Random activity
Pagi pagi sekali nenek sudah datang kerumah. Mungkin beliau kangen,karena kemarin tidak bertemu cucu cucunya..hehe
Kegiatan sebelum nenek datang adalah menjemur pakaian bersama. Awalnya hanya kakak yang ingin membantu bunda menjemur pakaian. Kemudian adik bangun, keluar kamar dan ke teras, melihat kami menjemur pakaian lalu ikut bersama2 menjemur pakaian..Kakak mencontohkan cara menjemur pakaian yang benar kepada adikπ. Sebelum adik bangun, aq memberikan penjelasan bagaimana seharusnya pakaian dibentangkan dimasing2 jenis jemuran sambil memberi contoh caranya. Kakak pun langsung mengerti apa yang aq utarakan dan contohkan. Langsung lulus praktek menjemur..hahahha..
Kemudian setelah selesai menjemur, aq menyuruh mereka mandi. Mereka meminta bermain pewarna makanan untuk dimainkan dikamar mandi. Dicampurkan dengan air dan bermain masak2an sebelum mandi. Oke boleeh.. Apa yang kakak lakukan,adik pun mengikuti.
Saat mereka bermain air, nenek pun datang..akhirnya mereka pun mandi..hehe. Setelahnya langsung bermanja2 sama nenek.Nenek pun memanjakan merekaππ,memakaikan baju dan menyuapinya selagi aq mandi.
Kemudian nenek mengajak mereka pergi kerumah uyut(ibunya nenek).
Kegiatan malam ini..Kakak dan adik mewarnai coloring book dari pizza hut. Setelah selesai, mereka bermain peran lagi.. Dari mulai masak2an,berganti jual beli,ibu2an dan dokter2an...Kami hanya mengamati mereka yang asyik bermain. Sesekali tertawa melihat tingkah polah dan tutur kata atau gaya bahasanya. Terpingkal saat kakak seolah2 sedang menelpon dokter dan ada kata2 "korengan"..heheuuuuuu...dari mana dia dapet kata2 ituππππ.
Begitulah, apapun bisa dijadikan mainan..Ide anak2 memang briliant. Tinggal bundanya saja melihat ruangan disekitar mereka bermain menjadi "uwowww".. melakukan reframe dan reframing, menganggap ruangan mereka bermain sebagai laboratorium..hehe..mengambil istilahnya teh kiki barkiah.
Hasil pengamatan...gaya belajar mereka auditori,visual dan kinestetik. Keduanya dominan kinestetik. Banyak bergerak..hahhaha
#Tantangan10Hari
#Harike11
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Minggu, 30 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 10
Pizza Maker Junior
Hari ini Dafina dan Kayla ikut kegiatan Pizza Maker Junior yang diadakan oleh Pizza Hut Mayofield mall Cilegon.
Sebetulnya hari yang sama, IIP Banten pun mengadakan cooking class for kid di Domino Pizza Serang. Namun Dafina batal ikut karena suatu hal. Namun alhamdulillah di cilegon pun ada acara serupa tapi tak samaππ.
Saat tiba giliran mereka masuk ke dapur pizza, mereka mendengarkan instruksi yang diberikan oleh petugas pizza. Adik paling kecil dikelompoknya,dia melihat dan mengikuti apa yang para kakak2 lakukanπ.
Proses didapur hanya memberikan topping pizza,kegiatannya cepat sekali. Setelah memberikan topping, pizza kemudian dipanggang, PMJ pun selesai,anak2 diberi minum dan menunggu pizza matang diruang tunggu.
Saat menunggu, Dafina memilih bermain balon yang disediakan pihak pizza,dan Kayla memilih untuk mewarnai buku gambar yang diberikan dalam goodiebag PMJ. Ketika pizza matang, pizza tidak dimakanπ
, Dafina tidak menyentuh sedikit pun pizzanya dan Kayla hanya memakan toppingnya. Mereka kurang menyukai pizza..Hehe
Finally acara selesai..Kami pun pulang kerumah. Saat pulang,mereka langsung antusias bercerita kepada ayah. Oiya ayah tidak ikut karena beliau baru pulang dari shift malam. Mereka bercerita setiap langkah2nya. Mereka mengungkapkan rasa senang mereka. Alhamdulillah walaupun hanya belajar memberikan topping pizza,mereka senang..πππ
Kegiatan belajar hari ini menggabungkan gaya belajar visual,auditory dan kinestetikπ.
#Tantangan10Hari
#Harike10
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Hari ini Dafina dan Kayla ikut kegiatan Pizza Maker Junior yang diadakan oleh Pizza Hut Mayofield mall Cilegon.
Sebetulnya hari yang sama, IIP Banten pun mengadakan cooking class for kid di Domino Pizza Serang. Namun Dafina batal ikut karena suatu hal. Namun alhamdulillah di cilegon pun ada acara serupa tapi tak samaππ.
Saat tiba giliran mereka masuk ke dapur pizza, mereka mendengarkan instruksi yang diberikan oleh petugas pizza. Adik paling kecil dikelompoknya,dia melihat dan mengikuti apa yang para kakak2 lakukanπ.
Proses didapur hanya memberikan topping pizza,kegiatannya cepat sekali. Setelah memberikan topping, pizza kemudian dipanggang, PMJ pun selesai,anak2 diberi minum dan menunggu pizza matang diruang tunggu.
Saat menunggu, Dafina memilih bermain balon yang disediakan pihak pizza,dan Kayla memilih untuk mewarnai buku gambar yang diberikan dalam goodiebag PMJ. Ketika pizza matang, pizza tidak dimakanπ
, Dafina tidak menyentuh sedikit pun pizzanya dan Kayla hanya memakan toppingnya. Mereka kurang menyukai pizza..Hehe
Finally acara selesai..Kami pun pulang kerumah. Saat pulang,mereka langsung antusias bercerita kepada ayah. Oiya ayah tidak ikut karena beliau baru pulang dari shift malam. Mereka bercerita setiap langkah2nya. Mereka mengungkapkan rasa senang mereka. Alhamdulillah walaupun hanya belajar memberikan topping pizza,mereka senang..πππ
Kegiatan belajar hari ini menggabungkan gaya belajar visual,auditory dan kinestetikπ.
#Tantangan10Hari
#Harike10
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Jumat, 28 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 9
Bermain Kotak Pas
Malam ini, Dafina dan Kayla bermain kotak pas. Awalnya cuma si kakak aja sih yang mau main itu,namun adik yang sedang bermain peran sendiri lambat laun membawa meja, kursi, dan ikut bermain kotak pasπ.
Kakak fina bermain dengan tenang,sesekali bertanya saat dia mengalami kesulitan. Kayla masih dipandu dan diberi instruksi saat menjalankan permainan di awal..setelahnya dia bisa melanjutkannya sendiri.
Dafina bertahan cukup lama,dan menghabiskan beberapa lembar. Kayla tidak bertahan lama,karena rentang konsentrasinya belum lama. Dia pun mulai bosan kemudian bermain secara acak,"sekarepe dewek" ππ.
Kemudian,timbullah rasa bosan, dimulai dari Kayla yang meninggalkan permainan dan melanjutkan bermain peran. Disusul Dafina yang juga bermain peran dan berpindah ruanganππ. Sekarang mereka main boneka di kamar,dan berperan ibu-ibuan...heheuu
Gaya belajar hari ini..cenderung kinestetik pada keduanya. Penglihatan dan pendengaran tetap mewarnai setiap kegiatannya.
#Tantangan10Hari
#Harike9
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Malam ini, Dafina dan Kayla bermain kotak pas. Awalnya cuma si kakak aja sih yang mau main itu,namun adik yang sedang bermain peran sendiri lambat laun membawa meja, kursi, dan ikut bermain kotak pasπ.
Kakak fina bermain dengan tenang,sesekali bertanya saat dia mengalami kesulitan. Kayla masih dipandu dan diberi instruksi saat menjalankan permainan di awal..setelahnya dia bisa melanjutkannya sendiri.
Dafina bertahan cukup lama,dan menghabiskan beberapa lembar. Kayla tidak bertahan lama,karena rentang konsentrasinya belum lama. Dia pun mulai bosan kemudian bermain secara acak,"sekarepe dewek" ππ.
Kemudian,timbullah rasa bosan, dimulai dari Kayla yang meninggalkan permainan dan melanjutkan bermain peran. Disusul Dafina yang juga bermain peran dan berpindah ruanganππ. Sekarang mereka main boneka di kamar,dan berperan ibu-ibuan...heheuu
Gaya belajar hari ini..cenderung kinestetik pada keduanya. Penglihatan dan pendengaran tetap mewarnai setiap kegiatannya.
#Tantangan10Hari
#Harike9
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Kamis, 27 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 8
Bermain Puzzle 3D
Malam ini kami bermain puzzle 3 D. Aq memberikan puzzle 3D kepada mereka. Mereka senang sekali..
Bermain puzzle 3D ini adalah permainan kali kedua yang kami lakukan. Saat bermain puzzle 3D yang pertama kali, pengerjaan 100% dilakukan olehkuπ. Saat ini, aq ingin melihat bagaimana reaksi mereka, apa yang akan mereka lakukan, dan apakah mereka dapat menyelesaikannya?ππ
Pertama, tanpa diberi instruksi..Mereka langsung melepaskan dan membongkar masing2 kerangka puzzle. Melakukannya dengan serius dan terlihat asyik mengerjakannya.
Kemudian,tibalah saatnya memasang rangkaian puzzle tersebut. Kakak masih mandiri dalam melubangi dasar puzzle. Adik mulai mengeluh tidak bisa dan minta bantuanπ. Aq berikan alat bantuan, yaitu pensil untuk melubangi, dan aq berikan cara melubanginya. Adik pun tidak mengeluh lagi dan kembali mengerjakannya sendiri.
Saat memasang,lebih seru lagi. Memasang puzzle 3D ini lumayan menjadi tantangan bagi mereka. Mereka harus menemukan lubang yang pas. Memasukkan puzzle ke lubangnya,menyatukan kepingan2 puzzle tersebut dan membentuknya seperti contoh dalam gambar. Sesekali melihat contoh dan mendengarkan instruksi dariku bagaimana caranya supaya puzzle kuat berdiri pada alasnya.
Dalam bermain merangkai puzzle 3D ini. Dafina sudah mandiri dalam melakukannya, mungkin sekitar 80% dia menyelesaikannya sendiri. Saat pengerjaan sempat mengeluh tidak bisa. Namun aq meyakinkannya bahwa kakak bisa.."Yes I can" kataku..dan dia bilang "artinya aku bisa kan ya bun", aq pun tersenyum mendengarnya..
Adik masih belum bisa mengerjakannya sendiri,mungkin sekitar 30% dia mengerjakannya sendiri, sisanya aq bantu, namun aq tetap memintanya untuk memberiku arahan dan instruksi harus ditempatkan dimana kepingan puzzle yang akan aq pasang. Aq membiarkannya melihat contoh gambar dan memberiku instruksi.
Akhirnya selesai juga..Setelah puzzle selesai disusun atau dirangkai, lalu mereka bermain peran dengan puzzle tersebut. Kebetulan ada tokoh hewan di puzzlenya.ππ
Mereka berdua malam ini menggunakan penglihatan dan pendengaran mereka dengan baik. Kemudian langsung mempraktekannya (membongkar puzzle) tanpa instruksi. Dalam pengamatanku mereka berdua menggunakan gaya belajar visual,auditory dan kinestetic...
#Tantangan10Hari
#Harike8
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Malam ini kami bermain puzzle 3 D. Aq memberikan puzzle 3D kepada mereka. Mereka senang sekali..
Bermain puzzle 3D ini adalah permainan kali kedua yang kami lakukan. Saat bermain puzzle 3D yang pertama kali, pengerjaan 100% dilakukan olehkuπ. Saat ini, aq ingin melihat bagaimana reaksi mereka, apa yang akan mereka lakukan, dan apakah mereka dapat menyelesaikannya?ππ
Pertama, tanpa diberi instruksi..Mereka langsung melepaskan dan membongkar masing2 kerangka puzzle. Melakukannya dengan serius dan terlihat asyik mengerjakannya.
Kemudian,tibalah saatnya memasang rangkaian puzzle tersebut. Kakak masih mandiri dalam melubangi dasar puzzle. Adik mulai mengeluh tidak bisa dan minta bantuanπ. Aq berikan alat bantuan, yaitu pensil untuk melubangi, dan aq berikan cara melubanginya. Adik pun tidak mengeluh lagi dan kembali mengerjakannya sendiri.
Saat memasang,lebih seru lagi. Memasang puzzle 3D ini lumayan menjadi tantangan bagi mereka. Mereka harus menemukan lubang yang pas. Memasukkan puzzle ke lubangnya,menyatukan kepingan2 puzzle tersebut dan membentuknya seperti contoh dalam gambar. Sesekali melihat contoh dan mendengarkan instruksi dariku bagaimana caranya supaya puzzle kuat berdiri pada alasnya.
Dalam bermain merangkai puzzle 3D ini. Dafina sudah mandiri dalam melakukannya, mungkin sekitar 80% dia menyelesaikannya sendiri. Saat pengerjaan sempat mengeluh tidak bisa. Namun aq meyakinkannya bahwa kakak bisa.."Yes I can" kataku..dan dia bilang "artinya aku bisa kan ya bun", aq pun tersenyum mendengarnya..
Adik masih belum bisa mengerjakannya sendiri,mungkin sekitar 30% dia mengerjakannya sendiri, sisanya aq bantu, namun aq tetap memintanya untuk memberiku arahan dan instruksi harus ditempatkan dimana kepingan puzzle yang akan aq pasang. Aq membiarkannya melihat contoh gambar dan memberiku instruksi.
Akhirnya selesai juga..Setelah puzzle selesai disusun atau dirangkai, lalu mereka bermain peran dengan puzzle tersebut. Kebetulan ada tokoh hewan di puzzlenya.ππ
Mereka berdua malam ini menggunakan penglihatan dan pendengaran mereka dengan baik. Kemudian langsung mempraktekannya (membongkar puzzle) tanpa instruksi. Dalam pengamatanku mereka berdua menggunakan gaya belajar visual,auditory dan kinestetic...
#Tantangan10Hari
#Harike8
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Mengamati Gaya Belajar Anak hari ke 7
Dafina Fakhira Putri
Hari ini cukup padatπ, bunda Liqo mingguan sampai sekitar jam 12 siang. Setelahnya kami semua tidur siang. Sore kami mengaji dirumah tahfiz. Pulang mengaji, Dafina dan Kayla ingin bermain dirumah nenek.
Saat dirumah nenek, Kakek menemukan harta karun..yaitu stiker doa doa harian yang sudah dibelinya bertahun2 silam. Dafina sangat antusias dan langsung membaca. Bukan membaca tulisan arabnya (karena dia belum bisa), namun membaca judul dan artinya.
Ya,memang akhir akhir ini Dafina sedang senang membaca, membaca apapun yang ditemuinya untuk dibaca.
Dia sudah bisa membaca lumayan lancar. Entah dimanapun, kapanpun, dia akan membaca.
Aq tidak mengajarinya secara khusus, namun aq sering membacakannya. Berawal dari banyak membacakan buku2, dan sering membacakan buku2. Dafina dapat membaca dengan cepat. Aq terkadang merasa, Dafina ini hafal bacaan dari tulisan yang aq perlihatkan. Misal, ketika menemui kata 'aku' dia pasti akan melafalkan 'aku'. Dia ada kecenderungan visual juga nampaknyaπ. Namun ternyata disekolah, dia diajarkan untuk mengeja. Dan ternyata dahsyat perkembangan kemampuan membacanya.
#Tantangan10Hari
#Harike7
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Hari ini cukup padatπ, bunda Liqo mingguan sampai sekitar jam 12 siang. Setelahnya kami semua tidur siang. Sore kami mengaji dirumah tahfiz. Pulang mengaji, Dafina dan Kayla ingin bermain dirumah nenek.
Saat dirumah nenek, Kakek menemukan harta karun..yaitu stiker doa doa harian yang sudah dibelinya bertahun2 silam. Dafina sangat antusias dan langsung membaca. Bukan membaca tulisan arabnya (karena dia belum bisa), namun membaca judul dan artinya.
Ya,memang akhir akhir ini Dafina sedang senang membaca, membaca apapun yang ditemuinya untuk dibaca.
Dia sudah bisa membaca lumayan lancar. Entah dimanapun, kapanpun, dia akan membaca.
Aq tidak mengajarinya secara khusus, namun aq sering membacakannya. Berawal dari banyak membacakan buku2, dan sering membacakan buku2. Dafina dapat membaca dengan cepat. Aq terkadang merasa, Dafina ini hafal bacaan dari tulisan yang aq perlihatkan. Misal, ketika menemui kata 'aku' dia pasti akan melafalkan 'aku'. Dia ada kecenderungan visual juga nampaknyaπ. Namun ternyata disekolah, dia diajarkan untuk mengeja. Dan ternyata dahsyat perkembangan kemampuan membacanya.
#Tantangan10Hari
#Harike7
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Selasa, 25 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 6
Hari selasa, kegiatan kembali normal setelah libur cukup lama. Kaka Dafina sudah mulai masuk sekolah lagi dan hari ini ayah masuk kerja pagi.
Setelah sarapan, aq menanyakan kepada Kayla,
π© : Adek hari ini mau jalan2 ga? (Aq ingin mengajaknya menggunakan transportasi umum)
π§ : Kakaknya gimana bun?
( hihihi, ga jawab iya atau nggak..dia lagi inget si kakakπ..walaupun ga jarang tiap hari berebut dan berantem dengan si kakak,tp saat kakak ga ada kalau mau jalan2 atau lagi diluar beli sesuatu tanpa kakak,dia mengingat kakaknya..peluuk adiiik..ππ)
π© : Kakak kan sekolah, nanti kita jemput kakak ya..Yaudah,ade skr mau main apa?
π§ : Main pasir aja bun..
Kemarin saat ke pantai, kami tidak berhasil membuatnya menginjakkan kaki menyentuh pasir pantai atau bermain pasir pantai. Kotor katanya..π. Pagi ini dia minta main pasir. Baiklah,bunda keluarkan pasir kinetik. Kalo pasir kinetik ini dia mau pegang..Heheu
Saat bermain pasir kinetik, dia tidak mau dicontohkan untuk mencetak pasir tsb dengan cetakannya, aq dilarang ikut sertaπ. Ok,aq biarkan di berekspresi sesuai keinginannya.
Dia mulai mencetak pasir, meletakkannya pada wadah cetakan. Kemudian hasil cetakannya dia pipihkan. Dia minta pisau, dan aq ambil dari tempat mainan masak2annya. Kayla sekarang memotong pasir2 tsb seperti memotong kue atau adonan. Entah adonan apaπ.. Kemudian dia memasukkan adonan tsb kedalam wadah,seperti panci. Setelahnya dimasak diatas kompor.
Dia beralih dari main pasir,menjadi main masak2an, kemudian mengambil boneka dan memasangkan kain disetiap boneka lalu menyuapi masing2 boneka tersebut.
Bunda beberapa kali mengajukan diri untuk ikut serta dalam permainannya. Hihihi..tidak diijinkan..kasiaan deh bunda..wkwkwkw..Dia hanya bilang, "bunda jadi yang beli aja ya,bunda mau pesen apa?" ..Wah,skr dia bermain koki kokian dan menjual masakannya. "Bunda pesan nasi goreng",kataku..hehehe..Dia membuatkan nasi goreng dan memberikannya untukku...Oia,kalau bermain peran,dia menyebutku "teteh", menyebut kakaknya "mama",dan menyebut ayahnya "aa"πππ
Melihat caranya bermain hari ini, dia masih dalam gaya belajar kinestetik dan visual.
#Tantangan10Hari
#Harike6
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Setelah sarapan, aq menanyakan kepada Kayla,
π© : Adek hari ini mau jalan2 ga? (Aq ingin mengajaknya menggunakan transportasi umum)
π§ : Kakaknya gimana bun?
( hihihi, ga jawab iya atau nggak..dia lagi inget si kakakπ..walaupun ga jarang tiap hari berebut dan berantem dengan si kakak,tp saat kakak ga ada kalau mau jalan2 atau lagi diluar beli sesuatu tanpa kakak,dia mengingat kakaknya..peluuk adiiik..ππ)
π© : Kakak kan sekolah, nanti kita jemput kakak ya..Yaudah,ade skr mau main apa?
π§ : Main pasir aja bun..
Kemarin saat ke pantai, kami tidak berhasil membuatnya menginjakkan kaki menyentuh pasir pantai atau bermain pasir pantai. Kotor katanya..π. Pagi ini dia minta main pasir. Baiklah,bunda keluarkan pasir kinetik. Kalo pasir kinetik ini dia mau pegang..Heheu
Saat bermain pasir kinetik, dia tidak mau dicontohkan untuk mencetak pasir tsb dengan cetakannya, aq dilarang ikut sertaπ. Ok,aq biarkan di berekspresi sesuai keinginannya.
Dia mulai mencetak pasir, meletakkannya pada wadah cetakan. Kemudian hasil cetakannya dia pipihkan. Dia minta pisau, dan aq ambil dari tempat mainan masak2annya. Kayla sekarang memotong pasir2 tsb seperti memotong kue atau adonan. Entah adonan apaπ.. Kemudian dia memasukkan adonan tsb kedalam wadah,seperti panci. Setelahnya dimasak diatas kompor.
Dia beralih dari main pasir,menjadi main masak2an, kemudian mengambil boneka dan memasangkan kain disetiap boneka lalu menyuapi masing2 boneka tersebut.
Bunda beberapa kali mengajukan diri untuk ikut serta dalam permainannya. Hihihi..tidak diijinkan..kasiaan deh bunda..wkwkwkw..Dia hanya bilang, "bunda jadi yang beli aja ya,bunda mau pesen apa?" ..Wah,skr dia bermain koki kokian dan menjual masakannya. "Bunda pesan nasi goreng",kataku..hehehe..Dia membuatkan nasi goreng dan memberikannya untukku...Oia,kalau bermain peran,dia menyebutku "teteh", menyebut kakaknya "mama",dan menyebut ayahnya "aa"πππ
Melihat caranya bermain hari ini, dia masih dalam gaya belajar kinestetik dan visual.
#Tantangan10Hari
#Harike6
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 5
Hari ini kami pergi kepantai. Banyak hal yang kami lakukan bersama, diantaranya berenang dikolam renang, bermain pasir, berenang di pantai, dan bermain layangan.
Saat bermain layangan, Dafina tidak langsung menerbangkan layangan tersebut. Dia meminta dipandu untuk menerbangkan layangannya, aq menjelaskan caranya sambil mempraktekannya di depan dia. Bagaimana cara memegangnya talinya, dan menerbangkannya. Dafina auditory dan visual.
Aq tidak dapat mengamati Kayla secara seksama karena dia sedang rewel. Baru saja sembuh dari demam dan menwanya. Kakinya terkena paku. Karena tidak bisa diam, saat ingin masuk kamar mandi, dia menginjak 'dingklik' dan lompat lompatan, dingklik tersebut patah bagian kakinya,dan Kayla terkena pakunyaπ’. Tapi alhamdulillah tidak tertusuk, hanya tergores panjang ditelapak kakinya.
#Tantangan10Hari
#Harike5
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Saat bermain layangan, Dafina tidak langsung menerbangkan layangan tersebut. Dia meminta dipandu untuk menerbangkan layangannya, aq menjelaskan caranya sambil mempraktekannya di depan dia. Bagaimana cara memegangnya talinya, dan menerbangkannya. Dafina auditory dan visual.
Aq tidak dapat mengamati Kayla secara seksama karena dia sedang rewel. Baru saja sembuh dari demam dan menwanya. Kakinya terkena paku. Karena tidak bisa diam, saat ingin masuk kamar mandi, dia menginjak 'dingklik' dan lompat lompatan, dingklik tersebut patah bagian kakinya,dan Kayla terkena pakunyaπ’. Tapi alhamdulillah tidak tertusuk, hanya tergores panjang ditelapak kakinya.
#Tantangan10Hari
#Harike5
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Senin, 24 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 4
Kegiatan hari ini diawali dengan olah raga pagi di lapangan blok I dekat rumah. Karena ayah libur dan alhamdulillah kekey sudah tidak demam lagi. Jadi kami semua berangkat kesana.
Dalam kegiatan tersebut, kakak bisa meniru gerakan senam dan gerakan yang ayah bunda instruksikan..Apa yang kakak lakukan,pasti ditiru adik. Kakak berlari, adik berlari. Ketika kakak melompat dengan dua kaki atau satu kaki, adik pun ikut berlompat dengan dua kaki dan mengikuti dengan satu kaki.ππ
Setelah berolahraga, kakak meminta dibelikan susu adikpun sama minta susu. Setelahnya kakak minta mainan,adik pun mengikuti..π.. Kakak betul betul role model sang adik..
Siang hari,ayah pergi ke rangkas seorang diri, karena ada acara yang harus dia hadiri. Kami bertiga pergi kerumah uyut..Kebetulan hari ini akan kumpul keluarga besar. Tanteku yang juga neneknya anak2 sedang berulang tahun dan mengajak keluarga besar berkumpul untuk bancakan. Aq membawa ular tangga raksasa untuk dimainkan disana. Kakak asik bermain dengan yang lainnya. Bermain dengan aturan permainan ular tangga. Sedangkan Kekey, Kekey tidak bisa mengikuti aturan,dia hanya berlompat2 dan berlari2 diatas ular tangga tsb.
Malam hari,ayah pulang dari rangkas. Dia membawa 2 pohon tomat yang sudah berbuah. Kakak dan Adik sangat antusias sekali. Ayah berpesan untuk menjaga dan merawat si tomat. Masing2 pohon diberi label nama Kakak dan Adik. Mulai esok hari, mereka diberi tugas untuk merawat dan menjaga pohon tomat tersebut.ππ
Hari ini,yang aq amati..gaya belajar keduanya adalah visual. Kakak audio dan kinestetik. Kekey cenderung kinestetik.
#Tantangan10Hari
#Harike4
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Dalam kegiatan tersebut, kakak bisa meniru gerakan senam dan gerakan yang ayah bunda instruksikan..Apa yang kakak lakukan,pasti ditiru adik. Kakak berlari, adik berlari. Ketika kakak melompat dengan dua kaki atau satu kaki, adik pun ikut berlompat dengan dua kaki dan mengikuti dengan satu kaki.ππ
Setelah berolahraga, kakak meminta dibelikan susu adikpun sama minta susu. Setelahnya kakak minta mainan,adik pun mengikuti..π.. Kakak betul betul role model sang adik..
Siang hari,ayah pergi ke rangkas seorang diri, karena ada acara yang harus dia hadiri. Kami bertiga pergi kerumah uyut..Kebetulan hari ini akan kumpul keluarga besar. Tanteku yang juga neneknya anak2 sedang berulang tahun dan mengajak keluarga besar berkumpul untuk bancakan. Aq membawa ular tangga raksasa untuk dimainkan disana. Kakak asik bermain dengan yang lainnya. Bermain dengan aturan permainan ular tangga. Sedangkan Kekey, Kekey tidak bisa mengikuti aturan,dia hanya berlompat2 dan berlari2 diatas ular tangga tsb.
Malam hari,ayah pulang dari rangkas. Dia membawa 2 pohon tomat yang sudah berbuah. Kakak dan Adik sangat antusias sekali. Ayah berpesan untuk menjaga dan merawat si tomat. Masing2 pohon diberi label nama Kakak dan Adik. Mulai esok hari, mereka diberi tugas untuk merawat dan menjaga pohon tomat tersebut.ππ
Hari ini,yang aq amati..gaya belajar keduanya adalah visual. Kakak audio dan kinestetik. Kekey cenderung kinestetik.
#Tantangan10Hari
#Harike4
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Sabtu, 22 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 3
Dafina Fakhira Putri
Hari ini bunda mengamati kakak Fina. Pertama saat dia main lego. Dafina ini belum pernah berhasil menyusun lego sesuai bentuk seperti yang dicontohkan. Sering kali dia kesulitan memasangkan,kemudian minta tolong ayah atau bundanya untuk menyelesaikannya.
Saat memasang lego, dia harus ditemani dan dipandu secara lisan, disemangati secara lisan, diberikan langkah langkahnya secara lisan, baru dia kerjakan dan selesaikan. Mungkin karena bentuknya kecil2 dan pemasangannya butuh ekstra hati2,ketelitian,kekuatan dan kesabaranπ.
Lain halnya dengan bermain lego balok. Mungkin karena lego balok ini lebih besar. Jadi dia lebih enjoy dan bebas berekspresi. Ketika menyusun lego besar, dia tidak ada kesulitan, dan langsung secara bebas membuat hal hal yang diinginkan sesuai imajinasinya. Tidak jarang hasilnya pun menakjubkan bundanya. Ketika dicontohkan suatu bentuk bangunan lego balok,dia pun bisa mengikuti membuat bangunan yang dicontohkan.
Malam hari ini ada ayah. Ayah paling jago kalau berdongeng. Dafina termasuk anak yang suka sekali didongengi. Kalau mendengar cerita atau dongeng, dia akan serius sekali mendengarkan dan tidak mau berhenti. Sesekali dia bertanya. Dan kami sering dibuatnya putar otak,berfikir untuk menjawab pertanyaan pertanyaannya yang menakjubkan. Malam ini,bunda menemani Kekey yang sedang sakit, Ayah terus bercerita pada kakak yang minta terus2an diceritakan dan didongengi.
Setelah kekey tidur, Dafina pun masih minta dibacakan oleh Bunda. Sampai akhirnya dia pun tertidur. Dan bunda ikut tertidur juga...ππ..
Hasil pengamatan hari ini. Gaya belajar Dafina masih dominan auditory. Kemudian ada kinestetik dan visualnya.π
#Tantangan10Hari
#Harike3
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Hari ini bunda mengamati kakak Fina. Pertama saat dia main lego. Dafina ini belum pernah berhasil menyusun lego sesuai bentuk seperti yang dicontohkan. Sering kali dia kesulitan memasangkan,kemudian minta tolong ayah atau bundanya untuk menyelesaikannya.
Saat memasang lego, dia harus ditemani dan dipandu secara lisan, disemangati secara lisan, diberikan langkah langkahnya secara lisan, baru dia kerjakan dan selesaikan. Mungkin karena bentuknya kecil2 dan pemasangannya butuh ekstra hati2,ketelitian,kekuatan dan kesabaranπ.
Lain halnya dengan bermain lego balok. Mungkin karena lego balok ini lebih besar. Jadi dia lebih enjoy dan bebas berekspresi. Ketika menyusun lego besar, dia tidak ada kesulitan, dan langsung secara bebas membuat hal hal yang diinginkan sesuai imajinasinya. Tidak jarang hasilnya pun menakjubkan bundanya. Ketika dicontohkan suatu bentuk bangunan lego balok,dia pun bisa mengikuti membuat bangunan yang dicontohkan.
Malam hari ini ada ayah. Ayah paling jago kalau berdongeng. Dafina termasuk anak yang suka sekali didongengi. Kalau mendengar cerita atau dongeng, dia akan serius sekali mendengarkan dan tidak mau berhenti. Sesekali dia bertanya. Dan kami sering dibuatnya putar otak,berfikir untuk menjawab pertanyaan pertanyaannya yang menakjubkan. Malam ini,bunda menemani Kekey yang sedang sakit, Ayah terus bercerita pada kakak yang minta terus2an diceritakan dan didongengi.
Setelah kekey tidur, Dafina pun masih minta dibacakan oleh Bunda. Sampai akhirnya dia pun tertidur. Dan bunda ikut tertidur juga...ππ..
Hasil pengamatan hari ini. Gaya belajar Dafina masih dominan auditory. Kemudian ada kinestetik dan visualnya.π
#Tantangan10Hari
#Harike3
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Jumat, 21 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 2
Azzahra Kayla Athifa..
Mengamati Kayla dalam kegiatan sehari hari. Kali ini saat sedang memasak bersama. Aq mulai mengamatinya dengan seriusπ.. Kegiatan yang diamati adalah ketika mencuci piring.
Saat mencuci piring, kayla ini tidak suka hanya berdiam diri disampingku,melihatku mencuci piring. Dia ingin ikut serta, " dede aja yang cuci",katanya.. Aq diijinkan mencuci setelah dia selesai mencuci yang boleh dia cuci...Ya,mencuci piring ini bukan hal yang pertama dilakukan olehnya. Aq memisahkan barang pecah belah,logam,dan plastik. Aq belum mengijinkannya mencuci barang pecah belah..Jadi dia hanya mencuci sendok,panci dan barang lainnya yang tidak terbuat dari beling atau kaca. Pekerjaannya pun rapih,langkah2nya sudah terstrukturππ..Dari mulai menyalakan air untuk membersihkan noda, mencuci barang dengan spons,membilasnya hingga bersih,kemudian menaruhnya ditempat semestinya yang bisa dia jangkau.
Dari caranya,aq menyimpulkan Kayla hari ini visual (rapih dan terstruktur), dan kinestetik (langsung mempraktekkan)
#Tantangan10Hari
#Harike2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Mengamati Kayla dalam kegiatan sehari hari. Kali ini saat sedang memasak bersama. Aq mulai mengamatinya dengan seriusπ.. Kegiatan yang diamati adalah ketika mencuci piring.
Saat mencuci piring, kayla ini tidak suka hanya berdiam diri disampingku,melihatku mencuci piring. Dia ingin ikut serta, " dede aja yang cuci",katanya.. Aq diijinkan mencuci setelah dia selesai mencuci yang boleh dia cuci...Ya,mencuci piring ini bukan hal yang pertama dilakukan olehnya. Aq memisahkan barang pecah belah,logam,dan plastik. Aq belum mengijinkannya mencuci barang pecah belah..Jadi dia hanya mencuci sendok,panci dan barang lainnya yang tidak terbuat dari beling atau kaca. Pekerjaannya pun rapih,langkah2nya sudah terstrukturππ..Dari mulai menyalakan air untuk membersihkan noda, mencuci barang dengan spons,membilasnya hingga bersih,kemudian menaruhnya ditempat semestinya yang bisa dia jangkau.
Dari caranya,aq menyimpulkan Kayla hari ini visual (rapih dan terstruktur), dan kinestetik (langsung mempraktekkan)
#Tantangan10Hari
#Harike2
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Kamis, 20 April 2017
Mengamati Gaya Belajar Anak Hari ke 1
πGAME LEVEL 4π
*π Gaya belajar anak π*
Setiap anak itu cerdas. Hanya saja kemampuan anak untuk mengerti hal yang berbeda tergantung pada gaya belajar anak. Bisa dominan hanya pada 1 gaya belajar saja, namun bisa juga gabungan dari beberapa gaya belajar dengan urutan belajar yang berbeda.
Dengan mengetahui gaya belajarnya anak akan lebih mudah mempelajari sesuatu.
πPengamatan mendalam terhadap keseharian anak bisa membantu orangtua mengenali gaya belajar anak
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
*Tantangan 10 hari level 4*
πBagi yang sudah mempunyai anak
1. Lakukan pengamatan terhadap anak pada saat kegiatan sehari-hari. Gunakan tabel untuk memudahkan pengamatan (tabel terlampir)
2. Tuliskan hasil pengamatan setiap harinya
3. Cermati gaya belajar anak berdasarkan hasil pengamatan
Aktifitas :
Yang dilakukan bersama oleh keduanya adalah aktifitas membaca sebelum tidur. Aktifitas ini sudah menjadi rutinitas sehari hari. Kali ini bunda berusaha mencoba mengamatinya lagi.
Dafina
Berdasarkan hasil pengisian data diatas, gaya belajar Dafina termasuk dalam kategori auditory dan kinestetic.
Saat dibacakan buku. Dia tidak masalah jika tidak melihat bukunya. Tidak masalah jika ceritanya panjang . Tidak masalah jika gambar dalam buku tidak banyak. Yang menjadi masalah adalah ketika intonasi suaraku berubah atau bacaanku ngalor ngidul karena aq mengantuk. Hehehe..biasanya dia protes. Dari sini aq melihat dia ada kecenderungan auditory.
Kayla
Berdasarkan hasil pengisian data diatas. Gaya belajar Kayla termasuk dalam kategori kinestetik dan visual.
Saat dibacakan buku, dia terlihat tidak mendengarkan. Namun dia sangat mengamati gambar yg ada dalam buku tersebut. Tidak jarang menunjuk nunjuk gambar dan meminta penjelasan mengenai gambar tsb. Dia tidak suka dan cepat bosan jika cerita dalam bukunya panjang dan minim gambar. Dari sini aq melihat dia ada kecenderungan visual.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
*π Gaya belajar anak π*
Setiap anak itu cerdas. Hanya saja kemampuan anak untuk mengerti hal yang berbeda tergantung pada gaya belajar anak. Bisa dominan hanya pada 1 gaya belajar saja, namun bisa juga gabungan dari beberapa gaya belajar dengan urutan belajar yang berbeda.
Dengan mengetahui gaya belajarnya anak akan lebih mudah mempelajari sesuatu.
πPengamatan mendalam terhadap keseharian anak bisa membantu orangtua mengenali gaya belajar anak
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
*Tantangan 10 hari level 4*
πBagi yang sudah mempunyai anak
1. Lakukan pengamatan terhadap anak pada saat kegiatan sehari-hari. Gunakan tabel untuk memudahkan pengamatan (tabel terlampir)
2. Tuliskan hasil pengamatan setiap harinya
3. Cermati gaya belajar anak berdasarkan hasil pengamatan
Pengamatan Hari Ke 1
Aktifitas :
Yang dilakukan bersama oleh keduanya adalah aktifitas membaca sebelum tidur. Aktifitas ini sudah menjadi rutinitas sehari hari. Kali ini bunda berusaha mencoba mengamatinya lagi.
Dafina
Berdasarkan hasil pengisian data diatas, gaya belajar Dafina termasuk dalam kategori auditory dan kinestetic.
Saat dibacakan buku. Dia tidak masalah jika tidak melihat bukunya. Tidak masalah jika ceritanya panjang . Tidak masalah jika gambar dalam buku tidak banyak. Yang menjadi masalah adalah ketika intonasi suaraku berubah atau bacaanku ngalor ngidul karena aq mengantuk. Hehehe..biasanya dia protes. Dari sini aq melihat dia ada kecenderungan auditory.
Kayla
Berdasarkan hasil pengisian data diatas. Gaya belajar Kayla termasuk dalam kategori kinestetik dan visual.
Saat dibacakan buku, dia terlihat tidak mendengarkan. Namun dia sangat mengamati gambar yg ada dalam buku tersebut. Tidak jarang menunjuk nunjuk gambar dan meminta penjelasan mengenai gambar tsb. Dia tidak suka dan cepat bosan jika cerita dalam bukunya panjang dan minim gambar. Dari sini aq melihat dia ada kecenderungan visual.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Sabtu, 15 April 2017
Game yang Luar Biasa
Game level 3 kelas Bunsay adalah Family Project. Family Project ternyata menyenangkan dan membuat ketagihan..
Awalnya ketika akan memulai, saya mengalami kebingungan..Family project apa yang akan kami lakukan? Anak2 masih balita. Bagaimana diajak untuk berdiskusi dan melakukan proyek?? Oh,ternyata...Setelah melakukan diskusi dalam kelas dan dipandu oleh tim fasilitator, family project tidak harus 'wah' dan 'keren'. Proyek yang dilakukan bisa dimulai dari hal2 yang sederhana namun tetap SMART. Anak2 balita pun bisa diikutsertakan. Alhamdulillah..
Dalam family project ada bagian untuk family forum dimana family forum atau forum keluarga ini adalah kegiatan untuk berdiskusi tentang proyek yang dilakukan dan kemudian melakukan mastermind.
Jujur saja,saya baru melakukan forum keluarga saat menjalankan game level 3 (family project) ini. Padahal family forum ini sudah dibahas pada materi pertama yaitu komunikasi produktif. Hal tersebut terjadi karena saat itu bingung, bagaimana melakukan forum keluarga dengan para balita. Dan kami beranggapan forum keluarga itu dilakukan dengan serius, duduk melingkar dan saling bertatap mukaπ . Ternyata forum keluarga bisa dilakukan secara santai..sersan...serius tapi santai..dengan menanyakan gagasan,perasaan,tanggapan, dan memberikan apresiasi. Aah...senangnya..
Dalam prakteknya, tidak semua family project ini berjalan baik,lancar dan mulus. Ada saja tantangan2nya. Apalagi anak2 masih balita yang notabene konsentrasi mereka masih terbatas dan mereka adalah homo ludens,senang bermain..apapun bisa jadi alat untuk bermain. Namun,karena family project ini harus dibuat se'menyenangkan' mungkin, jadi tidak jarang kami mengikuti alur mereka..ππ.. sambil menyelam minum airrr.. sambil mengerjakan proyek,sambil bermainπππ.. Tidak jarang juga bunda atau ayah yang menyelesaikan proyeknya.. Melihat mereka semua mau dan ikut terlibat saja sudah senang dan bersyukur... Saya menghargai kerja keras mereka.
Selain menyenangkan, family project pun ternyata banyak sekali manfaatnya..manfaat yang bisa dirasakan dalam family project di antaranya :
π Mendekatkan hubungan antar anggota keluarga
π Melatih komunikasi produktif,kemandirian dan kecerdasan. Tidak hanya kecerdasan anak2 saja,kecerdasan kami orangtuanya pun diuji dalam setiap family project yang dilakukan.
π Melatih kesabaran dan kreativitas sayaπ
π Betul saja bahwa family project ini bisa mengamati temperatur keluarga..hehe..
π Membantu saya mengamati anak2 dan membuat portofolio mereka
π Mengamati minat dan bakat anak2
daan..masih banyak lagi.
Dalam forum keluarga ada beberapa proyek menjelang ramadhan yang akan kami lakukan, semoga kami konsisten untuk melakukannya..Aamiin...
Terimakasih tim Bunda Sayang yang sudah merancang game2 sedemikian rupa sehingga kami tidak hanya belajar teori saja,namun dituntut untuk mempraktekkannya dan belajar disiplin serta konsisten..Game nya LUAR BIASA ππ..Untuk meraih sesuatu yang diinginkan, caranya tidaklah mudah. Berakit rakit ke hulu berenang renang ketepian,bersakit sakit dahulu,lalu bersenang senang kemudian..
Karena surga itu sangat mahal..dan jalan menuju surgaNya amatlah berliku.
Semoga semangat ini terus terjaga hingga menjadi Ibu dan Istri yang layak untuk keluarga.Aamiin..
tetap semangat bundas cansol..πͺπͺ
salam,
dafnikeanda
ibu pembelajarπ
#AliranRasa
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Awalnya ketika akan memulai, saya mengalami kebingungan..Family project apa yang akan kami lakukan? Anak2 masih balita. Bagaimana diajak untuk berdiskusi dan melakukan proyek?? Oh,ternyata...Setelah melakukan diskusi dalam kelas dan dipandu oleh tim fasilitator, family project tidak harus 'wah' dan 'keren'. Proyek yang dilakukan bisa dimulai dari hal2 yang sederhana namun tetap SMART. Anak2 balita pun bisa diikutsertakan. Alhamdulillah..
Dalam family project ada bagian untuk family forum dimana family forum atau forum keluarga ini adalah kegiatan untuk berdiskusi tentang proyek yang dilakukan dan kemudian melakukan mastermind.
Jujur saja,saya baru melakukan forum keluarga saat menjalankan game level 3 (family project) ini. Padahal family forum ini sudah dibahas pada materi pertama yaitu komunikasi produktif. Hal tersebut terjadi karena saat itu bingung, bagaimana melakukan forum keluarga dengan para balita. Dan kami beranggapan forum keluarga itu dilakukan dengan serius, duduk melingkar dan saling bertatap mukaπ . Ternyata forum keluarga bisa dilakukan secara santai..sersan...serius tapi santai..dengan menanyakan gagasan,perasaan,tanggapan, dan memberikan apresiasi. Aah...senangnya..
Dalam prakteknya, tidak semua family project ini berjalan baik,lancar dan mulus. Ada saja tantangan2nya. Apalagi anak2 masih balita yang notabene konsentrasi mereka masih terbatas dan mereka adalah homo ludens,senang bermain..apapun bisa jadi alat untuk bermain. Namun,karena family project ini harus dibuat se'menyenangkan' mungkin, jadi tidak jarang kami mengikuti alur mereka..ππ.. sambil menyelam minum airrr.. sambil mengerjakan proyek,sambil bermainπππ.. Tidak jarang juga bunda atau ayah yang menyelesaikan proyeknya.. Melihat mereka semua mau dan ikut terlibat saja sudah senang dan bersyukur... Saya menghargai kerja keras mereka.
Selain menyenangkan, family project pun ternyata banyak sekali manfaatnya..manfaat yang bisa dirasakan dalam family project di antaranya :
π Mendekatkan hubungan antar anggota keluarga
π Melatih komunikasi produktif,kemandirian dan kecerdasan. Tidak hanya kecerdasan anak2 saja,kecerdasan kami orangtuanya pun diuji dalam setiap family project yang dilakukan.
π Melatih kesabaran dan kreativitas sayaπ
π Betul saja bahwa family project ini bisa mengamati temperatur keluarga..hehe..
π Membantu saya mengamati anak2 dan membuat portofolio mereka
π Mengamati minat dan bakat anak2
daan..masih banyak lagi.
Dalam forum keluarga ada beberapa proyek menjelang ramadhan yang akan kami lakukan, semoga kami konsisten untuk melakukannya..Aamiin...
Terimakasih tim Bunda Sayang yang sudah merancang game2 sedemikian rupa sehingga kami tidak hanya belajar teori saja,namun dituntut untuk mempraktekkannya dan belajar disiplin serta konsisten..Game nya LUAR BIASA ππ..Untuk meraih sesuatu yang diinginkan, caranya tidaklah mudah. Berakit rakit ke hulu berenang renang ketepian,bersakit sakit dahulu,lalu bersenang senang kemudian..
Karena surga itu sangat mahal..dan jalan menuju surgaNya amatlah berliku.
Semoga semangat ini terus terjaga hingga menjadi Ibu dan Istri yang layak untuk keluarga.Aamiin..
tetap semangat bundas cansol..πͺπͺ
salam,
dafnikeanda
ibu pembelajarπ
#AliranRasa
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Sabtu, 08 April 2017
Family Project : Membuat Agar Nutrijel
Hari ini,kami melakukan proyek yang telah kami bicarakan sebelumnya. Yaitu membuat agar agar.
Awalnya ingin membuat puding,namun bahan bahannya tidak lengkap. Jadilah kami menggunakan bahan yang ada. Kami membuat agar agar nutrijel, bukan pudingππ.
Dafina dan Kayla memegang penuh prosesnya. Bunda hanya menyiapkan bahan, mendampingi dan sedikit membantu ketika prosesnya, serta menyalakan kompor.
Mereka bekerja sama mencampurkan bubuk agar,gula dan air kedalam panci. Setelahnya memasaknya diatas kompor.
Awalnya Dafina tidak berani ikut mengaduk campuran agar tersebut diatas kompor, dengan alasan panas pancinya, nanti takut kena tangan ucapnya. Namun setelah melihat si adik berani mencoba mengaduknya, Dafina pun akhirnya berani mengaduk sampai campuran agar bergejolak mendidih.
Kemudian mereka secara bergantian menuangkan campuran agar tersebut ke dalam cetakannya. Saat campuran agar semakin berkurang dalam panci, Dafina tanpa dipandu Bunda,memiringkan posisi panci tersebut agar dia bisa mengambil sisa campuran agar.
Sambil menunggu agar tidak panas lagi, dan bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin, kami pun memutuskan untuk berkegiatan lainnya. Yaitu, bermain peran..
Setelah benerapa saat kami bermain peran. Kayla mengingatkan kami untuk memeriksa agar yang kami buat. Ternyata memang sudah tidak panas lagi. Kemudian,Dafina dan Kayla memindahkan agar tersebut kedalam lemari pendingin. Besok akan ditunjukkan kepada ayah. Oiya, ayah hari ini tidak ikut serta. Ayah kerja shift siang dan pulang tengah malam. Karena pagi hari Dafina ada kegiatan pentas di rumah tahfiznya, maka proyek ini dikerjakan malam.
Alhamdulillah,proyek selesai. Bunda pun langsung memberikan apresiasi kepada mereka. Kegiatan ini melatih motorik, melatih kecerdasan intelektual,emosional, dan menghadapi tantangan.
#Tantanganhari17
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Awalnya ingin membuat puding,namun bahan bahannya tidak lengkap. Jadilah kami menggunakan bahan yang ada. Kami membuat agar agar nutrijel, bukan pudingππ.
Dafina dan Kayla memegang penuh prosesnya. Bunda hanya menyiapkan bahan, mendampingi dan sedikit membantu ketika prosesnya, serta menyalakan kompor.
Mereka bekerja sama mencampurkan bubuk agar,gula dan air kedalam panci. Setelahnya memasaknya diatas kompor.
Awalnya Dafina tidak berani ikut mengaduk campuran agar tersebut diatas kompor, dengan alasan panas pancinya, nanti takut kena tangan ucapnya. Namun setelah melihat si adik berani mencoba mengaduknya, Dafina pun akhirnya berani mengaduk sampai campuran agar bergejolak mendidih.
Kemudian mereka secara bergantian menuangkan campuran agar tersebut ke dalam cetakannya. Saat campuran agar semakin berkurang dalam panci, Dafina tanpa dipandu Bunda,memiringkan posisi panci tersebut agar dia bisa mengambil sisa campuran agar.
Sambil menunggu agar tidak panas lagi, dan bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin, kami pun memutuskan untuk berkegiatan lainnya. Yaitu, bermain peran..
Setelah benerapa saat kami bermain peran. Kayla mengingatkan kami untuk memeriksa agar yang kami buat. Ternyata memang sudah tidak panas lagi. Kemudian,Dafina dan Kayla memindahkan agar tersebut kedalam lemari pendingin. Besok akan ditunjukkan kepada ayah. Oiya, ayah hari ini tidak ikut serta. Ayah kerja shift siang dan pulang tengah malam. Karena pagi hari Dafina ada kegiatan pentas di rumah tahfiznya, maka proyek ini dikerjakan malam.
Alhamdulillah,proyek selesai. Bunda pun langsung memberikan apresiasi kepada mereka. Kegiatan ini melatih motorik, melatih kecerdasan intelektual,emosional, dan menghadapi tantangan.
#Tantanganhari17
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Forum Keluarga Hari Ini
Hari ini tidak ada pelaksanaan proyek yang kami jalani. Saat weekday kami biasanya melakukan proyek dimalam hari. Namun malam ini Bunda harus menemani ayah ke rumah sakit untuk berobat ke dokter spesialis penyakit dalam.
Dafina dan Kayla tidak ikut serta menemani karena Bunda khawatir kami pulang lewat jam sembilan malam. Dan anak anak pun tidak baik dan tidak disarankan ikut ke rumah sakit atau berlama-lama di rumah sakit. Maka dari itu, malam ini mereka bermain bersama dirumah kakek dan nenek.
Sambil menunggu antrian dokter,kami pun melakukan forum keluarga. Berdiskusi ringan tentang proyek apa yang akan kami jalani selanjutnya. Kami pun membahas proyek menjelang bulan suci Ramadhan.
Kemarin malam saat kami melakukan ritual malam,yaitu bersih2 sebelum tidur,kemudian membaca buku dan murojah menjelang tidur. Ayah memberikan tantangan kepadaku untuk menceritakan terjemahan surah alQur'an. Jadi tidak hanya murojah membaca surahnya saja,namun aq harus menjelaskan terjemahannya ke anak2,minimal artinya. Ok,ini akan menjadi proyek keluarga.
Banyak sekali hal atau kegiatan yang ingin kami lakukan. Diantaranya,melatih Dafina berpuasa dan mengajaknya bangun dini hari untuk ikut sahur. Mulai mengajak dan melatih Kayla sholat berjamaah dimasjid untuk persiapan sholat tarawih. Dan masih banyak lagi..
Selesailah perbincangan kami malam ini, nomot antrian Ayah pun dipanggil. Saatnya ayah bertemu dokter Rolan.
#Tantanganhari16
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Dafina dan Kayla tidak ikut serta menemani karena Bunda khawatir kami pulang lewat jam sembilan malam. Dan anak anak pun tidak baik dan tidak disarankan ikut ke rumah sakit atau berlama-lama di rumah sakit. Maka dari itu, malam ini mereka bermain bersama dirumah kakek dan nenek.
Sambil menunggu antrian dokter,kami pun melakukan forum keluarga. Berdiskusi ringan tentang proyek apa yang akan kami jalani selanjutnya. Kami pun membahas proyek menjelang bulan suci Ramadhan.
Kemarin malam saat kami melakukan ritual malam,yaitu bersih2 sebelum tidur,kemudian membaca buku dan murojah menjelang tidur. Ayah memberikan tantangan kepadaku untuk menceritakan terjemahan surah alQur'an. Jadi tidak hanya murojah membaca surahnya saja,namun aq harus menjelaskan terjemahannya ke anak2,minimal artinya. Ok,ini akan menjadi proyek keluarga.
Banyak sekali hal atau kegiatan yang ingin kami lakukan. Diantaranya,melatih Dafina berpuasa dan mengajaknya bangun dini hari untuk ikut sahur. Mulai mengajak dan melatih Kayla sholat berjamaah dimasjid untuk persiapan sholat tarawih. Dan masih banyak lagi..
Selesailah perbincangan kami malam ini, nomot antrian Ayah pun dipanggil. Saatnya ayah bertemu dokter Rolan.
#Tantanganhari16
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Jumat, 07 April 2017
Family Project : Membuat Minuman dari Jeruk
Our Family Project
Nama Project : Membuat minuman dari buah jeruk
Gagasan : Dafina melihat alat peras jeruk. Bagaimana kalo kegiatan nanti malam membuat minuman dari jeruk?
Pelaksanaan : Hari Kamis,tanggal 06 April 2017. Yang menjadi PIC adalah Dafina. Ayah,Bunda dan Kayla anggota pelaksana.
Kegiatan :
Hari ini akhirnya kami dapat menjalankan proyek ini. Dafina sudah tak sabar ingin memeras jeruknya.
Ayah tidak ikut serta karena masih mengaji di masjid. Dafina memutuskan untuk tidak menunggu ayah, karena menurutnya minuman ini akan diberikan ke Ayah saat beliau pulang dari masjid. "kan anak yang baik Bun..." ucapnya.
Dalam kegiatan ini, Dafina dan Kayla bertugas memeras jeruk. Bunda memotong jeruk.
Saat kegiatan berlangsung, Kayla berusaha keras memeras jeruknya dengan kedua tangan. Jeruk pun berhasil diperas dan menghasilkan air perasan yang cukup banyak. Namun,saat dia ingin melihat air hasil perasannya,dia menumpahkan air perasan tersebut.π ππ
Kami semua kecewa melihatnya. Supaya dia tidak putus asa, aq pun tersenyum dan berusaha menyemangatinya kembali. Alhamdulillah dia berusaha memeras jeruknya kembali. Kali ini walaupun masih sedikit air perasannya, kami memutuskan untuk memindahkan hasilnya kewadah lain untuk menghindari kejadian serupa.
Akhirnya ayah pulang dari masjid. Saat ayah pulang, kegiatan belum selesai dan masih berlangsung. Ayah langsung memberi apresiasi secara verbal kepada mereka yang berusaha memeras jeruk. Sampai akhirnya mereka menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Akhirnya semua jeruk selesai diperas. Jeruk hasil perasan Dafina sudah bagus, jeruk hasil perasan Kayla masih belum sempurna diperas, jadi Bunda menyempurnakan hasil perasannya. Tak lupa Bunda memberikan apresiasi verbal juga terhadap kerja keras mereka. Bunda memeras jeruknya lagi. π..Setelahnya air perasan tersebut dicampur dengam air hangat dan sedikit gula. Lalu mereka minum. Mereka senang sekali..Alhamdulillah..
#Tantanganhari15
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Kamis, 06 April 2017
Family Project yang Gagal dilakukan
Our Family Project
Nama Project : Membuat minuman dari buah jeruk
Gagasan : Dafina melihat alat peras jeruk. Bagaimana kalo kegiatan nanti malam membuat minuman dari jeruk?
Pelaksanaan : Hari Rabu,tanggal 05 April 2017. Yang menjadi PIC adalah Dafina. Ayah,Bunda dan Kayla anggota pelaksana.
Kegiatan :
Qodarulloh,proyek yang kami rencanakan malam ini gagal terlaksana. Kami tidak jadi membuat minuman dari buah jeruk. Hal tersebut dikarenakan Ayah merasa tidak enak badan,beliau merasa seperti masuk angin,minta dipijit dan dikerik. Bunda pun harus merawatnya.
Karena kami tidak bisa ikut serta melakukan proyek malam ini, kami memutuskan kegiatan malam ini bebas.
Kemudian Dafina memilih untuk bermain peran bersama adiknya,mulai dari bermain menjadi koki, guru,murid,dokter,penjual dan pembeli.
Aq dan Ayahnya tetap mengawasi mereka. Karena kami berada dalam area yang sama,yaitu ruang keluarga, sambil menyelam minum air. Kami pun berbicara santai melakukan forum keluarga. Merencanakan kegiatan apa yang selanjutnya akan kami lakukan. Dari hasil pembicaraan, ada beberapa gagasan proyek yang akan kami lakukan, yaitu
1⃣ Membuat kue kering (Gagasan Dafina)
2⃣ Membuat puding (Gagasan Dafina)
3⃣ Membuat tirai dari sedotan (Gagasan Ayah)
4⃣ Menyiapkan kegiatan menjelang Ramadhan (Gagasan Bunda)
Kemudian kami memutuskan proyek apa yang akan dilaksanakan esok hari. InsyaAllah,besok kami akan melasanakan proyek hari ini yang gagal terlaksana, dan membuat puding.
Semoga hari esok,ayah kembali bugar, kami semua diberi kesehatan,dan proyek bisa kembali berjalan. Aamiin
#Tantanganhari14
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Rabu, 05 April 2017
Family Project : Merapihkan Koin
Our Family Project
Nama Project : Merapihkan koin
Gagasan : Bulan April ini, sepupunya Dafina dan Kayla usianya genap 1 tahun dan sudah lancar berjalan. Tradisi di kami,kalau bayi sudah bisa berjalan adalah 'Saweran'. Pasti tante dan om butuh koin. Celengan Dafina dan Kayla sudah hampir penuh. Bagaimana kalau kita membongkar celengan dan merapihkan koin koinnya?
Pelaksanaan : Proyek ini dilakukan pada tanggal 4 April 2017. Yang menjadi PIC adalah Ayah yang memberi gagasan dan yang memutuskan untuk melakukan kegiatan tsb malam ini.
Kegiatan :
Hari ini alhamdulillah ayah libur. Kami pun melakukan forum keluarga. Ketika melakukan obrolan santai yang dirangkum dalam forum keluarga. Kami melakukan mastermind kegiatan yang kami lakukan kemarin. Karena Ayah kemarin sangat sibuk,jadi beliau tidak bisa menemani. Namun aq selalu melaporkan apa yang kami lakukan setiap hari. Mereka melakukan kegiatan cukup baik walaupun diselingi oleh kegiatan bermain. Menurut kami, hal tersebut masih wajar dilakukan oleh mereka. Mereka mau ikut terlibat dalam proyek pun sudah kami syukuri,maka kami memberikan apresiasi terhadap mereka. Kami menghadiahinya mainan tembakan bola sabun. Mereka pun sangat senang. Alhamdulillah..banyak sekali hal2 yang dapat diamati dalam proyek tersebut. Akan aq catat dalam portfolio mereka.
Tibalah saatnya membicarakan proyek atau kegiatan selanjutnya.
Sebenarnya proyek menata rumah belum selesai. Tahap terakhir dalam proyek tersebut adalah menata isi dapur dan lain2. Aku sudah menata alat perlengkapannya,namun belum sampai ketahap menata bumbu2 dan bahan2 lainnya yang terdapat didapur. Aku putuskan untuk masalah ini,aq saja yang menyelesaikannya besok.
Ayah pun memberi gagasan untuk membongkar celengan Kakak dan Adik. Kemudian merapihkan isi celengan tersebut. Dafina dan Kayla,antusias mendengar gagasan tsb. Akhirnya,celengan celengan itu dibongkar juga. Ini kegiatan yang ditunggu2 setelah sekian lama mengisi celengan celengan itu sampai penuhπ. Kegiatan menabung dicelengan ini sudah berlangsung sangat lama. Dafina dan Kayla terinspirasi buku 'Aku Suka Menabung' dari seri buku Halo Balita. Mereka pun berniat membeli buku atau lego jika uang koinnya sudah ditukarkan ke tante dan om nya ππ.
Kami memulai kegiatan..Ayah dan Dafina bertugas mengelompokkan dan merapihkan koin dari celengan ayam milik Dafina. Kayla dan bunda bertugas mengelompokkan dan merapihkan koin dari celengan burung 'angry bird' milik Kayla. Kemudian bunda bertugas memberi solatip/isolasi pada uang yang sudah dikelompokkan dan disusun. Kemudian ayah menyatukan dan menghitung jumlah uang tersebut.
Dalam prosesnya, kayla sempat bosan dan minta minum susu. Setelah menghabiskan susunya dan melihat kakak bermain membuat istana dari koin yang sudah bunda rekatkan dengan isolasi, Kayla pun kembali bergabung bersama kami.
Kegiatan ini akhirnya selesai juga. Kami pun langsung mengapresiasi apa yang mereka lakukan malam ini. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ritual sebelum tidur..
Alhamdulillah...
#Tantanganhari13
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Selasa, 04 April 2017
Family Project : Menata Isi Rumah Part 5
Our Family Project
Nama Project : Menata isi rumah part 5
Hari ini masuk ketahap selanjutnya dalam rangkaian menata isi rumah,yaitu menata isi dapur. Kegiatan ini baru dilakukan malam hari karena pagi hari Dafina sekolah,ayah istirahat baru pulang kerja, dan aq serta Kayla menemani nenek ke suatu tempat. Setelah Dafina pulang,jadwal kami adalah makan siang dan tidur siang. Sore adalah jadwal mengaji kerumah tahfiz al Qur'an didekat rumah. Jadi kami bisa melakukan kegiatan bersama2 saat malam hari. Hari ini ayah masih tidak bisa ikut serta. Ayah masih masuk shift malam 12 jam.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah merapihkan sekumpulan tupperware Bunda dan menyortir benda2 plastik lainnya yang sudah tidak digunakan.
Sebagian sudah aq rapihkan,kumpulkan dan tata kedalam lemari piring. Sebagian lagi baru aq cuci dan keringkan. Kali ini bagian Dafina dan Kayla yang merapihkan,menyatukan kotak2 dan tempat2 lain dengan tutupnya,kemudian menatanya ke dalam lemari piring.
Saat kegiatan berlangsung,sudah kuduga..mereka akan memainkan barang2 tersebut. Anak2,ada saja idenya, barang apapun bisa dijadikan media bermain.. Mereka bermain "masak2an" dan "jual beli masakan" dulu sebelum merapihkan dan menatanya dalam lemariππ..
Saat mereka bermain, Bunda pun ijin meninggalkan mereka sebentar dan melipir masuk kekamar untuk sedikit mengikuti beberapa kelas di WAG. Karena malam ini ada tamu penting dikelas matrikulasi kordi dan ada pertukaran kelas bunda sayang dalam IIP. Alhamdulillah berhasil ikut sharing sambil mengawasi mereka berkegiatan. Sambil menyelam minum airππ.
Ketika sudah selesai bermain,tiba saatnya menata barang2 tersebut kedalam lemari piring. Mereka menatanya ke dalam lemari. Bunda merapihkan barang yang sudah tidak digunakan.
Alhamdulillah kegiatan malam ini selesai. Besok tibalah saatnya memasuki daerah kekuasaan bunda..Hehehe..Menata dan merapihkan daerah dapur,supaya bunda betah berlama2 didapur mungil itu..π..
#Tantanganhari12
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Senin, 03 April 2017
Family Project : Menata Isi Rumah Part 4
Our Family Project
Nama Project : Menata isi rumah part 4
Masih dalam proyek yang sama yaitu proyek menata isi rumah.. Setelah menata isi lemari dan menata buku buku,hari ini jadwalnya adalah menata mainan Dafina dan Kayla. Menyortir mainan yang masih digunakan,mainan yang tidak digunakan lagi dan mainan yang sudah tidak layak atau rusak.
Mainan yang sudah tidak digunakan,akan kami berikan kepada saudara yang membutuhkan.
Saat menyortir mainan tersebut,keduanya terkadang masih mempertahankan mainan mainannya. Mereka pun sering berkata "jangan bun ini masih dimainin.." saat aq menanyakan,"ini disumbangin aja ya.."ππ
Selain menyortir kedalam 3 kelompok yang disebutkan diatas. Mainan2 pun akan dikelompokkan berdasarkan masing2 tempat penyimpanannya. Nah saat mengelompokkan ini lah, setiap kelompok mainan pasti akan dimainkan terlebih dahulu sebelum disimpan di masing2 tempatnya. Hehe...
Akhirnya setelah puas bermain. Kegiatan menata mainan ini selesai juga. Walaupun cukup lama dalam penyelesaiannya. Alhamdulillah..
#Tantanganhari11
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Minggu, 02 April 2017
Family Project : Menata Isi Rumah Part 3
Our Family Project
Nama Project : Menata isi rumah part 3
Kegiatan hari ini adalah menata buku.. Hampir saja proyek ini tidak terlaksana. Entah mengapa,aq lelah sekali. Si Ayah pun harus masuk shift malam 12 jam. Sudah berangkat kerja pukul 19:00 tadi. Aq hampir tertidur setelah ayah pergi. Namun kakak mengingatkan,"bun..katanya mau kegiatan beresin buku..".. Oiya,yasudah aq melek lagi..π
Pertama2 aq meminta Dafina dan Kayla memindahkan buku2 yang ada dikamar dan mengumpulkannya disamping rak buku. Karena membaca buku merupakan ritual menjelang tidur siang ataupun malam. Jadi,banyak buku di dalam kamarπ.
Setelahnya,kami mengeluarkan isi rak buku yang sudah tidak beraturan, mulai menyortir dan mengklasifikasikannya.
Aq mulai menyortir buku2 tersebut. Dafina mulai mengklasifikasikannya berdasarkan ukuran. Dan Kayla...Saat buku2 dikumpulkan,dia sedang asyik membacaππ. Kayla belum bergerak.
Setelah kegiatan menyortir selesai aq mulai menata buku2 tsb kedalam rak mungilnya. Nah,disini Kayla mulai membantu, dia membersihkan rak buku terlebih dahulu dengan kemoceng,sebelum aq mengisinya..Kemudian dia membantu menyerahkan buku yang sudah dikelompokkan oleh kakaknya,dan menyerahkan kepadaku untuk ditata. Dafina masih mengelompokkan buku2 tersebut.
Namun..Saat mereka menemukan buku gambar,mereka berhenti melakukan proyek ini,dan beralih ke kegiatan menggambar dan mewarnaiπ..Baiklah,sebagai bentuk apresiasi karena mereka sudah bekerjasama dengan baik malam ini,aq ijinkan mereka melakukan kegiatan lainnya.
Kegiatan menata buku ini hampir selesai. Disaat aq menyelesaikannya dan setelah puas menggambar dan mewarnai, Kayla minta bermain pasir. Saat bermain pasir inilah konflik terjadi. Si kakak tidak diijinkan ikut serta bermain pasir oleh adiknya. Kakak kekeuh mau ikutan main pasir,ga mau main lainnya,adik pun kekeuh tidak mengijinkan kakak ikut serta. Diminta sedikitpun pasirnya tidak boleh. Kakak mulai memaksa dan adikpun mulai tantrum.. Ow owwww..komunikasi dan emosiku diuji disini.. Kegiatan pun akhirnya diakhiri karena adik semakin tantrum setelah kakak tidak sengaja menjatuhkan tupperware dan mengenai kepala adik saat mengambil wadah untuk dimainkan.
Sepertinya adik mengantuk..Benar saja,setelah aq mengajaknya untuk ritual sebelum tidur dan setelahnya minum susu,Kayla pun tertidur..Kakak pun melakukan ritualnya dan tidur setelah dibacakan buku. Aq pun ikut tertidur...Hehehehe.. Hari ini cukup melelahkan..
#Tantanganhari10
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Sabtu, 01 April 2017
NHW 10 : Membangun Komunitas Membangun Peradaban
_Nice Homework #10_
_Program Matrikulasi IIP batch #3_
*MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN*
Mempelajari ilmu parenting dan pendidikan Ibu dan Anak adalah hal yang membuat saya berbinar dalam melakukannya. Berawal dari keinginan menjadi orang tua yang mendidik anak dengan "baik" saya pun mulai mempelajari parenting secara otodidak dari berbagai media dan dari beberapa praktisi parenting.
Sebelumnya saya memang sudah mendengar kiprah bu Septi, kagum dan bangga dengan ibu profesional ini dan menjadi follower akun twitter dan facebooknya,namun saya belum betul betul mengenal komunitas Institut Ibu Profesional. Ketika bu Septi memposting perihal matrikulasi di akun facebooknya, saya langsung ikut mendaftar dan mengikuti serangkaian proses matrikulasi batch #2.
Berawal dari pendaftaran matrikulasi itulah,saya bergabung dengan komunitas IIP Banten. Sangat senang dan bersyukur sekali tergabung dalam komunitas ini. Bergabung dengan ibu ibu hebat dari berbagai daerah di Banten,dengan berbagai cerita dan cita cita mulia untuk keluarganya,saling berbagi,mengingatkan,dan menyemangati. Alhamdulillah..
Setelah mengikuti serangkaian matrikulasi dan dinyatakan lulus dalam menjalani program tersebut, bu Rizqie selaku koordinator kota,menghubungi saya dan memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi PJ Parenting dan admin WAG.
Saat itu rasanya campur aduk,antara senang dan bingung. Senang karena saya memang suka berorganisasi dan terlibat dalam kepengurusan. Senang karena disini saya bersama ibu ibu hebat bekerjasama membangun peradaban. Bingung,karena untuk menjadi PJ parenting, saya merasa jabatan ini kok berat ya...hehe..Mengapa berat? Karena saya merasa minder dengan teman lainnya, merasa ilmu saya masih kurang dalam hal ini dan saya belum berpengalaman, merasa masih ada ibu ibu yang lebih mumpuni dari saya. Saya masih berkutat dan sedang berusaha menjalankan target tahun ini untuk menguasai Bunda Sayang, menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak2.
Saya khawatir tidak bisa menjalankan amanah dengan baik. Dan khawatir terhadap anggapan member lainnya, saya merasa menjadi PJ Parenting berarti ahli dalam parenting. Oh no!!π±. Saya pun sempat mengundurkan diri sebelum betul betul bertugas. Namun bu Rizqie dan Bu Maria Ulfa (Manajer Online) terus menerus menyemangati dan meyakinkan diri ini. Kemudian saya berfikir dan percaya,pasti ada alasan tersendiri dari mereka untuk memilih saya untuk mengemban amanah tersebut. Berbekal ridho suami dan keinginan besar untuk belajar dan berbagi, serta dukungan dari para suhu di komunitas IIP Banten, kemudian juga saya mengemban tugas ini tidak sendirian,saya bersama bu Neneng Hibatullah yang lebih berpengalaman dan lebih banyak ilmu dibandingkan saya... dengan bismillah maka saya terima amanah menjadi PJ Parenting dan Admin WAG. Bismillah...Kita berjuang bersama sama..
Mengenai NHW 10 ini, alhamdulillah otak saya kembali diajak berfikir dan saya termasuk orang yang suka belajar. Bagaimana kondisi masyarakat/member saat ini? Saya tinggal di kota Cilegon, menurut pengamatan saya, masyarakat Cilegon ini masih individualis dan ga mau repot. Semangat mempelajari parenting masih kurang jika dibandingkan dengan masyarakat Serang. Mungkin itu yang menyebabkan seminar parenting jarang diadakan di Cilegon. Member IIP Banten pun masih sangat sedikit yang berasal dari Cilegon.
Menghadapi masyarakat yang individualis dan ga mau repot adalah tantangan tersendiri untuk saya untuk mengajak mereka mengenal IIP dan bergabung dalam komunitasnya. Alhamdulillah, dari testimoni dan cerita tentang matrikulasi dan komunitas yang saya dan teman2 kirim di akun sosial media, sepertinya akan ada tambahan member baru dari Cilegon,yaitu peserta yang lulus matrikulasi batch 3.
Kemudian tantangan selanjutnya adalah manajemen waktu. Alhamdulillah kami dikaruniai 2 anak yang masih berada pada jenjang usia dibawah 5 tahun, karena hal tersebut,saya tidak bisa setiap saat berkutat dengan HP. Kemudian sebagai admin WAG,saya mengalami kendala dalam menghidupkan suasana di masing2 WAG,baik foundation dan member.
Tantangan lain adalah mengenai pencarian nara sumber untuk mengisi kulwap parenting di grup member. Dan saya harus belajar lebih banyak lagi mengenai ilmu parenting. Namun,mewaspadai diri akan "banjir informasi" yang akan membuat saya pusing dan bingung.π
Untuk menghadapi tantangan ini dan menguatkan diri ketika merasa minder dan down,saya selalu mengingat ayat ini,
"Allah tidak akan membebani kaumnya, melebihi kemampuannya"
Ketika saya merasa minder dan down atas amanah yang saya emban,saya pun sering berkomunikasi dengan diri sendiri, apa bakat yang sudah Allah berikan untuk saya sehingga mendapatkan amanah ini. Mungkin hasil TM dibawa inilah yang mewakili jawabannya.
InsyaAllah saya akan membangkitkan atau menumbuhkan kembali kemampuan berkomunikasi untuk berbagai keperluan di komunitas ini,contohnya seperti mengajak lebih banyak lagi ibu ibu untuk bergabung dalam komunitas dan melobi narasumber untuk mengisi kulwap di grup kami.
Tahun depan, saya ingin lebih banyak lagi menggiring peserta atau anggota komunitas dari Cilegon. Kemudian saya ingin selain sharing mastermind, sharing cerita GFOS diaktifkan kembali, karena cerita atau pengalaman membersamai anak dan keluarga itu besar menfaatnya untuk mengingatkan dan menyemangati. Dari hal itu saya rasa kami bisa berbagi dan melayani. Saya ingin menghadirkan narasumber parenting secara offline. Tidak hanya online di WAG. Saya ingin kegiatan siaran tentang ibu profesional di Radio tetap dipertahankan.
Semoga kedepannya kami dapat mengadakan banyak seminar parenting,menghadirkan praktisi parenting handal,khususnya menghadirkan Ibu Septi dan Pak Dodik beserta anak anak mereka yang sangat inspiratif. Aamiin..yaa Robbal 'aalamiin.
#matrikulasikordibatch3
#InstitutIbuProfesional
#IIP
#Membangunkomunitas
#Membangunperadaban
_Program Matrikulasi IIP batch #3_
*MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN*
Mempelajari ilmu parenting dan pendidikan Ibu dan Anak adalah hal yang membuat saya berbinar dalam melakukannya. Berawal dari keinginan menjadi orang tua yang mendidik anak dengan "baik" saya pun mulai mempelajari parenting secara otodidak dari berbagai media dan dari beberapa praktisi parenting.
Sebelumnya saya memang sudah mendengar kiprah bu Septi, kagum dan bangga dengan ibu profesional ini dan menjadi follower akun twitter dan facebooknya,namun saya belum betul betul mengenal komunitas Institut Ibu Profesional. Ketika bu Septi memposting perihal matrikulasi di akun facebooknya, saya langsung ikut mendaftar dan mengikuti serangkaian proses matrikulasi batch #2.
Berawal dari pendaftaran matrikulasi itulah,saya bergabung dengan komunitas IIP Banten. Sangat senang dan bersyukur sekali tergabung dalam komunitas ini. Bergabung dengan ibu ibu hebat dari berbagai daerah di Banten,dengan berbagai cerita dan cita cita mulia untuk keluarganya,saling berbagi,mengingatkan,dan menyemangati. Alhamdulillah..
Setelah mengikuti serangkaian matrikulasi dan dinyatakan lulus dalam menjalani program tersebut, bu Rizqie selaku koordinator kota,menghubungi saya dan memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi PJ Parenting dan admin WAG.
Saat itu rasanya campur aduk,antara senang dan bingung. Senang karena saya memang suka berorganisasi dan terlibat dalam kepengurusan. Senang karena disini saya bersama ibu ibu hebat bekerjasama membangun peradaban. Bingung,karena untuk menjadi PJ parenting, saya merasa jabatan ini kok berat ya...hehe..Mengapa berat? Karena saya merasa minder dengan teman lainnya, merasa ilmu saya masih kurang dalam hal ini dan saya belum berpengalaman, merasa masih ada ibu ibu yang lebih mumpuni dari saya. Saya masih berkutat dan sedang berusaha menjalankan target tahun ini untuk menguasai Bunda Sayang, menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak2.
Saya khawatir tidak bisa menjalankan amanah dengan baik. Dan khawatir terhadap anggapan member lainnya, saya merasa menjadi PJ Parenting berarti ahli dalam parenting. Oh no!!π±. Saya pun sempat mengundurkan diri sebelum betul betul bertugas. Namun bu Rizqie dan Bu Maria Ulfa (Manajer Online) terus menerus menyemangati dan meyakinkan diri ini. Kemudian saya berfikir dan percaya,pasti ada alasan tersendiri dari mereka untuk memilih saya untuk mengemban amanah tersebut. Berbekal ridho suami dan keinginan besar untuk belajar dan berbagi, serta dukungan dari para suhu di komunitas IIP Banten, kemudian juga saya mengemban tugas ini tidak sendirian,saya bersama bu Neneng Hibatullah yang lebih berpengalaman dan lebih banyak ilmu dibandingkan saya... dengan bismillah maka saya terima amanah menjadi PJ Parenting dan Admin WAG. Bismillah...Kita berjuang bersama sama..
Mengenai NHW 10 ini, alhamdulillah otak saya kembali diajak berfikir dan saya termasuk orang yang suka belajar. Bagaimana kondisi masyarakat/member saat ini? Saya tinggal di kota Cilegon, menurut pengamatan saya, masyarakat Cilegon ini masih individualis dan ga mau repot. Semangat mempelajari parenting masih kurang jika dibandingkan dengan masyarakat Serang. Mungkin itu yang menyebabkan seminar parenting jarang diadakan di Cilegon. Member IIP Banten pun masih sangat sedikit yang berasal dari Cilegon.
Menghadapi masyarakat yang individualis dan ga mau repot adalah tantangan tersendiri untuk saya untuk mengajak mereka mengenal IIP dan bergabung dalam komunitasnya. Alhamdulillah, dari testimoni dan cerita tentang matrikulasi dan komunitas yang saya dan teman2 kirim di akun sosial media, sepertinya akan ada tambahan member baru dari Cilegon,yaitu peserta yang lulus matrikulasi batch 3.
Kemudian tantangan selanjutnya adalah manajemen waktu. Alhamdulillah kami dikaruniai 2 anak yang masih berada pada jenjang usia dibawah 5 tahun, karena hal tersebut,saya tidak bisa setiap saat berkutat dengan HP. Kemudian sebagai admin WAG,saya mengalami kendala dalam menghidupkan suasana di masing2 WAG,baik foundation dan member.
Tantangan lain adalah mengenai pencarian nara sumber untuk mengisi kulwap parenting di grup member. Dan saya harus belajar lebih banyak lagi mengenai ilmu parenting. Namun,mewaspadai diri akan "banjir informasi" yang akan membuat saya pusing dan bingung.π
Untuk menghadapi tantangan ini dan menguatkan diri ketika merasa minder dan down,saya selalu mengingat ayat ini,
"Allah tidak akan membebani kaumnya, melebihi kemampuannya"
Ketika saya merasa minder dan down atas amanah yang saya emban,saya pun sering berkomunikasi dengan diri sendiri, apa bakat yang sudah Allah berikan untuk saya sehingga mendapatkan amanah ini. Mungkin hasil TM dibawa inilah yang mewakili jawabannya.
InsyaAllah saya akan membangkitkan atau menumbuhkan kembali kemampuan berkomunikasi untuk berbagai keperluan di komunitas ini,contohnya seperti mengajak lebih banyak lagi ibu ibu untuk bergabung dalam komunitas dan melobi narasumber untuk mengisi kulwap di grup kami.
Tahun depan, saya ingin lebih banyak lagi menggiring peserta atau anggota komunitas dari Cilegon. Kemudian saya ingin selain sharing mastermind, sharing cerita GFOS diaktifkan kembali, karena cerita atau pengalaman membersamai anak dan keluarga itu besar menfaatnya untuk mengingatkan dan menyemangati. Dari hal itu saya rasa kami bisa berbagi dan melayani. Saya ingin menghadirkan narasumber parenting secara offline. Tidak hanya online di WAG. Saya ingin kegiatan siaran tentang ibu profesional di Radio tetap dipertahankan.
Semoga kedepannya kami dapat mengadakan banyak seminar parenting,menghadirkan praktisi parenting handal,khususnya menghadirkan Ibu Septi dan Pak Dodik beserta anak anak mereka yang sangat inspiratif. Aamiin..yaa Robbal 'aalamiin.
#matrikulasikordibatch3
#InstitutIbuProfesional
#IIP
#Membangunkomunitas
#Membangunperadaban
Materi 10 Matrikulasi Kordi Batch 3 : Membangun Komunitas Membangun Peradaban
MATERI MATRIKULASI IBU PROFESIONAL BATCH #3
SESI #10
MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
It takes a Village to raise a CHILD
“Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak” demikian pepatah dari bangsa Afrika.
Dulu, pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban.
Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya.
Maka sudah saatnya kita mengembalikan keluarga dan komunitas yang kita bangun sebagai sentra pendidikan peradaban. Karena sesungguhnya peradaban adalah milik keluarga dan komunitas, karena di dalamnya akan muncul karya peradaban dan generasi peradaban yaitu anak-anak kita.
TAHAPAN MEMBANGUN PERADABAN DALAM KOMUNITAS
Membangun peradaban di komunitas bisa dijalankan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri dan membangun peradaban di keluarga. Mari kita lihat bersama:
a. Setiap manusia memiliki MISI INDIVIDUAL
Setiap manusia dilahirkan dengan karakteristik yang unik, maka tugas dan peran yang akan dijalaninya di muka bumi ini juga pasti unik.
b. Setiap keluarga memiliki MISI KELUARGA
Misi keluarga bisa jadi misi bersama yang menjadi kekhasan setiap keluarga. Misi keluarga ini bisa jadi kombinasi dari sifat keunikan ayah, ibu dan anak. Atau bisa juga karena ada dominasi sifat yang mewarnai kekhasan keluarga. Di titik ini kita paham, apa rahasia besar Allah mempertemukan kita ( suami dan anak-anak) dalam satu keluarga.
c. Setiap komunitas memiliki MISI PERADABAN
Burung yang berbulu sama pasti akan saling bertemu
Inilah mungkin yang menyebabkan kita bisa berkumpul di komunitas Ibu Profesional, belum pernah saling ketemu muka, tapi rasanya sudah satu chemistry, karena sebenarnya kita sedang membawa misi peradaban yang sama. Yaitu membangun Rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga.
VALUES KOMUNITAS
Values komunitas adalah BERBAGI dan MELAYANI, bukan MENUNTUT.
maka :
a. Mulailah dari diri kita,
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri.
TAAT ASAS
Kemudian tahap berikutnya adalah pahami, komunitas Ibu Profesional ini hadir dan berkembang di Indonesia. Dimana asas kebangsaan yang dianut di Indonesia adalah asas BHINNEKA TUNGGAL IKA. Sebagai warga negara yang baik kita perlu TAAT ASAS. Maka pahamilah bahwa kita ini adalah BERAGAM
Perbedaan itu akan menjadi rahmat, maka berjalanlah secara HARMONI dalam KEBERAGAMAN
GERAK dan KEBERMANFAATAN
Jangan khawatr dengan jumlah, karena banyak dan sedikit itu tidak penting, yang penting adalah GERAK ANDA dan ASAS KEBERMANFAATAN kita bagi sesama.
Pakailah prinsip sebagai berikut :
Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya adalah SAYA
Andaikata ada 100 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya, pasti SAYA
Andaikata hanya ada 1 ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka, ITULAH SAYA
Rumah adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah-fitrah baik bisa ditumbuhsuburkan, dimuliakan dari dalam rumah-rumah kita, maka secara kolektif akan menjadi baik dan mulialah peradaban.
Selamat membangun komunitas, membangun peradaban,
Selamat bergabung di komunitas Ibu Profesional.
dan bersiaplah menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga
Salam,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_Sumber Bacaan_ :
_Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Radja Grafindo, 2000_
_Harry Santoso dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2015_
_Ibu Profesional, Membangun Komunitas, Materi Perkuliahan IIP, 2015_
πΈπΈπΈ RESUME TANYA JAWABπΈπΈ
π Tyas - Banten
Bagaimana jika kegiatan offline selalu sedikit yg hadir? Terkadang kita sudah berharap akan banyak yang datang. Sedangkan value komunitas adalah BERBAGI dan MELAYANI bukan MENUNTUT.
➡ BERBAGI dan MELAYANI, bukan menuntut. Termasuk tidak menuntut semua orang sama semangatnya dengan kita, sama minat belajarnya dengan kita, sama tujuannya dengan kita.
Jika kegiatan offline hanya sedikit yang hadir, alhamdulillah, berarti kita ketemu dengan orang-orang seide. Jika banyak yang datang, alhamdulillah, kita punya banyak teman.seide. Jika tak ada yang datang, lanjut saja, saya akan tetap belajar
πAngrum
Suka sekali dengan penyataan "Membangun rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga" dengan nilai *berbagi* dan *melayani*.
Hasrat untuk berbagi ilmu mengajak saudara dan teman teman untuk mengenal dan bergabung dengan IIP sangatlah kuat, tapi terkendala dengan waktu yg terbatas sementara dalam diri dan keluarga saya sedang 'on process' menemukan misi keluarga, mengamalkan setiap serapan materi Bunda Sayang yang ternyata *tantangan* yang harus diraklukan dengan sekuat tenaga san do'a bagi saya, dikain sisi saya juga harus menyisihkan waktu untuk tetap produktif.
➡ first thing first, mbak☺
π Widy
Oh ya mba...
1⃣Values Komunitas IIP
Berbagi dan Melayani bukan Menuntut.
Bagaimana ketika kita sudah berbagi&melayani kemudian kita menjadi populer karna kerja kita?
Apakah dianggap mencari popularitas?
2⃣misalkan jika ada kegiatan akbar&berbayar di komunitas, apakah dgn values berbagi dan melayani bukan menuntut, kita tdk diberikan hak2 semisalkan adanya dana akomodasi utk panitia???
Ataukah mmg kita bekerja sukarela utk komunitas?
Mohon arahan nyaπ
➡ 1. berbagi dan melayani adalah value komunitas. Bergabung dengan komunitas apa pun, pasti akan bertemu dengan value ini...
Menjadi populer karena amal kita? apakah itu hal yang baik? apakah menambah kemuliaan kita di mata Allah? Jika ya, terimalah sebagai bonus dari Allah.
Jika tidak, anggap saja sebagai side effect...anggap angin lalu, toh tujuan kita bukan populer.
Apakah dianggap mencari popularitas? Hanya Allah dan hamba-Nya yang tahu niat di dalam hati☺✅
2. apakah kita bekerja sukarela untuk komunitas?
Hmm...klo saya pribadi sih iya....π¬
tapi balik lagi kemampuan komunitas, apakah komunitas punya dana yg cukup untuk memberi subsidi akomodasi dan lainnya...
π Ratih - Sangatta
Saya sangat kesusahan merubah mindset keluarga besar suami biar bisa menjadi komunitas dengan burung berbulu sama. Padahal mau g mau saya juga harus menginap disana dan dampaknya tidak selalu positif. Sekiranya apa yang bisa saya lakukan? mengingat saya juga sering meminjamkan buku dan berdiskusi cuma mungkin mereka belum terlalu antusias. Terimakasih
➡berbagi dan melayani, bhkan menuntut. Kita ngga mungkin menuntut orang lain sama dengan kita. Kita hanya bisa menunjukkan apa yang sudah kita lakukan. Karenanya, lakukan saja...biar semua bisa lihat hasil dari yang kita lakukan...ππ»✅
π Dwipu Bontang.
Mb, burung berbulu akan menemukan sesama burung berbulu. Bagaimana caranya memancing agar bisa menemukan nya mb? Ini berkaitan dengan blm adanya komunitas yg sya anggap sesuai di hati. Apa itu sign bahwa harus sya yang memulai membuatnya mb?
➡ apa itu sign harus mbak Dwi yang buat? Yapππ»
Curhat dikit, ya...
Ketika di Bogor belum ada IIP sementara saya ingin belajar jadi ibu profesional, maka inilah yang saya lakukan: saya ambil kesempatan untuk membuatnya di Bogor. Daaaannn ternyata....banyak yang pengen ada IIP di Bogor, banyak yang udah kenal IIP tapi terkendala jarak. Jadi...kalo ngga ada yg mulai, gimana bisa terwujud?
Just do it, mbak Dwi, ayo mulai!☺✅
π Setiorini - Balikpapan
Alhamdulillah sy merasa IIP adalah komunitas yg pas dan cocok untuk saya. Banyak ide2 yg ingin saya jalankan untuk mengoptimalkan komunitas ini.
*Apakah boleh mba, kita menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atau perusahaan2 untuk memperlancar kegiatan2 yg sifatnya lebih meluas utk perempuan/ ibu2 diluar komunitas kita. Dalam rangka menebar manfaat
Terima kasih..ππ*
➡tentu boleh...selama sesuai dengan value IIP. IIP Jepara sudah bekerjasama dengan perpusda Jepara dalam bisan pendidikan dan pemberdayaan perempuan, IIP Bogor juga bekerjasama dengan Paguyuban Komunitas Bogor dalam gerakan Don't Rape Child. Ini hanya contoh yang sudah berjalan. Ada banyak potensi lain yang bisa kita ajak kerjasama untuk menebarkan manfaat☺✅
πVina
Oya mba nesri...membuat komunitas apakah bs dimulai dr lingkungan terdekat seperti rt? Saya sepertinya baru bisa memberi warna di lingkup rt...π
➡ tentu boleh. malah yg pertama harusnya adalah keluarga sendiri..☺✅
π Dewi - IIP Lampung
Jadi, dalam berkomunitas ini harus motivasi diri sendiri dulu yg diperkuat ya mbak nes? Agar ga mudah baper dan bisa terus maju ketika menghadapi kesulitan2 dalam menghidupkan komunitas di kota kita.
➡iya...leader ga boleh baper, kalo leader baper, gimana member?π¬π✅
π Devy
Setelah bergabung bersama Institut Ibu Profesional .. barulah di kepala saya ada tergambar "Baiti Jannati" seperti apa ...ππ ... Butuh proses panjang untuk menuju hal tersebut .. Mengingat *rumah adalah miniatur peradaban* maka saya harus benar2 memperbaiki diri saya , ber-komprod dg suami dan meningkatkan kualitas anak2 ... ketika saya bercerita tentang *IIP* kepada orang lain , slalu yg mereka jadikan patokan adalah keadaan keluarga saya ( yg tentu saja masih dalam proses memperbaikinya diri ) ... Pertanyaan nya adalah : *Bagaimana menyemangati diri sendiri* ketika banyak nya "cibiran" yg timbul dari sekitar kita yg justru orang2 terdekat kita sehari2 ...
➡"orang terdekat kita"? Siapa bun? Kalau saya memaknai "Orang terdekat" adalah suami dan anak. Kalo suami, di IIP ridho suami ada di urutan pertama dalam setiap kegiatan. Kalo suami ngga ridho, drop it. Saya teringat salah satu cerita Bu Septi. Ketika itu ada kuliah offline rutin di Salatiga, Bu Septi langsung fasilitatornya. Ada seorang ibu yang datang setengah menangis, curhat kalo suaminya ngga mengizinkan dia datang ke kuliah offline hari itu karena baru saja pulang dari luar kota. Saat itu juga Bu Septi meminta sang ibu pulang. Keridhoan suami menentukan keberkahan ilmu kita, begitu alasannya.
Kalo anak-anak yang ngga ridho, ini lampu merah. Jadi berhenti dan fokus ke anak-anak. Karena anak-anak adalah amanah yang nanti akan ditanyakan Allah di hari perhitungan.
Kalau selain suami dan anak, maka beri senyum saja...pakai lagi prinsip yang di atas:
Ini prinsip yang dipakai IIP dalam berbagi dan.melayani:
Pakailah prinsip sebagai berikut :
Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya adalah SAYA
Andaikata ada 100 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya, pasti SAYA
Andaikata hanya ada 1 ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka, ITULAH SAYA
π Chamelia-Kudus
Mohon penjelasan tentang kalimat : "membangun peradaban di komunitas bisa seiring dengan membangun peradaban pada diri dan membangun peradaban di keluarga" Bagaimana andaikata ada kekhawatiran ketika melalaikan tugas di rumah saat mengembangkan komunitas?
➡kekhawatiran? Berarti ini belum menjadi sesuatu yang pasti bukan?
Apakah kekhawatiran ini bisa diatasi? Apakah kekhawatiran ini bisa dihilangkan dengan persiapan?
Jika bisa, maka mari persiapkan diri agar tak khawatir lagi.
Jika tak bisa, maka kekhawatiran hanya membuang-buang energi. Kita butuh banyak energi untuk berbagi dan melayani. Menghabiskan energi.untuk kekhawatiran yang tak bisa diatasi sama saja dengan menggarami Samudera Atlantik.π✅
Terima kasih π
➡Tanggapan bu Vina :
Menurut saya...pentingnya membangun komunitas itu perlu penguatan internal diri terlebih dahulu mba, idealnya dari unit terkecil keluarga yang bagus maka akan menarik orang disekelilingnya.. istilahnya role model begitu.. sinergikan dengan anggota keluarga agar bs tetap menjalankan misi membangun komunitas tanpa meninggalkan kewajiban sebenarnya di rumah. Wallahu A'lam nanti mba nesri yang akan menjelaskan lebih detail.
πNunik, Madiun
1. "Membangun peradaban di komunitas bisa dilakukan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri, dan membangun peradaban di keluarga."
*Bagaimana langkahnya supaya ketiganya bisa seiring bun?*
Kondisinya saya masih sering lupa misi saya pribadi jika tidak menengok kembali catatan NHW tentang misi pribadi.
Untuk membangun komunikasi produktif sebagai dasar menemukan misi keluarga juga kadang kala masih terkendala. Karena kesepakatan yang sudah dibuat dilanggar & mencetuskan emosi negatif dari saya. Akhirnya buyarlah komunikasi produktifnya, forum keluarga belum membahas sampai ke misi keluarga. Masih mengatasi masalah kesepakatan yang itu-itu saja..
➡mulai dari diri sendiri. Ini tahapan pertama.
_Sulit bikin forum keluarga?_ Alhamdulillah, dapat challenge untuk belajar bikin forum keluarga. Kalo mbak Nunik berhasil, maka akan sangat mudah menularkannya pada yang lain.
_Gimana caranya biar bisa beriringan?_
Saya jadi ingat cerita Mz Yuli, koordinator IIP Padang. Beliau membuat kelas belajar sesuai dengan apa yang ingin beliau pelajari. Pingin belajar toilet training, bikin workshopnya, undang narsum, lalu belajar.
Di IIP Bogor, kami berencana membuat seminar tentang pembuatan portofolio anak. Alasannya sederhana, karena banyak member yang pingin tahu tentang cara membangun portofolio anak.
Jadi membangun peradaban di rumah dapat berjalan beriringan dengan membangun peradaban bersama komunitas.
_Sering lupa misi sendiri?_
Hmmm...misi Itu seperti tertanam dalam diri. Kalo masih luoa, mungkin perlu merenung dan niteni lagi, "benarkah ini misi hidup saya?"
2. "Values komunitas: berbagi & melayani bukan menuntut
a. Mulai dari diri kita
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan yang kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri."
Bagaimana jika posisi saya saat ini masih menginginkan popularitas, ingin lebih ahli & eksis daripada teman lainnya bun?
Dan awal saya tertarik bergabung di komunitas IIP adalah untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, yaitu memperoleh ilmu pendidikan anak yang applicable..
*Apakah salah bunda?* Karena menurut teori hierarki kebutuhan manusia oleh Maslow: kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak tercukupi terlebih dahulu, sebelum kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Saya pun masih setuju dengan teori ini bun. Setelah kebutuhan diri sendiri (ilmu pendidikan anak) dan penghargaan (pengakuan, ketenaran/popularitas, reputasi) terpenuhi, maka muncul motivasi saya selanjutnya yaitu untuk berbagi & melayani komunitas.
➡ _apakah salah kalo saya ingin dapat penghargaan?_
ngga....
_apakah salah kalo bergabung untuk dapat ilmu yang bisa dipakai sendiri?_
ngga
Memang hanya orang-orang yang sudah "selesai dengan dirinya-lah yang mampu serius berbagi". Apakah mbak Nunik sudah selesai dengan diri sendiri?
πEvin
Berkaitan dengan misi keluarga terutama dsni yang berperan ayah dan ibu, nah. .Dua orang yang berbeda ini pasti isi kepala dan misi sebagai individunya jg berbeda masing-masing bagaimana cara menyatukannya sehingga nantinya bisa membangun peradaban khususnya dari dalam rumah untuk anak-anak kita, kemudian jika dalam prosesnya antara ayah dan ibu ada ketidakcocokan langkah apa yang perlu di lakukan trims
➡ngobrol. Ayah dan
SESI #10
MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
It takes a Village to raise a CHILD
“Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak” demikian pepatah dari bangsa Afrika.
Dulu, pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban.
Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya.
Maka sudah saatnya kita mengembalikan keluarga dan komunitas yang kita bangun sebagai sentra pendidikan peradaban. Karena sesungguhnya peradaban adalah milik keluarga dan komunitas, karena di dalamnya akan muncul karya peradaban dan generasi peradaban yaitu anak-anak kita.
TAHAPAN MEMBANGUN PERADABAN DALAM KOMUNITAS
Membangun peradaban di komunitas bisa dijalankan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri dan membangun peradaban di keluarga. Mari kita lihat bersama:
a. Setiap manusia memiliki MISI INDIVIDUAL
Setiap manusia dilahirkan dengan karakteristik yang unik, maka tugas dan peran yang akan dijalaninya di muka bumi ini juga pasti unik.
b. Setiap keluarga memiliki MISI KELUARGA
Misi keluarga bisa jadi misi bersama yang menjadi kekhasan setiap keluarga. Misi keluarga ini bisa jadi kombinasi dari sifat keunikan ayah, ibu dan anak. Atau bisa juga karena ada dominasi sifat yang mewarnai kekhasan keluarga. Di titik ini kita paham, apa rahasia besar Allah mempertemukan kita ( suami dan anak-anak) dalam satu keluarga.
c. Setiap komunitas memiliki MISI PERADABAN
Burung yang berbulu sama pasti akan saling bertemu
Inilah mungkin yang menyebabkan kita bisa berkumpul di komunitas Ibu Profesional, belum pernah saling ketemu muka, tapi rasanya sudah satu chemistry, karena sebenarnya kita sedang membawa misi peradaban yang sama. Yaitu membangun Rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga.
VALUES KOMUNITAS
Values komunitas adalah BERBAGI dan MELAYANI, bukan MENUNTUT.
maka :
a. Mulailah dari diri kita,
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri.
TAAT ASAS
Kemudian tahap berikutnya adalah pahami, komunitas Ibu Profesional ini hadir dan berkembang di Indonesia. Dimana asas kebangsaan yang dianut di Indonesia adalah asas BHINNEKA TUNGGAL IKA. Sebagai warga negara yang baik kita perlu TAAT ASAS. Maka pahamilah bahwa kita ini adalah BERAGAM
Perbedaan itu akan menjadi rahmat, maka berjalanlah secara HARMONI dalam KEBERAGAMAN
GERAK dan KEBERMANFAATAN
Jangan khawatr dengan jumlah, karena banyak dan sedikit itu tidak penting, yang penting adalah GERAK ANDA dan ASAS KEBERMANFAATAN kita bagi sesama.
Pakailah prinsip sebagai berikut :
Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya adalah SAYA
Andaikata ada 100 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya, pasti SAYA
Andaikata hanya ada 1 ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka, ITULAH SAYA
Rumah adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah-fitrah baik bisa ditumbuhsuburkan, dimuliakan dari dalam rumah-rumah kita, maka secara kolektif akan menjadi baik dan mulialah peradaban.
Selamat membangun komunitas, membangun peradaban,
Selamat bergabung di komunitas Ibu Profesional.
dan bersiaplah menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga
Salam,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_Sumber Bacaan_ :
_Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Radja Grafindo, 2000_
_Harry Santoso dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2015_
_Ibu Profesional, Membangun Komunitas, Materi Perkuliahan IIP, 2015_
πΈπΈπΈ RESUME TANYA JAWABπΈπΈ
π Tyas - Banten
Bagaimana jika kegiatan offline selalu sedikit yg hadir? Terkadang kita sudah berharap akan banyak yang datang. Sedangkan value komunitas adalah BERBAGI dan MELAYANI bukan MENUNTUT.
➡ BERBAGI dan MELAYANI, bukan menuntut. Termasuk tidak menuntut semua orang sama semangatnya dengan kita, sama minat belajarnya dengan kita, sama tujuannya dengan kita.
Jika kegiatan offline hanya sedikit yang hadir, alhamdulillah, berarti kita ketemu dengan orang-orang seide. Jika banyak yang datang, alhamdulillah, kita punya banyak teman.seide. Jika tak ada yang datang, lanjut saja, saya akan tetap belajar
πAngrum
Suka sekali dengan penyataan "Membangun rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga" dengan nilai *berbagi* dan *melayani*.
Hasrat untuk berbagi ilmu mengajak saudara dan teman teman untuk mengenal dan bergabung dengan IIP sangatlah kuat, tapi terkendala dengan waktu yg terbatas sementara dalam diri dan keluarga saya sedang 'on process' menemukan misi keluarga, mengamalkan setiap serapan materi Bunda Sayang yang ternyata *tantangan* yang harus diraklukan dengan sekuat tenaga san do'a bagi saya, dikain sisi saya juga harus menyisihkan waktu untuk tetap produktif.
➡ first thing first, mbak☺
π Widy
Oh ya mba...
1⃣Values Komunitas IIP
Berbagi dan Melayani bukan Menuntut.
Bagaimana ketika kita sudah berbagi&melayani kemudian kita menjadi populer karna kerja kita?
Apakah dianggap mencari popularitas?
2⃣misalkan jika ada kegiatan akbar&berbayar di komunitas, apakah dgn values berbagi dan melayani bukan menuntut, kita tdk diberikan hak2 semisalkan adanya dana akomodasi utk panitia???
Ataukah mmg kita bekerja sukarela utk komunitas?
Mohon arahan nyaπ
➡ 1. berbagi dan melayani adalah value komunitas. Bergabung dengan komunitas apa pun, pasti akan bertemu dengan value ini...
Menjadi populer karena amal kita? apakah itu hal yang baik? apakah menambah kemuliaan kita di mata Allah? Jika ya, terimalah sebagai bonus dari Allah.
Jika tidak, anggap saja sebagai side effect...anggap angin lalu, toh tujuan kita bukan populer.
Apakah dianggap mencari popularitas? Hanya Allah dan hamba-Nya yang tahu niat di dalam hati☺✅
2. apakah kita bekerja sukarela untuk komunitas?
Hmm...klo saya pribadi sih iya....π¬
tapi balik lagi kemampuan komunitas, apakah komunitas punya dana yg cukup untuk memberi subsidi akomodasi dan lainnya...
π Ratih - Sangatta
Saya sangat kesusahan merubah mindset keluarga besar suami biar bisa menjadi komunitas dengan burung berbulu sama. Padahal mau g mau saya juga harus menginap disana dan dampaknya tidak selalu positif. Sekiranya apa yang bisa saya lakukan? mengingat saya juga sering meminjamkan buku dan berdiskusi cuma mungkin mereka belum terlalu antusias. Terimakasih
➡berbagi dan melayani, bhkan menuntut. Kita ngga mungkin menuntut orang lain sama dengan kita. Kita hanya bisa menunjukkan apa yang sudah kita lakukan. Karenanya, lakukan saja...biar semua bisa lihat hasil dari yang kita lakukan...ππ»✅
π Dwipu Bontang.
Mb, burung berbulu akan menemukan sesama burung berbulu. Bagaimana caranya memancing agar bisa menemukan nya mb? Ini berkaitan dengan blm adanya komunitas yg sya anggap sesuai di hati. Apa itu sign bahwa harus sya yang memulai membuatnya mb?
➡ apa itu sign harus mbak Dwi yang buat? Yapππ»
Curhat dikit, ya...
Ketika di Bogor belum ada IIP sementara saya ingin belajar jadi ibu profesional, maka inilah yang saya lakukan: saya ambil kesempatan untuk membuatnya di Bogor. Daaaannn ternyata....banyak yang pengen ada IIP di Bogor, banyak yang udah kenal IIP tapi terkendala jarak. Jadi...kalo ngga ada yg mulai, gimana bisa terwujud?
Just do it, mbak Dwi, ayo mulai!☺✅
π Setiorini - Balikpapan
Alhamdulillah sy merasa IIP adalah komunitas yg pas dan cocok untuk saya. Banyak ide2 yg ingin saya jalankan untuk mengoptimalkan komunitas ini.
*Apakah boleh mba, kita menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah atau perusahaan2 untuk memperlancar kegiatan2 yg sifatnya lebih meluas utk perempuan/ ibu2 diluar komunitas kita. Dalam rangka menebar manfaat
Terima kasih..ππ*
➡tentu boleh...selama sesuai dengan value IIP. IIP Jepara sudah bekerjasama dengan perpusda Jepara dalam bisan pendidikan dan pemberdayaan perempuan, IIP Bogor juga bekerjasama dengan Paguyuban Komunitas Bogor dalam gerakan Don't Rape Child. Ini hanya contoh yang sudah berjalan. Ada banyak potensi lain yang bisa kita ajak kerjasama untuk menebarkan manfaat☺✅
πVina
Oya mba nesri...membuat komunitas apakah bs dimulai dr lingkungan terdekat seperti rt? Saya sepertinya baru bisa memberi warna di lingkup rt...π
➡ tentu boleh. malah yg pertama harusnya adalah keluarga sendiri..☺✅
π Dewi - IIP Lampung
Jadi, dalam berkomunitas ini harus motivasi diri sendiri dulu yg diperkuat ya mbak nes? Agar ga mudah baper dan bisa terus maju ketika menghadapi kesulitan2 dalam menghidupkan komunitas di kota kita.
➡iya...leader ga boleh baper, kalo leader baper, gimana member?π¬π✅
π Devy
Setelah bergabung bersama Institut Ibu Profesional .. barulah di kepala saya ada tergambar "Baiti Jannati" seperti apa ...ππ ... Butuh proses panjang untuk menuju hal tersebut .. Mengingat *rumah adalah miniatur peradaban* maka saya harus benar2 memperbaiki diri saya , ber-komprod dg suami dan meningkatkan kualitas anak2 ... ketika saya bercerita tentang *IIP* kepada orang lain , slalu yg mereka jadikan patokan adalah keadaan keluarga saya ( yg tentu saja masih dalam proses memperbaikinya diri ) ... Pertanyaan nya adalah : *Bagaimana menyemangati diri sendiri* ketika banyak nya "cibiran" yg timbul dari sekitar kita yg justru orang2 terdekat kita sehari2 ...
➡"orang terdekat kita"? Siapa bun? Kalau saya memaknai "Orang terdekat" adalah suami dan anak. Kalo suami, di IIP ridho suami ada di urutan pertama dalam setiap kegiatan. Kalo suami ngga ridho, drop it. Saya teringat salah satu cerita Bu Septi. Ketika itu ada kuliah offline rutin di Salatiga, Bu Septi langsung fasilitatornya. Ada seorang ibu yang datang setengah menangis, curhat kalo suaminya ngga mengizinkan dia datang ke kuliah offline hari itu karena baru saja pulang dari luar kota. Saat itu juga Bu Septi meminta sang ibu pulang. Keridhoan suami menentukan keberkahan ilmu kita, begitu alasannya.
Kalo anak-anak yang ngga ridho, ini lampu merah. Jadi berhenti dan fokus ke anak-anak. Karena anak-anak adalah amanah yang nanti akan ditanyakan Allah di hari perhitungan.
Kalau selain suami dan anak, maka beri senyum saja...pakai lagi prinsip yang di atas:
Ini prinsip yang dipakai IIP dalam berbagi dan.melayani:
Pakailah prinsip sebagai berikut :
Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya adalah SAYA
Andaikata ada 100 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya, pasti SAYA
Andaikata hanya ada 1 ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka, ITULAH SAYA
π Chamelia-Kudus
Mohon penjelasan tentang kalimat : "membangun peradaban di komunitas bisa seiring dengan membangun peradaban pada diri dan membangun peradaban di keluarga" Bagaimana andaikata ada kekhawatiran ketika melalaikan tugas di rumah saat mengembangkan komunitas?
➡kekhawatiran? Berarti ini belum menjadi sesuatu yang pasti bukan?
Apakah kekhawatiran ini bisa diatasi? Apakah kekhawatiran ini bisa dihilangkan dengan persiapan?
Jika bisa, maka mari persiapkan diri agar tak khawatir lagi.
Jika tak bisa, maka kekhawatiran hanya membuang-buang energi. Kita butuh banyak energi untuk berbagi dan melayani. Menghabiskan energi.untuk kekhawatiran yang tak bisa diatasi sama saja dengan menggarami Samudera Atlantik.π✅
Terima kasih π
➡Tanggapan bu Vina :
Menurut saya...pentingnya membangun komunitas itu perlu penguatan internal diri terlebih dahulu mba, idealnya dari unit terkecil keluarga yang bagus maka akan menarik orang disekelilingnya.. istilahnya role model begitu.. sinergikan dengan anggota keluarga agar bs tetap menjalankan misi membangun komunitas tanpa meninggalkan kewajiban sebenarnya di rumah. Wallahu A'lam nanti mba nesri yang akan menjelaskan lebih detail.
πNunik, Madiun
1. "Membangun peradaban di komunitas bisa dilakukan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri, dan membangun peradaban di keluarga."
*Bagaimana langkahnya supaya ketiganya bisa seiring bun?*
Kondisinya saya masih sering lupa misi saya pribadi jika tidak menengok kembali catatan NHW tentang misi pribadi.
Untuk membangun komunikasi produktif sebagai dasar menemukan misi keluarga juga kadang kala masih terkendala. Karena kesepakatan yang sudah dibuat dilanggar & mencetuskan emosi negatif dari saya. Akhirnya buyarlah komunikasi produktifnya, forum keluarga belum membahas sampai ke misi keluarga. Masih mengatasi masalah kesepakatan yang itu-itu saja..
➡mulai dari diri sendiri. Ini tahapan pertama.
_Sulit bikin forum keluarga?_ Alhamdulillah, dapat challenge untuk belajar bikin forum keluarga. Kalo mbak Nunik berhasil, maka akan sangat mudah menularkannya pada yang lain.
_Gimana caranya biar bisa beriringan?_
Saya jadi ingat cerita Mz Yuli, koordinator IIP Padang. Beliau membuat kelas belajar sesuai dengan apa yang ingin beliau pelajari. Pingin belajar toilet training, bikin workshopnya, undang narsum, lalu belajar.
Di IIP Bogor, kami berencana membuat seminar tentang pembuatan portofolio anak. Alasannya sederhana, karena banyak member yang pingin tahu tentang cara membangun portofolio anak.
Jadi membangun peradaban di rumah dapat berjalan beriringan dengan membangun peradaban bersama komunitas.
_Sering lupa misi sendiri?_
Hmmm...misi Itu seperti tertanam dalam diri. Kalo masih luoa, mungkin perlu merenung dan niteni lagi, "benarkah ini misi hidup saya?"
2. "Values komunitas: berbagi & melayani bukan menuntut
a. Mulai dari diri kita
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan yang kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri."
Bagaimana jika posisi saya saat ini masih menginginkan popularitas, ingin lebih ahli & eksis daripada teman lainnya bun?
Dan awal saya tertarik bergabung di komunitas IIP adalah untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, yaitu memperoleh ilmu pendidikan anak yang applicable..
*Apakah salah bunda?* Karena menurut teori hierarki kebutuhan manusia oleh Maslow: kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak tercukupi terlebih dahulu, sebelum kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Saya pun masih setuju dengan teori ini bun. Setelah kebutuhan diri sendiri (ilmu pendidikan anak) dan penghargaan (pengakuan, ketenaran/popularitas, reputasi) terpenuhi, maka muncul motivasi saya selanjutnya yaitu untuk berbagi & melayani komunitas.
➡ _apakah salah kalo saya ingin dapat penghargaan?_
ngga....
_apakah salah kalo bergabung untuk dapat ilmu yang bisa dipakai sendiri?_
ngga
Memang hanya orang-orang yang sudah "selesai dengan dirinya-lah yang mampu serius berbagi". Apakah mbak Nunik sudah selesai dengan diri sendiri?
πEvin
Berkaitan dengan misi keluarga terutama dsni yang berperan ayah dan ibu, nah. .Dua orang yang berbeda ini pasti isi kepala dan misi sebagai individunya jg berbeda masing-masing bagaimana cara menyatukannya sehingga nantinya bisa membangun peradaban khususnya dari dalam rumah untuk anak-anak kita, kemudian jika dalam prosesnya antara ayah dan ibu ada ketidakcocokan langkah apa yang perlu di lakukan trims
➡ngobrol. Ayah dan
Family Project : Menata Isi Rumah Part 2
Our Family Project
Nama Project : Menata isi rumah part 2
Kegiatan hari ke dua masih berkutat dengan pakaian. Menyortir pakaian ternyata membutuhkan waktu yang lama ya..ππ
Lama dalam menentukan pakaian yang akan direlakan untuk keluar dari tempat kediamannya selama lamanyaπ..Dengan kata lain,diberikan kepada yang membutuhkan. Hal tersebut dikarenakan faktor sejarah yang ada didalamnya,atau keinginan disimpan karena mungkin suatu saat dibutuhkan keponakan atau akan digunakan oleh anak2 dikemudian hari.
Saat menata isi lemari anak2 pun,ketika memilah pakaian,mereka antusias sekali menemukan pakaian2 yang sudah lama tidak digunakan. Kemudian mereka pun mencoba pakaian tersebut..Hehe..π
Kejadian serupa dialami ketika aq membongkar pakaian2 newborn..Wah..mereka senang sekali melihatnya,kemudian akhirnya bermain menggunakan popok2 tersebut. Popok digunakan sebagai celemek, kakak pun berseru."bun,ini bisa dipakai untuk masak"..Dia mengembangkan imajinasinya..Selain itu,popok dipakaikan pada boneka2nya,dan mereka pun bermain peran "ibu2an"..ππ.Untuk pakaian newborn tersebut,aq sengaja menyimpannya..
Kegiatan menata pakaian pun selesai. Pakaian yang sudah direlakan pergi,dimasukkan dalam dus,dan insyaAllah besok diberikan kepada saudara2 yang membutuhkan.
#Tantanganhari9
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP