bahwa saat Bunda "sibuk" dgn adik bayi maka Kakak bisa bantu Bunda dgn bermain sendiri dulu sebentar. Saat adik audah lahir Bubda bisa libatkan Kakak, ajak Kakak utk membantu mengambilkan popok, sabun mandi, dll saat mengurus adiknya. Beri pujian, pelukan, dan ucapan terima kasih atas perilakunya. Serta, bisa jg berikan hadiah utk si Kakak saat si adik lahir, baik dr orangtua maupun tamu2 yg datang berkunjung. Hadiah bahwa ia kini telah menjadi kakak, meski hanya sebatang coklat atau sebutir permen. Dengan demikian, Kakak tidak akan merasa cemburu krna hanya adik yg mendapat hadiah dan perhatian. Semoga membantu ya Bun.✅

8⃣ Devy - Serang.        

Assalamualaikum... Ketika saya bekerja di ranah publik ... Beberapa games untuk anak saya yg usia 2,6 th saya delegasikan kepada pengasuh yg di rumah ... Ngga susah2 koq jenis nya .. banyak yg nyontek dari Ig nya mba Julia ✌😅... Awal2 lancar tapi beberapa hari terakhir koq sepertinya si ART mulai males2 an dan sepertinya anak saya banyak diajak nonton TV . bagaimana cara saya "menebus" waktu bermain kreatif nya yg ngga di lakukan oleh ART di pagi - siang hari ? 🙏😊

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Mba Devy..
Terima kasih sdh berkunjung ke IG saya 😅 Memang penting sekali ya Mba menyamakan visi-misi pendidikan anak kita kepada orang2 terdekat yg membantu kita mengasuh si kecil. Bisa jd ART Mba mulai malas2an krna memang belum "klik" dan belum mengerti dgn tujuan jangka panjang dr apa yg ia kerjakan. Sehingga, supervisi dan motivasi dr Mba tentu saja perlu terus-menerus dinyalakan. Sesekali boleh juga ARTnya diikutsertakan seminar/workshop ttg anak usia dini 😊

Pada ibu bekerja hal yg perlu dilakukan agar tetap maksimal membersamai anak ialah _quality time_ saat di rumah. "Buanglah" semua pikiran ttg pekerjaan sebelum Bunda masuk ke dalam rumah. Lihat2 foto si kecil selama diperjalanan juga bisa membantu. Sehingga saat sudah di rumah Bunda bisa fokus pd anak2. Jauhkan hp, gadget, dan hal2 lain yg sekiranya memgurangi kualitas kebersamaan Bunda dgn si kecil. _Quality time_ tidak harus dgn ber-DIY, namun mengajak ngobrol, menanyakan kesehariannya, membacakan buku, menemani sikat gigi, dll juga termasuk _quality time_ jika dilakukan tanpa disambi dgn pekerjaan lain. Sebab, permainan hanyalah _tools_, yang paling penting adalah kehadiran kita sepenuh jiwa-raga saat beraama mereka. Tetap semangat Mba 💪🏼✅

9⃣. Rizqie_ Serang

Usia brp anak sudah harus tertib mandiri bisa bangun subuh sendiri?

Jawab :

Halo Bunda Rizqie..
Bisa dilatih setidaknya saat usia anak memasuki fase tamyiz (mumayyiz), yaitu saat anak mulai mampu membedakan yg benar dan yg salah. Sehingga saat fase taklif nanti (fase saat anak terbebani segala syariat Islam, dikenal juga dgn istilah baligh) anak sudah mampu sholat tanpa disuruh2 lagi oleh orangtua. ✅

1⃣0⃣. Azizah _ banten

Assalamu'alaikum....
Salam kenal bu Julia Sarah Rangkuti. Saya Azizah ibu profesional dg anak baru 1 😊. Sy mau tanya, usia berapa sebaiknya anak diajarkan istinja, khususnya sehabis BAB? Anak sy laki2 usia 4 tahun, untuk BAK dia sudah sdh bisa sendiri, tp untuk BAB sepertinya dia masih jijik belum mau sepenuhnya melakukan sendiri, sekalinya dia mau mencoba sendiri sayanya yg nggak percaya khawatir nggak bersih saya ulangi lagi. Salahkah sikap saya sprti itu?

Terima kasih atas jawabannya 😊

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Azizah..salam kenal kembali.

Ketika tangan anak sudah mampu membasuh aurat belakangnya maka ada baiknya jika kita mulai membiasakan anak istinja sendiri. Pertama2 boleh sekali kita bantu menyiramkan airnya lalu anak yg membasuhnya. Boleh kita 'periksa' kembali kebersihannya. Jika memang kurang bersih beri tahu anak bagian mana yg perlu kembali dibersihkan agar bisa istinja dgn lebih sempurna. Seiring waktu dan seiring dengan perkembangan motoriknya maka insyaAllah akan lebih baik hasilnya.

Boleh2 saja Bunda mengulangi istinja kembali asalkan tidak "menjatuhkan rasa percaya diri anak". Pilih kalimat2 menyenangkan utk anak agar ia tidak merasa "tuhh kan aku ga bisa". Semoga membantu ya, Bun ❤✅

1⃣1⃣. Fitroh_ Jambi (Asal menes)

Assalamu'alaikum.
Saya ingin bertanya,
1. Anak saya sudah bisa makan sendiri tapi ada saatnya makanan habis dimakan sendiri, ada saatnya bersisa dan minta disuapi. Apakah dengan masih di bantu disuapi akan berpengaruh dengan kemandiriannya ketika dewasa nanti?
Niat saya sedikit membantu menyuapi karena mengejar kebutuhan nutrisinya.

2. Berhubungan dengan toilet training, saya masih maju mundur dalam hal ini. Bisa setengah hari berhasil tanpa memakai clodi ataupun diapers, besoknya gagal karena seharian memakai clodi. Sering saya sounding dan meminta anak untuk memakai celana dalam saja tanpa clodi, setiap satu jam selalu di tanya mau pipis atau ga dan jawabnya engga, tapi ternyata anak saya menahan pipis dari pagi sampai siang, lalu mengeluh sakit daerah kandung kemihnya, menangis meminta diapers, ketika saya pakaikan diapers baru mau pipis. Ini ga terjadi sekali dua kali, selalu menangis meminta dipakaikan diapers. Sampai hari ini saya masih terus sounding anak saya dan tetap melakukan memakai diapers dari siang sampai malam. Apa yang harus saya lakukan agar anak benar-benar tidak trauma dan benar-benar bisa lulus toilet trainingnya?

👆🏼usia anaknya berapa tahun ya Mba?
Bulan ini masuk 3 tahun Bunda

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Mba Fitroh..
1. Kemandirian anak dilihat dr berbagai faktor dan bbg hal sehingga tidak bisa dikaitkan dgn hanya 1 kasus saja ya, Bun. Usia anak dan aspek perkembangannya juga sangat   berpengaruh thdp kemandirian anak. Usia berapakah anak masih disuapi? Jika masih usia 1y tentunya masih wajar, namun jika sudah usia 3y ke atas ada baiknya jika tidak dibantu lagi. Pastikan bahwa dlm aktivitas makan anak juga belajar membaca "bahasa tubuhnya". Saat anak lapar maka ia akan makan, dan akan menyudahi aktivitas makannya saat ia sudah kenyang. Kondisikan suasana yg menyenangkan saat anak makan dengan tetap memperhatikan adab makan. Semoga membantu ya Bun.

2. TT memang berkaitan erat dengan kesiapan ibu dan anak. Menjelang usia 3y pada umumnya anak sudah mampu diajak berdialog dan mengkomunikasikan keinginannya. Sampaikan pd anak efek negatif dr menahan pipis terlalu lama, bisa diibaratkan dgn memegang batu. Ajak anak mengenggam batu selama 5 menit, lalu tanyakan bagaimana rasanya? Pegal? Berat? Begitu pun dgn kantung kemih kita yg akan 'pegal' dan 'berat' jk menahan pipis terlalu lama.

Jika anak ditanya mau pipis/ngga selalu menjawab ngga, maka coba langsung saja Bunda ajak ke kamar mandi, kondisikan seperti ingin pipis. Anak bisa jd menolak ke kamar mandi karena memiliki pengalaman yg tidak menyenangkan. Coba gali akar masalah yg menyebabkan anak traumatik dgn kegiatan TT ini, Bun. Apakah anak takut ke wc? Tidak suka jongkok? Dll. Setelah ketemu akar masalahnya, maka pelan2 bisa kita cari jalan keluarnya. Misal, jk anak tidak suka suasana di wc maka Bunda bisa hias kamar mandi dgn stiker2 mainan yg disukai anak. Jika anak trauma jongkok bisa dicoba pakai potty terlebih dahulu, dll.

Kegiatan TT ini akan berhasil jika kita konsisten. Konsistenlah utk tetap melepas diapers saat siang hari. Biarkan anak merasa tak nyaman jika pipis di celana. Libatkan anak saat membersihkan/mengepel ompolnya. Perlahan2 setelah lulus TT siang hari maka bisa dilanjut utk lulus TT malam hari. Semangat Bun. Yg paling penting adalah: libatkan Allah swt dalam proses penting ini ✊🏼✅

 1⃣2⃣. Lusi Mulyantini _ Pandeglang

Assalamualaikum... izin bertanya, untuk anak usia 3 tahun 8 bulan bolehkah memberikan punishment saat kemandirian sudah jadi habit anak? Misal anak sudah terbiasa merapihkan mainan sendiri, tetiba ga mau melakukan. Lalu, punishment seperti apa yg "menyenangkan" tapi ngena banget untuk anak seusia itu?

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Lusi..

Ada baiknya jika pemberian _punishment_ merupakan pilihan terakhir setelah berbagai hal telah kita upayakan, dan alangkah baiknya jika hal tsb merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak, anak dan orangtua. Jangan sampai ketika anak melakukan suatu kesalahan (yg bukan dlm hal syariat yaa) kita langsung menghukumnya. Ajak anak dialog, buatlah kesepakatan.

Beberapa hal berikut ini perlu kita upayakan sebelum kita menghukum anak.
1. Orangtua harus menjadi teladan yg baik, termasuk dlm hal kedisiplinan.

2. Jika anak melakukan kesalahan, jangan dicela namun berilah nasihat yg santun. Tegurlah perbuatannya, bukan pribadinya. Contoh: "perilakunya salah, Nak" bukan "dasar anak nakal."

3. Beri anak pemahaman/penjelasan ttg sikap disiplin yg kita harapkan dicapai anak.

4. Tanamkan pendidikan adab sejak usia dini.

5. Jangan memarahi anak di depan orang lain krna akan merusak harga dirinya.

6. Jangan mengancam anak dgn sesuatu yg sebenarnya tidak akan dilakukan orgtua. Misal: "Kalau ga mau makan, Mama tinggal nih."

7. Jadikan hukuman sbg pilihan terakhir setelah proses2 di atas (teladan, transfer nilai, pembiasaan) telah dilakukan namun anak masih melanggar. Semoga bermanfaat ya Mba✅