Minggu, 14 Januari 2018

Reviu Presentasi Tantangan Hari ke 5

Reviu Presentasi Tantangan Hari ke 5

Presentasi tantangan hari ke 5 dilakukan oleh kelompok 5, yaitu :
1. Eneng Yuyun Yuniarsih
2. Mufna Rahmaini Millatina
3. Fitriyani Ginawati
4. Marini Rachmawati
5. Vina Marati Imana

Mereka mengambil tema tentang PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS PADA ANAK USIA DINI

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan sebuah buku yang bertujuan mengenalkan pendidikan seks pada anak. Dalam salah satu isi cerita, buku tersebut membahas persoalan masturbasi lengkap dengan ilustrasinya. Ya, akhir-akhir ini memang banyak diangkat tema pendidikan seksual dan pendidikan seks.

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa keduanya berbeda, sehingga menimbulkan respon yang berbeda pula. Kelompok pertama berpendapat, hal tersebut tidak perlu diajarkan karena dianggap belum pantas untuk anak-anak, sementara kelompok lain kebablasan dalam menjelaskannya. Sebenarnya mana yang benar?

Sebenarnya yang perlu diajarkan sejak dini adalah pendidikan seksualitas. Pendidikan seksualitas adalah bagaimana mengajarkan anak berpikir, bersikap, dan bertingkah laku sesuai jenis kelaminnya (Perwitasari,2017).

Bagaimanana anak memahami, menghayati, dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya. Sedangkan pendidikan seks termasuk bagian dari pendidikan seksualitas yang dimulai sejak mempersiapkan pubertas. Fokusnya lebih kepada bagaimana berhubungan dengan lawan jenis.

Berbicara soal pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. Setiap anak terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orang tua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, salah satunya adalah fitrah seksualitas.

Lalu sekarang pertanyaannya, bagaimana cara menerapkan pendidikan fitrah seksualitas pada anak usia dini?
πŸ’“ *Memperkuat identitas gender sesuai jenis kelamin*
Yaitu dengan cara memberikan identitas dan simbol sesuai jenis kelamin. Misalnya membedakan nama, perlengkapan, ruangan, kamar mandi, permainan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Tujuannya untuk memberikan kesempatan yang sama dalam memperkuat jati diri sesuai jenis kelaminnya.
πŸ’“ *Mengajarkan masalah aurat*
Aurat yaitu bagian tubuh yang harus dijaga. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya berharga, oleh karna itu harus dijaga. Tidak boleh diperlihatkan, disentuh selain kepada ibunya, juga tidak boleh dipermainkan. Perlu dijelaskan pada anak juga bagian mana yang boleh dan terlarang untuk disentuh.
πŸ’“ *Mengajarkan anak berinteraksi dengan sekitar*
Kepada siapa anak boleh bersalaman, bermanja, minta gendong, bersentuhan, dan berdekatan. Anak juga harus belajar membedakan bagaimana berinteraksi dengan ayah, paman, kakek, dan lainnya. Lalu, bagaimana bersikap dengan kepada selain keluarga.
πŸ’“ *Belajar adab terkait interaksi dengan orang lain*
a. Meminta ijin ketika masuk ke kamar orangtua
b. Sedari dini, anak dilatih untuk tidur terpisah dengan orangtua
c. Adab memandang. Ada hal yang boleh dilihat/ada yang tidak boleh dilihat
d. Adab berpakaian. Batasan pakaian sesuai jenis kelamin
e. Adab interaksi dengan lawan jenis, misal tidak memeluk yang bukan keluarga
πŸ’“ *Anak usia dini harus dijaga dari hal-hal yang merusak fitrahnya*
Yang berkaitan dengan pornografi/pornoaksi. Salah satu caranya tidak boleh menggunakan gadget tanpa pendampingan. Harus dibatasi waktu dan konten yang dilihat.
Bagaimana cara mengajarkan hal-hal diatas untuk anak usia dini? Karena pendidikan seksualitas adalah sesuatu yang harus dipahami dan menjadi sebuah ketrampilan baru bagi anak, maka tidak bisa hanya diajarkan sekali duakali tapi harus sering dan berulang. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, seperti: Bernyanyi, bercerita, bermain peran, atau berlatih tugas yang dikaitkan dengan tema gender.

πŸ“šReferensi:
1. Santosa, H.2017.Fitrah Based Education.Depok:Yayasan Cahaya Mutiara Timur
2. Dee, Arif. 2017
http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-1.html
2. Perwita Sari. 2017 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1905750059452170nid=221502844543575

Conto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar