Jumat, 25 November 2016

Nice Homework 6 : Belajar menjadi manager keluarga handal

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu

 *_RUTINITAS_*

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.


maka kita harus melakukan tahapan seperti berikut:


3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

3 aktivitas yang paling penting :
  1. Belajar teori dan praktek ilmu agama
  2. Belajar teori dan praktek Parenting
  3. Quality time bersama keluarga
3 aktivitas yang paling tidak penting
  1. Bersocmed dan bermessenger terlalu lama๐Ÿ˜
  2. Nonton tv
  3. Ngobrol ngalor ngidur yg bisa menimbulkan ghibah
sebelum mengikuti MIP waktu habis untuk bersocmed atau bermessenger...setelah mengikuti MIP paling banyak menghabiskan waktu mempelajari dan mempraktekan bunda sayang dan ilmu agama.

Saya membuat gelondongan waktu,mencoba mengandangkannya dan akan mematuhi cut off timenya...

pembagian waktu dalam sehari (24 jam) :

  • 7 jam : tidur (13.-15. siang),(21.-02. malam)
  • 3 jam : ilmu agama (1 jam teori,@15 mnt sholat wajib+rawatib,@10 mnt u/tahajud dan duha,25 menit mengaji)
  • 6 jam : ilmu parenting (2 jam teori,4 jam praktek)
  • 3 jam : daily chores
  • 3 jam : quality time 
  • 1 jam : makan dan ngemil
  • ½ jam : olahraga
  • ½ jam : body care
Alhamdulillah,sekarang 3 aktivitas yang paling penting sudah menjadi aktivitas dinamis dalam keseharian namun adakalanya, ada saja agenda tidak terencana yang mengganggu jadwal๐Ÿ˜‚...walaupun tidak banyak namun,saya masih dalam tahap belajar untuk mengatasinya๐Ÿ˜๐Ÿ˜..dengan menolak agenda tersebut,atau menyisipkan salah satu agenda terjadwal kedalam agenda tidak terjadwal (sambil menyelam minum air ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜)


jadwal harian


Setelah mengalami percobaan beberapa kali,kemudian melakukan perombakan jadwal๐Ÿ˜‚...insyaAllah ini jadwal yang mudah yang akan saya jalani 3 bulan kedepan..

pada awalnya saya menentukan jadwal untuk tidur adalah 8 jam,namun ternyata akhir2 ini saya selalu terbangun jam 2 dini hari..๐Ÿ˜‚..padahal set alarm jam 03.00 pagi.. dan saya sering ikut tidur siang bersama anak2,biasanya jarang ikut tidur siang dan berseluncur didunia maya..๐Ÿ˜..mungkin efek dari yoga.. enak tidur kata teachernya..๐Ÿ˜๐Ÿ˜✌.. jadwal tidur 1 jam,saya alihkan ke daily chores yang ternyata membutuhkan banyak waktu juga๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜..

bismillah..semoga saya disiplin dan istiqomah dalam menjalankannya..semoga selalu ingat dengan tujuan yang ingin dicapai...aamiiiin...






salam,
dafnikeanda..ibu pembelajar

Kamis, 24 November 2016

Materi 6 MIP : Ibu Manager Keluarga Handal

*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*

_Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6_

*Motivasi Bekerja Ibu*
link video youtube :matrikulasi iip 6

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.


Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

๐Ÿ€Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?

๐Ÿ€Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?


๐Ÿ€Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?


Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
๐Ÿ€Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.


๐Ÿ€Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses


๐Ÿ€Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

*Ibu Manajer Keluarga*

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita

*_Saya Manager Keluarga_*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

๐Ÿ€Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

๐Ÿ€Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi


๐Ÿ€Buatlah skala prioritas

๐Ÿ€Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.


*Menangani Kompleksitas Tantangan*

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

*_a. PUT FIRST THINGS FIRST_*

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.


*_b.ONE BITE AT A TIME_*

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

*_c. DELEGATING_*

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*

_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*Perkembangan Peran*

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

 *_SEKEDAR MENJADI IBU_*

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

๐Ÿ€Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

 Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.


๐Ÿ€Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.


๐Ÿ€Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

 Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.


๐Ÿ€Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

 Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


_SUMBER BACAAN_:

_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015_

_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_

_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

Resume Diskusi
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
IBU, MANAGER KELUARGA HANDAL
Tanggal : 22 Nopember 2016
Waktu : Pkl. 19.30 - 20.30 WIB
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


1. Ibu Asti susanti - rangkasbitung
Saat motivasi kita masih sekedar bekerja (baik drmh maupun diluar) apakah yang harus dilakukan agar bisa naik menjadi panggilan hati dan istiqomah dalam menjalankannya.

Jawab :
1. Up grade kualitas diri secara terus menerus Bu. Baik secara ilmu dan juga pengamalannya. Miliki motivasi dari dalam diri (intrinsik), bukankah  up grade diri itu juga termasuk ibadah sebagai tanda bukti syukur kita pada Allah swt?!
Kemudian cari support systemnya (ekstrinsik); bisa dari komunitas, kumpulan pengajian, buku-buku, dst. Jangan berjalan sendiri. Keistiqamahan itu sebagaimana juga semangat bisa saling menular.✅

2. Ibu Sri - Majalengka
●Hmmm... dahsyat sekali, bun... jadi tetap dimungkinkan seorang ibu untuk sukses di 2 ranah domestik & publik?

Jawab:
 Kalo pertanyaannya Mungkinkah ... ? jawaban saya adl Mungkin. Kok serasa syair lagunya Andre stinky ya๐Ÿ˜„
Maaf intermezzo,
Banyak juga ibu2 yg bekerja di sektor publik juga sukses dalam mendidik anak. Tapi butuh Energi yang luar biasa besar & Berkomitmen Tidak membawa urusan Kantor masuk mempengaruhi urusan Rumah.

● Sebenarnya, Alhamdulillah saya selalu bikin time schedule utk semua goal, baik pribadi maupun kantor (Kalo keluarga sbg team, belum mulai dibikin...) cuma seringnya susah ditepati. Dalam artian, ada jadwal yg terpaksa batal, karena ada rapat dinas di luar kota atau karena hal lain. Yg ingin ditanyakan, Gimana trik2 menyusun time schedule yang fleksible tanpa menurunkan kualitas goal yg ingin dicapai...
Makasih

Jawab:
Terus terang sy Bukan Ibu yg bekerja di Ranah Publik
Tapi akan sy coba menjawabnya.
Yang dilakukan bu Sri saat ini membuat Time schedule sudah tepat,
Saran sy bu Sri membuat list dalam sehari kegiatan2 yg urgent apa, obrolkan/diskusikan dengan suami & anak2. Latih & buat simulasi dengan mereka seandainya ada hal2 yg sangat urgen yg membuat bu sri tidak mampu memenuhi janji atau jadwal penting bersama anak2, Minta Suami utk menggantikan posisi bu Sri sementara waktu. Dan buat jadwal diwaktu liburan utk mengganti waktu yg hilang bersama keluarga.
Smoga bermanfaat✅

● Boleh melanjutkan Pertanyaan ya, bun... sy sebenernya sudah komitmen utk tidak membawa urusan kantor ke rumah. Tapi kenyataannya susah sekali utk PNS di ranah kesehatan seperti sy, krn kadang kalo ada kasus yg darurat dan butuh penanganan segera, mau ga mau, kita harus terlibat. Yg ingin saya tanyakan, Gimana solusi komunikasi yg baik utk kasus seperti ini. Supaya komitmen tetap berjalan, dan sumpah janji sy sbg PNS juga bisa ditepati... Makasih…

Jawab :
Sy coba jawab ya bu Sri, perlu ngobrol dengan jujur & terbuka dari hati ke hati dengan suami, resiko pekerjaan nya bu sri bagaimana, apa yg dibutuhkan bu sri & apa yg dibutuhkan suami, peran apa yg bisa dilakukan bu sri & peran apa yg bisa dilakukan suami.
Apa yg harus dilakukan jika kondisi urgen sehingga bu sri harus meninggalkan rumah sewaktu2, itu harus dicatat & dipatuhi bersama.
Bicarakan juga dengan anak2, latih & simulasikan berulang2. Karena bagi anak2, paham apa yg kita komunikasikan butuh waktu.

3. Bunda Syafiya
Gmn menyemangati diri,imag sebagian org itu kan ibu yg ga kerja tu d pandang sebelah mata oleh sebagian org,dah hampir setahun sy memilih u tdk bekerja u fokus ngurusin anak2, tpi rasa bete itu sering melanda.rasa males suka menguasai diri๐Ÿ˜Š,gmn ya dah berusaha u evaluasi,meluruskan niat jg.palagi suami kurang suka krn pemahaman nya jg kurang tntng mendidik anak.
Sy mengajarkan kemandirian k anak2,tpi itu semua luluh lantah krn suami memanjakan ny,sy dah komunikasikan dgn suami,tpi beliau ga pernah nanggepin serius.
Beliau malah nyaranin k sy klu dpt ilmu dri MIP ini jg d praktekin terlalu sempurna,dia pengen mendidik anak ala kadar ny z,gmn ya beliau klu d ajakin ngobrol msalh anak ga mau aja

Jawab :
Bunda... tetap semangat ya.. Banyak ibu yang mengalami perjuangan yang serupa. Intinya kita yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Jika kita investasi 5 jam untuk fokus pada anak, sementara sang Ayah hanya waktu sisa. Bukankah akan lebih mengena waktu berinteraksi dengan ibunya? Semoga perubahan baik pada anak-anak bisa menjadi pintu terbukanya hati dan pikiran sang Ayah. ๐Ÿค— ✅

4. Ibu Lusi - Pandeglang
Saya bekerja di ranah publik, mendelegasikan pengasuhan anak ketika bekerja pada pengasuh. Karena usia pengasuh hampir sama dg ibu saya, seringnya saya merasa ga enak untuk memberikan panduan pengasuhan yang sesuai keinginan saya, terbentur dari perasaan pengasuh bahwa beliau lebih berpengalaman dari saya. Adakah tips untuk meminimalisir rasa "ga enakan" saya ini?

Jawab :
Tentukan 1 karakter/prinsip yang akan ditanamkan. Dilatihkan dulu selama 3 bulan. Jadi kita tidak terlalu cerewet. Tentu saja, jika ada yang benar-benar out of track harus langsung ditegur. Sharing - Samakan Frekuensi - Latih - Apresiasi - Evaluasi - Sharing - Tingkatkan lagi, dst.  ✅

5. 5. Ibu Nurrita - Serang
Terkait manajemen waktu, saya sudah bikin jadwal. Tpi kadang msh suka acak acakan entah itu karena ssuatu yg mendadak atau lain sebagainya. Bagaimana cara menyikapinya.

Jawab :

➡ Buat glondongan waktu. Misal: 4 s.d 6 Pagi rutinitas domestik. 6-7 grooming time 7-12 anak-anak 12-15 pengembangan diri 15-17 masyarakat 17-20 family forum 20-21 ngobrol dg suami 21-22 perencanaan besok.
Jadi jika ada hal yg mendesak tapi tidak penting, lalu masuk di waktu glondongan yg tidak tepat. Maka... cancel cancel go away.. "Maaf, saya sedang fokus ..... kapan kita bisa atur jadwal untuk ...." ✅
Gimana juga caranya ya biar mnjemen rumah ttp oke, suami dan anak terurus, tpi kita juga bisa ttp maksimal dgn hal2 yg menjdi passion qt. Kadang msh suka merasa kteteran dgn target2 yg sudah di azzamkan, karena kbanyakan mngurus domestik rumah
➡ harus ada pendelegasian tugas dan jadwal bagi seluruh anggota keluarga, jd bukan hanya kita yg "sibuk". ✅

6. Ibu Yuni - Serang
Bagaimana caranya agar bisa menyeimbangkan tugas rumah dan mendidik anak? Kadang, jadwal sudah tersusun, mencuci misalnya tapi anak bayi selalu nempel. Walhasil, jadwal mencuci jadi sangat molor karena harus menemani anak.

Jawab :
6. Kalau Bu Septi menerapkan 7 to 7. Maksudnya fokus pada anak dari pukul 7 pagi sampai 7 malam.  Sesudah itu anak dipegang bapaknya. Ibu bisa buat jadwal sendiri sesuaikan dengan kondisi  ibu di rumah.
Selain itu jika kondisi pekerjaan rumah masih banyak dan tidak mungkin ditinggalkan, maka ibu bisa libatkan anak. Misal mencuci,  anak sudah 2 th ke atas bisa sambil diajak mencuci. Main sikat2an baju dst. Saat ibu memasak, sambil kita mengulek bumbu biarkan anak yg memotong sayuran..ini jadi pembelajaran seru juga buat anak.
Terakhir, libatkan suami. Berbagi tugas dengannya.✅

7. Ibu Marini - Pandeglang
Bunfasil yang di masuk manager keluarga berarti kita sebagai istri mencari cara untuk dapat tambahan lagi selain dari yang di berikan oleh misua kah, karena yang biasa saya lakukan misal dapat uang trus uang itu di atur sedemikian supaya cukup sebulan, soalnya itu sudah saya lakukan sejak sma.

Jawab :
Bu Marini sepemahaman saya yang dimaksud dengan ibu sebagai manager keluarga bukan berarti "harus" mencari cara untuk dapat tambahan "uang". Tetapi bagaimana ibu bisa produktif pada hal-hal yang positif sehingga menghasilkan sesuatu karena keberhasilan ibu telah meningkatkan kapasitas "diri". Hasilnya bisa berupa karya, kepuasan batin, kebermanfaatan hidup bahkan bisa jadi juga bertambahnya uang. Seperti selogan Iip "be profesional rezeki follow" ✅

8. Ibu Siti Mutoharoh - Serang
● Apa yang harus dilakukan supaya produktif saat menemani anak ke sekolah?

Jawab :
Cek lagi apa yg bisa dan suka. Mugkinkah aktivitas.itu dibawa ketika.menemani.anak sekolah. Hindari ngerumpi yang tidak.penting tentunya.. ๐Ÿ˜‰ ✅

● Berarti kalau masih di bawah 5 th masih belum bisa diberi tugas keseharian dirumah ya bun?

Jawab :
Utk balita sifatnya ajakan ya, bukan kewajiban. Jadi ajak sehingga ia gembira melakukannya✅


9. Ibu Ellyana - Cianjur
Mau tanya tentang Competition dan Cooperation, apakah kita saya sudah benar mendidik anak" dengan cara Competition sedangkan pernah ada yg bilang seharusnya kita tanamkan Cooperation untuk anak kita karena lebih penting katanya sebab setiap orang berbeda pasionnya, mohon pencerahannya terimakasih

Jawab :
Bu Ellyana, yang saya pahami Tidak disarankan mendidik anak dengan Tujuan utk ber Kompetisi dengan keluarga lain. Krn jika keluarga lain lebih berhasil dalam mendidik, maka pasti timbul perasaan iri & merasa gagal, ujung2nya jadi tidak mensyukuri keunikan & potensi keluarga sendiri.
Kalo menanamkan Semangat berkompetisi itu Perlu agar anak selalu bersemangat mencapai target.
Menanamkan Semangat Cooperation/Kerja sama itu juga Penting agar anak2 mampu bekerja sama dengan berbagai macam tipe orang & mampu mensinergikan keunikan2 menjadi proyek/program yg unggul.✅

10. Ibu Azizah - Azizah Anyer
Yang ingin saya tanyakan:
A. Anak usia berapa sudah bisa didelegasikan tugas?
B. Jika kita sudah memaklumi keadaan rumah yang berantakan krn anak main-mainannya, tp ada pihak lain yg kdg marah krn tdk suka melihat rmh berantakan dlm hal ini ortu, karena saat ini kami tinggal di rmh ortu saya. Bagaimana saya menyikapi ortu saya?

Jawab :
10. A. Bu Azizah pendelegasian tugas pada anak lakukan secara bertahap. Mulai dari usia lima tahun sudah bisa diberi tugas yang sederhana, misal main sama adik (pendelegasian menjaga adik)selama 5 menit. Makin bertambah usianya tambah juga porsinya. Misal anak usia 7th mencuci bajunya sendiri. Kalau saya di rumah anak usia 10th sdh dpt tugas mencuci pakaian semua anggota keluarga 2xseminggu (walau pakai mesin cuci).
B. Maklumi orang tua. Kondisikan anak-anak. Ajak anak bereksplorasi di area2 tertentu saja. Tidak semua area diperbolehkan utk bebas berantakan. Sehingga orang tua tetap nyaman, kreatifitas anak pun tetap tersalurkan. ✅

11. Siti Mutoharoh - Serang
Untuk mendelegasikan tugas rumah kepada anak, baiknya di mulai saat anak usia brp ya? Dan harus di bedakan kah jenis tugasnya antara antara anak laki dan anak perempuan?

Jawab :
Jawaban sama dgn No 10.
Utk keterampilan dasar rumah anak laki-laki dan perempuan sama, tidak dibedakan tugasnya, pembedaan hanya pada pembekalan kewajiban yg berhubungan dgn Fungsi Seksual & Aqil baligh nya sj✅

12. Ibu Lala
● Bu, apakah wajar jika suami mengambil peran yang sama dalam urusan domestik?
Ikut berpartisipasi juga.

Jawab :
▪ Wajar. Boleh. Teladan kita, Rasulullah pun demikian. Hanya saja perhatikan cara kita meminta tolong dan lihat pula bagaimana kondisi suami.
▪ Tidak ada masalah bu, asalkan suami ikhlas menjalaninya. Jadi contoh juga buat anak2 kita. Tapi kultur kita yg patriarki, yg membedakan tugas laki2 & perempuan sehingga ada anggapan tidak pantas dalam masyarakat kalo laki2 mengerjakan pekerjaan domestik.
Jadikan contoh yg terbaik dalam hidup kita adl Rasulullah.

● Krna sy pernah baca ungkapan bahwa lelaki sejati itu dilihat dr keterampilannya mencari nafkah,bukan mengurus urusan RT

Jawab :
Sependek pemahaman saya tidak demikian. Cukuplah Rasulullah sebagai suri tauladan.

13. Ibu Anis - Serang
Bagaimana jika kita ingin melatih kemandirian anak spy bs meringankan tugas domestik kita? Contoh bisa mandi sendiri, makan sendiri, dll. Tp apakah ada batasan untuk melatih kemandirian anak tsb? Khawatir sikap perfeksionis ortu menjadi beban buat anak2.
#Mksdnya batasan jumlah list mandiri dlm range usia.

Jawab :
Lihat lampiran gambar chores for kids.

14. Ibu Yuni - Serang
Gimana dgn pemahaman yg ngetren skrg, bahwa mengerjakan tugas2 RT itu tugasnya suami. Karena kewajiban suami adalah menyediakan makanan dan pakaian serta tmpat tinggal yg layak. Makanan, tentu sudah matang. Pakaian, tentu yg bersih dong. Tmpt tinggal, juga rapi dan bersih.
Laah sy heran dgn pendapat  ini trus tugas kita apa dong?

Jawab :
▪ Suami istri itu sejatinya haruslah saling memulyakankan dan saling membantu. Bukan saling membebani tanpa empati.
Jadi, jika suami istri sudah berada pada core value saling  memulyakan maka artinya istri tidak mungkin ingin membebaninya lagi dengan seabreg pekerjaan rumah tangga. Sebaliknya suami dengan sendirinya ingin membantu..dalam Alquran disebutkan fastabiqul khairat. berlomba dalam kebaikan. Ini sangat cocol diterapkan juga dalam rumah tangga. Suami istri jadi partner..bukan hubungan seperti bos dan bawahan
▪ Maaf, kalo sy pribadi kurang cocok dengan pendapat sperti itu. Pasti ada kebanggaan tersendiri jika bisa memasak makanan yg disukai suami & anak2. Pasti timbul rasa kasihan & ingin membahagiakan suami, saat tahu diluar rumah ia bekerja keras mencari nafkah. Ingin nya saat suami pulang rumah sudah rapi, kita n anak sdh rapi n wangi. Menyiapkan makanan yg dia sukai. Rasa itu nggak akan tertukar oleh apapun.

Materi MIP 5 : Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Materi Matrikulasi IIPbatch #2 sesi #5

๐Ÿ“BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR๐Ÿ“


Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.


Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.


Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.


Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.

*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*


Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.


Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.


Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?


Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :

1⃣Belajar hal berbeda      
2⃣ Cara belajar yang berbeda

3⃣Semangat Belajar yang berbeda


๐Ÿ€ *Belajar Hal Berbeda*

Apa saja yang perlu di pelajari ?

yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

๐ŸŽMenguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

๐ŸŽMenumbuhkan karakter yang baik.

๐ŸŽMenemukan passionnya (panggilan hatinya)


*Cara Belajar Berbeda*

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.


Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

๐Ÿ‘Ibu jari : How

๐Ÿ‘†Jari telunjuk : Where

✋Jari tengah : What

✋Jari manis : When

✋Jari kelingking : Who

๐Ÿ‘Kedua telapak tangan di buka : Why

๐Ÿ‘Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.


Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya


Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.


Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

_Apa itu berpikir skeptik ?_

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.


*Semangat Belajar Yang berbeda*

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :


๐Ÿ€Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

๐Ÿ€Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.


Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).


Yang harus dipahami,

*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*


Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?


• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan

*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*


Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.


Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.



๐Ÿšซ *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).


Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.


Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.


Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.



Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?


Caranya adalah :

1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati

2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya

3⃣Mengetahui passionnya


Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.


  *_Good is not enough anymore we have to be different_*


Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).


Peran kita sebagai orang tua :

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งSebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งSebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘งsebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.



Cara mengetahui passion anak adalah :

1⃣ _Observation_ ( pengamatan)

2⃣ _engage_(terlibat)

3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)


Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.


Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.



Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :


1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,

Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_

_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_

Review Nice Homework sesi #5

 BELAJAR CARA BELAJAR ( Learning  how to Learn)

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?

Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap “belajar cara belajar”.

Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah

“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”

Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.

Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu “OUTSIDE IN” informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.

Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan “exit procedure” andaikata di tegah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.

Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA.

Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?

a. Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
b. Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.
c. Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.

Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.

Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.

tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.

Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.

Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya

‘ADAB itu sebelum ILMU’

Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong

Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu,  merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada  yang berpendidikan tinggi, namun  tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.

2) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`

tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.

3) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa (stay foolish, stay hungry)

Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.

Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



Sumber Bacaan :


Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #2,2016
Materi Matrikulasi IIPbatch #2, Belajar cara Belajar, 2016
Materi Matrikulasi IIP batch #2, Adab Menuntut Ilmu, 2016

Jumat, 18 November 2016

Nice Homework 5 : Desain Pembelajaran (Learning how to learn)

Kali ini kami ditugaskan untuk membuat desain pembelajaran...bahasa kerennya,membuat kurikulum yang "gue banget"
Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan sebagai Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).

Dalam revisi nhw 2,saya memasukkan ilmu2 yang akan saya pelajari dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang yang saya inginkan dalam universitas kehidupan ini..what is that?? those are ilmu menjadi ibu profesional yg berakhlak baik plus ilmu agama.. Selain itu saya memasukkan pula disiplin waktu yang harus saya jalani.. Dalam nhw 4,saya memutuskan memulai KM 0 dibulan Desember.

this is my methode..atau kurikulum yang "gue banget"..


Saya membagi proses belajar saya menjadi 2 yaitu,belajar teori dan belajar mempraktekkannya..(teori dan praktek)

Dalam checklist yang sudah saya buat (sedang saya uji coba di bln november ini๐Ÿ˜‰) ilmu yang saya pelajari terbagi 2..
1. ilmu agama dengan rentang waktu 3 jam perhari.

 ๐Ÿ‘‰teori(mempelajari alQuran,hadis,siroh nabi,bahasa arab)

detail pembelajaran :
1.Bersama anak mengikuti kelas mahir(menghapal hadis rosululloh).
sekilas tentang mahir...mahir adalah kelas online dimana targetnya adalah menghafal 50 hadis dlm setahun. Selain menghafal,kami pun menjadi tahu akan makna hadisnya. Kegiatan ini sudah berlangsung 2 pekan(alhamdulillah,kami sudah menghafal 2 hadis melalui mahir)
3.membaca siroh nabi bersama anak(minimal 1 hari 1 halaman)
4.tahsin dan tahfiz. Alhamdulillah mulai mengikuti kelas tahsin(metode Qiroati) dan tahfiz yang diadakan oleh kepala sekolahnya anak. Tempatnya masih 1 lingkungan komplek. Dan saya baru memulainya tgl 13 november lalu.
5. Bahasa Arab.Saya mengikuti kelas online yang diadakan yayasan BISA,insyaAllah akan mulai tgl 20,kelas ini akan berlangsung selama 8 pekan

   ๐Ÿ‘‰praktek(sholat wajib,sholat sunah rawatib,tahajud dan duha,mengaji)


2. ilmu umum (dlm KM 0 ini saya putuskan untuk memulainya dengan materi dan praktek 'Bunda Sayang') dengan rentang waktu 6 jam perhari
 
๐Ÿ‘‰teori (membaca buku2 atau artikel yang berkaitan dengan materi "bunda sayang" atau parenting serta pendidikan ibu dan anak). dalam 1 bulan minimal membaca 1 buku terkait hal tsb. dan membaca artikel tdk dibatasi.

waktu yang terbaik bagi saya untuk mempelajari teori adalah dini hari,saya akan mempergunakan 2 jam diwaktu dini hari untuk belajar teori dan 4 jam untuk terjun lapangan melakukan prakteknya

   ๐Ÿ‘‰praktek (menerapkan hal yg telah dipelajari,misal bermain bersama untuk meningkatkan iQ,eQ,dan sQ nya,bermain untuk meningkatkan life skill nya,bermain untuk meningkatkan kemandiriannya,melakukan kegiatan montessori,dll)

untuk melihat perkembangan ilmu yang saya pelajari saya akan membuat checklist indikator dan catatan pribadi.

harapannya dengan adanya desain pembelajaran ini,kami menjadi pribadi yang lebih baik lagi baik dalam hablumminallah maupun hablumminannas..dan saya menjadi ibu yg profesional๐Ÿ˜‰(cita2)..aamiin..




terimakasih,
dafnikeanda
ibu pembelajar




Minggu, 13 November 2016

Kurikulum Sekolah Kehidupan (usia 4-5)

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah

Hal yang penting dipelajari di usia 4-5
       


1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini anak telah mengetahui agama yang dianutnya, anak dapat meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, anak mulai dapat mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu, anak dapat mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
Materi:
- Memberikan konsep agama melalui buku dengan bahasa sederhana atau dengan menyederhanakan bacaan
- Mengajak anak untuk melakukan ibadah shalat meski hanya sebatas gerakan dan belum memiliki kekonsistenan dalam melaksanakannya
- Mendekatkan anak dengan mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah atau menghadiri kegiatan majelis dzikir
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik  melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
- Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku
- Mencontohkan doa-doa singkat dan meminta anak menghafal secara bertahap
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang dan meminta anak menghafalnya secara bertahap
- Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
- Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
- Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
- Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
- Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku

Adapun penekanan konsep agama yang disampaikan di usia ini baik melalui kisah nabi, Rasulullah saw, para sahabat maupun kisah fiktif yang menceritakan pengalaman sehari-hari diharapkan dapat membangun pemahaman anak sbb:
a. Allah sebagai pencipta
b. Allah sebagai pemberi rezeki
c. Allah sebagai pemilik segala sesuatu di alam jagat raya
d. Allah sebagai pembuat hukum atau aturan
e. Allah sebagai pemerintah
f. Allah sebagai satu-satunya zat yang di sembah

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Pada usia ini biasanya anak memiliki sikap mandiri dalam memilih kegiatan. Pada usia ini diharapkan anak telah bersedia berbagi dan bergiliran dengan temannya.
Materi:
- Melatih anak untuk dapat berbagi perhatian orangtua dengan tamu
- Meltih anak memiliki rasa percaya diri
- Melatih anak memahami peraturan dan disiplin dalam mengikuti aturan
- Melatih anak memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
- Melatih anak untuk menghargai hasil karya sendiri
- Memberikan apresiasi positif terhadap karyanya
- Melatih anak untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya
- Melatih anak untuk menghargai keunggulan orang lain
- Mengembangkan sikap Mau gemar menolong orang lain, dan bersedia bekerjasama
- Mengembangkan sikap positif saat berpartisipasi dalam permainan kompetitif
- Mendorong anak unutk menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
- Mengembangkan sikap menghargai orang lain dan menunjukkan rasa empati

3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi     `
Pada usia ini anak  berkomunikasi dengan mudah, ia menggunakan kalimat yang detail dengan 4 atau lebih kata. Anak dapat duduk tenang lebih lama terutama untuk mendengar cerita. Pada usia ini anak juga semakin kritis dalam bertanya. Anak mengembangkan kesadaran terhadap jenis kelamin sehigga sangat ingin tahu mengenai konsep jenis kelamin . Anak mulai dapat menyampaikan pemikirannya dengan menggabungkan beberapa pengalaman. Di usia ini anak juga telah mampu membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Materi:
- Membangun suasana yang nyaman bagi anak untuk bertanya dan menggali informasi
 - Membangun kebiasaan rutin membacakan buku dan mendiskusikan isi bacaan
- Sering meminta anak menceritakaan pengalaman atau kesan yang didapat dari sebuah pengalaman
- Mendiskusikan cerita yang didengar atau dilihat di TV
- Mengembangkan sikap sopan santun dalam menyimak perkataan orang lain
- Melatih anak memahami dua perintah yang diberikan bersamaan
- Menguji pemahan anak terhadap cerita yang dibacakan
- Mengenalkan perbendaharaan kata mengenai kata sifat baik positif maupun negatif
- Meminta anak  mengulang kalimat sederhana
- Melatih anak menggunakan kalimat yang benar saat bertanya
- Melatih anak menjawab pertanyaan sesuai konteks pertanyaan
- Melatih anak mengungkapkan berbagai perasaan yang dialaminya
- Melatih anak mengutarakan pendapat kepada orang lain
- Melatih anak menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau alasan ketidaksetujuan
- Meltih anak untuk menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
- Memperkaya perbendaharaan kata anak melalui buku yang membahas berbagai tema
- Mendorong anak untuk berpartisipasi dalam percakapan
                             

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini anak dapat mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan masalah. Anak mulai bertanggung jawab dalam menggosok gigi dan menggunakan dental floss seiring meningkatnya koordinasi. Anak mulai menggunakan mata untuk mencari sesuatu secara sistematis. Anak sudah selesai toilet training. Anak biasanya sudah dapat menerima peraturan yang diberikan orangtua.
Materi:
- Membiasakan anak menyelesaikan tugas harian dengan jadwal yang lebih teratur
- Memahamkan pentingnya waktu
- Melatih anak memahami pola kegiatan harian
- Melatih anak untuk dapat mengikat tali sepatu sendiri

Materi:
Melatih anak untuk dapat bersuci dari instinja sendiri
Melatih anak makan sendiri dan dapat menggunakan sendok dan garpuang telah digunakan ke tempat cuci piring
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan alat makan yang telah digunakan
Melatih anak mengenakan jaket tanpa batuan
Melatih anak mengancingkan atau memasang resleting jaket tanpa bantuan
Melatih anak mengenakan sepatu sendiri dengan benar
Metatih anak untuk terbiasa membereskan mainan sesudah bermain tanpa banyak dibantu
Melatih anak untuk terbiasa menyimpan baju kotor ke keranjang cucian
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuannya
Melatih anak untuk memelihara barang pribadi miliknya
Melatih anak untuk dapat berada disebuah lingkungan tanpa ditemani orang tua atau pengasuh
Melatih anak untuk dapat bertamu singkat tanpa orang tua

5. Mengajarkan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga senang melakukan pengamatan pada benda dan berbagai gejala.  Pada usia ini diharapkan anak sudah mampu memahami semua konsep sederhana seperti besar/kecil, keluar/masuk, naik/turun, buka/tutup, dan telah mengenali benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah mengenali semua fungsi dari benda yang biasa ditemui di rumah. Anak telah memahami 8 warna dasar. Anak biasanya mulai menunjukkan minat untuk belajar membaca.
Materi:
- Meminta anak menyebutkan nama lengkapnya
- Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
- Mengenalkan konsep bilangan 1-10
- Mengenalkan lambang bilangan 1-10
- Mengenalkan huruf dan bunyi huruf dengan metode yang ramah dan menyenangkan
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda sesuai fungsi, bentuk, ukuran dan warna
- Mengajak anak memilah objek atau gambar yang hampir sama
- Meminta anak mencontoh gambar lingkaran dan kotak
- Meminta anak menyebutkan 2 atau 3 benda berlainan dalam konsep yang sama, misalnya angka, huruf, warna, buah-buahan dll
- Mengajak anak mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sejenis dengan 2 variasi
- Meminta anak menyebutkan fungsi-fungsi benda
- Bermain pura-pura dengan menggunakan benda sebagai simbolik
- Mengenalkan konsep sederhana dalam gejala alam sehari-hari
- Mengenalkan kedudukan seseorang dalam silsilah keluarga
- Mengenalkan posisi benda dalam ruang dan terhadap benda lain
- Mengenalkan pola dan meminta anak mengulanginya

6. Melatih motorik kasar
Pada usia ini anak dapat berjalan dengan langkah mengayun, mereka bergerak dengan lebih percaya diri dengan lebih terkendali.
Materi:
Memberikan stimulus sehingga anak kita dapat:
- Berlari atau berhenti dengan perintah
- Melompat dua atau tiga kali dengan satu kaki dalam satu garis
- Menangkap bola yang cukup besar
- Naik dan turun tangga dengan menggunakan kedua kaki bergantian
- Jungkir balik
- Memanjat
- Melompati sesuatu
- Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dll
- Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
- Melempar sesuatu secara terarah
- Menangkap sesuatu secara tepat
- Menendang sesuatu secara terarah
-Memanfaatkan alat permainan motorik di playground

7. Melatih motorik halus
Materi:
- Meminta anak menyalin bentuk sederhana
- Mengajak anak menjiplak bentuk sederhana mengikuti garis putus-putus
- Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
- Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
- Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)

8. Melatih kontrol diri
Pada usia ini  anak seringkali dapat meninggi atau menurun emosinya secara ekstrem. Anak di usia ini sangat ingin menyenangkan teman dan ingin menjadi seperti mereka. Anak juga sering memiliki keinginan dan terkadang masih bersikap berlebihan dalam meminta pemenuhan akan keinginannya.

Materi:
- Melatih anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.
- Memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat
- Memberi anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung
- Membangun komunikasi tentang aturan, manfaat dari aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim yang disebabkan karena penolakan terhadap aturan, maka kita hanya tinggal mengingatkan kembali aturan yang kita miliki
- Membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya
- Memberi pemahaman bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki kkonsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya
- Memberi perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya
- Melatih anak untuk dapat menahan diri dari keinginan yang harus dipenuhi saat itu juga. Anak harus belajar bahwa dalam kehidupan ada banyak hal yang baru dapat diraih setelah meningkatkan ikhtiar atau setelah menunggu. Juga banyak hal yang tidak dapat diraih meskipun kita sangat menginginkannya. Caranya dengan tidak memenuhi semua keinginan anak seketika itu juga.
- Memberikan pengertian ketika kita meminta mereka untuk menunggu pemenuhan keinginan atau ketika keinginan tersebut tidak dapat kita penuhi. Biasanya suasana akan memburuk ketika keinginan anak tidak terpenuhi, hindari mengubah keputusan untuk menolak atau menunda pemenuhan keinginan karena perubahan sikap anak. Anak akan menjadikan perubahan sikap mereka sebagai senjata di kemudian hari. Tetaplah konsisten dengan keputusan kita. Jika konsistensi kita menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar kita dapat menawarkan alternatif penganti, namun jangan pernah menawarkan kembali sesuatu yang sudah kita tolak. Misal "Tidak! kalo beli permen tidak boleh, adek lagi batuk, tapi kalo roti boleh"

9. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri
Materi:
- Mengajarkan anak menghafal alamat rumah dan nama lengkap orang tua
- Melatih anak menggunakan toilet dengan bantuan minimal
- Mengajarkan anak kewaspadaan terhadap bahaya seperti kebakaran, banjir, gempa
- Mengenalkan rambu lalu lintas yang ada di jalan

10. Melatih kemampuan seni`
Pada usia ini anak lebih dapat menikmati kegiatan seni seperti bernyanyi, menari, dan bersandiwara. Anak juga dapat membangun bentuk yang semakin rumit. Anak telah dapat menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan dalam sebuah peran. Anak juga mampu membedakan peran fantasi dan kenyataan
Materi:
- Meminta anak menggambar gambar sederhana dan menceritakan makna di balik gambar tersebut
- Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita
- Mengajak anak melakukan senam atau bergerak mengikuti irama
- Meminta anak menggambar objek di sekitarnya
- meminta anak membentuk plastisin berdasarkan objek yang dilihatnya
- Meminta anak mendeskripsikan sesuatu  dengan ekspresif yang berirama contoh menirukan gerak hewan
- Mendorong anak untuk mengkombinasikan berbagai warna ketika menggambar atau mewarnai

 Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Kurikulum Homeschooling (usia 2-6 tahun)

RENCANA PEMBELAJARAN
ANAK HOMESCHOOLING USIA 2-6 TAHUN.
TAHUN AJARAN 2016/2017
Keluarga Yesi Elsandra – Ardhian Agung Yulianto

VISI: BERSAMA SELURUH KELUARGA MENUJU JANNAH NYA

MISI :
1. Mendidik anggota keluarga memahami agama Islam dengan    benar dan komprehensif
  2. Mendidik anggota keluarga memiliki akhlak yang baik
  3. Mendidik anggota keluarga memiliki ibadah yang benar
  4. Mendidik anggota keluarga memiliki kemandirian financial
  5. Mendidik anggota keluarga mencintai ilmu dan gemar belajar

Deskripsi Keluarga yang menjadi impian:

Keluarga adalah sarana beribadah kepada Allah SWT, dimana orang tua diikat dengan tali  pernikahan yang sangat berat dan erat. Keluarga dibentuk untuk melahirkan generasi rabbani, generasi yang meninggikan kalimat Allah SWT, dimana seluruh anggota keluarga memiliki pemahaman keislaman yang benar dan komprehensif, memiliki akhlak yang baik, ibadah yang benar, kemandirian financial dan mencintai ilmu serta gemar belajar. Sehingga anak menjadi investasi bagi orang tua tidak saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Istri menjadi penenang hati suami, dan suami melindungi dan menafkahi seluruh anggota keluarga dengan rezeki yang halal. Orang tua bisa dijadikan anak sebagai sahabat maupun guru. Serta anak bagi orang tua adalah qurataayun, penentram jiwa. Untuk itu harmonisasi dalam keluarga menjadi sebuah kemestian, dengan saling menjaga, menginggatkan, melindungi, menyayangi dan mencintai.

KURIKULUM

Kurikulum yang saya buat ini bukanlah kurikulum formal lakaynya kurikulum di sekolah formal. Karena pada dasarnya usia 2-7 tahun adalah dunia bermain bagi anak anak. Jadi kegiatan anak anak hanya bermain, tetapi bermainnya terarah dan memberi manfat. Bermainya dirancang mengintegrasiskan kognitif, afektif dan psikomotrik anak. Kurikulum ini dibuat juga ngak harus tercapai semua target. Tapi lebih kepada panduan kepada kita orang tua agar kita lebih terarah membimbing mereka dalam bermain.

Hal terpenting yang perlu kita perhatikan adalah tidak memaksakan kehendak dan keinginan kita kepada anak. Anak punya dunianya sendiri, dia berhal melakukan apa yang dia suka sepanajng tidak berbahaya untuk dirinya dan orang lain, tidaka melanggar aturan Allah dan tidak melanggar hukum. Tugas kita mengarahkan dan terus mennstimulasi bakat firah yang ada pada dirinya.

I. MENGENAL DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
II. MENGENAL CIPTAAN ALLAH
III. ADAB
IV. MOTORIK KASAR
V. MOTORIK HALUS
VI. MINAT DAN BAKAT
VII. DOA DAN HAFALAN AYAT PENDEK

I. MENGENAL DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaraan:
Diharapkan materi mengenal diri sendiri dan keluarga ini. anak akan mengetahui namanya sendiri, nama ayah bunda dan nama abi, serta nama saudara yang lain. Diharaapkan anak juga mengetahui seluruh anggota tubuh dan fungsinya.

1. Dia mengenal dirinya sendiri dan namanya. Dia mengenal abi, bunda kakak dan adiknya. Termasuk menyebutkan namanya. Bisa buat kertas yang bertuliskan nama nama tersebut kemudia tebak tebakan. Cari nama abi, cari nama bunda dst….
2. Dia mengenal anggota tubuhnya, matanya mana, tangnaya mana, kakinya mana dst. Bisa buatkan nama dan gambar anggota tubuh disebuh kertas kemudian main tebak tebakan.
3. Menyanyi anggota tubuh. Orang tua bisa berimprovisasi sendiri membuat lagu yang lainnya.
4. Membaca buku dengan tema keluarga dan buku tema anggota tubuh. Point I ini akan berhubungan dengan point II yaitu MENGENAL CIPTAAN ALLAH  untuk materi manusia.
5. Mendongeng. Orang tua harus bisa berimprivisasi membuat dongeng sendiri yang tema ceritanya mengenai diri atau keluarga
6. Waktu pembelajaran sangat fleksibel, tergantung kelapangana waktu yang dimiliki orang tua.

II. MENGENAL CIPTAAN ALLAH
Tujuan Pembelajaraan:
Diharapkan materi ini anak akan mengenaal ciptaan Allah. Anak memahami segala yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan Allah. Hanya kepada pencipta kita meminta pertolongan dan perlindungan. Anak dapat menyebutkan berbagai ciptaan Allah seperti tumbuhan, binatang, bulan, matahari, bintang.

1. Kenalkan bahwa Allah Maha mencipta. Sering sering sebutkan bahwa apapun yang ada ciptaan Allah. Misal kita sedang di dapur memasak, kemudia kita bilang, sayur ini ciptaan Allah. Kemudia banyak banyak juga bertanya. Misalnya “Siapa ya sayang yang menciptakan sayur? Kelak anak akan menjawab “Allah”. Kemudian kita bilang, “Pintar” dst….
2. Kenalkan ciptaan Allah pertama sekali dirinya sendiri. “Siapa yang menciptakan dedek?, “siapa yang menciptakan tangan?” KJiak sering sering kita sampaikan, sehingga tertanam dalam pokiran bawaha sadar anak hingga dewasa bahwa apa yang ada di langit ini ciptaan Allah.
3. Sediakan gambar berbagai macam ciptaan Allah. Misalnya Pohon, Gunung dsb. Bisa juga sambil nonton youtube.
4. Mendongeng berkaitan dengana ciptaaan Allah. Misalnya, “Di hutan amazaon, hiduplah seekor singa.” Nanti kita Tanya, di hutan ada ciptaan Allah apa saja, siapa yang menciptakannya..
5. Termasuk mengenalkan buah dan sayur sebagai ciptaan Allah. Jelaskan juga buah dan sayur ini banyak manfaatnya dan sangat baik dikonsumsi. Diharapkan anak menjadi suka buah dan sayur. Cari gambar di internet berkaitan dengna kedua hal ini. Nanti main tebak gambar

III. ADAB
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anaak memiliki pengetahuan adab islami. Adab memasuki dan keluar rumah. Adab makan. Adab kepada orang tua, adab kepada teman, adab buang air kecil dan besar.

1. Adab adalah hal yang penting bagi kehidupan setiap manusia. Dari kecil kita ajarkan anak anak adab islami.
2. Misalnya, adab makan tidak boleh berdiri, membaca doa sebelum makan.
3. Adab mengucapkan salam sebelum masuk dan keluar rumah
4. Mengucapkan terimakasih jika sudah dibantu
5. Dan mengucapkan tolong jika ingin dibantu, serta menyebutkan identitasnya. Misalnya, “Abi tolong…(bukan teriak tolong, tolong. Tapi mau minta tolong sama siapa)
6. Adab kepada orang tua. Tidak boleh meninggikan suara kepada orang tua, apalagi memukulnya.
7. Tidak membuang sampah sembarangan
8. Dan masih banyak lagi adab yang perlu diketahui oleh anak termasuk kita sendiri.

IV. MOTORIK KASAR
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan dengan melakukan kegiatan motorik kasar anak dapat menyeimbangkan tubuhnya, melenturkan otot ototnya, membuatnya sehat jasmani, menjaga koordinasi seluruh anggota tubuh.

1. Bermain sepeda
2. Bermain bola
3. Berlari
4. Senam
5. Main tak umpet dst

V. MOTORIK HALUS
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan kegiatan motorik halus ini anak dapat mengerakkan kedua tangan, mengoordinasi kecepatan tangan dan mata, melatih ketelitian, melatih emosi dan kesabaran.

1. Meronce
2. Mengambar
3. Menulis
4. Kolase
5. Origami
6. Menempel
7. Mengunting
8. Mengenggam kerikil dan pasir (aajak ke pantai untuk bermain pasir)
9. Saat mengenalkan motorik halus ini, kita bisa mengenalkan angka dan huruf. Misalnya mengunting huruf dan angka.
10. Sediakan berbagai worksheet. (Insya Allah nanti saya bagikan berbagaia contoh worksheet yang dapat dikerjakan anak)
11. Bermain dough (Bisa buat sendiri dari tepung terigu, insya Allah ananti saya buatkan cara membuatnya)

VI. MINAT DAN BAKAT
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anak mengetahui minat dan bakatnya. Gali terus potensi unggul bakat anak anak kita dengana memfasilitasi mereka kea rah tersebut.

1. Ajak masak
2. Berkebun
3. Mengenalkan berbagai macam profesi
4. Berkunjung ke rumah teman dengna berbagai profesi
5. Cari gambar di internet atau nonto berbagai macam prrofesi. Perhatikana baik baiak, anak kita interestnya pada profesi yang mana.
6. bagi yang tinggala di jakarta, bissa ajak anak ke kidzzania.

VII. DOA DAN HAFALAN SURAT PENDEK
Tujuan Pembelajaraan :
Diharapkan anak anak kita dapat melafaskan doa doa pendek. Misalnya doa mau tidur, mau makan dsb. Begitu juga dengan hafalan surat pendek. Seperti surat An nas dsb….

1. Banyak buku tentang doa doa pendekyang bisa dipelajari
2. Beli kaset or cd. Anak anak biasnaya lebih suka visual dan audioa
3. Nonton youtube
4. dsb

Demikian kurikulum sederhana yang dapat kita jadikan panduan. Sekali lagi kurikulum ini sangat fleksibel, dan gunakan kurikulum ini mengacu pada kesiapan psikologi anaka untuk bermain dan belajar. Semoga bermanfaat. Kurikulum ini masih jauh dari sempurna. Silahkan tinggaalkan pesan jika ada kritik dan saran yang ingin disampiakan.

Salam hangat
Dr. Yesi Elsandra

Sabtu, 12 November 2016

Kurikulum Sekolah Kehidupan (usia 2-3 thn)

Kurikulum Sekolah Kehidupan di Setiap Tahapan Usia Dini
Disusun oleh: Kiki Barkiah



Bagian 4
Hal yang penting dipelajari di usia 2-3

1. Memberikan pendidikan agama dan moral
Pada usia ini biasnya anak mulai lebih tertarik pada kegiatan beragama dengan menirukannya.  Anak juga suka meniru perilaku orang tua dan saudaranya.
materi:
- Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
- Memberikan kesan positif bagi anak tentang kegiatan beribadah
- Melatih anak untuk bersikap baik terhadap orang yang sedang beribadah
- Mulai mengajarkan tauhid rububiyah (Allah sebagai pencipta) yaitu dengan sering menyebutkan asma Allah saat memperkenalkan ciptaan Allah
- Mempraktekan kata-kata ajaib yaitu terimakasih, maaf, tolong, permisi.
- Mencontohkan potongan kata dari doa-doa singkat, biasanya anak akan mengikuti akhiran kemudian semakin lama semakin hafal
- Memberikan keteladanan dalam bersikap
- Memperdengarkan surat pendek secara berulang
- Membangun sikap bersedia berbagi, menunggu giliran, menolong orang lain dan bekerja sama
- Mempraktekan kalimat-kalimat singkat yang bekaitan dengan ibadah seperti basmallah, hamdallah, dan salam

2. Melatih perkembangan sosial dan emosi
Materi:
- Melatih anak untuk menghargai hak orang lain seperti mengantri dan bergiliran
- Melatih anak untuk dapat berbagi, bekerja sama dan menolong orang lain
- Melatih anak untuk bermain secara kooperatif dalam kelompok
- Melatih kepedulian dalam berinteraksi dengan orang lain seperti bersalaman, menjawab salam atau pertanyaan
- Melatih anak untuk mengikuti aturan dalam permainan
- Melatih anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya

3. Melatih perkembangan bahasa dan komunikasi
Pada usia ini  anak dapat bercakap-cakap dengan cukup baik untuk dimengerti orang tua, anak memiliki sebutan untuk hampir semua benda sehari-hari, dapat menggunakan dua kata atau lebih ketika berbicara, anak apat berpartisipasi dalam permainan sederhana, anak mulai senang mendengarkan cerita bergambar, serta mulai mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kalimat tanya,
Materi:
- Melatih anak agar menggunakan kalimat sederhana untuk menyatakan keinginannya (dapat meminimalisir tantrum)
- Memperkaya perbendaharaan kalimat anak melaui percakapan, permainan dan buku
- Memberikan cerita sederhana lewat buku dan alat peraga
- Melatih anak menyebutkan nama lengkapnya
- Sering memberikan pertanyaan untuk dijawab dengan kalimat sederhana
- Melibatkan anak dalam permainan berpura-pura dengan peran yang lebih bervariasi
- Melibatkan anak alam permainan engan memberi instruksi sederhana
- Membangun interaksi yang mengandung canda tawa
- memperagakan suara dan tingkah laku
- Memberikan berbagai perintah sederhana
- Mengembangkan kalimat saat menjawab pertanyaan sederhana mereka
- Mendorong anak untuk membagikan pengalamannya pada orang lain

4. Melatih kemandirian, tanggung jawab dan pemecahan masalah
Pada usia ini  anak akan meniru cara pemecahan orang dewasa atau teman
Materi:
- Mencoba memakai dan mencopot baju sendiri
- Toilet training (anak apat mengungkapkan ketika ingin buang air kecil atau besar)
- Melibatkan anak dalam membereskan mainan
- Mendorong anak untuk terlibat menjaga kebersihan (misal membuang sampah, mengelap yang tumpah)

5. Mengajarkan konsep sederhana dan kemampuan kognitif
Pada usia ini anak sudah mulai berkonsentrasi melakukan sesuatu tanpa banyak dibantu orang tua, anak mulai memberikan nama atas karya yang dibuatnya, anak mengetahui berbagai cara pengggunaan benda karena meniru perilaku orang di sekitarnya, anak juga lebih dapat terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi seperti memasangkan atau mencocokan gambar, anak menunjukkan kesadaran atas perbedaan kepemilikan
Materi:
- Memperkaya perbendaharaan konsep kebalikan seperti panas/dingin, buka/tutup, atas/bawah
- Meminta anak menunjuk gambar suatu benda yang umum
- Memperkenalkan beragam warna
- Melatih untuk memilah barang atau memasangkan
- Mengajarkan konsep meminta ijin
- merangkai puzzle sederhana
- Meminta anak menyebutkan bagian-bagian tubuh yang umum
- Mengeksplorasi sebab akibat
- Meminta anak menyebutkan bagian-bagian gambar
- Mengenalkan bentuk
- Mengenalkan pola
- Memperkenalkan angka dengan menyebutkan urutannya dan menghitung  jumlah benda
- Mengenalkan konsep ukuran panjang/pendek, tinggi/pendek
- Mengenalkan jenis kelamin
- Mengenalkan umurnya
-Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya

6. Melatih koordinasi gerak tubuh
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
- Menumpuk benda lebih tinggi (6 benda atau lebih)
- Menuruni anak tangga satu demi satu dengan kaki yang sama secara perlahan
- menari mengikuti irama
- dapat melipat kertas bila dicontohkan terlebih dahulu

7. Melatih motorik kasar
Memberikan stimulus pada anak agar dapat:
- Berlari dengan baik
- Memanjat
- Membuka dan menutup pintu secara lebih hati-hati
- Melompat dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah
- Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki
- Melempar dan menagkap bola
- Mampu berdiri seimbang di atas satu kaki untuk beberapa detik
- Dapat menendang bola
- Berjalan sambil berjinjit
- Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan

8. Melatih motorik halus
Materi:
- Memberikan alat tulis untuk membuat tulisan cakar ayam
- Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
- Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
- Menggunting kertas tanpa pola engan gunting khusus balita
 - Melatih Koordinasi jari tangan cukup untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok

9. Melatih kontrol diri
Pada usia ini anak mudah kecewa oleh perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari. Anak senang bereksplorasi namun cenderung impulsif. Mereka membutuhkan batasan yang jelas untuk menghindari cedera. Anak mulai menunjukan kesukaan tertentu terhadap orang atau bena sehingga sering muncul konflik seperti rebutan mainan dengan sadara. Anak juga mulai dapat memanipulasi sikap dan memunculkan perilaku negatif untuk mencari perhatian.
Materi:
- Melatih anak untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik, jangan layani keinginannya sebelum ia menenangkan diri dan berlatih meminta dengan cara yang baik
- Memberi pengertian dengan komunikasi secara singkat, padat dan jelas jika keinginannya sedang tidak mungkin dipenuhi, lalu tawarkan solusi lain atau alihkan dengan aktifitas lain
- Sigap terhadap sikap-sikap nonverbal yang muncul karena keterbatasanya mengungkap keinginan secara verbal, lalu latih ia mengungkapkan keinginannya secara verbal
- Membantu anak mengenal perasaannya, lalu akui perasaannya saat ia sedih, kecewa atau marah, lalu latih ia untuk bersikap bijak dalam mengelola perasaannya
- Mengkondisikan lingkungan agar tidak terlalu banyak perubahan besar dengan membuat rutinitas yang teratur atau persiapkan dengan matang saat akan mengalami perubahan rutinitas
- Menangkap sebanyak-banyaknya perilaku baik dan menyenangkan lalu apresiasilah dengan ungkapan kasih sayang, agar kedepannya ia tumbuh menjadi anak yang lebih memilih mencari perhatian positif daripada negatif
- Memberi dan menyampaikan batasan dalam bereksplorasi atau mengalihkan anak pada kegiatan lain yang lebih wajar ketika belum dapat memahami batasan perilaku

10. Melatih pola hidup sehat dan keamanan diri

Materi:
a. Menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman agar tidak terlalu banyak meralang anak bereksplorasi, seperti:
     - Sediakan pagar menuju tangga
     - Pasang pengganjal pintu anti terjepit
     - Pasang cilhd lock dalam kulkas, laci dan lemari
     - Jauhkan barang berbahaya dari jangkauan
     - Pasang terminal listrik diluar jangkauan anak
     - Pasang pagar pengaman di luar atau sediakan pintu bertralis
     - Jauhkan dispenser air panas atau gunakan dispenser dengan child lock.
b. Melatih anak untuk dapat mencuci, membilas, dan mengelap ketika cuci tangan tanpa bantuan
c. melatih anak agar dapat memberitahu orang dewasa bila sakit
d. Melatih anak membiasakan diri mencuci atau mengganti alat makan bila jatuh
e. Memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas mengenai batsan perilaku demi kemanan diri kemudian segera mengalihkannya pada kegiatan lain yang lebih aman dan wajar
f. Melatih anak untuk rutin menggosok gigi

11. Melatih kemampuan seni

Materi:
- Memfasilitasi anak untuk membuat gambar lalu mengapresiasi hasilnya
- Mengajarkan konsep kebaikan dan kebiasaan baik melalui lagu dan memintanya bernyanyi bersama
- Melatih anak mengikuti gerakan tubuh sederhana
- melatih anak betepuk tangan  atau menghentakan kaki  mengikuti irama
- Bermain pura-pura dengan menirukan perilaku binatang
- Bermain pura-pura dengan menirukan aktivitas tertentu
- Mengapresiasi tumpukan balok yang disusun anak sebagai sebuah karya seni tertentu, lalu membahasnya untuk melatih perkembangan bahasa
- Membuat karya seni dengan finger paint
- Membuat karya sederhana dengan play dough

Referensi Kurikulum:
Al- Quran dan Hadist
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 137 tahun 2014 tentang Stanar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Slow and Steady Get Me Ready, June R Oberlander
The Good Housekeeping Book of Child Care: Inicluding Parenting Advice, Health Care & Child Development for Newborns to Preteens; From the Editors of Good Housekeeping; Hearst Book, 2004

Jumat, 11 November 2016

Nice Homework #4,Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Memasuki sesi ke 4 dalam MIP semakin menantang...saya akui,secara tidak sadar kelas matrikulasi IIP ini mengajarkan saya pribadi untuk konsisten,disiplin,dan lebih semangat belajar.. Tertantang untuk membaca maksud dari sang pencipta,menemukan misi spesifik sebagai ciptaanNya didunia dan mengingatkan bahwa kelak akhiratlah tujuannya...

Kalimat atau quote dalam buku bunda produktif diatas memicu saya untuk terus belajar mencari tau,menggali,dan mempelajari apa karya baik yang bisa saya saya berikan dan akan bermanfaat buat orang lain,khususnya keluarga saya. Ini tentang Misi spesifik kehidupan....
Sampai hari ini saya konsisten memilih jurusan ilmu untuk menjadi Ibu profesional yang berakhlak baik di Universitas Kehidupan ini..sesuai dengan apa yang saya utarakan dalam NHW #1 dan saya belajar lebih konsisten dan berusaha untuk disiplin mengisi cheklist harian yang saya buat sesuai NHW #2

Setelah membaca dan merenungkan kembali NHW #3, mulai terbayang kira-kira maksud Allah menciptakan saya di muka bumi ini untuk apa...

Untuk saat ini,hal yang membuat saya senang dan berbinar binar adalah ketika saya mempelajari tentang Parenting dan psikologi..ketika saya menerapkannya dalam keluarga kecil kami..dan saya senang sekali ketika berbagi dengan orang lain mengenai apa yang sudah saya pelajari dan terapkan di rumah kami..senang ketika mereka berhasil dan merasa senang dengan apa yang sudah kami lakukan atau bagikan kepadanya..sangat senang sekali jika bermanfaat untuk orang lain....walaupun apa saya lakukan adalah hal yang sangat kecil..

Maka dengan ini,saya tetapkan
Misi Hidup : memberikan manfaat untuk orang lain,terutama keluarga
Bidang : Parenting,Pendidikan Ibu dan Anak,dan  psikologi
Peran : Fasilitator dan educator

Untuk menunjang 3 hal tersebut,terlebih dahulu saya harus menerapkan adab mencari ilmu dan adab sebelum ilmu serta konsisten melakukan hal yang saya jabarkan dalam NHW #1. Saya harus terus membaca dan mempelajari AlQuran dan hadis sebagai pedoman dan petunjuk hidup...dan saya rasa,saya harus memiliki buku dan mempelajari tentang hal dibawah ini :

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Selain itu,saya harus mempelajari psikologi dan public speaking dalam rangka membuat diri lebih bermanfaat untuk orang lain selain keluarga..

my Milestone
Saya akan menetapkan KM 0 pada bulan Desember 2016,dimana saya rasa,itu adalah waktu yang tepat..waktu dimana saya reborn,memasuki umur kepala 3..memasuki kehidupan dan semangat baru.. bismillah...

setelahnya,saya akan mencontoh dan mengikuti apa yang ibu Septi lakukan,yaitu berkomitmen tinggi akan mencapai  10.000 (sepuluh ribu) jam terbang  di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Nah,saya akan mendedikasikan 6 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, dan menuliskannya.Sehingga saya harap dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun, sudah akan terlihat hasilnya. Saat saya berusia 35 tahun (usia pensiun dini dalam perusahaan๐Ÿ˜‰)..

kenapa tidak mulai dari sekarang untuk KM 0????... saya pergunakan hari2 di bulan november ini untuk beradaptasi mempelajari waktu,geladi resik menuju my milestone..๐Ÿ˜✌..saya harus mempersiapkan persenjataan untuk menjalankan misi saya tersebut..๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰..seperti : buku2 acuan dan looking for and follow para ahli terkait dibidang yang saya pilih...

inilah rencana pembagian milestone saya :
KM 0 – KM 1 ( 2016 - 2018 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang berdasarkan bukunya, alQuran dan hadis
KM 1 – KM 2 ( 2018-2019 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 ( 2019-2020 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif (ilmu tentang psikologi dan public speaking)
KM 3 – KM 4 ( 2020-2021) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha (membuat hal yang berarti untuk bermanfaat bagi semua orang)

untuk menunjang milestone yang saya buat,saya akan tempa diri saya dengan membuat cheklist harian dimana seperti yang ibu Septi katakan "Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita." Do it,do it and do it !!!!!!! saya merevisi checklist yang saya buat,memasukan jadwal ilmu yang saya akan pelajari setiap harinya dan mencoba untuk lebih disiplin lagi memanage waktu..revisi NHW #2

InsyaAllah saya akan membuat sejarah saya sendiri..Semoga Allah menjaga hati saya,meluruskan niat saya dan semangat saya untuk belajar lebih baik lagi,semoga Allah selalu mendekatkan saya kepada orang2 sholeh yang dapat mengingatkan dan menyelamatkan..Semoga Allah meridhoi...

aamiin,aamiin,yaa robbal alamiin...






Salam dafnikeanda๐Ÿ˜˜

Review NHW #1 : Adab Sebelum Ilmu

Review NHW #1

๐Ÿ“šADAB SEBELUM ILMU๐Ÿ“š

Disusun oleh  Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi IIP Batch #2?
Tidak terasa sudah 1 pekan kita bersama dalam forum belajar ini. Terima kasih untuk seluruh peserta yang sudah “berjibaku” dengan berbagai cara agar dapat memenuhi “Nice Homework” kita. Mulai dari yang bingung mau ditulis dimana, belum tahu caranya posting  sampai dengan hebohnya dikejar deadline:). Insya Allah kehebohan di tahap awal ini, akan membuat kita semua banyak belajar hal baru, dan terus semangat sampai akhir program.

Di NHW#1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan ini. Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang sama saat menapaki kuliah di universitas  kehidupan, tapi mengaharapkan hasil yang berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY”

INSANITY : DOING THE SAME THINGS OVER AND OVER AGAIN,AND EXPECTING DIFFERENT RESULT - Albert Einstein

Setelah kami cermati , ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih mencari-cari, karena menganggap semua ilmu itu penting.

Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin dipelajari, dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”. Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO ini  biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu”NOMOFOBIA”, rasa takut berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita.

Matrikulasi IIP batch#2 ini akan mengajak para bunda untuk kembali sehat menanggapi sebuah informasi online. Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan pembahasan review,  setelah itu segera kerjakan NHW anda, posting dan selesai, cepatlah beralih ke kegiatan offline lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan online dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam terbang kita.
Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini :

MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK

Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini?

JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI.

Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan  kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di kehidupan ini.

Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut.

Sejatinya,

SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU

Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik.

Tetapi di  Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita.

MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015
Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #2, 2016
Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #2, 2016

Kamis, 10 November 2016

Materi 4 MIP : Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.

“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.

Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.

Berikut video untuk memperkuat pemahaman materi ya..
matrikulasi sesi 4

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
 Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_

Resume Diskusi 
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Tanggal : 8 Nopember 2016
Waktu : Pkl. 19.30 - 20.40 WIB
Fasilitator : Ibu Dzikra Ihdaiyatul 'Ulya, Ibu Maria Ulfah, Ibu Rizki Fajriyani Jurnaliska
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1. Ibu Desiana - Cilegon
Saya tertarik sekali dengan PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH..,namun saya sendiri blm mengetahui secara detail dan mendalam mengenai Fitrah2 tsb..yang saya ingin tanyakan :
A. Ada berapa jenis fitrah manusia yang harus kita kembangkan?dan apa definisi masing2 fitrah tsb?
B.Bagaimana cara mengembangkannya?(contoh cara yg dilakukan untuk membangkitkan dan mengembangkannya)

Jawab :
1. Fitrah ilahiyah atau fitrah ketuhanan. Maksdnya setiap anak lahir ke muka bumi dengan fitrah keimanan di dalam hatinya. Fitrah sucinya menyenangi penghambaan diri pada sang pencipta. Cara membangkitkannya misal ukt usia dini ditanamkan konsep2 Allah maha penyayang , pengasih, pencipta, dst..agar tumbuh keyakinan betapa baik, Rahman rahimnya Allah.
Nanti ketika sudah memasuki fase kedua (7th keatas) baru disampaikan konsep Allah maha membalas dst. Krn sudah mulai memasuki tahap belajar memikul tanggung jawab ibadah.
2. Fitrah belajar maksudnya setiap anak lahir kedua ini diberi modal oleh Allah agar bisa mengelola bumi yaitu dengan dianugerahi keinginan untuk mempelajari sesuatu sesuai tahapan perkembangannya. Misal anak usia satu tahun fitrahnya ingin belajar berjalan. Jika terus-terusan digendong maka secara fitrah belajarnya bisa terhambat sehingga tidak mandiri. Atau anak usia 4 tahun masih memakai pamper Krn fitrah belajar utk pipis ke toilet dihambat. Sehingga umur empat tahun belum mandiri ke kamar mandi. Begitu seterusnya.
3. Fitrah bakat , maksudnya setiap anak lahir ke dunia  sudah memiliki misi spesifik hidupnya sendiri-sendiri. Maka bisa difahami ada anak yang sangat unggul di satu bidang tapi biasa-biasa saja di bidang yang lainnya. Kurikulum di sekolah biasanya secara langsung atau tidak langsung mengharuskan muridnya untuk mencapai nilai bagus di semua mata pelajaran. Sehingga anak minder ketika  sebetulnya ia unggul dalam suatu bidang tetapi lingkungan tidak mendukungnya.
4. Fitrah seksualitas maksudnya bagaimana seorang anak menyadari kelelakian atau keperempuannya. Lalu berkembang menjadi peran lelaki (suami, bapak) dan peran perempuan (istri, ibu). Konsep yang jelas dari orang tua tentang hal ini sangat penting agar kelak anak tidak salah langkah. Maraknya kasus LGBT adalah salah satu dari rusaknya fitrah seksualitasnya pada diri seseorang. Maka penting untuk anak laki2 ketika Akil balighnya sangat dekat dengan bapaknya karena sebentar lagi ia akan dewasa. Agar tahu bagaimana menjadi lelaki dewasa yang punya tanggung jawab memikul tanggung jawab keluarga. Dan penting untuk anak perempuan ktk Akil baligh untuk dekat dengan ibunya Krn sebentar lagi ia akan dewasa menjadi istri atau ibu. Maka pekerjaan rumah tangga sudah harus mulai dilatihkan sejak 7 th ke atas.
● Masih ada fitrah2 yang lain. Tapi minimal itu dulu yang harus difahami.

● Tambahan utk poin  menumbuhkan fitrah seksualitas anak:
•Di umur 0 sd 6 tahun: anak didekatkan dgn ortu yg berlainan jenis
Perempuan dgn ayah
Anak laki2 dgn ibu
• Di umur 7 sd 10: anak perempuan dgn ibunya
Anak laki2 dgn ayahnya
Agar mereka belajar kewajiban2 rumah tangga/peran domestik yg sesuai kodratnya
• Di umur 11 sd 15 tahun:
Anak perempuan dgn ayahnya
Anak laki2 dgn ibunya
Mereka sdh memasuki Aqil baligh, ajarkan utk berhubungan scr benar dgn lawan jenisnya✅

B. Sudah dijawab di poin A.
C.

2. Ibu Eneng - Serang
Mohon sharing tentang contoh point. G (merancang program yang khas bersama anak, sesuai dgn tahap perkembangannya) apakah spt membuat 'proyek' bersama anak?

Jawab:
Betul Bu Eneng. Salah satunya dengan menjalankan proyek bersama anak. Misal di keluarga kami, ayahnya dengan anak lelaki saya yang pertama menjalankan proyek membuat perabotan rumah tangga sendiri seperti kursi, lemari, rak2 dst bersama-sama. Anak laki2 saya yang berusia hampir 10 tahun memilih peran mengampelas kayu2 agar rapih dst. Ayahnya memaku dst..
Untuk anak perempuan bisa proyek bersama ibunya. Jika ibu blm bisa (misal membuat kue) maka bisa magang bersama anak. ✅

3. Ibu Ika R - Serang
Di materi disebutkan kita harus pahami beberapa fitrah anak. Bagaimana caranya? dan agar mendidik anak secara alamiah itu bagaimana?

Jawab :
Lihat jawaban No 1
Adapun mendidik secara alamiah dilakukan dengan cara menggali potensi2 anak lalu kita menyemainya bersama-sama (in side out), bukan menjejalkan atau menggegas segala macam yang kita inginkan pada anak, padahal anak belum butuh atau belum tepat kondisinya (out side in). Sehingga yang terjadi anak tidak memaknai proses belajar yang ia lakukan. ✅

4. Ibu Rizka - Sukabumi
Menghadapi buah hati yang beranjak remaja,bagai melangkah dalam sebuah jalan yang tantangannya semakin besar seiring pola pikirnya yang mulai beranjak dewasa. Terkadang jika kita kurang terampil mengolah nasehat akan menjadi sesuatu yang terasa sulit. Adakah kiat-kiat khusus untuk menggali misi spesifik dari buah hati yang beranjak remaja?

Jawab :
4. Ibu Rizka - Sukabumi
Menghadapi buah hati yang beranjak remaja,bagai melangkah dalam sebuah jalan yang tantangannya semakin besar seiring pola pikirnya yang mulai beranjak dewasa. Terkadang jika kita kurang terampil mengolah nasehat akan menjadi sesuatu yang terasa sulit. Adakah kiat-kiat khusus untuk menggali misi spesifik dari buah hati yang beranjak remaja?
➡ Usia 12+ anak harus sudah sering melakukan tour de talent, sehingga ia bisa merasakan secara nyata segala macam peran yang ada. Dan di usia ini, Kita harus memposisikan diri menjadi sahabat bagi anak kita. ✅

5. Ibu Ririn - Serang
Assalamualaikum. Izin bertanya, langkah2 apa saja yang bisa kita lakukan utk menumbuhkan rasa cinta belajar thd anak?

Jawab :
 Jawabnya gampang2 susah bu, ini pernah sy jawab di NHW sebelumnya.
Dampingi anak untuk belajar bu, hadir secara jiwa & fisik saat menemani anak. Amati kelebihan n sifat baik anak, fokus & kembangkan kelebihan & sifat baiknya.
Ikuti kemauan belajar anak, sesuaikan porsi belajar dgn kemampuan anak. Bila anak sdh bosan, segarkan denfan bermain & bercanda bersama anak.
Jangan fokus pada reward & punishment serta prestasi akademisnya sj tapi hargailah proses belajarnya.✅

6. Ibu Sofi - Garut
Berbicara tentang fitrah keimanan yg pastinya merupakan pondasi awal anak sebagai individu.
a. Apa langkah-langkah awal (baik konten maupun strategi) yang sebaiknya kita tanamkan untuk membangun fitrah keimanan anak?

* Jawab: Kalo menurut ust. Harry santosa, fitrah keimanan yg terbaik dibangun saat anak diumur 0 sd 6 tahun.
Fitrah keimanan anak ditumbuhkan dgn keteladanan & atmosfer kesholihan yg dibangun oleh ortu dirumah & orang2 shokeh dilingkungan terdekat.
Kenalkan anak dgn imaji positif tentang kasih sayang Allah & idola terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kenalkan dgn rasa syukur & kekuasaan Allah, kasih sayang Allah yg Maha Baik.

b. Bagaimana memelihara dan mempertahankan fitrah keimanan yang telah ditanamkan agar anak tidak mudah terpengaruh lingkungan yg tidak sesuai dengan fitrah keimanannya?

* Jawab: Tanamkan rasa cinta & takut kepada Allah, orang tua juga tetap terua menerus menjaga fitrah keimanan keluarga sehingga saat teman & lingkungan nya buruk, ia tetap kuat bertahan dengan kebaikan.
Jangan lupa utk menafkahi anak dgn rizqie yg halal, agar hati n jiwanya tetap terjaga bersih & dilindungi oleh Allah dari keburukan.

c. Boleh dijelaskan kembali mengenai poin tentang menganalogikan sbg petani organik? Bagaimana contohnya?

* Jawab: Kalo menurut ust. Harry santosa & bapak Dodik mariyanto. Orang tua berfungsi sebagai petani organik maksudnya, lihatlah petani dlm merawat tanamannya. Mereka mensyukuri jenis apapun bibit tanaman yg mereka tanam, mereka mengamati proses tumbuhnya tanaman, mereka menemani tumbuhan tersebut tumbuh, merawat & menumbuhkan tumbuhan serta optimis terhadap hasil tumbuhan tersebut.
Serta tidak menggegas tumbuhan tersebut dengan di gegas, dikarbit n diberi pupuk kimia yg malah merusak.
Nah, anak di analogikan dengan tumbuhan.
Ikuti proses tumbuhnya scr alamiah & matang sesuai waktunya, jangan menggegas dgn menjejali berbagai macam tuntutan akademik serta les2/kursus2 yg akhirnya merusak fitrah serta bakatnya.✅

7. Ibu Lusi - Pandeglang
Assalamualaikum, saya mau bertanya mengenai konteks "pendidikan sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak". Bisa diberikan contoh proses pendidikan seperti itu bagi anak usia 3,5 tahun untukn membangkitkan fitrah:
- ilahiyahnya
- belajarnya
- bakatnya
- perkembangannya
- seksualitas dan lainnya.

 Jawab:
Menumbuhkan fitrah ilahiyah/keimanan, mohon dilihat dijawaban no 6 sy diatas.
Menumbuhkan fitrah belajarnya, mohon dilihat jawaban sy no 5
Menumbuhkan fitrah bakatnya dengan mengamati aktivitas yg dia sukai n dia bisa, sering diajak tour the talent n play date. Sehingga kaya pemahaman tentang berbagai macam profesi hidup
Menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan cara membangun kedekatan yg positif dgn ortu nya.

8. Ibu Asti  Susanti - Rangkasbitung
a. Saya masih meraba-raba proses mendidik sealamiah mungkin. Tolong berikan contoh konkritnya untuk anak-anak usia sekitar 2-5 tahun.

b. Saat anak usia 3 tahun tidak antusias pada suatu kegiatan apakah bisa langsung kita simpulkan bakat & minatnya bukan pada bidang tersebut?

Jawab :
8. Ibu Asti  Susanti - Serang
a. Saya masih meraba-raba proses mendidik sealamiah mungkin. Tolong berikan contoh konkritnya untuk anak-anak usia sekitar 2-5 tahun.
➡ cek: http://shantybelajarmenulis.blogspot.co.id/2015/12/oleh-oleh-framework-pendidikan-berbasis.html?m=1 ✅
b. Saat anak usia 3 tahun tidak antusias pada suatu kegiatan apakah bisa langsung kita simpulkan bakat & minatnya bukan pada bidang tersebut?
➡ tidak, anak hingga 10 tahun harus mencoba beragam bidang, 11-14 mulai fokus pada 2-3 bidang saja. Usia 14+ harus sudah mantap dengan bidang yang spesifik. ✅

9. Ibu Uun
Oia mb kt ny kan kita hrs berdamai dgn masa lalu yg kelam gmn cr ny,cz sy wkt kecil ibu dn kaka sy galak bgt,setiap sy ngerjain pr ma kaka klu ga bisa2 d jitak ampe benjol2,begitupun ibu sy klu mukul pake kayu ampe kayu ny patah2,kaki sy jg merah2 bekas kayu skrng sy klu ngajarin anak2 mereka ga paham2 suka ga k kontrol ampe mukul,klu mlm mrk tidur sy suka elus2 minta maaf ampe nangis sendiri,sy selalu istighfar,berdoa u tdk seperti itu,tpi tetep aja suka berulang klu mereka berbuat tdk sesuai dgn keinginan sy.๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ
Gmn agar sy sukses berdamai dgn diri sy sendiri mb๐Ÿ™

Jawab:
Turut bersedih dengan perasaan yang ibu uun rasakan di masa lalu itu yang terbawa hingga saat ini. Masa lalu yang ibu rasa sangat kelam itu bagaikan magma yang mengendap di perut bumi dan siap membuncah kapan saja. Masa lalu kelam itu perlu dikeluarkan (dikuras habis). Caranya ya ada terapinya Bu. Salah satunya dengan terapi menulis. Guna menelusuri dialog internal jiwa kita. Jika sangat berat lebih baik ditangani/diterapi oleh konselor. Lama penanganan berbeda-beda tergantung tingkat trauma. Insya Allah ke depan ibu bisa hidup bahagia.✅

10. Ibu Linda - Rangkasbitung
Ada beberapa yang ingin sy pastikan terkait:
A. Anak sy sdh dua, pertama usia 5 tahun, kedua 3 tahun. Sy sedari sekarang sllu menanamkan bahwa tgs anak pertama ialah menjaga anak kedua, dst kelak ketika anak bertambah. Kemudian srringkali krn "tugas" ini, anak pertama kadang menolak mengajak main adiknya dgn teman2 tetangga. Alasannya "gak bisa main kalo bawa adik, nanti harus jagain adik terus". Apakah penerapan doktrin ni sdh/belum tepat?
➡ kurang tepat, karena usia 5 tahun memang belum.bisa diamanahi untuk "mengasuh" secara mindfullness. Teman main ssudah sewajarnya ada jenuh, dan kadang tak mau bermain bersama. ✅
B. Misalkan lagi aktivitas mengaji bersama, tentu kemampuan anak pertama sudah jauh melebihi anak kedua. Biasanya kakaknya suka nyeletuk seolah mengejek adiknya yg blm bisa/blm lancar mengaji. Apakah yg demikian masih normal? ➡ beri contoh feedback yang positif ketika adik belum lancar. Jangan membandingkan, dan ajak kakaknya untuk memaklumi kemampuan adik.karena.sesuai dengan tahapan usianya. ✅
C. Saya selalu membiasakan membisikan doa di telinga kanan serta memeluk anak2 menjelang waktu tidur mlm hari. Anak pertama sya, laki-laki, biasanya mnt dipeluk lbh lama dari adiknya yg perempuan. Apakah mmg fitrahnya demikian? ➡ Iya tidak apa-apa. ✅
D. Bagaimana cara menjaga emosi agar tetap stabil terlebih di pagi hari, saat sedang hectic ditambah kadang anak2 rewel pagi2 ? ➡ Mindfullness parenting, dan manajemen waktu (bunda cekatan) ✅

11. Ibu Novita - Serang
Jujur aja aq belum bisa move on dr kejadian masa lalu. Atas kerasnya didik dan di pukul di usir jika tidak bisa. Terapi menulis dan baca sudah di coba.  Kadang tiba tiba teringat dan bikin sesak.

Jawab :
Jika sudah mengganggu mental dampingi oleh konselor. Krn latihan ini tidak cukup hanya diterangkan lewat WhatsApp

12. Ibu Desiana & Ibu Linda
●Kalau pengendalian emosi itu termasuk fitrah apa?
●Cara mengajarkan sang kaka agar memaklumi kemampuan adiknya bagaimana?

Jawab :
● Kuncinya ada pada ortu sbnrnya, berikan pemahaman kpd kakak bahwa adiknya bukan beban baginya. Adiknya adalah sahabat terbaiknya. Kasih sayang ortu kpd nya nggak berkurang kpd kakak krn keberadaan adik.
Jadi sayangilah adikmu.
●Jika pendidikan yg keras dari ortu & keluarga sdh sangat membekas n menjadi trauma, maka konsultasi kpd konselor/psikolog itu akan sangat membantu.

13. Ibu Sofi & Ibu Anis
●Mau tanya ttg kurikulum anak (1 anak 1 kurikulum). Adakah contohnya utk memudahkan dlm pembuatannya? *maaf krn sy bukn dr keguruan jd agk susah merancangnya dg rapi scr konseptual
● Bagaimana penyesuaian pendidikan dg fitrahnya pada usia batita (25bln)? Apakah semua ceklist fitrah itu bisa dimulai diseusianya? Atau bertahap? Jika bertahap, kisaran usia brp yang tepat untuk menerapkan semua fitrahnya?

Jawab :
Kurikulum anak, sbenarnya tidak serumit yg kita pikirkan.
●Bu sofi bisa buat diary khusus aktivitas anak. 1 anak 1 buku. Buat kolom waktu, aktivitas, bentuk pendampingan ortu, hasil/kesimpulan.
●Utk bu Anis, diusia 25 bln berarti anak masuk di fase 0 sd 6 tahun.
Periode emas fitrah yg ditumbuhkan adl fitrah keimanan, fitrah belajar & fitrah seksualitas dgn kedekatan yg baik dgn ortunya.
Sedangkan fitrah bakat bisa dimulai umur 7 sd 15 tahun