Jumat, 19 Januari 2018

Reviu Presentasi Tantangan Hari ke 8

Reviu Presentasi Tantangan Hari ke 8

Presentasi dilakukan oleh Kelompok 2 :
1. Annisatul Munawaroh
2. Endah Siti Muwahidah /Zhafier house
3. Ifat Fatmawati
4. Irma Nurrahmi

PENTINGKAH MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK?

*A. Rusaknya Fitrah Seksualitas Anak karena Pornografi dan Perilaku Seksual Menyimpang*

Perilaku seksual menyimpang menjadi fenomena yang berkembang dalam masyarakat. Fenomena ini bahkan menjadi menarik dikaji dalam berbagai sudut pandang dan keilmuan. Eksistensi mereka seolah-olah menginginkan untuk dianggap ada dan dihargai dalam masyarakat. Pencegahan perilaku penyimpangan seksual harus diawali dari lingkungan keluarga. “Rumah – Sekolah – Lingkungan – Peer Group – Media – Masyarakat – Negara” merupakan mata rantai yang secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap hadirnya permasalahan perilaku seksual menyimpang di masyarakat, khususnya pada anak. Dan salah satu ancaman berbahaya bagi anak di era digital ini adalah pornografi.

Pornografi merupakan perilaku seksual menyimpang,  yaitu memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno.
Di Indonesia ini ada 90 juta lebih anak dan remaja berusia 0-19 tahun. Mereka adalah _digital native_ atau penduduk dunia digital, yaitu generasi yang dari sejak kecil terbiasa dengan kecanggihan teknologi digital. Namun kondisi umum anak & remaja tersebut saat ini dalam kondisi yang memperihatinkan.

Mereka adalah anak-anak yang mengalami *BLAST* (Bored-Bosan, Lonely-Kesepian, Angry-Marah, Afraid-Takut, Stress-Stres, Tired-Lelah). Mereka dipaksa mampu baca tulis hitung sejak usia sangat kecil, perhatian orangtua hanya pada pelajaran semata, beban pelajaran sangat berat, belum lagi jika mengalami kekerasan di sekolah. Mereka kesepian, tidak tahu harus curhat pada siapa, wajar jika anak merasa stress. Akhirnya mereka mencari kegiatan yang membuatnya senang dan kebanyakan mereka menghabiskan waktunya dengan handphonenya. Handphone telah menjadi orangtua pengganti bagi mereka.
Rata-rata mereka menggunakan handphone 9 jam/hari, melihat isi dunia internet  yang baik maupun yang buruk dan tidak terbatas jumlahnya. Diantaranya juga ada gambar, tulisan, atau video yang sengaja disebarkan pebisnis pornografi.

John Jarmer, mantan politisi dan mantan letnan gubernur California, yang juga mengepalai the Lighted Candle Society (organisasi yang memerangi pornografi di Amerika) mengatakan pebisnis pornografi mengincar anak-anak BLAST sebagai target sasaran mereka. Saat belum ada internet, pornografi ibarat makanan beracun. Kita akan keracunan, jika memakannya. Tapi kini, internet menjadikan pornografi sebagai virus, yang dapat bergerak memperbanyak diri tanpa terkendali, sehingga dapat menyerang dari segala arah.
Penelitian Yayasan Ibu & Buah Hati, tahun 2014, mendapatkan hasil : 92 dari 100 orang anak kelas 4, 5, 6 SD telah melihat pornografi.

Kita mengira anak akan cepat melupakan apa yang dilihatnya, padahal otak mereka seperti spons, mereka akan mengingat apa yang mereka lihat meski hanya sekilas. Sayangnya bagian otak anak yang mampu membedakan baik dan buruk belum berkembang sempurna, akibatnya anak akan menganggap apa yang dilihatnya sebagai sesuatu yang wajar. Tidak tahu mana yang bisa ditiru dan mana yang harus diabaikan. Maka ketika melihat pronografi, anak akan cenderung menirunya. Karena fungsi pertimbangan yang belum sempurna, mendorong anak akan melakukan sesuatu berdasarkan keinginan semata. Inilah sebabnya pornografi internet menjadi jauh lebih berbahaya. Anak akan rentan dengan kasus penyimpangan fitrah seksualitas lainnya, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Jadi, pornografi dalam hal ini menjadi pintu masuk penyimpangan perilaku seksual dan kejahatan lainnya.
Perilaku seksual menyimpang lainnya menurut Surtiretna (2001) dan beberapa literatur lain selain pornografi, adalah:
1. Perzinaan
2. Perkosaan
3. Pelacuran
4. Masturbasi
5. Homoseksual, termasuk Lesbianisme
6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
7. Sodomi
8. Sadomasokisme
9. Ekshibisionisme
10. Voyeurisme
11. Fetishisme
12. Bestially
13. Insectus
14. Necrophilia / Necrofil
15. Frotteurisme / Frotteuris
16. Gerontophilia
17. Transvetisme
18. Troilisme
19. Zoophilia

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memiliki perilaku seksual menyimpang. Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh faktor psikologis atau kejiwaan, trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual, kelainan saraf di otak, dan lingkungan pergaulan. Selain itu juga akibat rendahnya keimanan dan ketakwaan, minimnya pemahaman agama, dan salah asuhan.

Dalam kasus pornografi, ada beberapa penyebab mengapa anak bisa terjebak jeratan pebisnis pornografi adalah :

*1. Keringnya hubungan orangtua dengan anak*

*2. Kurangnya sensitivitas orangtua terhadap pornografi.*  

Tidak ada aturan ketika memberikan gadget pada anak pun tidak berpesan bahwa dengan manfaat yang sangat banyak dari gadget, ada juga bahaya yang dapat merusak otak, sehingga tidak mengingatkan anak untuk menjaga matanya dari hal-hal yang membahayakan.

*3. Kebiasaan orang dewasa menganggap pornografi sebagai humor.

Sedangkan menurut Waskito (1993: 29), penyebab perilaku seksual menyimpang pada remaja adalah :

*1. Faktor intern, meliputi kelainan fisik sejak lahir, kelainan pengaruh obat, dan problem emosional*

*2. Faktor ekstern, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah*

*_Lalu, bagaimana agar anak-anak kita terhindar dari kasus penyimpangan fitrah seksualitas ini, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban?_*

*B. Pentingnya Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak Sejak Dini*

Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas ini, yaitu :
1. Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan sejak berusia tiga tahun. Orangtua mengenalkan organ seksual yang dimiliki Ada baiknya dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki. Mengapa harus nama ilmiah? Ini menghindarkan pada pentabuan.

2. Mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya, seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak, sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan".

3. Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Ketika anak sudah lancar berbicara dan mulai beraktivitas dengan peer groupnya di luar rumah, maka orangtua perlu mengajarkan tentang area tubuhnya yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, kecuali untuk pemeriksaan atau untuk dibersihkan. Hanya orangtua ataupun dokter yang boleh memegang area pribadi ini. Ada empat area pribadi, yaitu anus, kemaluan, payudara dan mulut.

*_Bagaimana cara menerapkan pendidikan fitrah seksualitas?_*

Pendidikan fitrah seksualitas diterapkan sesuai tahap usia anak. Membangkitkan fitrah seksualitas anak bisa dimulai sejak mereka dilahirkan. Pada framework pendidikan berbasis fitrah, membangkitkan fitrah seksualitas pada anak berbeda menurut tahap usia anak masing-masing.fitrah seksualitas ini harus dididik dan ditumbuhkan dengan sebaik-baiknya melalui kelekatan yang mendalam bersama para orangtuanya sejak tahapan usia 0 sampai aqilbaligh di usia 15 tahun. (Sesuai dengan yang sudah dijelaskan oleh kelompok selanjutnya)

Kelekatan yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan paripurna dan berjalan sebagaimana perannya, yaitu menjadi lelaki dan ayah sejati bagi anak laki-laki, serta menjadi perempuan dan ibu sejati bagi anak perempuan. Fitrah seksualitas yang tumbuh baik secara tahapannya dipandu agama yang fitri akan membuat mereka kelak beradab pada pasangan dan keturunannya.

Seiring semua itu, kepercayaan orangtua dengan memberi ruang bagi ego anaknya ketika anak-anak, juga peran strategis ayah yang penting memberikan suplai "ego" kelak akan menumbuhkan fitrah individualitasnya dan fitrah sosialitasnya, yang memberi kemampuan yang baik dalam kepercayaan diri dan bersosial di masyarakatnya untuk tidak mudah menjadi pelaku atau korban bully maupun pelecehan seksual.


Referensi :
1. Video Kerjasama Kementrian Sosial, Yayasan Kita dan Buah Hati, serta Gerakan SEMAI2045 dalam Rangka Memerangi Pornografi dan Kejahatan
2. Harry Santosa. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur. 2017
3. Watiek Ideo, Aku Anak Pemberani 1
4. Eko Harsono. Predator Anak dan Fitrah Seksualitas dari: https://www.google.co.id/amp/s/ekoharsono.wordpress.com/2017/07/24/predator-anak-dan-fitrah-seksualitas/amp/
5. http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/penyimpangan-perilaku-seks-dan-gangguan.html
6. http://www.wivrit.com/2013/11/13-macam-penyimpangan-seksual.html#ixzz53ZQMqSsp

1. Perzinaan
Perzinaan adalah hubungan seksual antara dua orang yang bukan suami-istri, baik dilakukan oleh jejaka dengan dara atau orang-orang yang sudah berumah tangga untuk memuaskan dorongan seksual sesaat. Perzinaan ini dilakukan untuk memperoleh tambahan kepuasan seks yang tidak terpenuhi.
2. Perkosaan
Tindakan menyetubuhi seorang wanita yang bukan isterinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Dalam bahasa Inggris perbuatan tersebut dinamakan rape yang berasal dari bahasa latin rapere, yakni “mengambil sesuatu dengan kekerasan”.
3. Pelacuran
Pelacuran adalah penyediaan pelayanan hubungan seks dengan imbalan uang atau hadiah-hadiah, disebut sebagai hubungan seks di luar perkawinan karena terjadi hubungan seks antara orang yang tidak terikat oleh perkawinan. Pelacuran bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau dengan perantara orang lain dengan perjanjian prosentase tertentu.
4. Pornografi
Pornografi adalah memenuhi kebutuhan seks dengan melihat gambar porno, cabul, atau membaca cerita-cerita porno.
5. Masturbasi
Masturbasi (biasa disebut juga onani atau rancap) adalah pemenuhan dan pemuasan kebutuhan seksual dengan merangsang alat kelamin sendiri dengan tangan atau alat-alat mekanik.
6. Homoseksual
Homo berarti sama, sejenis atau satu golongan. Homoseksual adalah orang yang merasakan atau hanya tertarik dengan jenis kelamin yang sama. Definisi homoseksual tidak hanya diberlakukan untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan. Di masyarakat, istilah lesbianisme lebih dikenal untuk perempuan yang suka sesamanya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan.
7. Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
8. Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
9. Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual.
10. Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual, sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
11. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Pedophilia adalah orang dewasa yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
12. Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
13. Insectus
Insectus adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri, non suami-istri,  seperti antara ayah dan anak perempuan, atau ibu dengan anak laki-laki.
14. Necrophilia / Necrofil
Necrophilia adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
15. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks, baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
16. Frotteurisme / Frotteuris
Frotteurisme adalah suatu bentuk kelainan seksual, dimana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dan lain-lain.
17. Gerontophilia
Gerontophilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual, dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri / suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
18. Transvetisme
Transvetisme adalah seseorang yang secara anatomis laki-laki, tetapi secara psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan. Ia akan berperilaku dan berpakaian seperti perempuan untuk mendapatkan kegairahan seksual. Seorang transvestit memakai pakaian wanita (cross-dressing) sebagai pernyataan identifikasi dirinya wanita (fiminine identification). Bangkitnya rangsangan seksual dan orgasme menandakan kemenangan atas identifikasi feminim itu. Dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah banci atau waria.
19. Troilisme
Berasal dari bahasa Perancis trois yang berarti tiga, adalah gejala melakukan senggama dengan pasangannya dengan mengajak orang lain sebagai penonton. Penderita gangguan psikoseksual jenis ini biasanya melakukan hubungan seks dengan tiga orang (dua wanita dan satu pria, atau dua pria dan satu wanita secara bersama-sama sekaligus).

20. Zoophilia
Zoophilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar