Tampilkan postingan dengan label Melatih Kemandirian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Melatih Kemandirian. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Februari 2018

Mau Diet Sehat? Gunakan Lose Weight

Assalamu'alaikum..

Lose weight in 30 days adalah salah satu aplikasi yg fitur2 nya adalah tentang diet. Karena berat badanku bertambah terus ๐Ÿ˜…, maka aq menggunakan aplikasi ini.

Olahraga yg ditawarkan sederhana. Dapat dilakukan mandiri dirumah. Selain itu ada meal plans, shopping list, dan report kegiatannya.
Sangat membantu sekali... Semoga berat badanku berkurang...hehehe...dan yg paling penting adalah sehat...aamiin..


Wassalamu'alaikum..

Senin, 13 Maret 2017

Review Tatangan 10 hari Melatih Kemndirian Anak

_Review Tantangan 10 Hari Kelas Bunda Sayang #1 Materi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

Bunda, terima kasih sudah menyelesaikan tantangan 10 hari tentang “MELATIH KEMANDIRIAN ANAK”.

Pekan ini kita akan review berbagai pola kemandirian yang telah Bunda lakukan bersama dengan anak-anak di rumah.

 Yang pertama, kami akan mengapresiasi bunda semua  yang sudah komitmen melakukan tantangan 10 hari ini :

๐ŸŽ– Selamat untuk para Bunda, yang berhasil menyelesaikan tantangan 10 hari ini sampai dengan tanggal 11 Maret 2017, dengan berbagai kondisi, ada yang konsisten setiap hari, lompat-lompat,maupun dirapel dan minta dispensasi.

Bunda berhak  memperoleh badge *YES,  I CAN*๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

( _pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge Yes, I CAN_)


๐ŸŽ–๐ŸŽBagi  Bunda  yang berhasil menyelesaikan tantangan di game level #2 ini sampai tgl 11 maret 2017 , praktek setiap hari dan baru bisa posting / dikumpulkan portofolionya dengan cara dirapel atau lompat-lompat,

 Bunda berhak mendapatkan tambahan badge

*You’re EXCELLENT*


( Pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge “You’re EXCELLENT”)


๐ŸŽ–๐ŸŽ๐ŸŽ Daaan…inilah Bunda-Bunda yang berhasil konsisten menjalankan tantangan 10 hari secara berturut-turut sampai akhir, baik praktek maupun mempostingnya setiap hari tanpa jeda,

Bunda berhak menyematkan badge

*You’re OUTSTANDING PERFORMANCE*

( pengumuman nama-nama yang mendapatkan badge “ You’re Outstanding Performance”)


Selamaat, selain dapat bagde tambahan,  tulisan anda juga berhak untuk diikutkan di seleksi tulisan bunda sayang tingkat nasional, daaan satu lagi dapat kesempatan menjadi narasumber untuk share kesuksesan di grup lain.


Sekali lagi KONSISTENSI masih diperlukan di tahap bunda sayang ini, karena Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus menerus melakukan sesuatu sampai  tercapai tujuan akhir.

Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa.


KEMANDIRIAN erat sekali kaitannya dengan KONSISTENSI, seberapa konsisten kita melatih anak-anak untuk mandiri, akan berpengaruh pada  seberapa besar tingkat keberhasilan kita melatih anak-anak untuk menghadapi kehidupannya kelak tanpa bergantung pada orang lain.


Anak mandiri adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri.

Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, berkompeten di bidangnya, tidak tergantung pada orang lain dan tampak spontan. Inilah beberapa  life skill yang perlu dimiliki oleh anak.


Ketika hari ini bunda bersusah payah melatih kemandirian anak-anak kita, maka

*_Jangan pernah menyerah, walau kadang kita merasa lelah_*


Hasilnya akan bunda lihat dalam beberapa tahun mendatang, tidak seketika. Sehingga hal inlah kadang yang menggoda keteguhan kita untuk bersungguh –sungguh mendidik kemandirian anak kita.


Karena kalau kita berhenti melatih kemandirian anak akan muncul perilaku negatif yang dapat menjauhkan anak dari kemandirian di usia selanjutnya.


Gejala-gejala tersebut seperti contoh di bawah ini:
a. Ketergantungan disiplin kepada kontrol luar, bukan karena kesadarannya sendiri. Perilaku ini akan mengarah kepada perilaku  tidak konsisten.

b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, anak mandiri bukanlah anak yang lepas dari keluarganya melainkan anak yang tetap memiliki ikatan batin dengan keluarganya tetapi tidak bergantung pada keluarganya.


c.Sikap hidup kompromistik tanpa pemahaman dan kompromistik dengan mengorbankan prinsip. Gejala masyarakat sekarang yang meyakini segala sesuatunya dapat diatur adalah bentuk ketidakjujuran berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah.


Kalau melihat gejala-gejala di atas, menyelesaikan tugas kemandirian anak  sekarang, sifatnya menjadi wajib dalam membangun peradaban dunia ini. Karena merekalah nanti yang disebut generasi penerus pembangun peradaban.


Berikut beberapa indikator yang bisa bunda lihat untuk melihat tingkat keberhasilan anak-anak kita secara global.

☘Ciri khas kemandirian anak :
a. Anak mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kekhawatiran.

b. Anak mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat.

c. Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan.

d. Anak memiliki  kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya


Menurut Masrun dkk dalam bukunya jurnal kemandirian anak, membagi kemandirian dalam lima komponen sbb :

a. *MERDEKA*, anak bertindak atas kehendak sendiri, bukan karena orang lain dan tidak bergantung orang lain

b. *PROGRESIF*, berusaha mengejar prestasi, tekun, terencana dalam mewujudkan harapannya.

c. *INISIATIF* , mampu berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif


d. *TERKENDALI DARI DALAM*,  individu yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta mampu mempengaruhi lingkungan .

e. *KEMANTAPAN DIRI*, memiliki harga diri dan kepercayaan diri, percaya terhadap kemampuan sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Ini juga bagian keterampilam hidup yang wajib dikuasai anak-anak. Setelah anak-anak bisa menyelesaikan kemandirian untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti; makan, minum, mandi,dsb naikkan ke tangga keterampilan berikutnya. Karena mendidik anak tidak pernah selesai๐Ÿ˜Š


Sumber gambar;
https://www.bcgperspectives.com/Images/New_Vision_for_Education_WEF_2015.pdfSumber gambar : _trilling and fadel, 21 st century skills, 2009_

Kemandirian-kemandirian tersebut di atas akan sangat penting kita persiapkan hari ini, karena anak-anak kita nanti akan memasuki pendidikan abad 21, yang memerlukan ketrampilan kemandirian yang  lebih untuk mencapainya.

_Sumber Bacaan :_
_Masrun dkk, Jurnal Kemandirian Anak, diakses melalui www.lib.ug.co.id, pada tanggal 13 Februari 2016_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Melatih Kemandirian Anak, Gaza Media,2016_

_Trilling dan Fadel, 21st century skills, 2009_

Cemlan 3 Kemandirian

๐Ÿฎ๐Ÿ“๐ŸตCemilan Rabu #3๐Ÿต๐Ÿ“๐Ÿฎ

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Ayah Bunda, Biarkan Anakmu Berproses*

Jika anak kerap meminta secara berlebihan dan selalu ingin dilayani, layaknya kita waspada. Apa yang terjadi pada diri anak kita kemungkinan sinyal bahwa ia tidak tumbuh menjadi anak yang mandiri. Namun jangan pula terburu-buru menyalahkan anak. Sebab apa yang terjadi tak lepas dari bagaimana kita mendidiknya.

Melatih anak mandiri memang bukan persoalan gampang. Seringkali orang tua bersikap *ambivalen* dalam menghadapi anak. Di satu pihak mereka menuntut anak menjadi mandiri, namun di sisi lain orang tua kurang berteguh hati untuk memberikan kesempatan pada anaknya untuk mencoba. Padahal keyakinan diri anak-anak tumbuh ketika mereka menyelesaikan aktivitas  kemandirian mereka. Bagi anak, dengan memberikan kontribusi dalam keluarga, mereka melihat dirinya sebagai anggota yang penting dari "tim" keluarga. Di samping itu, ketika mereka menguasai keterampilan baru mereka merasa berkompeten.

Sikap bijaksana orangtua memang sangat diperlukan dalam membentuk kemandirian anak. Orang tua tidak perlu bersikap terlalu melindungi. Berikanlah anak kebebasan untuk mengungkap segala keinginan dan pikirannya. Orang tua juga tidak perlu malu atau gengsi jika anak melakukan kesalahan.

Ukuran kebenaran bagi anak tidak dapat dilihat dari kacamata orang dewasa. Lagi pula dari kesalahan itu, anak akan belajar lebih banyak. Ingatlah, bahwa orang tua tidak selalu ada di samping anak untuk membantunya seumur hidup. Karena itu, ketika anak belajar mandiri, tunjukkanlah bahwa orang tua memperhatikan hal-hal yang mereka lakukan. Pujian dan dorongan akan memotivasi anak dan membuat mereka merasa bangga.

Anak-anak senang ketika mereka diliputi kehangatan yang mengalir dari persetujuan orang tua yang selalu mereka cari. Anak juga berharap orang tua memberikan tanggung jawab kepada mereka, Karena bila larangan itu hadir, kelak anak akan menjadi bingung dan kehilangan respek terhadap orang tua yang tidak memberikan kepercayaan dan tanggung jawab.
Maka Ayah Bunda biarkanlah anak  mandiri dan bertanggung jawab, meskipun hasilnya belum maksimal, terus fokus mendampingi anak berproses secara bertahap.


Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


๐Ÿ“šBahan Inspirasi :

Nina Chairani & Nurachmi W., penyunting. Biarkan Anak Bicara, Jakarta. Republika, 2003

William Sears, M.D., Anak Cerdas: Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Emerald Publishing, Jakarta 2004

Minggu, 12 Maret 2017

Mengenalkan Kembali Kegiatan Berenang

Berenang


Yeay...Alhamdulillah..akhirnya kami bisa berenang juga..hehehe..Susahnya menyatukan jadwal ayah dan anak2๐Ÿ˜…๐Ÿ˜.

Sore itu,kami menuju Krakatau Country Club(KCC). Tempat berenang umum pertama di Cilegon. Sebetulnya hari itu si Ayah tidak libur kerja,dia masuk shift malam 12 jam..jadi kerjanya mulai pukul 19:00 wib..Namun,ayah baik banget..tetap menemani kami berenang..Terimakasih Ayah..sudah memenuhi keinginan Bunda..Loohh..jadi ini keinginan Bunda?..Hehe...yap yap yap๐Ÿ˜‰

Dalam rangka memperkenalkan kembali kegiatan berenang pada kakak dan Adik..Bunda penasaran,masa iya mereka takut berenang,bunda pun ingin mengajarkan mereka mencelupkan kepala di kolam renang..heheuuu✌..Kalo udah enjoy,baru deh mencoba mengajarkan mereka berenang,atau bisa jd mencari pelatih renang๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰.

Awalnya si adik tidak mau masuk kolam renang. Adik dimobil aja katanya..takut muntah ceunah๐Ÿ˜…๐Ÿ˜..Dia sempat trauma sepertinya..Dulu saat kami berenang di swimming pool The Trans Luxury Hotel,dia mengejar kakak dan sempat tenggelam,keminum air,dan setelahnya muntah..Salah aq sih๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ข..lengah memperhatikannya..

Saat sudah didalam kolam renang pun,dia enggan menceburkan badannya ke dalam kolam..padahal kekey ini pemberani,saat kecil dia suka bermain di kolam renang dan tidak takut..Kekey pun hanya bermain ditangga kolam renang..

Setelah kami bujuk2 dan kakak mencontohkan gerakan2 lucu dikolam,akhirnya dia berani juga bermain didalam kolam..Tidak hanya itu..aq berhasil membuat keduanya mencelupkan kepala mereka kedalam kolam..heheu..melatih pernapasan..✌✌๐Ÿ˜œ..


Daaaan..kekey ga mau berhenti renang..Baru berhenti ketika kolam arus akan ditutup..heheuu..

Alhamdulillah,hari itu menyenangkan sekali..Tentunya bagi kami semua๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜. Next..kita jadwalkan renang lagi ya kak..dek..dan ayah..๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

#ODOPfor99days

Kulwap : Melatih Kemandirian Anak dengan Menyenangkan

๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚
Resume Kuliah Whatsapp (Kulwap)
๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚


๐Ÿ—“ Hari/Tanggal : Jum'at/10 Maret 2017
⏱ Waktu : Pukul 13.00

๐Ÿ“œ Materi : "Melatih Kemandirian Anak Dengan
Cara Menyenangkan".

๐ŸŽ™Pembicara : Julia Sarah Rangkuti.

๐ŸŽค Mc : Siti Mutoharoh
๐ŸŽง Moderator : Asti Susanti
๐Ÿ“ Notulis : Nur Azizah


๐Ÿ๐ŸMateri Kulwap๐Ÿ๐Ÿ

*Melatih Kemandirian Anak dengan Cara Menyenangkan*
Oleh Julia Sarah Rangkuti

Hai..Bunda2 profesional..tentu kita semua senang jika kanak-kanak kita mampu mandiri, bukan? Lalu, apakah kemandirian itu?

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal, dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan (Asrori, 2008: 130). Hurlock mengatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya (Hurlock 1991).

Semakin dini usia anak untuk berlatih mandiri dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, diharapkan nilai-nilai serta keterampilan mandiri akan lebih mudah dikuasai dan dapat tertanam kuat dalam diri anak. Kemandirian dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut berupa pemberian tugas tanpa bantuan dari orang lain. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan orang tua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya. Peran orang tua atau lingkungan dalam mengawasi, membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya.

Bentuk kemandirian pada anak usia dini lebih berkaitan dengan hal yang bersifat fisik dan psikis. Kegiatan ini merupakan kebutuhan anak sehari-hari yang bersifat pribadi sehingga anak akan mampu melakukannya sendiri. Bagi anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di rumah, sebagai contoh melatih anak mengambil air minumnya sendiri, melatih anak untuk mencopot dan memakai sepatunya sendiri, melatih anak buang air kecil sendiri, melatih anak menyuap makanannya sendiri, melatih anak untuk naik dan turun tangga sendiri, dan sebagainya. Pada anak-anak yang lebih besar bisa diingkatkan pula bentuk kemandirian anak untuk menentukan pilihannya, mengambil keputusan sendiri, serta bertanggung jawab atas pilihannya juga perlu dikembangkan. Anak perlu mendapat kesempatan untuk belajar menimbang dan menentukan pilihannya. Anak akan terbiasa mengambil keputusan tanpa tergantung orang lain. Contoh memilih baju atau buku. Anak-anak yang mandiri dan bertanggung jawab akan mudah menyesuaikan diri di lingkungannya sehingga mudah diterima teman-teman disekitarnya.

Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kemandirian seorang anak, yaitu konsep diri anak, pola asuh orangtua, hubungan orangtua dengan anak, serta faktor pembiasaan. Jika konsep diri anak terhadap dirinya baik maka kemandiriannya akan tumbuh dengan baik. Sedangkan pola asuh orangtua, baik orangtua yang otoriter, demokratis, maupun acuh tak acuh semua berperan penting dalam kemandirian anak. Hubungan orangtua yang terlalu memanjakan anak dapat membuat proses kemandirian anak terhambat. Sedangkan faktor pembiasaan adalah salah satu hal penting yang perlu dilakukan berulang-ulang hingga anak mampu melakukannya sendiri.

Bunda-bunda profesional, peran orang tua sangat diperlukan dalam upaya pengembangan kemandirian anak. Diantaranya adalah pengembangan kemandirian melalui kegiatan yang menyenangkan, melalui ragam aktivitas bermain sambil belajar, salah satunya ialah ragam kegiatan bermain dan belajar dengan aktivitas _practical life_. _Practical life_ merupakan suatu kegiatan kehidupan sehari secara langsung dalam proses pembelajaran pembekalan keterampilan hidup (life skill).

Tujuan pengembangan _Practical Life_ bagi anak adalah untuk :
1. Menyadari atau mengenal perilaku yang dikehendaki dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mentolerir adanya ragam perilaku yang mencerminkan adanya keragaman nilai.
3. Menerima perilaku yang dikehendaki dan menolak perilaku yang tidak dikehendaki, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
4. Memilih perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang dikehendaki, misalnya disiplin, mandiri, sopan, ramah, hormat, dan menghargai orang lain.
5. Menginternalisasi nilai-nilai yang baik sebagai bagian dari kepribadian yang menuntun perilaku sehari-hari. (Depdiknas, 2007: 3)

Aktivitas _practical life_ yang dapat dilakukan si kecil di rumah dengan pengawasan orang tua antara lain: makan sendiri, menuang minum sendiri, minum dari gelas sendiri, mencuci muka sendiri, menggosok gigi, memasang tali sepatu, membuka tutup wadah, mengoles selai ke atas roti, dll.

Bunda, seringkali kita merasa bertambah repot jika si kecil turut membantu pekerjaan mereka di rumah. Tak sedikit pula kita melarang si kecil untuk melakukan aktivitas tersebut. Maka, jangan salahkan si kecil, jika saat besar nanti ia tak mau membantu kita melakukan ragam aktivitas di rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan sebagainya. Melarang anak seringkali justru mematikan rasa ingin tahu anak. Orangtua juga dapat menghambat proses kemandirian anak. Saat anak diberikan kesempatan untuk mencoba, maka orangtua menumbuhkan ruang untuk percaya pada anak. Anak merasa dipercaya, dihargai, dan belajar bertanggung jawab. Oleh sebab itu, mari kita perbesar ruang kepercayaan kita untuk memberi kesempatan pada si kecil mengembangkan kemandiriannya. Tetap semangat, Bunda2 ๐Ÿ˜Š


Blora, 9 Maret 2017

๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

๐Ÿ’œResume Tanya Jawab๐Ÿ’œ

1⃣ Wedaraningtyas _ Serang

Bagaimana sikap kita kalau si anak tiba2 merasa aleman ya? padahal mah udah bisa pake baju sendiri tapi terkadang si bocah nego aja gitu,  misal pake celana minta dipegangin dia tinggal masukin kaki "bunda yang pegangin ya , nanti aku yg pake" atau waktu ambil air minum "bunda aja yg ambil,  nanti aku yang kembaliin ke tempatnya"
Bundanya merasa terjajah ๐Ÿ˜ช
Jawab :
Halo Mba Wedaraningtyas..usia anaknya berapa tahun ya?
Ada beberapa hal yang menyebabkan anak2 bersikap demikian. Pertama mencari perhatian dan kedua melihat konsistensi orangtua. Regresi (penurunan) sikap pd anak bisa juga terjadi pd kondisi2 tertentu seperti punya adik baru, anak sakit/baru pulih, mau sekolah, dll yang membutuhkan adaptasi bagi anak. Coba dicek lg kondisi anak saat bersikap demikian ya Mba. Apakah memang sedang benar2 membutuhkan perhatian atau hanya sekadar cari perhatian. Jika sdg *membutuhkan* boleh dibantu sekadarnya sambil terus memotivasi anak. Jika hanya cari perhatian Bunda bisa tetap bersikap tegas, karena anak akan melihat konsistensi kita dalam menerapkan sesuatu. Tetap semangat ๐Ÿ’ช๐Ÿผ✅

2⃣. Yuni-Banten

1. Seringkali, saya memang merasa bertambah repot saat anak ikut membantu. Karena saya kalau lagi kerja mau suasana yang privat, tidak boleh ada orang lain di dekat saya. Ribet. Padahal ini nggak baik yah? Gimana itu ya mengubahnya?

2. Anak saya yang kedua (5 tahun) tingkat kemanjaannya tinggi. Makan dan minum minta diambilkan, ke kamar mandi minta ditemani. Di kamar pun maunya ditemani terus. Padahal sudah dibiasakan untuk melakukan apa-apa sendiri. Gimana ini yah?

Jawab :
1. Halo Mba Yuni..
Jika kita ingin privasi saat melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, mencuci, dll), bisa tetap dilakukan saat anak2 masih terlelap. Sehingga, ketika anak2 sudah bangun kita bisa membersamai mereka. No problem Mba, anak2 masih bisa dilatih skill kemandirian dlm hal2 lain, misal: makan sendiri, merapikan mainan, ambil minum sendiri, pakai celana sendiri, dll. Seiring bertambah usianya (usia sekolah) maka bisa kita libatkan dlm aktivitas rumah tangga yang ringan2 (menyapu, membersihkan jendela, mengelap piring basah, dll). Yang tidak boleh dan tidak baik adalah jika kita memberi respons negatif saat anak2 berusaha membantu melakukan pekerjaan rumah tangga.

2. Perbaikan dan konsisten pada pola asuh. Belajar untuk tegas (bukan galak ya) pada tiap hal yang telah ditetapkan di rumah. Ajak anak berdialog dan tumbuhkan rasa kepercayaan dirinya bahwa ia sudah bisa melakukan hal tsb. Semangat ✊๐Ÿผ✅

3⃣ Asti_Rangkasbitung

Untuk menyekolahkan anak atau mengajarkan calistung tidak berlaku makin cepat makin bagus. Apakah pernyataan ini berlaku pula untuk melatih kemandirian?

Misalnya melatih mandi untuk anak saya yang berusia 3,4tahun. Ketika pakai sabun tidak merata ke seluruh tubuhnya karena tangannya belum sempurna menjangkaunya, kemudian bagian tubuh yang lain jg tidak digosok dengan sempurna. Padahal anak seusia itu senang main tanah dan kotor-kotoran. Saya jadi khawatir mandinya tidak bersih berakibat pada penyakit kulit, cacingan,dll.

Jawab :
Hai Mba Asti..
Kemandirian anak tentunya berkaitan erat dengan usia dan aspek perkembangan anak yang lainnya, seperti motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi. Sehingga dalam hal ini juga tak berlaku "lebih cepat lebih baik". Misalnya, kita belum bisa meminta anak usia 8 bulan untuk pee di kamar mandi, krn ia belum bisa berjalan (berkaitan dgn perkembangan motorik kasar), kita belum bisa meminta anak 1 tahun utk mengancingkan baju sendiri (karena motorik halusnya belum memungkinkan utk melakukan hal tsb), dsb. Dengan demikian, ada baiknya jika dalam melatih kemandirian anak kita tetap melihat *milestone* perkembangan anak, mempertimbangkan usia dan kemampuannya. Anak 3y belum sampai tangannya utk menggosok punggung, sehingga boleh dibantu seperlunya ๐Ÿ˜Š✅

4⃣. Vina-Serang

1. Saya mau bertanya..mba julia bisakah share mengenai games2 apa saja yang bisa dikaitkan untuk melatih kemandirian anak

2. Idealnya berapa lama waktu yang dibutuhkan melatih satu skill kemandirian bagi setiap anak

3. Bagaimana agar kemandirian anak bisa konsisten dilakukan meski sedang berada di luar rumah, misal berkunjung ke rumah nenek.

4. Apakah diperbolehkan menjanjikan hadiah kepada anak saat sedang dilatih kemandiriannya.

Jawab :
Haloo Mba Vina..
1. Saya lampirkan dlm bentuk foto2 ya Mba..
 Belajar menjahit

 Menggosok gigi

 Menjepit,menjemur pakaian,dan mencocokkan kaos kaki

 Menuangkan air

 Menggunakan sendok dan sumpit

Mengupas kulit telur

2. Setahu saya sampai saat ini tidak ada patokan waktu ideal berapa lama yang dibutuhkan melatih satu buah _skill_. Hal ini disebabkan tiap anak unik dan berbeda2. Aspek perkembangan anak serta stimulasi pun berperan penting. Misalnya, ada anak 3y yg sudah bisa memegang pensil dengan sempurna, namun ada juga yg belum. Hal ini bisa disebabkan dr banyak faktor: paparan anak thdp alat tulis, stimulasi motorik halus anak, juga usia anak. Dengan demikian, tiap anak biasanya membutuhkan waktu yg berbeda2.

3. Dengan tetap memberlakukan hal tsb meski sedang di rumah neneknya. Biasanya kalau sama Nenek-Kakek segala2 dibolehkan ya Mba ๐Ÿ˜… Nah..inilah pentingnya peran komunikasi. Komunikasikanlah visi-misi pendidikan kita pd Nenek-Kakek dengan baik tanpa mengurangi rasa hormat kita pd Beliau. Misal, jika di rumah anak2 biasa makan sendiri namun saat di rumah neneknya disuapi, maka titipkan pesan pd nenek-kakek agar anak tetap bisa makan sendiri. "Bu..Kakak sudah bisa makan sendiri lho, sudah besar sekarang jd ga perlu disuapi lagi." Kuncinya: *komunikasi* ๐Ÿ˜Š
4. Hadiah atau _reward_ terkadang bagaikan pisau bermata dua utk anak2 kita ๐Ÿ˜ฃ sehingga kita harus berhati2 dalam menerapkan pemberian _reward_ ini. Pemberian _reward_ memang bisa menjadi salah satu sarana utk membentuk perilaku anak. Namun, pemberian _reward_ dapat menjadi berbahaya jk tidak dibarengi dengan diskusi/pemberian pemahaman mengenai perilaku yg diharapkan sehingga perilaku anak hanya akan membentuk kepatuhan sementara. Sehingga jk suatu hari _reward_ ditiadakan perilaku yg diharapkan tsb menjadi tidak muncul. Hal2 berikut ini perlu dipertimbangkan dlm pemilihan _reward_ yg efektif utk anakl:
-sesuaikan jenis _reward_ dengan usia anak
-berikan dr hal kecil dan sederhana
-berikan dr intensitas yg paling rendah
Semoga membantu ya Bun.✅

5⃣Dewi _ Serang

1. Mba Julia jika saya menunda keinginan anak untuk berkreasi hari itu, apakah termasuk mematikan daya kreativitas nya?
2. Langkah2 apa saja supaya anak2 menjadi kreatif

Jawab :
Halo Mba Dewi..
1. Biasanya kalau kita punya suatu ide lalu tidak segera kita laksanakan maka bisa jd ide itu hilang/menguap. Begitu anak-anak kita, ketika ia ingin melakukan suatu kreativitas namun kita larang2 maka bisa hilang/lupa jika tidak segera disalurkan ๐Ÿ˜†

2. Dampingi tumbuh kembang anak kita, stimulasi dengan beragam aktivitas positif, lihatlah hal-hal yang mampu membuat mata mereka berbinar-binar dan pancing dengan berbagai pertanyaan yang mampu memantik pikiran mereka agar lebih kreatif. Semangat mencoba ya Bun ๐Ÿ˜ƒ✅

6⃣. Tati_ Serang

1. apakah kemandirian fisik berhubungan dengan kemandirian sikap. maksudnya anak yg mandiri memenuhi kebutuhannya sehari2 akan mandiri jg dlm menentukan pilihan atau mengambil keputusan?

2. bagaimana memandirikan anak yg menolak untuk mandiri? dlm hal ini si anak sdh besar

3. bagaimana menyikapi anak yg protes si ayah selalu minta dilayani sehingga si anak pun ingin diperlakukan yg sama?

Jawab :
 Hai Mba Tati..
1. Saling berkaitan sih Mba, namun tetap perlu dikembangkan keduanya. Aspek fisik lebih berhubungan dgn kematangan motorik anak sedangkan aspek sikap lebih pada kematangan sosial-emosi.

2. Konsistensi pada kesepakatan yg telah dibuat anak, tumbuhkan rasa percaya diri dan _self esteem_ anak, yakinkan bahwa ia sudah besar dan bisa melakukannya sendiri, dan tegas serta tega-lah utk tidak selalu melayani anak. Semangat ✊๐Ÿผ

3. Hehehe..utk anak balita memang masih agak sulit menjelaskan hak-kewajiban pasutri ya, Mba. So, dalam hal ini memang kita juga perlu komunikasikan pd suami bahwa anak-anak (terutama anak usia dini) masih dalam fase meniru orang2 di lingkungannya. Saat ia melihat Ayahnya yg selalu dilayani maka ia pun ingin diperlakukan hal yg sama. Coba dikomunikasikan pd pasangan utk juga bisa melakukan hal2 kecil sendiri, misal: mengambil minum, membuang sampah, dll (tanpa melalaikan kewajiban kita sbg istri) terutama jika sedang dilihat si kecil. Bisa juga Bunda libatkan si kecil utk membantu Ayahnya, misal: "Kakak..Ayah baru pulang kerja nih, Ayah haus, boleh minta tolong ambilkan minum utk Ayah?". Intinya *komunikasikan* ke anak jg ke suami biar semua sama2 enak ๐Ÿ˜Š✅

7⃣. Bunda Lala_ Serang

Aslmkm.
Bagaimana menjelaskan kepada anak pertama kita tentang kemandirian dan kondisi yang akan berbeda menjelang kehadiran adik pertama. Mau tidak mau ada banyak hal yang berubah misalnya dari segi perhatian,tanggung jawab dsb. Saya ingin anak pertama saya bertambah kebahagiaannya dengan kehadiran adik untuknya.
Jzklh.

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Lala

Banyak hal memang yg harus kita persiapkan dalam rangka 'menyambut adik baru'. Hal yang perlu dilakukan pertama-tama adalah membuat suasana bahwa kehadiran si kecil adalah sebuah kebahagiaan utk semua sehingga dapat meminimalisasi kecemburuan si Kakak. Misal dgn melibatkan Kakak saat berbelanja baju2 bayi, mengajak Kakak melihat adik bayi saat sdg USG, mengajak kakak menyentuh adik bayi di perut Bunda dan mengobrol bersama, membacakan buku ttg adik bayi, dll. Seiring dgn pemahaman tsb maka pelan2 Bunda bisa sampaikan harapan2 saat nanti adik sudah lahir. Sampaikan juga bahwa adik bayi masih membutuhkan banyak pertolongan, bantuan, dan sering menyusu sehingga Bunda akan sering bersama adik bayi di bulan2 pertama adik bayi lahir. Sampaikan pd Kakak bahwa saat Bunda "sibuk" dgn adik bayi maka Kakak bisa bantu Bunda dgn bermain sendiri dulu sebentar. Saat adik audah lahir Bubda bisa libatkan Kakak, ajak Kakak utk membantu mengambilkan popok, sabun mandi, dll saat mengurus adiknya. Beri pujian, pelukan, dan ucapan terima kasih atas perilakunya. Serta, bisa jg berikan hadiah utk si Kakak saat si adik lahir, baik dr orangtua maupun tamu2 yg datang berkunjung. Hadiah bahwa ia kini telah menjadi kakak, meski hanya sebatang coklat atau sebutir permen. Dengan demikian, Kakak tidak akan merasa cemburu krna hanya adik yg mendapat hadiah dan perhatian. Semoga membantu ya Bun.✅

8⃣ Devy - Serang.        

Assalamualaikum... Ketika saya bekerja di ranah publik ... Beberapa games untuk anak saya yg usia 2,6 th saya delegasikan kepada pengasuh yg di rumah ... Ngga susah2 koq jenis nya .. banyak yg nyontek dari Ig nya mba Julia ✌๐Ÿ˜…... Awal2 lancar tapi beberapa hari terakhir koq sepertinya si ART mulai males2 an dan sepertinya anak saya banyak diajak nonton TV . bagaimana cara saya "menebus" waktu bermain kreatif nya yg ngga di lakukan oleh ART di pagi - siang hari ? ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Mba Devy..
Terima kasih sdh berkunjung ke IG saya ๐Ÿ˜… Memang penting sekali ya Mba menyamakan visi-misi pendidikan anak kita kepada orang2 terdekat yg membantu kita mengasuh si kecil. Bisa jd ART Mba mulai malas2an krna memang belum "klik" dan belum mengerti dgn tujuan jangka panjang dr apa yg ia kerjakan. Sehingga, supervisi dan motivasi dr Mba tentu saja perlu terus-menerus dinyalakan. Sesekali boleh juga ARTnya diikutsertakan seminar/workshop ttg anak usia dini ๐Ÿ˜Š

Pada ibu bekerja hal yg perlu dilakukan agar tetap maksimal membersamai anak ialah _quality time_ saat di rumah. "Buanglah" semua pikiran ttg pekerjaan sebelum Bunda masuk ke dalam rumah. Lihat2 foto si kecil selama diperjalanan juga bisa membantu. Sehingga saat sudah di rumah Bunda bisa fokus pd anak2. Jauhkan hp, gadget, dan hal2 lain yg sekiranya memgurangi kualitas kebersamaan Bunda dgn si kecil. _Quality time_ tidak harus dgn ber-DIY, namun mengajak ngobrol, menanyakan kesehariannya, membacakan buku, menemani sikat gigi, dll juga termasuk _quality time_ jika dilakukan tanpa disambi dgn pekerjaan lain. Sebab, permainan hanyalah _tools_, yang paling penting adalah kehadiran kita sepenuh jiwa-raga saat beraama mereka. Tetap semangat Mba ๐Ÿ’ช๐Ÿผ✅

9⃣. Rizqie_ Serang

Usia brp anak sudah harus tertib mandiri bisa bangun subuh sendiri?

Jawab :

Halo Bunda Rizqie..
Bisa dilatih setidaknya saat usia anak memasuki fase tamyiz (mumayyiz), yaitu saat anak mulai mampu membedakan yg benar dan yg salah. Sehingga saat fase taklif nanti (fase saat anak terbebani segala syariat Islam, dikenal juga dgn istilah baligh) anak sudah mampu sholat tanpa disuruh2 lagi oleh orangtua. ✅

1⃣0⃣. Azizah _ banten

Assalamu'alaikum....
Salam kenal bu Julia Sarah Rangkuti. Saya Azizah ibu profesional dg anak baru 1 ๐Ÿ˜Š. Sy mau tanya, usia berapa sebaiknya anak diajarkan istinja, khususnya sehabis BAB? Anak sy laki2 usia 4 tahun, untuk BAK dia sudah sdh bisa sendiri, tp untuk BAB sepertinya dia masih jijik belum mau sepenuhnya melakukan sendiri, sekalinya dia mau mencoba sendiri sayanya yg nggak percaya khawatir nggak bersih saya ulangi lagi. Salahkah sikap saya sprti itu?

Terima kasih atas jawabannya ๐Ÿ˜Š

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Azizah..salam kenal kembali.

Ketika tangan anak sudah mampu membasuh aurat belakangnya maka ada baiknya jika kita mulai membiasakan anak istinja sendiri. Pertama2 boleh sekali kita bantu menyiramkan airnya lalu anak yg membasuhnya. Boleh kita 'periksa' kembali kebersihannya. Jika memang kurang bersih beri tahu anak bagian mana yg perlu kembali dibersihkan agar bisa istinja dgn lebih sempurna. Seiring waktu dan seiring dengan perkembangan motoriknya maka insyaAllah akan lebih baik hasilnya.

Boleh2 saja Bunda mengulangi istinja kembali asalkan tidak "menjatuhkan rasa percaya diri anak". Pilih kalimat2 menyenangkan utk anak agar ia tidak merasa "tuhh kan aku ga bisa". Semoga membantu ya, Bun ❤✅

1⃣1⃣. Fitroh_ Jambi (Asal menes)

Assalamu'alaikum.
Saya ingin bertanya,
1. Anak saya sudah bisa makan sendiri tapi ada saatnya makanan habis dimakan sendiri, ada saatnya bersisa dan minta disuapi. Apakah dengan masih di bantu disuapi akan berpengaruh dengan kemandiriannya ketika dewasa nanti?
Niat saya sedikit membantu menyuapi karena mengejar kebutuhan nutrisinya.

2. Berhubungan dengan toilet training, saya masih maju mundur dalam hal ini. Bisa setengah hari berhasil tanpa memakai clodi ataupun diapers, besoknya gagal karena seharian memakai clodi. Sering saya sounding dan meminta anak untuk memakai celana dalam saja tanpa clodi, setiap satu jam selalu di tanya mau pipis atau ga dan jawabnya engga, tapi ternyata anak saya menahan pipis dari pagi sampai siang, lalu mengeluh sakit daerah kandung kemihnya, menangis meminta diapers, ketika saya pakaikan diapers baru mau pipis. Ini ga terjadi sekali dua kali, selalu menangis meminta dipakaikan diapers. Sampai hari ini saya masih terus sounding anak saya dan tetap melakukan memakai diapers dari siang sampai malam. Apa yang harus saya lakukan agar anak benar-benar tidak trauma dan benar-benar bisa lulus toilet trainingnya?

๐Ÿ‘†๐Ÿผusia anaknya berapa tahun ya Mba?
Bulan ini masuk 3 tahun Bunda

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Mba Fitroh..
1. Kemandirian anak dilihat dr berbagai faktor dan bbg hal sehingga tidak bisa dikaitkan dgn hanya 1 kasus saja ya, Bun. Usia anak dan aspek perkembangannya juga sangat   berpengaruh thdp kemandirian anak. Usia berapakah anak masih disuapi? Jika masih usia 1y tentunya masih wajar, namun jika sudah usia 3y ke atas ada baiknya jika tidak dibantu lagi. Pastikan bahwa dlm aktivitas makan anak juga belajar membaca "bahasa tubuhnya". Saat anak lapar maka ia akan makan, dan akan menyudahi aktivitas makannya saat ia sudah kenyang. Kondisikan suasana yg menyenangkan saat anak makan dengan tetap memperhatikan adab makan. Semoga membantu ya Bun.

2. TT memang berkaitan erat dengan kesiapan ibu dan anak. Menjelang usia 3y pada umumnya anak sudah mampu diajak berdialog dan mengkomunikasikan keinginannya. Sampaikan pd anak efek negatif dr menahan pipis terlalu lama, bisa diibaratkan dgn memegang batu. Ajak anak mengenggam batu selama 5 menit, lalu tanyakan bagaimana rasanya? Pegal? Berat? Begitu pun dgn kantung kemih kita yg akan 'pegal' dan 'berat' jk menahan pipis terlalu lama.

Jika anak ditanya mau pipis/ngga selalu menjawab ngga, maka coba langsung saja Bunda ajak ke kamar mandi, kondisikan seperti ingin pipis. Anak bisa jd menolak ke kamar mandi karena memiliki pengalaman yg tidak menyenangkan. Coba gali akar masalah yg menyebabkan anak traumatik dgn kegiatan TT ini, Bun. Apakah anak takut ke wc? Tidak suka jongkok? Dll. Setelah ketemu akar masalahnya, maka pelan2 bisa kita cari jalan keluarnya. Misal, jk anak tidak suka suasana di wc maka Bunda bisa hias kamar mandi dgn stiker2 mainan yg disukai anak. Jika anak trauma jongkok bisa dicoba pakai potty terlebih dahulu, dll.

Kegiatan TT ini akan berhasil jika kita konsisten. Konsistenlah utk tetap melepas diapers saat siang hari. Biarkan anak merasa tak nyaman jika pipis di celana. Libatkan anak saat membersihkan/mengepel ompolnya. Perlahan2 setelah lulus TT siang hari maka bisa dilanjut utk lulus TT malam hari. Semangat Bun. Yg paling penting adalah: libatkan Allah swt dalam proses penting ini ✊๐Ÿผ✅

 1⃣2⃣. Lusi Mulyantini _ Pandeglang

Assalamualaikum... izin bertanya, untuk anak usia 3 tahun 8 bulan bolehkah memberikan punishment saat kemandirian sudah jadi habit anak? Misal anak sudah terbiasa merapihkan mainan sendiri, tetiba ga mau melakukan. Lalu, punishment seperti apa yg "menyenangkan" tapi ngena banget untuk anak seusia itu?

Jawab :
Wa'alaikumsalam wr wb Bunda Lusi..

Ada baiknya jika pemberian _punishment_ merupakan pilihan terakhir setelah berbagai hal telah kita upayakan, dan alangkah baiknya jika hal tsb merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak, anak dan orangtua. Jangan sampai ketika anak melakukan suatu kesalahan (yg bukan dlm hal syariat yaa) kita langsung menghukumnya. Ajak anak dialog, buatlah kesepakatan.

Beberapa hal berikut ini perlu kita upayakan sebelum kita menghukum anak.
1. Orangtua harus menjadi teladan yg baik, termasuk dlm hal kedisiplinan.

2. Jika anak melakukan kesalahan, jangan dicela namun berilah nasihat yg santun. Tegurlah perbuatannya, bukan pribadinya. Contoh: "perilakunya salah, Nak" bukan "dasar anak nakal."

3. Beri anak pemahaman/penjelasan ttg sikap disiplin yg kita harapkan dicapai anak.

4. Tanamkan pendidikan adab sejak usia dini.

5. Jangan memarahi anak di depan orang lain krna akan merusak harga dirinya.

6. Jangan mengancam anak dgn sesuatu yg sebenarnya tidak akan dilakukan orgtua. Misal: "Kalau ga mau makan, Mama tinggal nih."

7. Jadikan hukuman sbg pilihan terakhir setelah proses2 di atas (teladan, transfer nilai, pembiasaan) telah dilakukan namun anak masih melanggar. Semoga bermanfaat ya Mba✅

Minggu, 05 Maret 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 10

Melatih kemandirian anak hari ke 10

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Hari ini Kayla ikut dalam acara Open School di sekolahnya Dafni. Alhamdulillah selama acara berlangsung tidak mengompol, karena Aq membawanya ke kamar mandi sekolah untuk buang air kecil.

Siang hari,saat tidur pun tidak mengompol,karena aq gotong ke kamar mandi..๐Ÿ˜.. Setelah dari kamar mandi,dia tidak tidur lagi. Alhamdulillah tidak rewel.

Sore hari,kami pergi ke KCC untuk berenang. Aq selalu bertanya pada Kayla apakah dia mau pipis,dia pun menjawab tidak.

Sesampainya di KCC, ketika kami sedang mencari tempat parkir, Kayla mengompol..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.. Dia mengompol di mobil...Dan bilang "pipis" bersamaan dengan dia pipis..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Hari ini,Dafni tidak mengompol dalam tidurnya.

Aq tidak berkesempatan mengajarinya untuk membersihkan diri setelah BAK. Setelah pulang berenang, Dafni dan Kayla ingin bermain ke rumah Nenek. Aq pulang ke rumah mempersiapkan bekal suami untuk kerja shift malam.

Saat aq dan suamiku menjemput Dafni dan Kayla. Dafni baru saja keluar kamar mandi. Ternyata dia habis BAK dan setelahnya dibersihkan oleh nenek..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

Luar bisa tantangan memandirikan Toilet Trainee ini.. Butuh waktu yang tidak sedikit.. Waktu 10 hari belum cukup untuk memandirikan mereka. Semoga setelah 3 atau 6 bulan dilatih kemandiriannya,Kayla sudah bisa toilet trainee dan tidak mengompol lagi.. Dan Dafni sudah bisa membersihkan diri sendiri setelah BAK...Aamiin

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Hari ini Dafni dan Kayla mau merapihkan mainan sendiri. Masih dalam tahap diingatkan..๐Ÿ˜.. Perjuangan melatih kemandirian belum berakhir..


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe10

#ODOPfor99days

Sabtu, 04 Maret 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 9

Melatih kemandirian anak hari ke 9

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Hari ini Dafni libur sekolah. Karena tadi malam tidur lebih larut,maka pagi ini Dafni dan Kayla bangun agak siang. Biasanya Dafni bangun terlebih dahulu,Kayla setelahnya. Pagi ini Kayla bangun terlebih dahulu,dan karena melihat kakaknya belum bangun,dia enggan beranjak dari kasur kemudian minta susu. Wah,aq sudah membujuknya untuk tidak minum susu,karena kalo minum,sudah pasti dia akan mengompol..Namun,komprodku gagal๐Ÿ˜‚..

Pagi itu,atap depan rumah kami sedang diperbaiki karena bocor. Dafni dan Kayla setelah bangun tidur langsung menuju ke depan rumah untuk melihat prosesnya. Kebetulan,Tafa,tetangga samping rumah sedang berada didepan rumah juga,akhirnya mereka bermain.

Betul saja dugaanku,ditengah permainan, Kayla teriak pipis bersamaan dengan dia pipis..Dia mengompol sodara sodara..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

Siang hari..
Siang ini,sepupuku Dzikri bermain kerumah kami. Kalau ada temannya,Dafni dan Kayla sudah pasti tidak ingin tidur siang. Kayla sudah mulai rewel,dan sudah dapat dipastikan dia mengantuk. Kalau kurang tidur,biasanya menjadi rewel. Akhirnya aq berhasil membuatnya tidur siang lewat jam 2 siang. Namun aq tidak membangunkannya..karena tidak tega๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..Dia terbangun setelah mengompol..๐Ÿ˜‚..

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Hari ini,aq berkesempatan mengajarkannya cara membersihkan diri setelah BAK dengan menggunakan gayung. Toilet kami masih menggunakan jenis closet "leher angsa" atau kami sering menyebutnya wc jongkok. Respon pertamanya menolak,namun setelahnya dia mencoba juga..๐Ÿ˜๐Ÿ˜..

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Hari ini Kayla tidak ikut serta merapihkan mainan sendiri.. Dafni membersihkan mainan bersama Dzikri.. Masih dalam tahap "di ingatkan"..hehehe..


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe9

#ODOPfor99days

Jumat, 03 Maret 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 8

Melatih kemandirian anak hari ke 8

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Siang ini aq kecolongan lagi..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.. Saat ingin menggotong kekey ketika tidur siang,eeeh,ada hangat2 ditanganku..dia mengompol..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..yasudah,sekalian saja,kubawa dia kekamar mandi. Alhamdulillah setelahnya dia tidur lagi,dan terbangun sendiri saat mau pipis. Langsung ke kamar mandi..

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Alhamdulillah kakak malam ini tidak mengompol.. Hari ini dia belum BAK,jd aq belum berkesempatan mengajari membersihkan diri setelah BAK dengan gayung.

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Alhamdulillah hari ini mereka merapihkan mainan sendiri..walaupun masih harus diingatkan..๐Ÿ˜



#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe8

#ODOPfor99days

Kamis, 02 Maret 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 7

Melatih kemandirian anak hari ke 7

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Hari ini khawatir tidurnya kurang kemudian rewel dan tantrum,lagi2 saat tidur siang,aq tidak tega membangunkannya. Dia pun akhirnya mengompol..๐Ÿ˜ฅ..

Aaakkh,rasanya ingin menyerah,ingin memakaikannya diaper kalau tidur,dia belum lepas dot dan minum minimal 400ml susu..๐Ÿ˜ฅmaka dari itu sudah pasti akan mengompol๐Ÿ˜ข..

Namun saat membaca cemilan kemandirian ke 2 hari ini,aq serasa tertampar..Aq ga boleh menyerah. Aq harus terus berusaha! Aq ingin menjadi climber dengan Adversity Quotient(AQ) yang tinggi..Dan aq pun ingin memandu anak2 supaya terbentuk AQ yang tinggi dalam diri mereka. Esok hari aq harus berusaha lebih baik lagi!

Saat tidur siang hari ini...
Ketika dia mengompol,dia terbangun dan menangis,kemudian dia langsung mengajakku ke kamar mandi,ternyata untuk meneruskan pipisnya.  Aq menenangkannya dan setelah itu menggiringnya kembali ke kamar lagi untuk melanjutkan tidurnya. Alhamdulillah dia mau tidur lagi dan bangun jam setengah 4. Saat bangun tidur sempat minta digendong beberapa waktu,namun tidak rewel dan tantrum.

Malam hari ketika ayah pulang,aq membukakan pagar untuk ayah dan menyambutnya,kayla dan dafni pun ikut serta menyambut si ayah. Kemudian keduanya masuk kembali kerumah,saat aq menutup pagar,aq mendengar kayla berteriak memanggilku,aq cepat berlari kedalam rumah,khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. Ternyata dia mengompol๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.. banyak ceceran air pipis dari ruang keluarga sampai depan pintu kamar mandi. Sepertinya dia berusaha pipis di kamar mandi,namun kesulitan membuka celana yang dia kenakan..๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…. Alhamdulillah,walaupun melihat air pipisnya berceceran,aq bersyukur dan bahagia,terlihat usahanya untuk ke kamar mandi ketika dia kebelet pipis๐Ÿ˜.

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Alhamdulillah kakak malam ini tidak mengompol lagi. Semoga masalah ini selesai๐Ÿ˜‰. Sekarang ingin mengajarkan dia untuk membersihkan diri setelah BAK dengan menggunakan gayung.Selama ini kalau membersihkan diri ssendiri setelah BAK ,kakak menggunakan air keran..๐Ÿ˜

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Hari ini setelah membaca artikel kemandirian dari pak Ust.Harry Santosa,aq merasa seperti diingatkan kembali untuk menciptakan hal yang menyenangkan untuk melatih kemandirian anak.

Seperti halnya dengan melatih kemandirian untuk membersihkan mainan sendiri ini. Aq mengadopsi cerita dalam Seri Halo Balita dengan judul " Aku Bisa Merapihkan Mainan Sendiri".
Topi yang kami gunakan adalah topi ulang tahun..๐Ÿ˜..Sebelumnya sudah aq tawarkan untuk membuat topi seperti ayah Sali(tokoh dalam cerita tsb),namun kakak menyarankan menggunakan topi ulang tahun. Seperti yang sudah pernah kami lakukan dahulu kala. Ternyata dia masih mengingatnya๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜.

Alhamdulillah acara beberes menjadi menyenangkan,dafni dan kayla pun membersihkan ruangan dengan senang hati dan saling bekerja sama. Aq pun terlibat didalamnya.


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe7

#ODOPfor99days

Apakah Anak di bawah 7 Tahun Tidak Boleh diajarkan Adab atau Mandiri atau Disiplin?

dr FB Harry Santosa
Apakah Anak di bawah 7 Tahun Tidak Boleh diajarkan Adab atau Mandiri atau Disiplin?

Ayah Bunda yang baik fitrahnya,

Anak anak kita di bawah 7 tahun ini fitrahnya masih baru tumbuh merekah sedang indah indahnya. Jadi harus hati-hati benar dan sepenuhnya mencintainya.

Para psikolog menyebut masa ini masih pra latih atau pra operasional. Dalam perspektif perkembangan manusia, masa ini anak belum punya tanggungjawab moral apalagi sosial.

Karenanya dalam Islam, orangtua baru diperintahkan utk memerintahkan anaknya (untuk sholat) di usia 7 tahun bukan sejak dini, apakah Allah lalai?

Tentu Maha Suci Allah, karena Allahlah Yang Paling Tahu fitrah manusia. Tiada anak di bawah 7 tahun yg suka gerakan formal dan tertib.

Begitupula banyak hadits bertebaran ttg betapa pentingnya merawat imaji imaji keindahan anak di bawah 7 tahun. Imaji dan abstraksi anak sedang puncaknya.

Maka betapa penting dan besarnya pahala bermain, bercanda dan membahagiakan hati anak.

Pesan Rasulullah SAW :

"Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yang mengembirakan hati anaknya, maka ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau (bercanda) untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla"

Para ulama juga mengingatkan agar menunda semua bentuk cerita ttg neraka, hari kiamat, perang akhir zaman, dajjal dsbnya, pd anak di bawah 7 tahun.

Lantas, apa tidak dididik adab, disiplin, mandiri dll????

Tentu saja dididik, tetapi mendidik berbeda dengan mengajarkan. Mendidik itu menumbuhkan antusias, gairah, cinta, dsbnya.

Mendidik itu mirip berdakwah, sangat memperhatikan tahapan usia, kematangan, perasaan, fikiran, sifat dari obyek dakwah.

Apalagi anak di bawah 7 tahun, tentu kita harus sangat bijak dan kreatif, cinta sekaligus logika (nalar) agar tidak menciderai fitrahnya.

Jadi?

Nah,

1. Inspirasikan, Imajikan dan teladankan indahnya perilaku baik melalui kisah kisah indah maupun contoh langsung.

Jangan paksa melakukan kebaikan jika sedang tidak mau, karena mereka belum memiliki kesadaran akan nilai, namun di waktu yang nyaman dan menyenangkan, perbanyak menginspirasi dan meneladankan.

Misalnya ajaklah anak membereskan mainan dengan bermain dan seru, ajaklah anak makan bersama dengan anak anak yatim dan membagikan hadiah utk mereka dsbnya, ini jauh lebih berkesan indah sepanjang hayat anak, daripada cara cara shortcut.

Jadi asah dan tajamkan naluri dan nurani fitrah keayahan atau fitrah keibuan kita, temukan cara2 keren dan menyenangkan.

2. Salurkan potensi energinya dan sifat uniknya, jangan membenturkannya dengan akhlak dan adab.

Misalnya anak yang suka cerewet dimarahi padahal ini potensi suka berkomunikasi. Anak yang suka keras kepala dihukum padahal ini potensi pemimpin dll.

Jika suka berkomunikasi (cerewet), jadikan dia direktur humas di rumah, beri tugas yang banyak bicara, misalnya beri panggung untuk bercerita dan berkisah, dengarkan dengan antusias. Beri jadwal menyapa nenek dan kakek, mengantarkan makanan atau undangan ke tetangga dll. Lihatlah betapa antusias dan gerak semangatnya ketika menjalaninya.

Jika suka memimpin, maka jadikan pimpro dalam kegiatan sederhana, misalnya pimpro jalan jalan, pimpro berkebun atau memelihara hewan dll. Lihatlah binar matanya ketika menerima dan menjalankan tugas itu.

3. Banyaklah berempati menggali perasaannya, berhenti menggunakan kacamata kita dalam menyerap maksud perilaku anak, gunakanlah kacamata anak.

Setiap perilaku anak yang nampak nakal adalah jeritan hati anak yang tak bertemu jalan keluarnya, maka tangkaplah maknanya, bacalah binar atau redup matanya, amati gestur tubuhnya dll. Temukan kebutuhannya dan solusinya.

4. Dahulukan pesan kebaikan bukan pesan keburukan. Jika anak naik meja makan, daripada berteriak, "jangan nakal, jangan naik, nanti jatuh, nanti kotor..." sebaiknya katakan "nak, meja itu utk makan ya sayaang, kaki kamu utk jalan di lantai atau jalan ke masjid"

Anak akan mengingat kebaikan lebih banyak dan berkesan daripada keburukan.

5. Adabkan anak dengan cinta, sehingga dia cinta pada adab. Temukan cara dan waktu yg tepat utk membuatnya bergairah pada kebaikan.

Anak di bawah usia 7 tahun yang terlalu cepat diadabkan dengan cara cara yang tidak alamiah (shortcut) maka kelak kita temukan anak yang tidak beradab karena mereka menangkap kesan buruk tentang adab, lalu membenci adab sepanjang hidupnya.

Ingatlah bahwa adab bukan tentang disiplin dan etika, namun tentang perbuatan yang berderajat dan bermartabat indah yang sesuai dengan fitrah manusia..

Salam Pendidikan Peradaban

#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#fitrahbasededucation

Cemilan ke 2 (materi kemandirian)

๐Ÿถ๐Ÿซ๐ŸฎCemilan Rabu #2๐Ÿฎ๐Ÿซ๐Ÿถ

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Kemandirian Anak dan _Adversity Quotient_*

Berbagai rutinitas harian anak, seringkali menantang dan menghadapkan kita pada pilihan apakah akan 'membantunya' atau 'melatihnya melakukan sendiri'. Sebut saja, misalnya: makan, memakai sepatu, mandi, membereskan mainan, dan lain-lain.

Dengan alasan 'sudah terlambat', seringkali kita pada akhirnya 'membantu' menyuapi si tiga tahun. Tak jarang juga, kita bantu pasangkan sepatu si dua tahun, hanya karena tak sabar melihatnya berproses memakai sepatunya. Lalu bagaimana dengan si 10 tahun yang akan berangkat sekolah? Dengan alasan yg kurang lebih sama, kita sibuk menyiapkan seragam dan berbagai kebutuhan sekolahnya.

Padahal, yang kita cita-citakan bersama tentulah mempersiapkan calon ibu yang tangguh, serta calon ayah yang penuh tanggung jawab bukan? Dan kemandirian sejak dini adalah kunci awalnya.

Maka, bila anak-anak kita yang masih berusia 0-1 tahun masih sepenuhnya bergantung pada orang lain di sekitarnya, seiring dengan pertumbuhannya, sepatutnya kita melatih juga kemandirian anak. Misal: anak usia 3 tahun sewajarnya bila sudah tidak disuapi lagi, dan anak usia 4 tahun sepatutnya sudah bisa membersihkan tubuhnya sendiri.

Adalah _Adversity Quotient_ yang menggambarkan pola seseorang dalam mengolah tanggapan atas semua bentuk dan intensitas dari kesulitan. Menurut Paul G. Stoltz, _Adversity Quotient_ merupakan kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

_Adversity Quotient_ memiliki  tiga tingkatan dengan terminologi pendaki gunung.

*1. AQ rendah*
Mereka cenderung mudah menyerah dan tidak berdaya. Mudah menyalahkan orang lain tanpa memperbaiki situasi. Kesulitan yang dihadapi mempengaruhi semua aspek hidupnya sehingga selalu merasa dikelilingi kesulitan.  Seringkali menolak kesempatan yang diberikan. Mereka diidentikkan sebagai orang yang terhenti ( _quitter_)

*2. AQ sedang*
Memiliki banyak perhitungan. Mereka mampu memandang kesulitan sebagai sesuatu yang sementara dan cepat berlalu, tetapi ketika kesulitan itu semakin menumpuk, maka akan membuat putus harapan dan memandang kesulitan tersebut akan berlangsung lama dan menetap.

Seringkali sudah melakukan sedikit lalu berhenti di tengah jalan. Mereka mau mendaki meskipun akan berhenti di pos tertentu dan merasa cukup sampai disitu ( _camper_)

*3. AQ tinggi*
Inilah pembelajar seumur hidup. Mereka mempu untuk mengendalikan setiap kesulitan. Kesulitan yang muncul pada satu aspek kehidupan tidak meluas pada aspek yang lain. Mereka memandang kesulitan yang ada bersifat sementara dan cepat berlalu. Mampu memandang apa yang ada di balik tantangan tanpa memikirkan suatu hal sebagai hambatan. Mereka membuktikan diri untuk terus mendaki ( _climber_)

Pandu anak-anak supaya terbentuk AQ yang tinggi. Bukankah ini penting bagi mereka dalam menghadapi tantangan sehari-hari? Supaya mereka bisa melewati tantangan hidup. Menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana hingga yang sulit dapat mereka lakukan dengan penuh percaya diri.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

๐Ÿ“šBahan Inspirasi :
Stoltz, P.G. 2000. Adversity Quotient, Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. PT. Grasindo

Rabu, 01 Maret 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 6

Melatih kemandirian anak hari ke 6

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Hari ini kakak Dafina mengikuti perlombaan membaca doa di acara open house SD V YPKS. Aq menghadiri acara perlombaan tersebut untuk melihat dan menyemangatinya. Ini pengalaman baru dan pertama buat kakak. Supaya aq bisa fokus menemani dan menyemangati si kakak, kayla tidak aq ikut sertakan.. Kalo ada ayah,adek pasti ikut menemani,namun ayah shift pagi hari ini..Sehingga pagi ini dia bermain dirumah nenek. Saat ditemani oleh kakek dan nenek,kayla mengompol satu kali..๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚

Tidur siang.
Rencanaku hari ini ingin membangunkannya. Kemarin aq sudah amati waktu antara dia mulai terlelap dan pipis,yaitu sekitar 2 jam. Namun..tetottt..ternyata baru satu jam,dia sudah mengompol๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚...dan karena pipisnya banyak,dia pun terbangun,kemudian tidak mau tidur lagi..Setelahnya kalo mau pipis,dia langsung berdiri dan bilang mau pipis kemudian ke kamar mandi.

Sore hari.
Karena tidurnya kurang,dia agak rewel..namun setelah bermain permainan yang ada di tempat kakak mengaji,dia tidak rewel lagi. Sore ini saat menemani kakak mengaji dia tidak mengompol.

Malam hari.
Alhamdulillah aq terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar bunsay ke kelas korwil 7 (ASEAN). Malam ini harus sharing dalam kelas tersebut. Ayah blm pulang karena dia harus lanjut 12 jam. Supaya lebih fokus,aq menitipkan kakak dan adik kepada kakek dan nenek mereka. Kebetulan mereka ingin melihat pembukaan MTQ tingkat kecamatan Cilegon di masjid Assyuhada dekat rumah. Namun sekitar jam 9 mama datang mengantar Kayla pulang, Kayla menangis dan rewel, kemungkinan besar dia mengantuk dan ingin segera tidur. Beberapa menit setelah tiba dirumah, dia pipis dicelana kemudian menangis semakin keras (aq rasa dia merasa bersalah karena sudah ngompol) ,sempat beberapa detik sebelumnya dia bilang mau pipis sambil masih terus menangis. Tapi akhirnya mengompol juga๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚.

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Alhamdulillah kakak malam ini tidak mengompol.

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Hari ini mereka tidak bermain dirumah. Tidak menggunakan mainan juga..Kegiatan dirumah seharian ini hanya membaca buku sebelum tidur dan tidur siang. Sampai mereka tidur malam rumah masih dalam keadaan rapi seperti dipagi hari๐Ÿ˜.


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe6

#ODOPfor99days

Selasa, 28 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 5

Melatih kemandirian anak hari ke 5

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Hari ini,untuk tidur siang kekey masih mengompol.. Aq belum tega membangunkannya saat tidur siang dengan alasan durasi tidur siang hanya berkisar 2 jam,dan kekey tipe anak yang kalau sudah dibangunkan dia agak susah tidur lagi, kalau dia kurang tidur,tidak jarang dia tantrum๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

Tapi insyaAllah tantangan esok hari aq ingin mencoba membangunkannya untuk menggiringnya ke kamar mandi.

Sore hari..
Aq dan kekey selalu menemani kakak mengaji di rumah tahfiz. Walaupun kekey belum mau bergabung dengan yang lainnya untuk mengaji,minimal dia berada dalam lingkungan anak2 yang mengaji sehingga dia melihat dan mendengarkan. Sore ini aq mencoba tidak memakaikan diaper padanya,dan selalu memberi berkata padanya supaya dia bilang kalau dia ingin pipis,dan pipisnya harus dikamar mandi..Saat mengaji dimulai pun aq menanyakan apakah dia mau pipis,dia jawab "nggak bun"..sampai akhirnya dia bilang pipis namun bersamaan dengan mulai basahnya pakaian yg aq kenakan (karena dia duduk dipangkuanku)...dia mengompol๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri

Sebelum tidur malam hari ini aq berkata pada sulungku.. "kak,kalo nanti malam kakak mau pipis, kemudian kakak bangun..bangunin bunda juga ya.."

Saat aq terjaga sekitar jam 1 dini hari,aq cek celananya,alhamduillah dia tidak mengompol. Hari ini aq sengaja tidak menggotongnya ke kamar mandi seperti yang aq lakukan kemarin. Dia pun belum terbangun untuk pipis.


๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Alhamdulillah,mereka mau merapihkan mainannya sendiri hari ini..Walaupun masih dalam tahap diingatkan olehku..๐Ÿ˜


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe5

#ODOPfor99days

Senin, 27 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 4

Melatih kemandirian anak hari ke 4

Hari ini,minggu 26 Februari 2017, kami peserta yang lulus matrikulasi batch 2 IIP akan diwisuda di Bumi Kali Talang Serang Banten. Aq datang menghadiri acara tersebut beserta keluarga kecilku. Saat bersiap siap untuk pergi,suamiku bertanya

๐Ÿ‘จ : Bun,ini dedek pake pampes ga?
๐Ÿ‘ฉ : Eh,iyaya..emm,kayaknya pake dulu deh yah,karena khawatir dia ngompol.. dia belum konsisten bilang mau pipis soalnya..
๐Ÿ‘จ : oh,gitu..yaudah..
๐Ÿ‘ฉ : iya yah,pakein dulu aja,cz nanti berabe..

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Akhirnya kekey kami pakaikan diaper.. Sampai selesai acara wisuda,aq mengecek diapernya,ternyata masih kempes.. Salahnya aq,karena diaper belum penuh,saat itu aq teruskan penggunaan diapernya sampai dia tidur siang kemudian bangun di sore hari..

Setelah mandi sore,aq tidak memakaikan diaper lagi..namun..dia ngompol๐Ÿ˜‚..tidak bilang mau pipis sebelum pipis,namun bilang pipis setelah sudah pipis..๐Ÿ˜…..kejadian ini berlangsung 2x di sore hari..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Ini kesalahanku sebetulnya..๐Ÿ˜‚..tidak konsisten๐Ÿ˜..mulai dari awal lagi deh...

๐Ÿ‘ง Dafina Fakhira Putri
Malam ini sekitar jam 12,kakak membangunkanku.."bundaaa..kakak ngompol.." katanya..

Mungkin dikarenakan aq lelah hari ini,aq tidak terbangun untuk menggiringnya atau menggotongnya ke kamar mandi..jd dia ngompol deh๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Hari ini,toilet trainee keduanya TETOOT...gagal total..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Hari ini mereka mau merapihkan mainannya sendiri walaupun si kakak sempat angot angotan alias malas.. Oiya mereka belum pada tahap sadar dan dengan keinginan sendiri untuk melakukannya,namun masih aq ingatkan..๐Ÿ˜‚..semoga dengan selalu diingatkan,akhirnya mereka melakukannya dengan kesadaran sendiri..aamiin..



#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe4

#ODOPfor99days

Minggu, 26 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak hari ke 3

Melatih kemandirian anak hari ke 3

๐Ÿšฝ Toilet trainee

๐Ÿ‘งDafina Fakhira Putri (4y5m)
Malam hari ini kami (aq dan kedua solehah) tidak tidur larut.. Sepertinya kami tidur sekitar jam setengah 10 malam.

Sekitar jam 12 malam,alhamdulillah aq terbangun dan kulihat dafni pun sedang memperbaiki posisi tidurnya. Sepertinya terbangun juga karena si ayah baru masuk ke kamar..Hehe..khawatir ngompol lagi,aq langsung memanfaatkan kondisi ini untuk membawanya ke kamar mandi.. Kali ini tidak kugotong,namun menuntunnya untuk berjalan..

๐Ÿ‘ง Azzahra Kayla Athifa
Si dede ini masih susah lepas dot..hehehe..sabar ya bun,bertahap...insyaAllah nanti akan lepas juga๐Ÿ˜‰....(menghibur dan menyemangati diri sendiri)

Alhamdulillah untuk diaper,hari ini hanya menggunakan 1 diaper untuk tidur malam..(kemajuan hari ini..yeay๐Ÿ™Œ)

Dan sepanjang hari ketika dia terjaga,alhamdulillah tidak mengompol..tentunya ada beberapa waktu yang aq giring ke kamar mandi,atau aq tanyakan mau pipis atau tidak,dan ada juga yang atas keinginannya sendiri.

Tetapi ketika dia tidur siang,dia masih mengompol..hehehe..dan setelah bangun,dia merasa bersalah dan bilang.."dede nya ga pake pempes buun..." dengan mimik sedih.. Dan setelahnya aq menghiburnya.. Aaakk..lucunya kamu de..

�๐ŸŒˆ Merapihkan mainan sendiri

Hari ini mereka masih asyik dengan mainan barunya..yaitu kinetic sand...belum bosan๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

Untuk merapihkan kembali mainannya..Si kakak sudah mulai meniru bunda menggunakan sapu ijuk dalam upaya mengumpulkan pasir2 yang berserakan..walaupun blm betul betul bersih..masih ngeres lantainya..heheu..tidak mengapa lah ya,bunda menghargai apa yang kakak lakukan๐Ÿ˜˜


Kalo dede, kali ini dia belum mau diajak bekerja sama..hiks..dan kekeuh ga mau ikutan membantu kakaknya,karena dia sedang asyik bermain sendiri.. Karena kakak mulai iri,adiknya tidak mau membantu,maka aq yg turun tangan ikut serta membantunya..

Komprodku belum berhasil membuatnya bergabung bersama kami untuk merapihkan mainan..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe3

#ODOPfor99days

Sabtu, 25 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak - Hari ke 2

Melatih kemandirian anak hari ke 2

๐Ÿšฝ Toilet trainee

Jam tidur malam Dafni menjadi mundur. Biasanya paling lama,dia sudah terlelap jam setengah 10 malam. Hari ini dia tidur sekitar jam 11 malam. Kemungkinan besar hal tersebut dikarenakan pengaruh lepas dot..๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚..

Hari ini,aq pun jd mengikuti jadwal tidurnya.. menjadi tidur lebih larut.. Dan aq lupa memasang alarm untuk membawanya ke kamar mandi. Dafni ngompol ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚... dia membangunkanku.."bunda...kakak ngompol.." katanya..๐Ÿ™Š...tetoott,hari ini gagal..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚✌.. dia ngompol dikasur si ayah pulaak ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.. kasur ayah belum dilapisi sprei waterproof๐Ÿ˜จ๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ™Š๐Ÿ™ˆ..

Untuk kekey.. Saat dia terjaga,dia tidak ngompol karena aq menggiringnya ke kamar mandi untuk pipis๐Ÿ˜✌..

Hari ini,saat tidur siang,aq mencoba untuk tidak memakaikan diaper untuknya, biasanya aq pakaikan karena tidak tega membiarkannya tidak nyenyak akibat celana yang basah oleh ompol..๐Ÿ˜…

Kekey masih ngedot sodara sodaraaa..sudah pasti dia akan ngompol,apalagi menjelang tidur dia menghabiskan 480 ml susu๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.. Aq mau mengamati jangka waktu dari minum susu sampai dia mengompol..hehe.. Jangka waktunya sekitar 2 jam๐Ÿ˜‰.. ok...got it!! untuk bahan pembelajaran๐Ÿ˜‰✌..

Oiya,kami masih tidur bersama yaa..belum terpisah๐Ÿ˜…๐Ÿ˜.. Si kakak belum berani,dan tidurnya masih uwel uwel rambut bundanya. Next akan mempersiapkan kamar untuknya dan melatihnya untuk berani tidur sendiri.

๐ŸŒˆMerapihkan mainan sendiri

Mereka masih suka bermain kinetic sand dan hari ini pun masih bereksplorasi dengan pasir2 beserta perlengkapannya itu. Namun merapihkannya belum ada kemajuan๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚..

Setelah bermain kinetic sand,mereka bermain peran dokter2an menggunakan bantal,guling,alat2 dokter2an,handuk kecil dan lain2.. Setelahnya selesai bermain dan akan beranjak tidur, mereka sudah kooperatif bekerja sama untuk merapihkan mainannya sendiri.. Dan menaruh barang2 yang digunakan sesuai dengan tempatnya.. alhamdulillah..

#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe2

#ODOPfor99days

Jumat, 24 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak -- Hari ke 1 (Game level 2)

Game level #2 Bunda Sayang

๐Ÿ€Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian๐Ÿ€
(Periode 23 Februari - 12 Maret 2017)

Kemandirian dalam hidup itu penting sekali karena kita tidak akan selamanya tergantung kepada orang lain dan kemandirian itu diperlukan untuk keberlangsungan hidup. Bagaimana pentingnya mendidik anak supaya mandiri ada dalam materi Melatih kemandirian anak di kelas Bunda Sayang

Dalam tantangan kali ini,apresiasi kemandirian dibagi dalam 3 kategori :
๐Ÿ€ Bagi yang sudah mempunyai putra/putri (melatih kemandirian putra/putrinya)
๐Ÿ€ Bagi yang sudah menikah namun belum dikaruniai putra/ putri (melatih kemandirian diri sendiri / pasangan)
๐Ÿ€ Bagi yang masih single (melatih kemandirian sendiri dlm rangka mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu)

Saya masuk dalam kategori yang pertama,yaitu fokus dalam melatih kemandirian anak anak dalam tantangan 10 hari kedepan. Bismillah...✊✊๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

Langkah2 yang harus kami lakukan adalah sebagai berikut

1⃣ Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin anda latihkan baik kepada putra/putri anda

Banyak sekali kemampuan kemandirian yang ingin saya latih untuk kedua putri tercinta. Seperti yang tertera pada Cemilan pertama dalam materi kemandirian ini

๐Ÿฅ Kemandirian dalam keterampilan hidup (makan sendiri,mandi sendiri,pakai baju sendiri,dll)
๐Ÿฅ Kemandirian Psikososial (menyelesaikan konflik,toilet trainee,adab bertamu,adab berbicara,dll)
๐Ÿฅ Kemandirian Belajar (sikap positif,kemauan yang kuat,kesadaran sendiri untuk belajar)
๐Ÿฅ Kemandirian emosional (belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan)

2⃣Buatlah program *One Week One Skill* Dalam satu bulan ini min. melatih 1 kemandirian dan max. 4 kemandirian.

Dalam 10 hari kedepan saya akan memilih 2 kemandirian untuk anak anak

Toilet trainee dan merapihkan mainan sendiri

3⃣Abadikan portofolio kemandirian anak ➡๐Ÿ‘ช

๐Ÿšฝ Toilet Trainee

Hari ini saya bersyukur sekali..Alhamdulillah Dafina sudah mau lepas dot dan tidur malam tidak menggunakan diaper..

Saya sempat merasa sedih,iri dengan yg lainnya dan kepikiran sampai menyalahkan diri sendiri tentang hal ini (lepas dot). Saya pun curhat dan mengutarakan keinginan kepada suami, menargetkan tahun 2017 ini mereka harus lepas dot๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚,terutama si kakak!

Sebelumnya saya sudah melatihnya lepas dot,namun tidak tega euy..melatih lepas diaper dimalam hari pun sudah pernah saya lakukan,tp blm konsisten dengan alasan dia masih ngedot dan berpikiran pasti pipisnya banyak dan ga cukup sekali di malam hari ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜✌.

Dafni yang sudah berumur 4 tahun baru betul2 lepas dot dan diaper..๐Ÿ˜…๐Ÿ˜… telat banget yaaa buibu...๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚,tapi saya bahagia sekaliii..sangat bersyukur..Alhamdulillah..๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜

Saya berharap,dengan lepas dot,dia pun bisa lepas dari diaper di malam hari..๐Ÿ˜‰..

Yap,dafni masih dalam tahap toilet trainee ๐Ÿ˜.. kalo malam mau pipis,dia belum terbangun.. maka,tengah malam saya gotong dia ke kamar mandi..๐Ÿ˜,saya suruh pipis,dan akhirnya dia pipis..

Untuk si Kekey (2y10m).. kekey masih dalam tahap lepas diaper disiang hari,saat tidak tidur siang.. Dia pun masih saya latih untuk mengutarakan keinginan untuk pipis dan melakukannya di kamar mandi.. Saya bawa kekamar mandi walaupun dia tidak mengutarakan keinginannnya untuk pipis,tp di kamar mandi akhirnya pipis juga๐Ÿ˜..Hari ini dia ngompol 1x,bilang pipis setelah pipis..๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚..

Kekey belum lepas dot๐Ÿ˜‚,semoga tahun ini bisa lepas dari dot sehingga tidak beser..heheheee..

๐ŸŒฟMerapihkan Mainan Sendiri

Ini yang menurutku agak2 gimanaa gitu..hehehe..

mereka terkadang tidak mau merapihkan mainannya sendiri ๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜‚.. Tapi kali ini saya harus tegas✌..

Menggunakan jurus yang sudah diajarkan..Kalau mau pindah ke permainan berikutnya,makan mainan sebelumnya yang tidak dimainkan,harus dirapihkan terlebih dahulu..kalau tidak dilakukan,maka tidak boleh memainkan yang lainnya..

Alhamdulillah hari pertama berhasil,mereka bekerja sama,yah walaupun belum 100% bersih..karena yang mereka mainkan adalah pasir๐Ÿ˜‚..Tp bunda menghargai usaha kalian kok nak..๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜..

ini dokumentasinya


#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

#ODOPfor99days

Cemilan 1 ( Kemandirian)

๐Ÿฏ๐Ÿง€Cemilan Rabu #1๐Ÿง€๐Ÿฏ

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Membangun dan Mendidik Kemandirian pada Anak*


Membangun dan mendidik kemandirian anak bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama melatih anak mandiri ketika masih di usia dini. Secara alamiah anak sebenarnya cenderung untuk belajar memiliki kemandirian "Yes, I can!" Kata-kata ajaib ini merupakan sinyal dari kesadaran seorang anak terhadap diri dan kemampuannya sendiri untuk menentukan dirinya.

Orang tua yang bijaksana memanfaatkan keinginan akan kemandirian ini dengan membiarkan anak-anak mereka mempraktikkan keterampilan mereka yang baru muncul sesering mungkin pada lingkungan yang aman atau ramah anak. Dukungan orang tua yang seperti ini memang sangat dibutuhkan anak agar dapat melakukan berbagai hal secara mandiri, termasuk aktivitas yang masih relatif sulit.

Namun realita yang ada, orang tua terkadang merasa tidak tega, tidak bersabar, khawatir yang lahir karena bentuk rasa sayang yang berlebihan kepada anak.  Inilah salah satu penyebab dari kegagalan anak dalam proses kemandiriannya. Oleh karena itu, orang tua perlu memperbaiki sikap mental agar tidak mudah khawatir dengan anak.

Faktor lingkungan juga terkadang ikut andil dalam kegagalan proses kemandirian anak. Dorongan negatif dari lingkungan sekitar yang terkadang menganggap apa yang orang tua lakukan untuk melatih kemandirian anaknya sebagai bentuk eksploitasi. Padahal yang paling terpenting dan utama dalam membangun dan mendidik kemandirian anak adalah ketika anak merasa senang dalam melakukan aktivitas kemandiriannya tanpa ada rasa takut ataupun karena ada rasa tekanan dari luar.

Perlu diketahui bahwa kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika pengertian mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan perkembangan usianya.

Adapun jenis kemandirian anak yang perlu dibangun adalah sebagai berikut:

*1. Kemandirian dalam Keterampilan Hidup*

Prinsip pokok menumbuhkan kemandirian dalam keterampilan hidup adalah memberi kesempatan, bukan melatih. Anak secara alamiah memang cenderung berusaha belajar melakukan berbagai keterampilan hidup sehari-hari secara mandiri, semisal makan, mengenakan baju sendiri, mandiri sendiri, dsb.

Jika kita mengizinkan anak melakukan berbagai aktivitas hidup sehari-hari tersebut secara mandiri, lambat laun akan terampil. Yang kita perlukan hanyalah kesediaan mendampingi sehingga anak tidak melakukan terlalu banyak kesalahan, meskipun kita tetap harus menyadari bahwa untuk mencapai keterampilan perlu latihan yang banyak dengan berbagai kesalahannya.

Kemandirian itu akan lebih meningkat kualitasnya jika orangtua secara sengaja memberi rangsangan kepada anak berupa tantangan untuk mengerjakan yang lebih rumit dan sulit. Ini bukan saja melatih kemandirian dalam urusan keterampilan hidup sehari-hari, melainkan juga menumbuhkan kemandirian secara emosional.

*2. Kemandirian Psikososial*

Bertengkar itu tidak baik. Tetapi menghentikan pertengkaran begitu saja, menjadikan anak kehilangan kesempatan untuk belajar menyelesaikan konflik. Kita memang harus menengahi dan adakalanya menghentikan. Tetapi kita juga harus membantu anak menggali masalahnya, merunut sebabnya dan menawarkan jalan keluar kepada anak, baik dengan menunjukkan berbagai alternatif tindakan yang dapat diambil maupun menanyakan kepada anak tentang apa saja yang lebih baik untuk dilakukan.

Apa yang terjadi jika kita bertindak keras terhadap berbagai konflik yang terjadi antar anak? Banyak hal,  salah satunya anak tidak berani mengambil sikap yang berbeda dengan teman-temannya, meskipun dia tahu bahwa sikap itulah yang seharusnya dia ambil. Padahal kita seharusnya menanamkan pada diri anak sikap untuk mendahulukan prinsip daripada harmoni. Rukun itu penting, tapi hidup dengan berpegang pada prinsip yang benar itu jauh lebih penting. Kita tanamkan kepada mereka _principles over harmony_ , melakukan hal-hal yang benar semata-mata karena prinsip. Bukan karena ada orang lain yang memaksa anak melakukannya.

Lalu apakah yang harus kita lakukan jika anak sedang bertengkar? Apakah kita biarkan mereka? Tidak. Kita tidak boleh membiarkan. Kita harus menangani. Membiarkan anak bertengkar dengan keyakinan mereka akan mampu menyelesaikan sendiri dapat memicu terjadi situasi submisif, yakni siapa kuat dia yang menang. Dan inilah yang sedang terjadi di negeri kita. Bahkan urusan antre pun, siapa yang kuat dia yang duluan. Dampaknya akan sangat luas dan bisa menakutkan.

Kita juga dapat melatih kemandirian psikososial anak secara lebih luas. Melatih _toilet trainee_ beserta adab-adabnya. Melatihnya bagaimana adab ketika bertamu atau menerima tamu, adab berbicara kepada yang lebih tua atau yang lebih muda, dan lain sebagainya.

*3. Kemandirian Belajar*

Inilah proses serius kita hari ini. Banyak sekolah yang bersibuk mengajari anak agar terampil membaca, menulis semenjak usia dini, tapi lupa bahwa yang paling mendasar adalah sikap positif, kemauan yang kuat, dorongan dan kebanggaan akan kegiatan tersebut.

Jika anak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar disertai keyakinan (bukan hanya paham) bahwa belajar itu penting, maka kita dapat berharap anak akan cenderung menjadi pembelajar mandiri saat mereka memasuki usia 10 tahun. Sebaliknya jika kita hanya mengajari mereka berbagai kecakapan belajar semisal membaca, menulis, dan berhitung di usia dini, mungkin awalnya mereka menggebu-gebu untuk mempelajari semua itu, namun di usia 10 tahun justru menjadi titik balik berupa kejenuhan serta keengganan belajar.

*4. Kemandirian Emosional*

Bekal pokok dari kemandirian emosional adalah pengenalan diri yang diikuti dengan penerimaan diri, kemudian pengendalian diri. Ini memerlukan peran orangtua dalam mengajak anak untuk mengenali kelebihan-kelebihan, kekurangan, kemampuan dan kelemahannya sendiri. Pada saat yang sama orangtua menunjukkan penerimaan terhadap kekurangan maupun kelemahan anak, tetapi bukan berarti membiarkan anak melemahkan dirinya sendiri. Malas dan enggan mengatasi masalah merupakan bentuk sikap melemahkan diri sendiri. Orangtua perlu menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka tak patut merendahkan orang lain, tak pantas pula meninggikan diri. Lebih-lebih untuk sesuatu yang diperoleh tanpa melakukan usaha apa pun alias sepenuhnya merupakan pemberian semenjak lahir.

Yang juga penting untuk dilakukan adalah mendampingi anak mengenali kebutuhannya. Balita pun tak perlu rewel jika ia telah dapat mengenali kebutuhannya untuk istirahat. Perlu juga mendampingi mereka untuk belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan perlu dipenuhi, meski tak serta-merta. Sedangkan keinginan, adakalanya dapat dituruti, tetapi tetap perlu belajar menahan diri. Semua ini ditumbuhkan bersamaan dengan menguatkan dorongan sekaligus kemampuan bertanggung-jawab, termasuk berkait dengan konsekuensi atas berbagai tindakan mereka.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

๐Ÿ“šSumber bacaan :

Muhammad Fauzil Adhim, Anak Perlu Belajar Mandiri, Majalah Hidayatullah edisi November 2014.

Ciri Anak Mandiri dan Tahapan Perkembangan Kemandirian, www.AlMaghribiCendekia.com, 2015

William Sears, M.D., Anak Cerdas: Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Emerald Publishing, Jakarta 2004

Materi 2 kelas Bunsay : Melatih Kemandirian Anak

*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_

☘Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

๐Ÿ”‘Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆKomitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

๐Ÿ”‘Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆHargai keinginan anak-anak
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆJangan buru-buru memberikan pertolongan
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Terima ketidaksempurnaan
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Berbagi peran bersama anak
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆ Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

๐Ÿ”‘Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆJangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆIjinkan anak menentukan tujuannya sendiri
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆPercayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ฆ‍๐Ÿ‘ฆKenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

☘Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
๐Ÿ”ŸBerkarya

☘3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

☘Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_

Salam,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_

Resume Kulwap Institut Ibu Profesional Kelas Bunda Sayang BCCG:
Tanggal : 20 Februari 2017
Materi : Melatih Kemandirian Anak
Fasilitator : Bunda Azizah & Bunda Wening
Moderator & Notulen : Nur Azizah

➰➰➰➰➰➰➰➰➰


1⃣ Bu Yuyun_Banten

Saya sudah membuat aturan untuk mengerjakan tugas rumah saat libur sekolah sabtu ahad,  kepada dua putri saya.yg ke 1 usia:9,5 tahun, yang ke dua 7,3th.

Tugasnya seperti ini:

1.Merapihkan kamar tidur, dan menyapu ruang tengah dan ruang tamu

2.mengajak main atau mengawasi adiknya yg usia 1,9 tahun. Karena pagi itu umi memasak.maka ade harus ada yg jagain

Di hari sabtu itu mereka milih mau yg mana duluan.no 1 dl atau dua dl.besoknya bergaintian.

Lalu saya tambahkan aturan begini: jika ade sedang menyusu atau menangis lalu minta di temanin umi.yg jagain ade harus membantu kepada yg tugas beresin kamar dan ruang tengah dan tamu.

Apakah saya buat aturan itu baik apa tidak.?

Bagaimana mengatasi anak anak yg suka iri ketika melakukan tugasnya...misal dpt beresin kamar tidur berantakan bukan bekas aku...saya sdh menjelaskan klo beberes kamar bekas bersua sesuai jadwal tdk boleh protes atau mengeluh..
Bagaimana sikap saya sebaiknya menghadapinya?

Jika masing masing anak suka dengan tugas tertentu aja ga papa kita turutin.misal sukanya nyapu ga mau cuci piring. Dsb.

Jawab:
Wah bunda Yuyun bagus sekali sudah membuatkan jadwal tuk Ananda. Memang baiknya tugas2 yang kita buat tuk anak2 , sebelumnya kita diskusikan ke mereka. Apa saja tugas2 yang bunda perlu bantuan Ananda, buat list dan biarkan mereka memilih. Agar mudah saya beri poin2 tahapannya yaa berdasarkan pengalaman saya.
1. Buat list pekerjaan rumah apa saja yang perlu Ananda kerjakan. Untuk membantu bunda
2. Buat jadwal dari tugas tersebut, berapa kali dalam sepekan harus dikerjakan
3. Buat forum keluarga tuk membahas siapa penanggung jawab tugas2 tadi. Berikan mereka jabatan sesuai tugasnya agar mereka merasa benar2 dibutuhkan. Misal tugas menyapu dan mengepel diberi jabatan manager of clear n clean, menjaga adik manager of safe n care dsb.
4. Beri reward atas tugas yg telah mereka kerjakan. Beri iqob atau punishment atas tugas yang dilalaikan atau diabaikan, mis. Menyisihkan uang saku ke celengan shodaqoh/celengan qurban (ini ala keluarga saya), bukan memotong uang saku mereka sekehendak kita.

Mengenai "aku tidak mau merapikan apa yang tidak aku lakukan" bunda bisa menjelaskan hal spt ini. (Komprod)
Bunda: Baju kalian yang pakai siapa?
Anak2: bunda
Bunda: yang mencuci kalian apa bunda?
Anak2: bunda
Bunda: kalau kalian lapar, yang masak kalian sendiri apa bunda?
Anak2: bunda
Bunda: naaah...artinya apa ayo?
Mengerjakan sesuatu bukan karena  untuk diri sendiri saja tapi melakukannya demi orang lain yang kita sayangi✅

2⃣ Yuni-Serang

Bunda, gimana cara mengatasi anak "aleman". Dia  sudah mandiri sebenarnya tapi masih minta dilayani. Bisa dibilang males gerak.

Jawab:

Teh Yuni yang sabar menghadapi anak.. Kalau boleh bertanya;
- Umur berapakah anaknya?
- Apakah teteh sudah konsisten mendampingi anak dalam usaha kemandiriannya?

kunci anak usia 1-3 tahun dalam melatih kemandirian adalah membersamai mereka dalam berproses, bukan menggegasnya atau membuatnya tergesa-gesa.

Saya telah membuktikan kata-kata bu Septi bahwa kerepotan kita dalam mendampingi anak-anak membentuk habbit kemandirian paling tidak hanya 6 bulan. Artinya kerepotan kita hanya 6 bulan bila kita konsisten dan lingkungan mendukung dalam proses memandirikan anak-anak.

Contoh yang saya lakukan adalah memasak bersama anak. Saya bermain peran dan saya jadikan anak pertama saya sebagai chef. Saya tanyakan mau makan apa hari ini dan kami memasak makanan kami setiap hari. Suami melihat irisan sayuran yang tak beraturan sudah terbiasa. Hehe.
Setelah memasak, kami memakan makanan kami bersama di meja makan.

Bila adik membuang-buang makanannya saya memancingnya untuk membereskannya bersama-sama (mendudukkan pada posisi makanan berserakan dan mengajak adik untuk membersihkannya).

Mantra ajaib yang bu Septi lakukan ke anak-anaknya adalah:
"Kalau makan masih disuapin, ibu meninggal, kamu ikut meninggal"
Kalimat tersebut diberikan pada bu Septi saat anak-anak ibu usia 1-3 th, sampai hari ini masih melekat di benak anak-anak bu Septi.✅

3⃣ Lala_banten
 
Bagaimana mensiasati kondisi deadline (terlambat ke sekolah atau buru-buru mau pergi) namun kemandirian anak tetap terjaga. Kadang kita sebagai orangtua kalau sedang buru-buru begitu jadi mengambil alih tugas yang seharusnya dikerjakan anak.

Terima kasih

Jawab:

Kembali ke praktek komunikasi produktif ya teh :)

Misal, kondisi hari senin yang hectic. Minggu sore/malam ingatkan pada anak kalau besok sekolah. Kita tanyakan malamnya dengan nada terbaik "apakah persiapan sekolah besok sudah oke?"

Paginya, kenalkan kondisi yang akan dihadapi anak (apalagi kalau anaknya belum paham jam)
Misal, "kakak 30 menit lagi/di jarum panjang angka 6 kakak harus pergi sekolah agar tidak terlambat, kalau kakak mau berangkat bersama papa berarti harus mandi sekarang"

"10 menit menit lagi kakak berangkat, silahkan selesaikan makannya"

"nggak mau", jawab anak (dengan muka malas-malasan)

"oke nggak papa, artinya kakak tidak berangkat sekolah bersama papa, karena waktunya tidak cukup kalau tidak mulai makan dari sekarang (interaktif. Mengajak anak berfikir)

Bedakan dengan nada dan intonasi
"Ayo 5 menit lagi, awas ya kalau nggak selesai makan ditinggal papa" (mengancam) ;)✅

4⃣ Stephanie_ Cirebon

Assalamualaikum,saya stephanie..mw bertanya ttg materi td bun..bgmn cara mengajarkan anak usia 5y untuk mulai menjalankan solat, sementara bacaan solatnya blm terlalu hafal? Stephani.

Jawab:

Rasulullah SAW bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat ketika mereka  berusia 7tahun, dan pukullah mereka bila pada usia 10tahun tidak mengerjakan sholat. Serta pisahkan mereka di tempat tidurnya.. (HR. Abu Dawud)

Mengacu pada hadist di atas, Rasulullah menganjurkan untuk mengajarkan sholat pada usia 7tahun, bukan sedini mungkin..

Mengapa demikian?
Karena sholat adalah serangkaian gerakan baku yang terdiri dari rukun dan syarat sah yang harus dipenuhi.

Menurut pendidikan berbasis fitrah Usia anak bunda dibawah 7 tahun  adalah masa pra latih. Yang perlu kita lakukan pada anak dibawah 7th adalah, menanamkan kecintaan pada Allah dan RasulNya lewat motivasi dan keteladanan.

Keteladanan yang dimaksud diantaranya kita sebagai orang tua mencontohkan untuk gembira dan bergegas untuk sholat ketika waktu sholat tiba. Gembira saat ramadhan tiba, bukan saat lebaran tiba. Sehingga pada masanya diatas 7tahun nanti tercipta kesadaran beribadah (internal motivation) dari dalam dirinya sendiri yang didasari atas kecintaan pada Allah dan rasulNya.✅

5⃣Siti Mutoharoh-Serang

Saat melatih kemandirian anak, pasti ada saja penolakan dari anak, entah itu tiba-tiba merengek dan anak tetap keukeuh tidak mau mencoba melakukan berbagai hal kemandirian, misalnya saat makan, anak sulung saya selalu keukeuh bilang "Aa ga mau makan kalau ga disuapin bunda" kadang pernah saya tega untuk benar2 ga bergerak menyiapkan makanan untuknya, saya hanya mengingatkan "Aa ini sud waktunya makan, yuk bunda temani ambil piring, nasi dan lauk responnya datar bahkan kadang diam tanpa mau bergerak menghampiri saya, sikap k tepat kah? Atau ada hal lain yang harus di ubah

Jazaakillah BunFasil ๐Ÿ™

Jawab:

Teh Muth, anaknya umur berapakah? Apakah anaknya sudah mengerti konsekuensi?

Bila anak diatas 3th mungkin bisa diterapkan kata-kata ini.. Hal ini untuk mengajarkan anak tentang kewajiban, hak, dan konsekuensi dari setiap keputusan

"Oke itu masalahmu, bukan masalah mama. Tugas mama hanya mengingatkan saja, selebihnya tanggung jawab kakak"

Yang perlu kita lakukan adalah membuat kesepakatan dengan suami dan semua orang yang ada di rumah,demi kekompakan kita di depan anak-anak (agar anak tidak mencari suaka politik/pembelaan).✅

Jazaakillah penjelasannya teh wening, Alhamdulillah Anak sulung saya usia 4th 4 bln teh.

Hwah seumuran dong teh sama anak sulung saya.

Saya pernah curhat sama bu Septi tentang anak sulung saya. Ibu bilang, anak 4th emang challenging. Dikerasin g bisa, krn memori sudah kuat. Kekerasan bisa membuat anak trauma.

Yang bisa memenangkan kita adalah, bonding dan kekuatan negosiasi. Jadi, seringkali saya muter2 melogika kan sesuatu๐Ÿ˜

6⃣ Tyas - Serang

Apa yg kita lakukan dalam membersamai anak utk melatih kemandiriannya?

Jawab:

Peran orang tua diantaranya membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri. Serta menstimulasi tapi tidak menggegas. Membersamai dan meminimalkan emosi negatif dalam proses yang pasti penuh tambal sulam dan jatuh bangun (tidak mudah tapi pasti bisa๐Ÿ˜Š)

Mengacu pada materi diatas. 3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Dan tambahan dari saya yang ke 4 adalah:
Dukungan orang sekitar (yang tinggal satu rumah dengan kita -orangtua/art-) dalam menstimulasi kemandirian anak, dan kompak tidak membantu anak kecuali anak meminta tolong dengan cara yang baik.✅

7⃣ Safadella_cianjur

Anak saya, 4 tahun, sangat lengket dengan saya, hingga jika menginginkan sesuatu harus saya yang penuhi, misal buat susu, ke kamar mandi, termasuk makan.. istilahnya apa2 harus sama mama, gak mau kalau dibantu kakek/neneknya, walaupun sesekali mau dibantu kakaknya. Adapun dalam hal makan, awal2 mau suap sendiri tapi kelamaan minta disuapin. BB nya tergolong kecil dan termasuk anak yang susah makan sehingga pd akhirnya saya pun menyuapinya ๐Ÿ˜… Kami memang baru 1 thn terakhir ini tinggal bersama kakek neneknya, sebelumnya mengikuti tugas suami di pelosok. Suami plg 1x/mg, sehingga mungkin itu yang membuat ketergantungannya terhadap saya begitu tinggi..ini analisa saya sendiri. Pertanyaannya, untuk kasus diatas, bagaimana ya mnerapkan kemandirian pada anak saya tersebut? Haturnuhun

Jawab:

Bunda Safa yang penyayang, sy juga pernah mengalami hal ini. Kadang gregetan yaa...kalau apa-apa maunya cuma sama bundanya gak pernah mau dengan yang lain ๐Ÿ˜…. Ini ada sedikit tips dari saya.
1. Rutin membacakan cerita pengantar tidur Tentang kemandirian, Insyaallah buku2 spt itu banyak ditemukan di toko buku( mis. Aku bisa mandi sendiri, aku bisa makan sendiri). Film2nya juga ada lho Bun. Nah ini mengena sekali ke anak. Mereka biasanya akan tertantang untuk mandiri spt tokoh yg diceritakan.
2. Mengajak Ananda dalam berbagai kegiatan di rumah, seperti merapikan mainan, membersihkan sayuran, menemani bunda mencuci pakaian dsb. Hal ini dilakukan agar Ananda paham apa saja aktivitas bunda di rumah, sehingga dia paham pekerjaan bunda di rumah banyak tidak cuma mengurusi Ananda.
3. Mulai meminta Ananda menolong bunda dlm berbagai hal sederhana. Mis. Menolong bunda mengambilkan  air minum, mengambilkan sendal/brg tertentu. Alih2 selama ini Ananda sudah sering meminta tolong ke bunda, sekarang bunda gantian ya minta tolong ke Ananda. Lihat responnya !
4. Terkait no. 3, bila Ananda bisa membantu bunda, berilah pujian. "Subhanallah ternyata anak bunda bisa lho ambil air minum sendiri, hebat sekali yaa!" Jangan lupa ucapkan terimakasih, peluk dan cium sebagai reward
5. Tahap berikutnya buatlah kalender bintang. Ini adalah jurnal reward Ananda bila bisa menjalankan kemandiriannya. Buat list kemandirian apa saja yg ingin dicapai, sampaikan pada Ananda. Beritahu dia kalau berhasil berhak mendapatkan stiker bintang yg kalau banyak jumlahnya (beri target jumlahnya) bisa ditukar dengan hadiah tertentu (kesepakatan)
Silakan dicoba ya bunda!๐Ÿ˜˜✅

8⃣ Neneng _ Banten

untuk melatih kemandirian anak, maka kita dituntut untuk menjadi Ibu yang TEGA, jika si anak menginginkan sesuatu lalu tantrum yang ngamuk2 meski sdh dialihkan lalu kita membiarkan dia tantrum, apa itu sudah benar? bagaimana tips agar membuat anak konsisten melakukan kemandirian yang terkadang mau kadang ga mau sampe nangis misal ambil minum sendiri, padahal rumah sudah d desain untuk ramah anak.

Jawab:

Bunda Neneng yang baik hati, sepertinya langkah bunda sudah tepat dengan membiarkan anak tantrum. Spt materi di komprod lalu sudah dijelaskan ya. Ketika emosi hadir maka sebenarnya tidak ada komunikasi di situ, jd biarkan saja Ananda sampai tenang dengan sendirinya. Menjadi ibu tega (baca: tegas) memang diperlukan dalam mendidik kemandirian anak. Tips2nya silakan dilihat di jawaban sebelumnya ya Bun ..selamat mencoba ๐Ÿ˜˜✅

9⃣ Ndah-IIP Cirebon

Assalamu'alaykum wrwb. Bunda, perkenankan saya bertanya. Mohon maaf sebelumnya saya sedikit menceritakan latar belakang problema yang saya hadapi yang ingin saya cari solusinya terkait materi kemandirian anak ini. Tahun 2012, tiga bulan pasca melahirkan putri keempat, saya diberi ujian sakit serius dan harus dirawat lebih dari 5x di RS, bed rest hampir 9 bulan, menjalani rutin pengobatan medis selama lebih dari 2 tahun, dan menjalani pengobatan alternatif dan pengobatan herbal untuk tahap recovery pasca sakit sampai sekarang. Kondisi ini menyebabkan saya, suami dan keempat putra&putri saya pernah mengalami hidup terpisah-pisah. Suami di Bogor, putra pertama di Bekasi, putra kedua di Bekasi kemudian di Bogor, putri ketiga di Bekasi kemudian di Solo, bayi (putri keempat) di Majalengka. Saya sendiri dirawat di Majalengka. Keterpisahan ini menyebabkan luka dan trauma mendalam kepada keempat putra-putri saya, khususnya putra kedua. Yang ingin saya tanyakan:

1) Bagaimana cara efektif membangun kemandirian putra kedua (sekarang usia 11 tahun) yang mengalami trauma psikis (salah satu faktor penyebab traumanya adalah saat usia menjelang 5 tahun hidup terpisah hampir dua tahun dengan saya, juga berbagai faktor lainnya yang membuatnya cemas dan trauma hingga kini). Setelah sekarang alhamdulillah kami bisa hidup bersama kembali di Majalengka, putra kedua yang sejak usia 1 tahun sampai 5 tahun sangat mandiri, hilang semua kemandiriannya. Semua aktivitas dan kebutuhannya sangat bergantung kepada saya sebagai bundanya. Terkait kemandiriannya ini, saya mencoba selalu memotivasinya agar mampu melaksanakan kebutuhannya sendiri, seperti mengambil makan/minumnya sendiri, mengambil pakaiannya sendiri setelah mandi, dll. Namun upaya saya belum berhasil. Kalau saya tidak mengambilkannya makan saat ia memintanya, dan saya memotivasinya agar ia mampu mengambil makan sendiri, misalnya, seharian akhirnya ia bisa tidak makan.

2) Putri ketiga (sekarang usia 7 tahun, terpisah saya hampir setahun) dan putri keempat (sekarang usia 5 tahun, terpisah saya hampir dua tahun) saat saya sakit. Setelah sekarang kami bisa hidup bersama kembali, selalu terjadi perseteruan akibat sibling rivalry di antara keduanya. Keduanya berebut perhatian dan kasih sayang saya sebagai bundanya. Masing2 mengklaim bundanya adalah milik dia, tidak boleh milik yang lain. Sebagai pelampiasan mencari perhatian bundanya, kedua putri saya berusaha selalu minta saya melayaninya. Padahal saat putri ketiga dirawat neneknya di Solo, usia 3-4 tahun sudah terbentuk kemandiriannya, makan sendiri, mandi sendiri dll. Sekarang selalu mencari perhatian saya dengan tidak mau melakukannya lagi sendiri, semua harus saya layani, makan minta disuapi, mandi minta dimandikan dll. Dimotivasi bahwa ia sudah mampu melakukan sendiri, ngambek dan akhirnya tidak mau makan atau tidak mau mandi. Adapun putri keempat alhamdulillah lebih sering bisa bersikap mandiri saat ini, meskipun kadang2 minta saya layani untuk hal-hal keperluannya, seperti makan, mandi dll. Pertanyaannya, bagaimana cara membangun kemandirian kembali putri ketiga saya tersebut. Apa yang harus saya lakukan. Mohon pencerahannya.

Syukron jazakunallahu khayran katsiran atas semua pencerahannya. Mohon maaf apabila ada pernyataan maupun kata yang tidak berkenan.

Jawab:

Masya Allah bunda ndah ...sy ikut prihatin yaa.
1. Bunda tipsnya ada di jawaban no. 7 silakan dicoba yaa. Tapi baiknya bunda juga konsultasikan masalah ini ke psikolog, Krn ini menyangkut trauma.
2. Masalah sibling rivalry mmg bikin bunda pusing yaa..padahal kita sayang mereka tapi tetap saja ada yang masih merasa dibedakan. Ada cara yg lucu yg bisa digunakan untuk menghilangkan hal ini. Saat mereka bertengkar bunda ke dapur saja sambil bilang ke anak2. Kalian masih ribut aja? Ya sudah bunda ambil pisau dulu ya buat belah bunda jadi 2. Sadis memang ๐Ÿ˜‚, tp anak yg penyayang pasti langsung menjerit takut kehilangan bunda...nah di saat inilah bunda peluk keduanya dan mulai memasukkan nilai2 kebersamaan sesama saudara. Bisa berupa cerita karangan atau bisa dicari kisah nyata.
Bila ada yang punya tips lebih keren yuk di share bunda! ๐Ÿ˜

Tambahan untuk yang ini..
Diambil dari group belajar parenting with Elly Risman and family,

Salah satu mengurangi sibling rivalry yang dilakukan bu Elly dulu adalah, memberikan porsi eksklusif bersama mama/papanya pada tiap anak.

Dan bila porsi waktu eksklusif itu tiba, bu Elly mengucapkan sesuatu di telinga anaknya dengan berbisik2; bu Elly bilang, ini rahasia. Hanya ibu dan kamu yang tau. Ternyata, ibu Elly membisikkan bahwa "kamu anak yang istimewa untuk papa dan mama" dan bu Elly berpesan, ini rahasia jangan sampai saudaramu yang lain tau.

Lucu ya. Dan akhirnya rahasia itu terbongkar saat anak2 bu Elly sudah dewasa saat mereka bertengkar.

Ini berlaku bila anak sudah bisa menyimpan rahasia๐Ÿ˜

1⃣0⃣ Sofi Zahroh _IIP   Garut

Bunda, anak sy (1 th 7 bln) memng sedang berlatih mengemukakan apa yg diinginkan, termasuk ketika menginginkan barng milik anak lain (temannya). Tp kdg kla ank sy msh langsung main ambil saja barang temannya tsb (krn yg sy baca usia di bwh 2 th belum kenal konsep kepemilikan), alhasil barangny direbut dr anak saya, dan kdg kala temanny sambil marah/membentak (krn rata2 temn ank sy usiany di atas 2 th yg sudah mengenal konsep kepemilikan).

Sekrg, yg sy liat anak sy jadi sering minta bantuan sy untuk mengambil/meminjam brg temanny. Agak 'ketakutan' akan reaksi temanny yg marah atau membentak.

Jadi yg ingin sy tanyakan :
1. bagaimana menjelaskan dengan bijaksana kepada anak tentang konsep kepemilikan temannya tanpa mencederai citra diri maupun harga diri anak?
2. Bgmn pula menjelaskan kepada anak akan reaksi temannya tersebut?

Hatur nuhun.

Jawab:

1. Dear bunda Sofi, sebelum menjelaskan kepada anak tentang kepemilikannya temannya, maka terlebih dulu anak harus paham tentang kepemilikannya sendiri. Apakah bunda sudah menjelaskan hal ini pada Ananda? Bila Ananda sudah paham tentang barang miliknya dia sendiri akan paham mana yang bukan miliknya. Cara menjelaskan kepemilikannya bisa dilakukan dengan memberi tanda barang2 milik Ananda dengan stiker atau sejenisnya. Ananda akan paham mana saja barang2 miliknya yg sudah ditandai dgn stiker, yg tidak ditandai berarti bukan miliknya.

2. Menjelaskan reaksi merupakan cara mengajarkan empati. Maka ajarilah Ananda berempati, bisa melalui cerita atau praktek langsung, misal berbagi makanan dengan teman, berbagi pinjam mainan dsb✅

1⃣1⃣ Nur_ Banten

Anak saya usianya 4 tahun. Kalo habis mainan disuruh merapihkan mainannya kadang bilang capek sambil merengek. Akhirnya saya nggak tega ikutan merapihkan juga. Salahkah sikap saya?

Jawab:
Teh Nur yang baik hatinya, yuk belajar tega(s). ๐Ÿ˜Š

Sebelum bermain, buat perjanjian dengan anak untuk merapihkan mainannya setelah bermain. Bila anak menyetujui, teteh bisa turunkan mainan yang teteh simpan (sebaiknya ada tempat mainan yang terjangkau dan sulit dijangkau -berlaku untuk mainan kecil-kecil sebangsa lego dan sesuatu yang dirakit.

Bila sudah selesai bermain, teteh bisa ajak anak membereskan mainannya sesuai perjanjian yang telah terjadi sebelum bermain.

Bila anak merengek, coba untuk bermain peran membereskan mainan, misalnya mainan kedinginan ayo masukkan ke tempatnya. Atau ayo kita berlomba bereskan mainan. Jadikan membereskan mainan sebagai ajang bermain yang tidak kalah menarik dari anak-anak yang bermain dengan mainannya sendiri.

Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Teteh dan suamilah teman terbaik pertama untuknya.✅