Selasa, 28 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 5

Melatih kemandirian anak hari ke 5

🚽 Toilet trainee

πŸ‘§ Azzahra Kayla Athifa
Hari ini,untuk tidur siang kekey masih mengompol.. Aq belum tega membangunkannya saat tidur siang dengan alasan durasi tidur siang hanya berkisar 2 jam,dan kekey tipe anak yang kalau sudah dibangunkan dia agak susah tidur lagi, kalau dia kurang tidur,tidak jarang dia tantrumπŸ˜‚πŸ˜‚..

Tapi insyaAllah tantangan esok hari aq ingin mencoba membangunkannya untuk menggiringnya ke kamar mandi.

Sore hari..
Aq dan kekey selalu menemani kakak mengaji di rumah tahfiz. Walaupun kekey belum mau bergabung dengan yang lainnya untuk mengaji,minimal dia berada dalam lingkungan anak2 yang mengaji sehingga dia melihat dan mendengarkan. Sore ini aq mencoba tidak memakaikan diaper padanya,dan selalu memberi berkata padanya supaya dia bilang kalau dia ingin pipis,dan pipisnya harus dikamar mandi..Saat mengaji dimulai pun aq menanyakan apakah dia mau pipis,dia jawab "nggak bun"..sampai akhirnya dia bilang pipis namun bersamaan dengan mulai basahnya pakaian yg aq kenakan (karena dia duduk dipangkuanku)...dia mengompolπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚..

πŸ‘§ Dafina Fakhira Putri

Sebelum tidur malam hari ini aq berkata pada sulungku.. "kak,kalo nanti malam kakak mau pipis, kemudian kakak bangun..bangunin bunda juga ya.."

Saat aq terjaga sekitar jam 1 dini hari,aq cek celananya,alhamduillah dia tidak mengompol. Hari ini aq sengaja tidak menggotongnya ke kamar mandi seperti yang aq lakukan kemarin. Dia pun belum terbangun untuk pipis.


🌈Merapihkan mainan sendiri

Alhamdulillah,mereka mau merapihkan mainannya sendiri hari ini..Walaupun masih dalam tahap diingatkan olehku..😁


#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe5

#ODOPfor99days

Senin, 27 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak Hari ke 4

Melatih kemandirian anak hari ke 4

Hari ini,minggu 26 Februari 2017, kami peserta yang lulus matrikulasi batch 2 IIP akan diwisuda di Bumi Kali Talang Serang Banten. Aq datang menghadiri acara tersebut beserta keluarga kecilku. Saat bersiap siap untuk pergi,suamiku bertanya

πŸ‘¨ : Bun,ini dedek pake pampes ga?
πŸ‘© : Eh,iyaya..emm,kayaknya pake dulu deh yah,karena khawatir dia ngompol.. dia belum konsisten bilang mau pipis soalnya..
πŸ‘¨ : oh,gitu..yaudah..
πŸ‘© : iya yah,pakein dulu aja,cz nanti berabe..

🚽 Toilet trainee

πŸ‘§ Azzahra Kayla Athifa
Akhirnya kekey kami pakaikan diaper.. Sampai selesai acara wisuda,aq mengecek diapernya,ternyata masih kempes.. Salahnya aq,karena diaper belum penuh,saat itu aq teruskan penggunaan diapernya sampai dia tidur siang kemudian bangun di sore hari..

Setelah mandi sore,aq tidak memakaikan diaper lagi..namun..dia ngompolπŸ˜‚..tidak bilang mau pipis sebelum pipis,namun bilang pipis setelah sudah pipis..πŸ˜…..kejadian ini berlangsung 2x di sore hari..πŸ˜‚πŸ˜‚

Ini kesalahanku sebetulnya..πŸ˜‚..tidak konsisten😝..mulai dari awal lagi deh...

πŸ‘§ Dafina Fakhira Putri
Malam ini sekitar jam 12,kakak membangunkanku.."bundaaa..kakak ngompol.." katanya..

Mungkin dikarenakan aq lelah hari ini,aq tidak terbangun untuk menggiringnya atau menggotongnya ke kamar mandi..jd dia ngompol dehπŸ˜‚πŸ˜‚

Hari ini,toilet trainee keduanya TETOOT...gagal total..πŸ˜‚πŸ˜‚

🌈Merapihkan mainan sendiri

Hari ini mereka mau merapihkan mainannya sendiri walaupun si kakak sempat angot angotan alias malas.. Oiya mereka belum pada tahap sadar dan dengan keinginan sendiri untuk melakukannya,namun masih aq ingatkan..πŸ˜‚..semoga dengan selalu diingatkan,akhirnya mereka melakukannya dengan kesadaran sendiri..aamiin..



#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe4

#ODOPfor99days

Minggu, 26 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak hari ke 3

Melatih kemandirian anak hari ke 3

🚽 Toilet trainee

πŸ‘§Dafina Fakhira Putri (4y5m)
Malam hari ini kami (aq dan kedua solehah) tidak tidur larut.. Sepertinya kami tidur sekitar jam setengah 10 malam.

Sekitar jam 12 malam,alhamdulillah aq terbangun dan kulihat dafni pun sedang memperbaiki posisi tidurnya. Sepertinya terbangun juga karena si ayah baru masuk ke kamar..Hehe..khawatir ngompol lagi,aq langsung memanfaatkan kondisi ini untuk membawanya ke kamar mandi.. Kali ini tidak kugotong,namun menuntunnya untuk berjalan..

πŸ‘§ Azzahra Kayla Athifa
Si dede ini masih susah lepas dot..hehehe..sabar ya bun,bertahap...insyaAllah nanti akan lepas jugaπŸ˜‰....(menghibur dan menyemangati diri sendiri)

Alhamdulillah untuk diaper,hari ini hanya menggunakan 1 diaper untuk tidur malam..(kemajuan hari ini..yeayπŸ™Œ)

Dan sepanjang hari ketika dia terjaga,alhamdulillah tidak mengompol..tentunya ada beberapa waktu yang aq giring ke kamar mandi,atau aq tanyakan mau pipis atau tidak,dan ada juga yang atas keinginannya sendiri.

Tetapi ketika dia tidur siang,dia masih mengompol..hehehe..dan setelah bangun,dia merasa bersalah dan bilang.."dede nya ga pake pempes buun..." dengan mimik sedih.. Dan setelahnya aq menghiburnya.. Aaakk..lucunya kamu de..

�🌈 Merapihkan mainan sendiri

Hari ini mereka masih asyik dengan mainan barunya..yaitu kinetic sand...belum bosanπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚..

Untuk merapihkan kembali mainannya..Si kakak sudah mulai meniru bunda menggunakan sapu ijuk dalam upaya mengumpulkan pasir2 yang berserakan..walaupun blm betul betul bersih..masih ngeres lantainya..heheu..tidak mengapa lah ya,bunda menghargai apa yang kakak lakukan😘


Kalo dede, kali ini dia belum mau diajak bekerja sama..hiks..dan kekeuh ga mau ikutan membantu kakaknya,karena dia sedang asyik bermain sendiri.. Karena kakak mulai iri,adiknya tidak mau membantu,maka aq yg turun tangan ikut serta membantunya..

Komprodku belum berhasil membuatnya bergabung bersama kami untuk merapihkan mainan..πŸ˜‚πŸ˜‚

#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe3

#ODOPfor99days

Sabtu, 25 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak - Hari ke 2

Melatih kemandirian anak hari ke 2

🚽 Toilet trainee

Jam tidur malam Dafni menjadi mundur. Biasanya paling lama,dia sudah terlelap jam setengah 10 malam. Hari ini dia tidur sekitar jam 11 malam. Kemungkinan besar hal tersebut dikarenakan pengaruh lepas dot..πŸ˜πŸ˜πŸ˜‚..

Hari ini,aq pun jd mengikuti jadwal tidurnya.. menjadi tidur lebih larut.. Dan aq lupa memasang alarm untuk membawanya ke kamar mandi. Dafni ngompol πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚... dia membangunkanku.."bunda...kakak ngompol.." katanya..πŸ™Š...tetoott,hari ini gagal..πŸ˜‚πŸ˜‚✌.. dia ngompol dikasur si ayah pulaak πŸ˜…πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚.. kasur ayah belum dilapisi sprei waterproofπŸ˜¨πŸ˜±πŸ™ŠπŸ™ˆ..

Untuk kekey.. Saat dia terjaga,dia tidak ngompol karena aq menggiringnya ke kamar mandi untuk pipis😁✌..

Hari ini,saat tidur siang,aq mencoba untuk tidak memakaikan diaper untuknya, biasanya aq pakaikan karena tidak tega membiarkannya tidak nyenyak akibat celana yang basah oleh ompol..πŸ˜…

Kekey masih ngedot sodara sodaraaa..sudah pasti dia akan ngompol,apalagi menjelang tidur dia menghabiskan 480 ml susuπŸ˜‚πŸ˜‚.. Aq mau mengamati jangka waktu dari minum susu sampai dia mengompol..hehe.. Jangka waktunya sekitar 2 jamπŸ˜‰.. ok...got it!! untuk bahan pembelajaranπŸ˜‰✌..

Oiya,kami masih tidur bersama yaa..belum terpisahπŸ˜…πŸ˜.. Si kakak belum berani,dan tidurnya masih uwel uwel rambut bundanya. Next akan mempersiapkan kamar untuknya dan melatihnya untuk berani tidur sendiri.

🌈Merapihkan mainan sendiri

Mereka masih suka bermain kinetic sand dan hari ini pun masih bereksplorasi dengan pasir2 beserta perlengkapannya itu. Namun merapihkannya belum ada kemajuanπŸ˜…πŸ˜‚..

Setelah bermain kinetic sand,mereka bermain peran dokter2an menggunakan bantal,guling,alat2 dokter2an,handuk kecil dan lain2.. Setelahnya selesai bermain dan akan beranjak tidur, mereka sudah kooperatif bekerja sama untuk merapihkan mainannya sendiri.. Dan menaruh barang2 yang digunakan sesuai dengan tempatnya.. alhamdulillah..

#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#HariKe2

#ODOPfor99days

Jumat, 24 Februari 2017

Melatih Kemandirian Anak -- Hari ke 1 (Game level 2)

Game level #2 Bunda Sayang

πŸ€Tantangan 10 hari Apresiasi KemandirianπŸ€
(Periode 23 Februari - 12 Maret 2017)

Kemandirian dalam hidup itu penting sekali karena kita tidak akan selamanya tergantung kepada orang lain dan kemandirian itu diperlukan untuk keberlangsungan hidup. Bagaimana pentingnya mendidik anak supaya mandiri ada dalam materi Melatih kemandirian anak di kelas Bunda Sayang

Dalam tantangan kali ini,apresiasi kemandirian dibagi dalam 3 kategori :
πŸ€ Bagi yang sudah mempunyai putra/putri (melatih kemandirian putra/putrinya)
πŸ€ Bagi yang sudah menikah namun belum dikaruniai putra/ putri (melatih kemandirian diri sendiri / pasangan)
πŸ€ Bagi yang masih single (melatih kemandirian sendiri dlm rangka mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu)

Saya masuk dalam kategori yang pertama,yaitu fokus dalam melatih kemandirian anak anak dalam tantangan 10 hari kedepan. Bismillah...✊✊πŸ’ͺπŸ’ͺ

Langkah2 yang harus kami lakukan adalah sebagai berikut

1⃣ Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin anda latihkan baik kepada putra/putri anda

Banyak sekali kemampuan kemandirian yang ingin saya latih untuk kedua putri tercinta. Seperti yang tertera pada Cemilan pertama dalam materi kemandirian ini

πŸ₯ Kemandirian dalam keterampilan hidup (makan sendiri,mandi sendiri,pakai baju sendiri,dll)
πŸ₯ Kemandirian Psikososial (menyelesaikan konflik,toilet trainee,adab bertamu,adab berbicara,dll)
πŸ₯ Kemandirian Belajar (sikap positif,kemauan yang kuat,kesadaran sendiri untuk belajar)
πŸ₯ Kemandirian emosional (belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan)

2⃣Buatlah program *One Week One Skill* Dalam satu bulan ini min. melatih 1 kemandirian dan max. 4 kemandirian.

Dalam 10 hari kedepan saya akan memilih 2 kemandirian untuk anak anak

Toilet trainee dan merapihkan mainan sendiri

3⃣Abadikan portofolio kemandirian anak ➡πŸ‘ͺ

🚽 Toilet Trainee

Hari ini saya bersyukur sekali..Alhamdulillah Dafina sudah mau lepas dot dan tidur malam tidak menggunakan diaper..

Saya sempat merasa sedih,iri dengan yg lainnya dan kepikiran sampai menyalahkan diri sendiri tentang hal ini (lepas dot). Saya pun curhat dan mengutarakan keinginan kepada suami, menargetkan tahun 2017 ini mereka harus lepas dotπŸ˜‚πŸ˜‚,terutama si kakak!

Sebelumnya saya sudah melatihnya lepas dot,namun tidak tega euy..melatih lepas diaper dimalam hari pun sudah pernah saya lakukan,tp blm konsisten dengan alasan dia masih ngedot dan berpikiran pasti pipisnya banyak dan ga cukup sekali di malam hari πŸ˜‚πŸ˜✌.

Dafni yang sudah berumur 4 tahun baru betul2 lepas dot dan diaper..πŸ˜…πŸ˜… telat banget yaaa buibu...πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚,tapi saya bahagia sekaliii..sangat bersyukur..Alhamdulillah..😘😍

Saya berharap,dengan lepas dot,dia pun bisa lepas dari diaper di malam hari..πŸ˜‰..

Yap,dafni masih dalam tahap toilet trainee 😁.. kalo malam mau pipis,dia belum terbangun.. maka,tengah malam saya gotong dia ke kamar mandi..😁,saya suruh pipis,dan akhirnya dia pipis..

Untuk si Kekey (2y10m).. kekey masih dalam tahap lepas diaper disiang hari,saat tidak tidur siang.. Dia pun masih saya latih untuk mengutarakan keinginan untuk pipis dan melakukannya di kamar mandi.. Saya bawa kekamar mandi walaupun dia tidak mengutarakan keinginannnya untuk pipis,tp di kamar mandi akhirnya pipis juga😁..Hari ini dia ngompol 1x,bilang pipis setelah pipis..πŸ˜‚πŸ˜‚..

Kekey belum lepas dotπŸ˜‚,semoga tahun ini bisa lepas dari dot sehingga tidak beser..heheheee..

🌿Merapihkan Mainan Sendiri

Ini yang menurutku agak2 gimanaa gitu..hehehe..

mereka terkadang tidak mau merapihkan mainannya sendiri πŸ˜’πŸ˜‚.. Tapi kali ini saya harus tegas✌..

Menggunakan jurus yang sudah diajarkan..Kalau mau pindah ke permainan berikutnya,makan mainan sebelumnya yang tidak dimainkan,harus dirapihkan terlebih dahulu..kalau tidak dilakukan,maka tidak boleh memainkan yang lainnya..

Alhamdulillah hari pertama berhasil,mereka bekerja sama,yah walaupun belum 100% bersih..karena yang mereka mainkan adalah pasirπŸ˜‚..Tp bunda menghargai usaha kalian kok nak..πŸ‘πŸ‘πŸ˜˜πŸ˜..

ini dokumentasinya


#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

#ODOPfor99days

Cemilan 1 ( Kemandirian)

πŸ―πŸ§€Cemilan Rabu #1πŸ§€πŸ―

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Membangun dan Mendidik Kemandirian pada Anak*


Membangun dan mendidik kemandirian anak bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama melatih anak mandiri ketika masih di usia dini. Secara alamiah anak sebenarnya cenderung untuk belajar memiliki kemandirian "Yes, I can!" Kata-kata ajaib ini merupakan sinyal dari kesadaran seorang anak terhadap diri dan kemampuannya sendiri untuk menentukan dirinya.

Orang tua yang bijaksana memanfaatkan keinginan akan kemandirian ini dengan membiarkan anak-anak mereka mempraktikkan keterampilan mereka yang baru muncul sesering mungkin pada lingkungan yang aman atau ramah anak. Dukungan orang tua yang seperti ini memang sangat dibutuhkan anak agar dapat melakukan berbagai hal secara mandiri, termasuk aktivitas yang masih relatif sulit.

Namun realita yang ada, orang tua terkadang merasa tidak tega, tidak bersabar, khawatir yang lahir karena bentuk rasa sayang yang berlebihan kepada anak.  Inilah salah satu penyebab dari kegagalan anak dalam proses kemandiriannya. Oleh karena itu, orang tua perlu memperbaiki sikap mental agar tidak mudah khawatir dengan anak.

Faktor lingkungan juga terkadang ikut andil dalam kegagalan proses kemandirian anak. Dorongan negatif dari lingkungan sekitar yang terkadang menganggap apa yang orang tua lakukan untuk melatih kemandirian anaknya sebagai bentuk eksploitasi. Padahal yang paling terpenting dan utama dalam membangun dan mendidik kemandirian anak adalah ketika anak merasa senang dalam melakukan aktivitas kemandiriannya tanpa ada rasa takut ataupun karena ada rasa tekanan dari luar.

Perlu diketahui bahwa kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika pengertian mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan perkembangan usianya.

Adapun jenis kemandirian anak yang perlu dibangun adalah sebagai berikut:

*1. Kemandirian dalam Keterampilan Hidup*

Prinsip pokok menumbuhkan kemandirian dalam keterampilan hidup adalah memberi kesempatan, bukan melatih. Anak secara alamiah memang cenderung berusaha belajar melakukan berbagai keterampilan hidup sehari-hari secara mandiri, semisal makan, mengenakan baju sendiri, mandiri sendiri, dsb.

Jika kita mengizinkan anak melakukan berbagai aktivitas hidup sehari-hari tersebut secara mandiri, lambat laun akan terampil. Yang kita perlukan hanyalah kesediaan mendampingi sehingga anak tidak melakukan terlalu banyak kesalahan, meskipun kita tetap harus menyadari bahwa untuk mencapai keterampilan perlu latihan yang banyak dengan berbagai kesalahannya.

Kemandirian itu akan lebih meningkat kualitasnya jika orangtua secara sengaja memberi rangsangan kepada anak berupa tantangan untuk mengerjakan yang lebih rumit dan sulit. Ini bukan saja melatih kemandirian dalam urusan keterampilan hidup sehari-hari, melainkan juga menumbuhkan kemandirian secara emosional.

*2. Kemandirian Psikososial*

Bertengkar itu tidak baik. Tetapi menghentikan pertengkaran begitu saja, menjadikan anak kehilangan kesempatan untuk belajar menyelesaikan konflik. Kita memang harus menengahi dan adakalanya menghentikan. Tetapi kita juga harus membantu anak menggali masalahnya, merunut sebabnya dan menawarkan jalan keluar kepada anak, baik dengan menunjukkan berbagai alternatif tindakan yang dapat diambil maupun menanyakan kepada anak tentang apa saja yang lebih baik untuk dilakukan.

Apa yang terjadi jika kita bertindak keras terhadap berbagai konflik yang terjadi antar anak? Banyak hal,  salah satunya anak tidak berani mengambil sikap yang berbeda dengan teman-temannya, meskipun dia tahu bahwa sikap itulah yang seharusnya dia ambil. Padahal kita seharusnya menanamkan pada diri anak sikap untuk mendahulukan prinsip daripada harmoni. Rukun itu penting, tapi hidup dengan berpegang pada prinsip yang benar itu jauh lebih penting. Kita tanamkan kepada mereka _principles over harmony_ , melakukan hal-hal yang benar semata-mata karena prinsip. Bukan karena ada orang lain yang memaksa anak melakukannya.

Lalu apakah yang harus kita lakukan jika anak sedang bertengkar? Apakah kita biarkan mereka? Tidak. Kita tidak boleh membiarkan. Kita harus menangani. Membiarkan anak bertengkar dengan keyakinan mereka akan mampu menyelesaikan sendiri dapat memicu terjadi situasi submisif, yakni siapa kuat dia yang menang. Dan inilah yang sedang terjadi di negeri kita. Bahkan urusan antre pun, siapa yang kuat dia yang duluan. Dampaknya akan sangat luas dan bisa menakutkan.

Kita juga dapat melatih kemandirian psikososial anak secara lebih luas. Melatih _toilet trainee_ beserta adab-adabnya. Melatihnya bagaimana adab ketika bertamu atau menerima tamu, adab berbicara kepada yang lebih tua atau yang lebih muda, dan lain sebagainya.

*3. Kemandirian Belajar*

Inilah proses serius kita hari ini. Banyak sekolah yang bersibuk mengajari anak agar terampil membaca, menulis semenjak usia dini, tapi lupa bahwa yang paling mendasar adalah sikap positif, kemauan yang kuat, dorongan dan kebanggaan akan kegiatan tersebut.

Jika anak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar disertai keyakinan (bukan hanya paham) bahwa belajar itu penting, maka kita dapat berharap anak akan cenderung menjadi pembelajar mandiri saat mereka memasuki usia 10 tahun. Sebaliknya jika kita hanya mengajari mereka berbagai kecakapan belajar semisal membaca, menulis, dan berhitung di usia dini, mungkin awalnya mereka menggebu-gebu untuk mempelajari semua itu, namun di usia 10 tahun justru menjadi titik balik berupa kejenuhan serta keengganan belajar.

*4. Kemandirian Emosional*

Bekal pokok dari kemandirian emosional adalah pengenalan diri yang diikuti dengan penerimaan diri, kemudian pengendalian diri. Ini memerlukan peran orangtua dalam mengajak anak untuk mengenali kelebihan-kelebihan, kekurangan, kemampuan dan kelemahannya sendiri. Pada saat yang sama orangtua menunjukkan penerimaan terhadap kekurangan maupun kelemahan anak, tetapi bukan berarti membiarkan anak melemahkan dirinya sendiri. Malas dan enggan mengatasi masalah merupakan bentuk sikap melemahkan diri sendiri. Orangtua perlu menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka tak patut merendahkan orang lain, tak pantas pula meninggikan diri. Lebih-lebih untuk sesuatu yang diperoleh tanpa melakukan usaha apa pun alias sepenuhnya merupakan pemberian semenjak lahir.

Yang juga penting untuk dilakukan adalah mendampingi anak mengenali kebutuhannya. Balita pun tak perlu rewel jika ia telah dapat mengenali kebutuhannya untuk istirahat. Perlu juga mendampingi mereka untuk belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan perlu dipenuhi, meski tak serta-merta. Sedangkan keinginan, adakalanya dapat dituruti, tetapi tetap perlu belajar menahan diri. Semua ini ditumbuhkan bersamaan dengan menguatkan dorongan sekaligus kemampuan bertanggung-jawab, termasuk berkait dengan konsekuensi atas berbagai tindakan mereka.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

πŸ“šSumber bacaan :

Muhammad Fauzil Adhim, Anak Perlu Belajar Mandiri, Majalah Hidayatullah edisi November 2014.

Ciri Anak Mandiri dan Tahapan Perkembangan Kemandirian, www.AlMaghribiCendekia.com, 2015

William Sears, M.D., Anak Cerdas: Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Emerald Publishing, Jakarta 2004

Materi 2 kelas Bunsay : Melatih Kemandirian Anak

*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_

☘Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

πŸ”‘Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

πŸ”‘Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Hargai keinginan anak-anak
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Terima ketidaksempurnaan
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Berbagi peran bersama anak
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

πŸ”‘Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

☘Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
πŸ”ŸBerkarya

☘3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

☘Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_

Salam,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_

Resume Kulwap Institut Ibu Profesional Kelas Bunda Sayang BCCG:
Tanggal : 20 Februari 2017
Materi : Melatih Kemandirian Anak
Fasilitator : Bunda Azizah & Bunda Wening
Moderator & Notulen : Nur Azizah

➰➰➰➰➰➰➰➰➰


1⃣ Bu Yuyun_Banten

Saya sudah membuat aturan untuk mengerjakan tugas rumah saat libur sekolah sabtu ahad,  kepada dua putri saya.yg ke 1 usia:9,5 tahun, yang ke dua 7,3th.

Tugasnya seperti ini:

1.Merapihkan kamar tidur, dan menyapu ruang tengah dan ruang tamu

2.mengajak main atau mengawasi adiknya yg usia 1,9 tahun. Karena pagi itu umi memasak.maka ade harus ada yg jagain

Di hari sabtu itu mereka milih mau yg mana duluan.no 1 dl atau dua dl.besoknya bergaintian.

Lalu saya tambahkan aturan begini: jika ade sedang menyusu atau menangis lalu minta di temanin umi.yg jagain ade harus membantu kepada yg tugas beresin kamar dan ruang tengah dan tamu.

Apakah saya buat aturan itu baik apa tidak.?

Bagaimana mengatasi anak anak yg suka iri ketika melakukan tugasnya...misal dpt beresin kamar tidur berantakan bukan bekas aku...saya sdh menjelaskan klo beberes kamar bekas bersua sesuai jadwal tdk boleh protes atau mengeluh..
Bagaimana sikap saya sebaiknya menghadapinya?

Jika masing masing anak suka dengan tugas tertentu aja ga papa kita turutin.misal sukanya nyapu ga mau cuci piring. Dsb.

Jawab:
Wah bunda Yuyun bagus sekali sudah membuatkan jadwal tuk Ananda. Memang baiknya tugas2 yang kita buat tuk anak2 , sebelumnya kita diskusikan ke mereka. Apa saja tugas2 yang bunda perlu bantuan Ananda, buat list dan biarkan mereka memilih. Agar mudah saya beri poin2 tahapannya yaa berdasarkan pengalaman saya.
1. Buat list pekerjaan rumah apa saja yang perlu Ananda kerjakan. Untuk membantu bunda
2. Buat jadwal dari tugas tersebut, berapa kali dalam sepekan harus dikerjakan
3. Buat forum keluarga tuk membahas siapa penanggung jawab tugas2 tadi. Berikan mereka jabatan sesuai tugasnya agar mereka merasa benar2 dibutuhkan. Misal tugas menyapu dan mengepel diberi jabatan manager of clear n clean, menjaga adik manager of safe n care dsb.
4. Beri reward atas tugas yg telah mereka kerjakan. Beri iqob atau punishment atas tugas yang dilalaikan atau diabaikan, mis. Menyisihkan uang saku ke celengan shodaqoh/celengan qurban (ini ala keluarga saya), bukan memotong uang saku mereka sekehendak kita.

Mengenai "aku tidak mau merapikan apa yang tidak aku lakukan" bunda bisa menjelaskan hal spt ini. (Komprod)
Bunda: Baju kalian yang pakai siapa?
Anak2: bunda
Bunda: yang mencuci kalian apa bunda?
Anak2: bunda
Bunda: kalau kalian lapar, yang masak kalian sendiri apa bunda?
Anak2: bunda
Bunda: naaah...artinya apa ayo?
Mengerjakan sesuatu bukan karena  untuk diri sendiri saja tapi melakukannya demi orang lain yang kita sayangi✅

2⃣ Yuni-Serang

Bunda, gimana cara mengatasi anak "aleman". Dia  sudah mandiri sebenarnya tapi masih minta dilayani. Bisa dibilang males gerak.

Jawab:

Teh Yuni yang sabar menghadapi anak.. Kalau boleh bertanya;
- Umur berapakah anaknya?
- Apakah teteh sudah konsisten mendampingi anak dalam usaha kemandiriannya?

kunci anak usia 1-3 tahun dalam melatih kemandirian adalah membersamai mereka dalam berproses, bukan menggegasnya atau membuatnya tergesa-gesa.

Saya telah membuktikan kata-kata bu Septi bahwa kerepotan kita dalam mendampingi anak-anak membentuk habbit kemandirian paling tidak hanya 6 bulan. Artinya kerepotan kita hanya 6 bulan bila kita konsisten dan lingkungan mendukung dalam proses memandirikan anak-anak.

Contoh yang saya lakukan adalah memasak bersama anak. Saya bermain peran dan saya jadikan anak pertama saya sebagai chef. Saya tanyakan mau makan apa hari ini dan kami memasak makanan kami setiap hari. Suami melihat irisan sayuran yang tak beraturan sudah terbiasa. Hehe.
Setelah memasak, kami memakan makanan kami bersama di meja makan.

Bila adik membuang-buang makanannya saya memancingnya untuk membereskannya bersama-sama (mendudukkan pada posisi makanan berserakan dan mengajak adik untuk membersihkannya).

Mantra ajaib yang bu Septi lakukan ke anak-anaknya adalah:
"Kalau makan masih disuapin, ibu meninggal, kamu ikut meninggal"
Kalimat tersebut diberikan pada bu Septi saat anak-anak ibu usia 1-3 th, sampai hari ini masih melekat di benak anak-anak bu Septi.✅

3⃣ Lala_banten
 
Bagaimana mensiasati kondisi deadline (terlambat ke sekolah atau buru-buru mau pergi) namun kemandirian anak tetap terjaga. Kadang kita sebagai orangtua kalau sedang buru-buru begitu jadi mengambil alih tugas yang seharusnya dikerjakan anak.

Terima kasih

Jawab:

Kembali ke praktek komunikasi produktif ya teh :)

Misal, kondisi hari senin yang hectic. Minggu sore/malam ingatkan pada anak kalau besok sekolah. Kita tanyakan malamnya dengan nada terbaik "apakah persiapan sekolah besok sudah oke?"

Paginya, kenalkan kondisi yang akan dihadapi anak (apalagi kalau anaknya belum paham jam)
Misal, "kakak 30 menit lagi/di jarum panjang angka 6 kakak harus pergi sekolah agar tidak terlambat, kalau kakak mau berangkat bersama papa berarti harus mandi sekarang"

"10 menit menit lagi kakak berangkat, silahkan selesaikan makannya"

"nggak mau", jawab anak (dengan muka malas-malasan)

"oke nggak papa, artinya kakak tidak berangkat sekolah bersama papa, karena waktunya tidak cukup kalau tidak mulai makan dari sekarang (interaktif. Mengajak anak berfikir)

Bedakan dengan nada dan intonasi
"Ayo 5 menit lagi, awas ya kalau nggak selesai makan ditinggal papa" (mengancam) ;)✅

4⃣ Stephanie_ Cirebon

Assalamualaikum,saya stephanie..mw bertanya ttg materi td bun..bgmn cara mengajarkan anak usia 5y untuk mulai menjalankan solat, sementara bacaan solatnya blm terlalu hafal? Stephani.

Jawab:

Rasulullah SAW bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat ketika mereka  berusia 7tahun, dan pukullah mereka bila pada usia 10tahun tidak mengerjakan sholat. Serta pisahkan mereka di tempat tidurnya.. (HR. Abu Dawud)

Mengacu pada hadist di atas, Rasulullah menganjurkan untuk mengajarkan sholat pada usia 7tahun, bukan sedini mungkin..

Mengapa demikian?
Karena sholat adalah serangkaian gerakan baku yang terdiri dari rukun dan syarat sah yang harus dipenuhi.

Menurut pendidikan berbasis fitrah Usia anak bunda dibawah 7 tahun  adalah masa pra latih. Yang perlu kita lakukan pada anak dibawah 7th adalah, menanamkan kecintaan pada Allah dan RasulNya lewat motivasi dan keteladanan.

Keteladanan yang dimaksud diantaranya kita sebagai orang tua mencontohkan untuk gembira dan bergegas untuk sholat ketika waktu sholat tiba. Gembira saat ramadhan tiba, bukan saat lebaran tiba. Sehingga pada masanya diatas 7tahun nanti tercipta kesadaran beribadah (internal motivation) dari dalam dirinya sendiri yang didasari atas kecintaan pada Allah dan rasulNya.✅

5⃣Siti Mutoharoh-Serang

Saat melatih kemandirian anak, pasti ada saja penolakan dari anak, entah itu tiba-tiba merengek dan anak tetap keukeuh tidak mau mencoba melakukan berbagai hal kemandirian, misalnya saat makan, anak sulung saya selalu keukeuh bilang "Aa ga mau makan kalau ga disuapin bunda" kadang pernah saya tega untuk benar2 ga bergerak menyiapkan makanan untuknya, saya hanya mengingatkan "Aa ini sud waktunya makan, yuk bunda temani ambil piring, nasi dan lauk responnya datar bahkan kadang diam tanpa mau bergerak menghampiri saya, sikap k tepat kah? Atau ada hal lain yang harus di ubah

Jazaakillah BunFasil πŸ™

Jawab:

Teh Muth, anaknya umur berapakah? Apakah anaknya sudah mengerti konsekuensi?

Bila anak diatas 3th mungkin bisa diterapkan kata-kata ini.. Hal ini untuk mengajarkan anak tentang kewajiban, hak, dan konsekuensi dari setiap keputusan

"Oke itu masalahmu, bukan masalah mama. Tugas mama hanya mengingatkan saja, selebihnya tanggung jawab kakak"

Yang perlu kita lakukan adalah membuat kesepakatan dengan suami dan semua orang yang ada di rumah,demi kekompakan kita di depan anak-anak (agar anak tidak mencari suaka politik/pembelaan).✅

Jazaakillah penjelasannya teh wening, Alhamdulillah Anak sulung saya usia 4th 4 bln teh.

Hwah seumuran dong teh sama anak sulung saya.

Saya pernah curhat sama bu Septi tentang anak sulung saya. Ibu bilang, anak 4th emang challenging. Dikerasin g bisa, krn memori sudah kuat. Kekerasan bisa membuat anak trauma.

Yang bisa memenangkan kita adalah, bonding dan kekuatan negosiasi. Jadi, seringkali saya muter2 melogika kan sesuatu😁

6⃣ Tyas - Serang

Apa yg kita lakukan dalam membersamai anak utk melatih kemandiriannya?

Jawab:

Peran orang tua diantaranya membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri. Serta menstimulasi tapi tidak menggegas. Membersamai dan meminimalkan emosi negatif dalam proses yang pasti penuh tambal sulam dan jatuh bangun (tidak mudah tapi pasti bisa😊)

Mengacu pada materi diatas. 3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Dan tambahan dari saya yang ke 4 adalah:
Dukungan orang sekitar (yang tinggal satu rumah dengan kita -orangtua/art-) dalam menstimulasi kemandirian anak, dan kompak tidak membantu anak kecuali anak meminta tolong dengan cara yang baik.✅

7⃣ Safadella_cianjur

Anak saya, 4 tahun, sangat lengket dengan saya, hingga jika menginginkan sesuatu harus saya yang penuhi, misal buat susu, ke kamar mandi, termasuk makan.. istilahnya apa2 harus sama mama, gak mau kalau dibantu kakek/neneknya, walaupun sesekali mau dibantu kakaknya. Adapun dalam hal makan, awal2 mau suap sendiri tapi kelamaan minta disuapin. BB nya tergolong kecil dan termasuk anak yang susah makan sehingga pd akhirnya saya pun menyuapinya πŸ˜… Kami memang baru 1 thn terakhir ini tinggal bersama kakek neneknya, sebelumnya mengikuti tugas suami di pelosok. Suami plg 1x/mg, sehingga mungkin itu yang membuat ketergantungannya terhadap saya begitu tinggi..ini analisa saya sendiri. Pertanyaannya, untuk kasus diatas, bagaimana ya mnerapkan kemandirian pada anak saya tersebut? Haturnuhun

Jawab:

Bunda Safa yang penyayang, sy juga pernah mengalami hal ini. Kadang gregetan yaa...kalau apa-apa maunya cuma sama bundanya gak pernah mau dengan yang lain πŸ˜…. Ini ada sedikit tips dari saya.
1. Rutin membacakan cerita pengantar tidur Tentang kemandirian, Insyaallah buku2 spt itu banyak ditemukan di toko buku( mis. Aku bisa mandi sendiri, aku bisa makan sendiri). Film2nya juga ada lho Bun. Nah ini mengena sekali ke anak. Mereka biasanya akan tertantang untuk mandiri spt tokoh yg diceritakan.
2. Mengajak Ananda dalam berbagai kegiatan di rumah, seperti merapikan mainan, membersihkan sayuran, menemani bunda mencuci pakaian dsb. Hal ini dilakukan agar Ananda paham apa saja aktivitas bunda di rumah, sehingga dia paham pekerjaan bunda di rumah banyak tidak cuma mengurusi Ananda.
3. Mulai meminta Ananda menolong bunda dlm berbagai hal sederhana. Mis. Menolong bunda mengambilkan  air minum, mengambilkan sendal/brg tertentu. Alih2 selama ini Ananda sudah sering meminta tolong ke bunda, sekarang bunda gantian ya minta tolong ke Ananda. Lihat responnya !
4. Terkait no. 3, bila Ananda bisa membantu bunda, berilah pujian. "Subhanallah ternyata anak bunda bisa lho ambil air minum sendiri, hebat sekali yaa!" Jangan lupa ucapkan terimakasih, peluk dan cium sebagai reward
5. Tahap berikutnya buatlah kalender bintang. Ini adalah jurnal reward Ananda bila bisa menjalankan kemandiriannya. Buat list kemandirian apa saja yg ingin dicapai, sampaikan pada Ananda. Beritahu dia kalau berhasil berhak mendapatkan stiker bintang yg kalau banyak jumlahnya (beri target jumlahnya) bisa ditukar dengan hadiah tertentu (kesepakatan)
Silakan dicoba ya bunda!😘✅

8⃣ Neneng _ Banten

untuk melatih kemandirian anak, maka kita dituntut untuk menjadi Ibu yang TEGA, jika si anak menginginkan sesuatu lalu tantrum yang ngamuk2 meski sdh dialihkan lalu kita membiarkan dia tantrum, apa itu sudah benar? bagaimana tips agar membuat anak konsisten melakukan kemandirian yang terkadang mau kadang ga mau sampe nangis misal ambil minum sendiri, padahal rumah sudah d desain untuk ramah anak.

Jawab:

Bunda Neneng yang baik hati, sepertinya langkah bunda sudah tepat dengan membiarkan anak tantrum. Spt materi di komprod lalu sudah dijelaskan ya. Ketika emosi hadir maka sebenarnya tidak ada komunikasi di situ, jd biarkan saja Ananda sampai tenang dengan sendirinya. Menjadi ibu tega (baca: tegas) memang diperlukan dalam mendidik kemandirian anak. Tips2nya silakan dilihat di jawaban sebelumnya ya Bun ..selamat mencoba 😘✅

9⃣ Ndah-IIP Cirebon

Assalamu'alaykum wrwb. Bunda, perkenankan saya bertanya. Mohon maaf sebelumnya saya sedikit menceritakan latar belakang problema yang saya hadapi yang ingin saya cari solusinya terkait materi kemandirian anak ini. Tahun 2012, tiga bulan pasca melahirkan putri keempat, saya diberi ujian sakit serius dan harus dirawat lebih dari 5x di RS, bed rest hampir 9 bulan, menjalani rutin pengobatan medis selama lebih dari 2 tahun, dan menjalani pengobatan alternatif dan pengobatan herbal untuk tahap recovery pasca sakit sampai sekarang. Kondisi ini menyebabkan saya, suami dan keempat putra&putri saya pernah mengalami hidup terpisah-pisah. Suami di Bogor, putra pertama di Bekasi, putra kedua di Bekasi kemudian di Bogor, putri ketiga di Bekasi kemudian di Solo, bayi (putri keempat) di Majalengka. Saya sendiri dirawat di Majalengka. Keterpisahan ini menyebabkan luka dan trauma mendalam kepada keempat putra-putri saya, khususnya putra kedua. Yang ingin saya tanyakan:

1) Bagaimana cara efektif membangun kemandirian putra kedua (sekarang usia 11 tahun) yang mengalami trauma psikis (salah satu faktor penyebab traumanya adalah saat usia menjelang 5 tahun hidup terpisah hampir dua tahun dengan saya, juga berbagai faktor lainnya yang membuatnya cemas dan trauma hingga kini). Setelah sekarang alhamdulillah kami bisa hidup bersama kembali di Majalengka, putra kedua yang sejak usia 1 tahun sampai 5 tahun sangat mandiri, hilang semua kemandiriannya. Semua aktivitas dan kebutuhannya sangat bergantung kepada saya sebagai bundanya. Terkait kemandiriannya ini, saya mencoba selalu memotivasinya agar mampu melaksanakan kebutuhannya sendiri, seperti mengambil makan/minumnya sendiri, mengambil pakaiannya sendiri setelah mandi, dll. Namun upaya saya belum berhasil. Kalau saya tidak mengambilkannya makan saat ia memintanya, dan saya memotivasinya agar ia mampu mengambil makan sendiri, misalnya, seharian akhirnya ia bisa tidak makan.

2) Putri ketiga (sekarang usia 7 tahun, terpisah saya hampir setahun) dan putri keempat (sekarang usia 5 tahun, terpisah saya hampir dua tahun) saat saya sakit. Setelah sekarang kami bisa hidup bersama kembali, selalu terjadi perseteruan akibat sibling rivalry di antara keduanya. Keduanya berebut perhatian dan kasih sayang saya sebagai bundanya. Masing2 mengklaim bundanya adalah milik dia, tidak boleh milik yang lain. Sebagai pelampiasan mencari perhatian bundanya, kedua putri saya berusaha selalu minta saya melayaninya. Padahal saat putri ketiga dirawat neneknya di Solo, usia 3-4 tahun sudah terbentuk kemandiriannya, makan sendiri, mandi sendiri dll. Sekarang selalu mencari perhatian saya dengan tidak mau melakukannya lagi sendiri, semua harus saya layani, makan minta disuapi, mandi minta dimandikan dll. Dimotivasi bahwa ia sudah mampu melakukan sendiri, ngambek dan akhirnya tidak mau makan atau tidak mau mandi. Adapun putri keempat alhamdulillah lebih sering bisa bersikap mandiri saat ini, meskipun kadang2 minta saya layani untuk hal-hal keperluannya, seperti makan, mandi dll. Pertanyaannya, bagaimana cara membangun kemandirian kembali putri ketiga saya tersebut. Apa yang harus saya lakukan. Mohon pencerahannya.

Syukron jazakunallahu khayran katsiran atas semua pencerahannya. Mohon maaf apabila ada pernyataan maupun kata yang tidak berkenan.

Jawab:

Masya Allah bunda ndah ...sy ikut prihatin yaa.
1. Bunda tipsnya ada di jawaban no. 7 silakan dicoba yaa. Tapi baiknya bunda juga konsultasikan masalah ini ke psikolog, Krn ini menyangkut trauma.
2. Masalah sibling rivalry mmg bikin bunda pusing yaa..padahal kita sayang mereka tapi tetap saja ada yang masih merasa dibedakan. Ada cara yg lucu yg bisa digunakan untuk menghilangkan hal ini. Saat mereka bertengkar bunda ke dapur saja sambil bilang ke anak2. Kalian masih ribut aja? Ya sudah bunda ambil pisau dulu ya buat belah bunda jadi 2. Sadis memang πŸ˜‚, tp anak yg penyayang pasti langsung menjerit takut kehilangan bunda...nah di saat inilah bunda peluk keduanya dan mulai memasukkan nilai2 kebersamaan sesama saudara. Bisa berupa cerita karangan atau bisa dicari kisah nyata.
Bila ada yang punya tips lebih keren yuk di share bunda! 😍

Tambahan untuk yang ini..
Diambil dari group belajar parenting with Elly Risman and family,

Salah satu mengurangi sibling rivalry yang dilakukan bu Elly dulu adalah, memberikan porsi eksklusif bersama mama/papanya pada tiap anak.

Dan bila porsi waktu eksklusif itu tiba, bu Elly mengucapkan sesuatu di telinga anaknya dengan berbisik2; bu Elly bilang, ini rahasia. Hanya ibu dan kamu yang tau. Ternyata, ibu Elly membisikkan bahwa "kamu anak yang istimewa untuk papa dan mama" dan bu Elly berpesan, ini rahasia jangan sampai saudaramu yang lain tau.

Lucu ya. Dan akhirnya rahasia itu terbongkar saat anak2 bu Elly sudah dewasa saat mereka bertengkar.

Ini berlaku bila anak sudah bisa menyimpan rahasia😁

1⃣0⃣ Sofi Zahroh _IIP   Garut

Bunda, anak sy (1 th 7 bln) memng sedang berlatih mengemukakan apa yg diinginkan, termasuk ketika menginginkan barng milik anak lain (temannya). Tp kdg kla ank sy msh langsung main ambil saja barang temannya tsb (krn yg sy baca usia di bwh 2 th belum kenal konsep kepemilikan), alhasil barangny direbut dr anak saya, dan kdg kala temanny sambil marah/membentak (krn rata2 temn ank sy usiany di atas 2 th yg sudah mengenal konsep kepemilikan).

Sekrg, yg sy liat anak sy jadi sering minta bantuan sy untuk mengambil/meminjam brg temanny. Agak 'ketakutan' akan reaksi temanny yg marah atau membentak.

Jadi yg ingin sy tanyakan :
1. bagaimana menjelaskan dengan bijaksana kepada anak tentang konsep kepemilikan temannya tanpa mencederai citra diri maupun harga diri anak?
2. Bgmn pula menjelaskan kepada anak akan reaksi temannya tersebut?

Hatur nuhun.

Jawab:

1. Dear bunda Sofi, sebelum menjelaskan kepada anak tentang kepemilikannya temannya, maka terlebih dulu anak harus paham tentang kepemilikannya sendiri. Apakah bunda sudah menjelaskan hal ini pada Ananda? Bila Ananda sudah paham tentang barang miliknya dia sendiri akan paham mana yang bukan miliknya. Cara menjelaskan kepemilikannya bisa dilakukan dengan memberi tanda barang2 milik Ananda dengan stiker atau sejenisnya. Ananda akan paham mana saja barang2 miliknya yg sudah ditandai dgn stiker, yg tidak ditandai berarti bukan miliknya.

2. Menjelaskan reaksi merupakan cara mengajarkan empati. Maka ajarilah Ananda berempati, bisa melalui cerita atau praktek langsung, misal berbagi makanan dengan teman, berbagi pinjam mainan dsb✅

1⃣1⃣ Nur_ Banten

Anak saya usianya 4 tahun. Kalo habis mainan disuruh merapihkan mainannya kadang bilang capek sambil merengek. Akhirnya saya nggak tega ikutan merapihkan juga. Salahkah sikap saya?

Jawab:
Teh Nur yang baik hatinya, yuk belajar tega(s). 😊

Sebelum bermain, buat perjanjian dengan anak untuk merapihkan mainannya setelah bermain. Bila anak menyetujui, teteh bisa turunkan mainan yang teteh simpan (sebaiknya ada tempat mainan yang terjangkau dan sulit dijangkau -berlaku untuk mainan kecil-kecil sebangsa lego dan sesuatu yang dirakit.

Bila sudah selesai bermain, teteh bisa ajak anak membereskan mainannya sesuai perjanjian yang telah terjadi sebelum bermain.

Bila anak merengek, coba untuk bermain peran membereskan mainan, misalnya mainan kedinginan ayo masukkan ke tempatnya. Atau ayo kita berlomba bereskan mainan. Jadikan membereskan mainan sebagai ajang bermain yang tidak kalah menarik dari anak-anak yang bermain dengan mainannya sendiri.

Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Teteh dan suamilah teman terbaik pertama untuknya.✅

Sabtu, 18 Februari 2017

Aliran Rasa Komunikasi Produktif

Aliran Rasa Materi Komunikasi Produktif..

Salah satu hal yang aq sukai dalam kelas di IIP ini,semua materinya terstruktur,rapi dan terorganisir..Langkah2nya jelas dan tepat.. Apa yang harus dilakukan di awal,dan selanjutnya..

Seperti materi dalam kelas matrikulasi yang terstruktur,materi dalam kelas Bunda Sayang pun aq rasa begitu..Materi awal/ pertama yang kami dapatkan adalah materi Komunikasi Produktif.. wow,luar biasa bukan..? Masalah yang amat mendasar dan sering terjadi dalam hubungan manusia,baik habblumminannas maupun habblumminallah..

Yap,luar biasa menurutkuπŸ˜‰,karena kami diajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan produktif. Karena sejatinya komunikasi adalah cara bagaimana  menyampaikan isi pikiran kita supaya orang lain dapat mengerti maksud yang kita inginkan dengan baik.

Jika dalam matrikulasi kami mendapatkan NHW (Nice Homework) sebagai tugas yang harus kami selesaikan..Dalam kelas Bunda Sayang,kami mendapatkan Challenge atau tantangan 10 hari untuk melakukan Komunikasi Produktif (komprod).

Rasanya nano2 melakukan komprod ini,ada keberhasilan tapi tak jarang juga mengalami kegagalan,kalo sudah gagal,rasanya gemes, stress dan sedih πŸ˜‚πŸ˜‚..kemudian tertawa cengengesan sendiri mengingat komunikasi yang telah berlangsung..Im responsible for my communication results!...yess kegagalan memang datangnya dari saya pribadi,kesempurnaan hanya milik Allah...(loh,jadi kayak penutup sambutan atau pidatoπŸ˜…)..

Setelah melakukan challenge komprod 10 hari, banyak pelajaran dan hikmah yang aq peroleh:
🌟 yang terutama adalah mengendalikan diri dari emosi untuk menciptakan komprod dan komprod dengan diri sendiri.

Karena tantangannya sungguh luar biasa ketika harus melakukan komprod dikondisi yang tidak warasπŸ˜… alias emosi. Dalam keadaan emosi,komprod yang aq lakukan biasanya gatotπŸ˜…πŸ˜‚..

seringnya sih ikut terpancing menghadapi sibling rivalry dan menghadapi suami yang magerπŸ˜…πŸ˜‚πŸ˜­

disini dibutuhkan komprod dengan diri sendiri..ya,itu yang biasanya aq lakukan untuk memulihkan keadaan hati dan pikiran. Komprod dengan sendiri ternyata menenangkan dan menyelamatkan..πŸ˜ŠπŸ˜‰πŸ˜ ....teringat postingan pak Ridwan Kamil dalam Instagramnya seperti dibawah ini πŸ‘‡


🌟 belajar kreatif memilih diksi yang tepat.

ketika menghadapi anak yang banyak keinginannya tapi mereka belum tau baik dan buruknya.

🌟 mempelajari mengamati situasi dan kondisi yang tepat untuk melakukan komunikasi dengan suami

huhuhu..penting banget ini supaya komunikasinya lancar..maksud bisa dipahami..menyatukan FoE dan FoR..

daaaaan...masih banyak lagii..hikmah serta pelajarannya...mempelajari komunikasi,seperti mempelajari psikologi..hehe..seruuu..mempelajari dan mengamati dengan mata telinga dan gerak tubuh orang lain sebelum melakukan komunikasi yang produktif..

Kemudian setelah melakukan challenge 10 hari apakah komunikasiku sudah baik? atau apakah aq sudah menjadi komunikator yang handal?? tentu saja BELUM sodara sodara..πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜‚..

Setelah menyelesaikan tantangan 10 hari ini,kami mendapatkan review yang menjelaskan berada ditahap mana pola komunikasi yang sudah kami jalani. Alhamdulillah aq berada dalam tahap sosionomi.. Namun berniat dan harus naik level ke tahap selanjutnya,yaitu tahap autonomi..πŸ˜‰..bismillah..tetap semangat✊..

Harus banyak menempa diri untuk membaca,mempelajari,mencermati,dan menghayati materi,review dan cemilan2 yang diberikan dalam kelas.... dan yang paling penting praktek mengamalkannya..latihan..latihan dan latihan..

semoga tetap terus semangat dan konsisten melakukan komunikasi produktif...aamiin..

#Aliranrasa
#Komunikasiproduktif
#IIPBunsay
#ODOPfor99days


Komunikasi dengan Pasangan (kelas Bunda Sayang)

*KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN*

Dalam prakteknya ternyata ini menjadi bagian yang sangat seru yang dihadapi oleh teman-teman semua. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola komunikasi anda dengan pasangan
yaitu :

a. Faktor Eksteropsikis ( Ego sebagai Orangtua)

Yaitu bagian dari kepribadian yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus & semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dalam status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya..

contoh : Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP).

Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP).


b. Faktor Arkeopsikis ( Ego sebagai anak-anak)
Yaitu bagian dari kepribadian yang menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif,masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebagainya. Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak

contoh : Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.


c. Faktor Neopsikis ( Ego sebagai orang dewasa)
Yaitu bagian dari kepribadian yg objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi, berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..

contoh : Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, ber¬sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya, adalah ciri-ciri komunikasi orang dewasa.

Ketiga Ego tersebut dimiliki setiap orang, kita lihat dari caranya berkomunikasi, kalimat yang dipilih dan bahasa tubuh yang digunakan.

ANALISIS TRANSAKSIONAL KOMUNIKASI

a. TRANSAKSI KOMPLEMENTER
jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

Contoh :
ketika suami meminta kita berbicara berdasarkan fakta, maka balas komunikasi tersebut dengan hal-hal yang logis.( ego dewasa)
suami : : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika  - ego dewasa)
istri : “ayo kita  cari tahu bareng, terakhir ayah lepas arloji itu dimana? ( menggunakan e go dewasa)


b. TRANSAKSI SILANG
terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator  tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah¬pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Contoh :
ketika partner kita mengajak komunikasi berdasarkan  ego dewasa, kita menanggapinya dengan ego anak-anak.

Suami : “Arloji yang biasanya di meja ini, kok tidak ada ya mah?”( menggunakan data dan logika  - ego dewasa)

Istri : “Mana kutahu, aku udah capek seharian ngurus anak-anak,  masih diminta ngurus arloji” ( menggunakan ego anak-anak )

pasti akan menyulut respon emosi.

c. TRANSAKSI TERSEMBUNYI
jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar¬pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter¬sembunyi.

Contoh:
Seorang ibu masuk ke dalam sebuah toko untuk membeli sebuah lemari es. Sang penjual memperlihatkan beberapa merk, dengan menyebutkan harganya. Sang ibu melihat lemari es yang tinggi dan bertanya: “Berapa harga yang tinggi itu?” (ungkapan dari ego state dewasa dan mengharapkan respon dari ego state dewasa juga).

Penjual itu kemudian menanggapi: “Yang itu terlalu mahal bagi Ibu.” Tanggapan ini memang terlihat sebagai transaksi antara ego state dewasa dan dewasa, tetapi ada unsur tersembunyi di dalamnya yang tidak jadi terumuskan, yaitu: “Ibu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli yang mahal itu”. Kemudian sang ibu merasa tersinggung, dan memang begitulah maksud penjual itu, menyinggung perasaan sang ibu dengan mengatakan bahwa ibu itu tidak mampu membeli lemari es yang mahal.

Menanggapi pernyataan itu, untuk membuktikan bahwa dirinya mampu membeli barang mahal itu, sang ibu lalu berkata: “Yang tinggi itu mau saya beli!”.

Cemilan Komunikasi Produktif kelas Bunda Sayang πŸ˜‰

Cemilan Rabu  : 12  Gaya Populer, Penghambat Komunikasi Kita

πŸ“†Hari baru, Semangat Baru

Satu minggu sudah kita memperdalam materi "Komunikasi Produktif". Dan teman-teman saat ini sedang melatih kekonsistenan diri dalam menjaga komunikasi dengan diri kita sendiri, dengan partner atau rekan kerja  dan dengan anak-anak kita. Banyak tantangan ya pasti, tapi seru. Di pekan pertama ini, kami ingin berbagi tentang 12 gaya populer, yang menghambat komunikasi kita.

Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar tentang 12 gaya populer (parenthogenic).  Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari.

Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa tidak percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri.

Padahal sangat penting bagi anak untuk belajar percaya dengan perasaannya dan dirinya, hal tersebut akan mendukung perkembangan emosinya dan mendorong anak tumbuh menjadi percaya diri.

Jika perkembangan emosi anak baik, ia juga akan memiliki kontrol diri yang baik ketika menghadapi suatu masalah, bahkan ia akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Berikut adalah  contoh-contoh 12 gaya populer:

1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”

2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”

3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”

4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”

5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”

6⃣Mengancam,
 contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”

7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”

8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”

9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”

πŸ”ŸMengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”

1⃣1⃣Menyindir,
contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”

1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”

Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus.


Salam Ibu Profesional,



/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:

_Elly Risman, Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga, artikel, 2014_

_Tim Fasilitator Bunda sayang IIP, Hasil Tantangan 10 hari, komunikasi produktif, 2017_

☕πŸͺ _cemilan rabu #2_ πŸͺ☕

*BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP HASIL KOMUNIKASI KITA*

Bulan ini bagi teman-teman yang sudah bisa menyelesaikan tantangan 10 hari, akan mendapatkan badge yang bertuliskan

_I'm responsible for my communication result_

Artinya apabila hasil komunikasi kita dengan pasangan hidup, dengan anak-anak, dengan teman-teman di komunitas, rekan kerja dan masyarakat sekitar kita, tidak sesuai harapan, maka jangan salahkan penerima pesan, kitalah yang bertanggung jawab untuk mengubah strategi komunikasi kita.

Contoh kasus saya pernah jengkel dengan assisten rumah tangga saya yang biasa dipanggil budhe. Berkali-kali diberitahu cara setrika yang benar, tapi hasilnya selalu salah.

Kondisi seperti ini biasanya akan menyulut emosi kita ke penerima pesan.

Maka saya harus segera mencari orang ketiga untuk cari solusi lain.

Saya ceritakan kondisi ini ke pak dodik, beliau hanya menjawab simple

"Kalau sekali saja diberitahu langsung paham, maka budhe itu sudah pasti jadi manager sebuah bank, bukan kerja di rumah ini"

(πŸ˜€ beginilah salah satu gaya komunikasi pak dodik)

Hmmm....sayalah yang harus mengubah strategi komunikasi saya, artinya gaya komunikasi saya tidak tepat saat itu, bukan salah budhe.

Akhirnya ketemulah pola, kalau berkomunikasi dengan budhe harus diberi contoh, tidak hanya diberitahu lewat omongan saja.

Ini baru satu contoh komunikasi kita dengan assisten rumah tangga, belum lagi kasus komunikasi kita dengan ibu kita atau dengan ibu mertua kita, pasti makin kompleks. Dan yakinlah semua itu membuat kita makin terampil berkomunikasi, selama kita tidak menyalahkan hasil komunikasi kepada orang yang kita ajak bicara.

_There is NO failure, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE our strategy_

Tidak ada kegagalan berkomunikasi itu yang ada hanya hasil yang berbeda, tidak sesuai harapan, untuk itu segera ubah strategy komunikasi anda.

Ingat satu hal ini, pada dasarnya kebutuhan manusia yang paling dalam adalah keinginan agar perasaannya didengar, diterima, dimengerti dan dihargai.

Jadi dalam komunikasi, kita perlu meningkatkan kemampuan kita dalam mencoba memahami perasaan orang lain, apakah itu teman, pasangan hidup, rekan kerja, atasan, anak atau siapapun juga yang menjadi lawan bicara kita.

Untuk anak-anak, seringkali mereka belum mampu untuk mengatakan apa yang mereka rasakan, bisa jadi karena perbendaharaan kata mereka yang belum banyak.

Maka mereka akan menggunakan bahasa tubuh bahkan jauh ketika mereka belum pandai berbicara.

Sebagai orang tua maka kita harus meningkatkan kepekaan kita dalam menangkap makna dibalik bahasa tubuh dan perasaan apa yang mendasari sehingga kita bisa memahami perasaan yang ingin disampaikan si anak.

Rasa kurang percaya diri biasanya muncul karena kita “menidakkan perasaan” sehingga lawan bicara menjadi bingung, kesal, tidak mengenali perasaannya sendiri akhirnya tidak percaya pada perasaannya sendiri.

Jadi ingat dialog saya dan ibu waktu kecil

Saya : “Ibu, aku benci sama pak Guru. Tadi aku dimarahi di depan kelas”

Ibu : “Pasti kamu melakukan kesalahan makanya pak Guru marah sama kamu. Tidak mungkin kan pak Guru tiba-tiba marah”

Kalimat itu membuat saya jengkel sekali karena ibu seakan-akan justru membela pak guru dan otomatis menyalahkan saya.

Padahal saya hanya ingin di dengarkan. Sehingga kalimat

"Mbak jengkel banget ya sama pak guru, sini duduk sebelah ibu, minum teh hangat, dan mbak lanjutkan ceritanya"

Selamat melanjutkan tantangan komunikasi anda, jangan pernah menyerah walau kadang anda merasa lelah.

Salam Ibu Profesional,

/Septi Peni/

Sumber bacaan :

_Pengalaman pribadi dalam menghadapi tantangan komunikasi sehari-hari_

Bundas hadir kembali cemilan Rabu, silakan dikunyah sambil ngeteh yaa☕

_Cemilan Rabu #3_ plus _Review #3 Komunikasi Produktif_

*BERKOMUNIKASI SESUAI BAHASA CINTA ANAK*

Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD, dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat 5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta, yakni;

1. Sentuhan Fisik,

2. Kata-kata Mendukung,

3. Waktu Bersama,

4. Pemberian Hadiah,

 5. Pelayanan.


Umumnya setiap anak bisa menerima cinta melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa yang paling dominan pada masing-masing anak. Berikut adalah tips dalam berkomunikasi dengan si kecil sesuai bahasa cintanya.

1. Apabila bahasa cinta anak kita adalah Sentuhan Fisik
* Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.
* Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.
* Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.
* Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan jelaskan bahwa pengajaran yang diberikan adalah untuk kebaikannya dan Anda tetap sayang padanya.
* Saat memilih hadiah untuknya, beri benda yang dapat ia pegang/peluk, seperti bantal, boneka, atau selimut.
* Saat menghabiskan waktu bersama si kecil, seperti menonton televisi bersama, duduklah berdekatan dengannya, sambil berpelukan.
* Sering-seringlah bertanya padanya apakah ia mau digandeng atau dipeluk.
* Apabila ia terluka, pegang dan peluk mereka untuk memberi kenyamanan.

2.Apabila bahasa cintanya adalah Kata-kata Mendukung
* Saat menyiapkan bekal untuknya, masukkan kertas kecil berisi kata-kata mendukung.
* Saat ia berhasil mencapai prestasi, tunjukkan rasa bangga Anda dengan memberi kata-kata membangun, seperti “Mama bangga dengan adik bermain adil di permainan tadi,” atau “Kakak baik sekali membantu adik membangun rumah-rumahan itu.”
* Simpan hasil karya si kecil, seperti lukisan atau tulisan, dan pajang dengan tambahan tempelan kertas mengapa Anda bangga dengan karyanya itu.
* Biasakan mengucap kata, “Mama sayang kamu,” tiap berpisah dengan si kecil atau menidurkannya di malam hari.
* Saat si kecil bersedih, bangun kepercayaan dirinya dengan mengucapkan alasan-alasan yang membuat Anda bangga padanya.


3. Apabila bahasa cintanya adalah Waktu Bersama
* Coba libatkan anak dalam aktivitas-aktivitas Anda, seperti belanja ke supermarket, memasak, mencuci piring, dan lain sebagainya.
* Saat si kecil ingin bercerita, hentikan sejenak aktivitas Anda untuk benar-benar menatap dan mendengarnya.
* Ajak si kecil memasak bersama, seperti membuat kue atau camilan lainnya.
* Tanyakan kepada si kecil mengenai tempat-tempat yang ingin ia kunjungi, dan jika ada kesempatan, beri kejutan dengan mengajak mereka ke tempat-tempat tersebut.
* Biasakan untuk memintanya menceritakan hari yang ia lalui di sekolah atau aktivitas lain yang telah ia lakukan.
* Saat mengajak si kecil bermain, bermainlah bersamanya ketimbang hanya menonton.
* Jika Anda memiliki lebih dari 1 anak, tetapkan jadwal bermain dengan masing-masing anak secara individu, tanpa melibatkan yang lain.


4. Apabila bahasa cintanya adalah Pemberian Hadiah
* Kumpulkan hadiah-hadiah kecil (tak perlu mahal) untuk diberikan kepada si kecil di saat-saat yang pas.
* Bawa permen atau camilan kecil lain yang dapat Anda berikan pada si kecil saat sedang bepergian.
* Beri makanan kesukaan si kecil, Anda bisa memasaknya sendiri atau mengajak si kecil ke restoran kesukaannya.
* Buah sebuah “kantong hadiah” berisi hadiah-hadiah (tak perlu mahal) yang dapat dipilih si kecil saat ia melakukan prestasi.
* Saat menyiapkan bekal untuknya, selipkan hadiah kecil untuknya.
* Buatkan semacam permainan teka-teki untuknya mencari hadiah dari Anda.
* Daripada membeli hadiah ulang tahun yang mahal, buatkan pesta ulang tahun meriah di tempat yang ia sukai.


5. Apabila bahas cintanya adalah Pelayanan
* Temani ia saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.
* Saat ia sedih atau menghadapi kesulitan, buatkan makanan kesukaannya.
* Daripada menyuruhnya tidur, gendong atau gandeng mereka ke tempat tidur.
* Saat sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, bantu mereka memilih pakaian untuk hari itu.
* Mulai ajarkan si kecil mengasihi orang lain dengan memberi contoh membantu orang lain atau memberi sumbangan kepada orang yang kurang mampu.
* Saat si kecil sakit, angkat semangatnya dengan menonton film, membaca buku, atau masak sup yang ia sukai.
* Saat menyiapkan sarapan, makan siang, atau makan malam, selipkan makanan penutup atau camilan kesukaan mereka.

Cara mengamati bahasa cinta anak :

1.  Amati cara si Kecil mengekspresikan cintanya pada Mama
Apabila si Kecil seringkali mengucapkan “Aku sayang Mama” atau “Terima kasih Mama atas makan malam yang enak”, Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin adalah “Kata-kata Mendukung”.

2. Amati cara si Kecil mengekspresikan cinta kepada orang lain
Apabila si Kecil seringkali ingin memberikan hadiah kepada teman atau gurunya, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Pemberian Hadiah”.

3. Pelajari apa yang seringkali diminta oleh si Kecil
Apabila si Kecil sering meminta Mama untuk menemaninya bermain atau membacakan cerita untuknya, maka Bahasa Cinta yang dominan padanya mungkin “Waktu Bersama”. Sedangkan kalau si Kecil sering meminta pendapat Mama mengenai apapun yang sedang dilakukannya, seperti “Mama suka ga sama gambarku?” atau “Bajuku bagus ga Ma?”, mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Kata-kata Mendukung”.

4. Pelajari apa yang seringkali dikeluhkan oleh si Kecil
Apabila si Kecil sering mengeluh mengenai kesibukan Mama atau Papa diluar rumah, seperti “Papa kok kerja terus yah” atau “Mama kok ga pernah mengajakku ke taman lagi,” maka mungkin Bahasa Cinta yang dominan padanya adalah “Waktu Bersama”.

5. Beri 2 pilihan kepada si Kecil
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Mama bisa menanyakan apa yang diinginkan si Kecil, untuk menemukan Bahasa Cinta yang dominan padanya. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa pilihan antara 2 Bahasa Cinta. Contohnya, saat Mama ada waktu luang, dapat memberi pilihan kepada si Kecil seperti “Sore ini adik mau Mama temani jalan-jalan atau mau Mama betulkan rok adik yang rusak?”, dengan memberi pilihan ini maka Mama memberikan pilihan antara Bahasa Cinta “Waktu Bersama” atau “Pelayanan”.


_Sumber bacaan_:

_Gary Chapman & Ross campbell M.D, The 5 Love language of children, jakarta, 2014_

_Eric Berne, Games people Play, jakarta_

_Eric Berne, Transaksional Analysis, jakarta._

Review Komunikasi Produktif kelas Bunda Sayang

*_Review Tantangan 10 Hari_*
_Materi Bunda Sayang #1 :_
_Institut Ibu Profesional_
 *KOMUNIKASI PRODUKTIF*


Pertama, Kami ucapkan selamat kepada teman-teman yang telah melampaui tantangan 10 hari dalam berkomunikasi produktif, dinamika yang terpancar dalam tantangan 10 hari ini sungguh beragam. Mulai dari memperbincangkan hal teknis sampai dengan tantangan nyata komunikasi kita dengan diri sendiri, dengan pasangan dan dengan anak-anak. Mungkin beberapa diantara kita tidak menyadari pola komunikasi yang terjadi selama ini, tetapi setelah mengamati dan menuliskannya selama 10 hari berturut-turut dengan sadar, baru kita paham dimana titik permasalahan inti dari pola komunikasi keluarga kita.

*KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI*

Dari “TANTANGAN 10 HARI” sebenarnya kita bisa melihat pola komunikasi dengan diri kita sendiri, bagaimana kita memaknai satu kalimat di atas. Limit yang kita tentukan bersama di tantangan ini adalah 10 hari, maka kita bisa melihat masuk kategori tahap manakah diri kita :

a. Tahap Anomi : Apabila diri kita belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, belum mulai menulis tantangan 10 hari satupun, karena mungkin belum memahami makna dari sebuah konsistensi.

b.Tahap Heteronomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, tapi belum konsisten. Kadang menuliskannya, kadang juga tidak. Hal ini karena dipicu oleh pemahaman dan mendapatkan penguatan dari lingkungan terdekat yang membentuk opini dan persepsi sendiri.

c. Tahap Sosionomi : Apabila diri kita sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator, dan sudah mulai konsisten. Menjalankan tantangan tepat 10 hari. Hal ini karena dipicu sebuah kesadaran dan mendapat penguatan dari lingkungan terdekat.

d. Tahap Autonomi : Apabila diri kita terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten, tidak  hanya berhenti pada tantangan 10 hari, anda terus melanjutkannya meski tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang menilai. Berkomunikasi produktif sudah menjadi budaya dalam kehidupan anda.
“10 Hari” adalah Limit terendah kita, hal tersebut hanyalah sebuah tetapan untuk mempermudah tercapainya sebuah tujuan.

Maka komunikasi kita dengan diri sendiri harus bisa terus mengupgrade limit tersebut. Dari sekarang kita harus paham benar bahwa limit kita adalah unlimited. Tidak ada yang mampu membatasi kita kecuali diri kita sendiri. Dengan konsep tersebut maka tidak ada yang tidak mungkin. Tentukan limit anda setinggi mungkin untuk diraih dan selalu diperbarui. Kuncinya adalah komunikasi produktif dengan diri sendiri.

_The greater danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it_ – Bahaya besar bukan karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh lebih berbahaya jika kita mempunyai target yang terlalu rendah dan kita berhasil mencapainya – Michael angelo

Rabu, 15 Februari 2017

Operasi Besar Pertama dalam Hidupku

Operasi Besar Pertama dalam Hidupku

Hari itu..tepatnya tanggal 13 Desember 2016 akhirnya aq memberanikan diri,memutuskan untuk menjalankan operasi dengan kesadaran diri tanpa adanya paksaanπŸ˜‰..heheu..lebay yah,padahal mah penyakitnya ga parah2 amat..

Sudah lama ingin menuliskan ini,tapi mood menulisnya baru muncul sekarang..wkwkkw..untung masih ingatπŸ˜…..

kenapa aq harus menjalankan operasi? karena..

Sebelum menjalankan operasi,selain konsultasi dengan 2 dokter spesialis THT,aq pun mendapatkan masukkan dari salah satu temanku untuk mencoba pengobatan alternatif,namun paksu tidak mengijinkan...yowis..ikut kata paksu..sebagai istri yang bercita2 menjadi istri yang solehah,harus manut kata suami..betul??πŸ˜‰

Jedanya lama sekali dari pertama kali aq memeriksakan benjolan dileherku sampai akhirnya aq yakin dan menguatkan diri untuk melakukan operasi..Periksa pertama bulan September,dan operasi bulan Desember..hehe..✌..

Setelah melalui proses pertimbangan dan pemikiran yang lama..Aq memilih RSKM sebagai RS tempatku dioperasi dan memilih dr.Diesel umar sebagai dokter spesialis bedah yang akan melakukan operasi terhadapku..

Tibalah saatnya aq dioperasi,saat itu yang menemaniku adalah suami tercinta😘..rasanya deg deg an bangett..ini pertama kalinya aq menjalankan operasi besar,dan sudah diberitahu juga kemungkinan kegagalan operasinya oleh pak dokter..yah,walaupun kemungkinan kegagalan itu sangat kecil,tetep weh...aq takuuut..😫

Saat masuk ruangan operasi,suamiku diluar tak boleh masuk😒😩..Aq ditangani oleh 2 dokter,dokter spesialis anastesi dan dokter spesialis bedah.. Sebelum aq tertidur oleh efek obat bius,aq masih merasakan petugas operasi menempelkan alat2 dibadanku dan aq masih mendengar dokter anastesi berbicara, kira2 begini "kita akan masukan selang pernafasan dari hidung,untung pakde foto rongten trachea nya,ini tracheanya bengkok mungkin karna si tumor"..deg,dlm hatiku bertanya..kok dia menyebutnya horor gitu sih..tumor katanya..tapi setelahnya aq langsung terlelap dan tak tahu apa2...lep..lep...benar2 pules karna obat bius..

Operasi berjalan sekitar 2,5 -3 jam..Saat itu selain aq,ada juga yang dioperasi,entah operasi apa yang membuat suamiku deg deg an,karena terdengar desas desus samar2 para perawat,orang yang sedang dioperasi itu meninggal..tp blm jelas pasien yang mana..dan aq pun belum keluar ruang operasi..

Alhamdulillah akhirnya aq keluar ruangan operasi dengan selamat..suamiku lega..Innalillahi wa inna ilahi rojiun,yang meninggal adalah pasien yang tertimpa kecelakaan,tp aq tidak tau detail beritanya..

Aq baru betul2 sadar sekitar jam 4 sore,terbangun mau ke kamar kecil,tp kepala masih sangat pusing..keliyengan,mual dan akhirnya muntah..efek obat bius total ini subhanallah.......ga lagi lagi dehπŸ˜£πŸ˜…..

Saat bangun tidur,sudah ada anak2ku..😘😘😍😍..selain paksu,ada papa n mama juga..😘😘😍😍..daan..alhamdulillah suaraku ada...pita suaraku amaaan...πŸ˜‰πŸ˜‰

oiya,ini oleh2 operasinya...aq diberitahu ini sama paksu sebelum akhirnya si "tetelan" ini diteliti lagi di lab..πŸ‘‡
hehe,paksu menyebut isi benjolan leherku dengan sebutan tetelan..πŸ˜…πŸ˜…

Januari...hasil penelitian lab mengenai tetelan itu keluar..hasilnya adalah ini πŸ‘‡πŸ‘‡

Alhamdulillah..hasilnya menyatakan bahwa si "tetelan" tidak ganas..πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

#ODOPfor99days
#ke18




Ada Benjolan di Leherku

Ada Benjolan di Leherku..

Ya,ada benjolan besar dileher bagian kananku,benjolan ini sudah lama dan sebenarnya aq tidak merasa terganggu..namun bagi mama dan suamiku yang melihatnya,mereka merasa ngeri,karna kok semakin lama semakin besar menurut penglihatannya..kalo aq yang mengalami sih,biasa biasa sajah..hehehe..

Sudah lama juga mereka menyarankan aq untuk periksa ke dokter,namun aq tidak kunjung memeriksakannya..karena aq malas menemui dokter untuk berobat diri sendiri,dan alasan terkuatnya adalah karena aq takut..heheu,takut ada penyakit mengerikan yang aq deritaπŸ˜…πŸ˜…..

Ada temanku yang mengalami hal serupa,ada benjolan juga dileher,khawatir benjolan tersebut berbahaya..dia pun memeriksakannya ke dokter.Dia memeriksakannya ke 3 dokter spesialis,spesialis penyakit dalam,spesialis bedah dan speaialis THT,dan hasilnya alhamdulillah..tidak ada apa2,tidak berbahaya dan tidak perlu dioperasi karna itu benjolan biasa..menurut ceritanya,dia hanya diberi obat2an dan alhamdulillah kempes..

Setelah bertukar pikiran dengan temanku itu dan aq pun merasa ngeri melihat leherku yang benjolannya semakin besar, kemudian mama dan suamiku terus menyuruh aq memeriksakannya ke dokter...akhirnya aq menemui dokter jugaa..hehe..

Dokter pertama yang kutemui adalah dokter spesialis THT di RSKM,aq menjalankan USG leher untuk mengetahui isi benjolan dileherku😁..,dari hasil USGnya,ternyata benjolan dileher kananku itu adalah struma nodusa nontoxic dan benjolannya sudah berukuran 2,9 sekian cm,hampir 3cm ceunah.. dan kesimpulannya,walaupun tidak beracun,ini harus dioperasi..tidak ada jalan lain,karena dikhawatirkan akan mengganggu jalan pernafasan.."oh gitu ya dok..,ga harus dalam waktu dekat ini kan? saya mau mempertimbangkannya dulu.." tuturku saat itu..heheu..dalam hati masih ga percaya kalau harus dioperasi..ingin mencari "second opinion" ke dokter THT lain..berharap mendapatkan jawaban lain,tidak harus dioperasi..hehehe..takuuut..πŸ˜‚πŸ˜‚


Finally,aq mendapatkan informasi tentang dr spesialis THT yang kebetulan istri dari teman di tempat kerjaku dahulu kalaπŸ˜‰..Aq langsung menuju ke rumah sakit tempat beliau praktek yaitu RS Kurnia..Kesimpulan akhirnya tetap sama..aq harus menjalankan operasi,alasannya pun sama..hal ini akan mengganggu jalan pernafasan..Tapi,beliau menyarankan harus operasi di rumah sakit besar..yang peralatannya lengkap,kalo di Cilegon adalah RSKM,di Serang adalah RS Sari Asih..lebih baik lagi kalo ke RS Siloam..

Deg...Jantungku berdegup,yess..aq masih takut..wkwkkw..beliau bilang,benjolan ini bukan kategori yang harus dioperasi dengan segera,namun lebih baiknya memang harus dioperasi dikemudian hari..silahkan difikirkan dulu,yakinkan dan kuatkan diri,dan yang pasti harus dioperasi dan pilih 3 rumah sakit tersebut..

ya begitulah..sudah 2 dokter spesialis THT yang aq kunjungi yang kesimpulan diagnosanya sama..tinggal menguatkan diri,dan memilih rumah sakit dan memilih siapa dokter yang akan melakukan proses operasi terhadapku..hehehe..

#ODOPfor99days
#ke17






Selasa, 14 Februari 2017

Kulwap IIP Banten : Komunikasi Suami Istri

Resume Kuliah Whatsapp(KULWAP) parenting IIP Foundation Banten

"MEMBANGUN KOMUNIKASI SUAMI DAN ISTRI"

Bersama,
🌸Foezi Citra Cuaca Elmart (Fufu)🌸
- Founder and CEO at Romantic Couple Community

πŸ’πŸ’πŸ’Materi KulwapπŸ’πŸ’πŸ’


originally created by @fufuelmart

KOMUNIKASI SUAMI ISTRI

Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam setiap interaksi antar sesama manusia, begitupun dalam pernikahan. Banyak banget teori tentang bagaimana berkomunikasi yang baik antar suami dan istri, tapi saat mengaplikasikannya tidak semudah teorinya. Sekarang ini, saya akan membahas 3 hal yang biasanya menghambat proses komunikasi yang baik antara suami dan istri. Langsung saja, ini dia...

Yang pertama, adanya "Mindset" yang berbeda tentang bagaimana berkomunikasi dalam pernikahan.

Saat menikah dengan pasangan, kita adalah dua asing yang disatukan dalam sebuah ikatan; dengan dua pola pikir berbeda, dua kebiasaan bertahun2 yang berbeda, dua isi kepala dan tingkah laku berbeda serta dua keluarga yang berbeda. Oleh karena itu, patut dipahami bahwa perbedaan cara komunikasi pun akan berbeda. Karena tak ada sekolah pernikahan dan berkeluarga, secara otomatis mau tak mau, suka tak suka, kita akan belajar dari orangtua kita. Bahkan dari semenjak kecil. Apa-apa yang kita lihat dan dengar dari orangtua kita, terutama saat masa golden age, secara otomatis akan menjadi "mindset" dalam otak kita, tanpa kita sadari. Karena, di masa-masa golden age tersebut, apa yang kita "terima" tidak disaring oleh otak mana yang baik dan mana yang buruk; dikarenakan sistem otak yang masih dalam tahap perkembangan.

Sehingga, meski kita "merasa" sudah belajar ke sana kemari, sudah mencoba menyerap ilmu itu; mencoba mengaplikasikannya, tapi tetap ada saat dimana kita tak mampu mengontrol hal tersebut, terutama saat tertekan. Misal, saat kecil kita seringkali melihat cara ibu memperlakukan ayah saat bertengkar, itu akan mempengaruhi bagaimana cara kita memperlakukan suami saat bertengkar. Maka dari itu, hal yang penting dilakukan untuk memprogram ulang "mindset" yang mungkin kurang baik, diperlukan penerimaan terhadap masa lalu, alias membersihkan sampah emosi.

Yang kedua, adanya EGO yang mendominasi

Biasanya hal kedua ini juga menjadi salah satu alasan "mandek" nya komunikasi dalam pernikahan. Suami dan istri yang sama-sama menunggu salah satu diantaranya "duluan" minta maaf, duluan bilang terima kasih, duluan inisiatif ngajak bicara. Salah satu atau keduanya merasa bahwa "seharusnya" pasangannya lah yang memulai. Padahal pernikahan itu sendiri adalah tugas bersama, bukan tugas masing-masing, keduanya perlu bekerja sama dan mempertnaggungjawabkan itu semua.

Sehingga yang perlu dilakukan adalah merendahkan ego dan mencoba "memulai" tanpa harus khawatir bagaimana respon pasangan. Saat ego meninggi, ingat bahwa derajat kita di hadapan Allah tak lantas menjadi rendah. Apalagi ada niat baik untuk semakin harmonis dengan pasangan.

Yang ketiga, TIDAK TEPAT dalam "Waktu, Tempat, dan Cara"

Kemauan untuk berkomunikasi dengan baik sudah di dapat, namun seringkali tak menuai respon yang baik dari pasangan. Tiga penyebab utamanya biasanya; karena waktu yang tidak tepat. Sebaiknya pilih waktu yang benar-benar dalam kondisi keduanya sedang dalam berpikiran jernih dengan suasana yang nyaman. Baiknya tidak menimpali, mendebat atau menyangkal di saat emosi salah satu atau keduanya sedang meninggi.

Kedua karena tempat yang tidak tepat. Sebaiknya dicari tempat yang nyaman untuk bicara berdua. Tempat yang ideal untuk berkomunikasi versi suami dan istri biasanya berbeda, sehingga cari tahu dan tanya pada mereka, dimanakah tempat yang nyaman untuk berbincang berdua untuk mengklarifikasi sesuatu atau merancang mimpi pernikahan bersama.

Ketiga mungkin karena cara yang tidak tepat. Berkomunikasi dengan manusia yang notabene makhluk super kompleks itu, tentu ada seninya. Meskipun kita tak bisa mengkotak-kotakan jenis orang begini dan begitu; namun mengetahui jenis personality, karakter dan "jenis apa" pasangan kita, akan mempermudah kita untuk berkomunikasi dengannya. Sehingga mengetahui ilmu tentang karakter personality seperti apa diri kita, dan seperti apa pasangan kita, menjadi salah satu poin penting untuk tercapainya komunikasi produktif dalam pernikahan.

Pernikahan memang tak sesederhana teori dalam buku, namun sangat patut diperjuangkan dengan mengaplikasikan ilmu. Pernikahan yang harmonis adalah hadiah terindah bagi anak-anak kita, kenangan masa kecil baginya yang otomatis menjadi warisan saat mereka dewasa. Maka dari itu, mari kita senantiasa perbaiki komunikasi dengan suami, merendahkan ego diri, karena antara suami-istri tidak ada istilah menang atau kalah; melainkan maju dan bahagia bersama hingga Jannah.

Sekian dari saya, mengenai ini lebih lengkapnya dibahas dibuku terbaru saya dan suami; Rumah Tangga Surga. 😊

πŸ’πŸ’Sesi Tanya JawabπŸ’πŸ’

1⃣bagaimana cara biar suami senang ngobrol dg istri
kadang walau sudah deal sebelum tidur kita curhat curhatan dulu
sering lalai
jadi Istri krg curhat
banyak masalah numpuk
akhirnya uring uringan
anak jd sasaran
tapi kalau elektronik ma balapan rosi dan pedrosa jam 1 malem aja ditunggu
heeeeeeee

πŸ’ Salam silaturahim mbak  πŸ˜Š

Cara membuat suami mau ngobrol menyenangkan, adalah dgn menjadikannya sebagai teman atau sahabat kita. Dimana tentu fungsi teman, tak selalu harus sama kesuakaanya,  ada hal yang tidak kita suka darinya, tp kita ttp mau mendengarkannya. Building rapport terjadi di saat kita punya topik yg sama saat berkomunikasi. Jadi sekali2 mungkin boleh coba temani nonton balapan, atau diskusi soal elektronik. Nanti setelah beliau merasa nyaman, kita bisa sisipin hal2 yg ingin kita ungkapkan padanya.

Salah satu bentuk "penyegaran" untuk suami, dr berbagai masalah yg membuat dia stres, adl dgn melakukan hobi yg disenangi. Sedangkan untuk istri adalah mengungkapkan perasaanya. Tetap jaga komitmen untuk memiliki wktu berbincang bersama.

Makasih πŸ†—


2⃣Assalamu'alaykum
Hampir setiap hari suami bekerja full smpai sore bahkan kadang sampai malam. Bahkan ketika datang ke rumah g jarang harus buka hp lagi utk laporan penjualan dll. Sy kadang suka emosi liatnya. Kata pak suami kalo mau ngobrol pagi, enak fresh. Tp sy yg g bisa. Ibu2 kalo pagi sudah sibuk dengan urusan rumah dan anak2. Sy justru bisanya malam. Bagaimana ya mensinkronkan waktunya? Sy sudah berusaha cari waktu, tempat dan cara yg tepat utk mengutarakan apa yg saya pikirkan. Minta tipsnya bagaimana menghadapi suami yg super sibuk tp kita masih bisa menjaga kualitas komunikasi.

πŸ’ Mb salam silaturahim 😊

Intinya tetap pada komunikasi dan komitmen pernikahan. Perlu disepakati waktu.yang tepat kapan, perlu ada salah satu pihak yang mencoba untuk mengerti akan kebutuhan pasangannya, agar tujuan pernikahan yang berkah itu sendiri tercapai.

Nggak perlu waktu banyak, kalau mb Saroh mau mencoba mengrto misal, bs agendakan sebelum sholat shubuh tiga puluh menit setiap harinya untuk berbicara dr hati ke hati.

Untuk suaminya mungkin perlu mempertimbangkan ulang, maksud dan tujuan pernikahan itu sendiri apa, kalau terlalu sibuk sampai lupa memberikan kebutuhan "home" alias kebutuhan emosi dan bathin istri, tentu kurg baik. Untuk istri boleh dgn mencoba mengerti bahwa apa yg dilakukan suaminya adl bentuk cinta dan tanggungjawabnya pada keluarga.

Makasih πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


3⃣Jika komunikasi suami istri selama ini baik-baik saja tetapi jika ada pihak luar misal kaka ipar yang sering ikut campur bagaimana menghadapinya? karena jika sudah membicarakan ini saya dan suami kadang suka ga sepaham, suami memilih diam dan malas untuk membahasnya sementara saya ingin membahas agar tak ada kesalahpahaman dan masalah selesai tidak dipendam untuk meledak di kemudian hari. Kaka ipar ini sangat perhatian dan baik sekali dengan semua keluarga adik-adiknya cuma karena terlalu perhatian kadang membuat risih sendiri, selalu ingin tahu dengan apa saja yang terjadi di keluarga adik-adiknya walaupun tentang hal yang sepele.

πŸ’ Salam silaturahim mb  πŸ˜Š
Selalu akan ada orang luar yang masuk ke pernikahan kita, namun bagaimana pengaruhnya tergantung pada respon kita sendiri.

Yang menjalani pernikahan adalah kita berdua, fokus pada kekompakan suami istri. Yang penting istri dan suami kompak satu prinsip.

Cara seorang suami dlm menyelesaikan masalah seringkali berbeda dgn cara seorang istri.Lebih banyak suami yg memilih diam, atau terkesan tdk terlalu mempermaslahkan, demi kebaikan bersama.

Apalagi kalau hubungannya sama ibu kandung suami atau kakak kandungnya. Tentu beliau jg perlu menaruh hormat. Jgn sampai mmbuat suami seolah harus memilih antara istri atau kakaknya. Karena dua2nya psti punya posisi yg berbeda, namun sama2 ia sayangi.

Yang penting suami ridho, kompak dengan kita. Kalau ada masalah atau konflik dgn kakak ipar, jadikan sebagai ladang kita untuk mendapat pahala dgn bersabar.

πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


4⃣Assalamualaikum wr. Wb
Bunda Fufu terimakasih atas teori yg disampaikan ketiga poin itu sering saya alami dimasa2 pernikahan saya yg baru menginjak 1 tahun
Pertanyaan saya : suami saya kurang dekat dan berbaur dengan keluarga besar saya, sehingga ketika saya pulang ke rumah orang tua saya (Ciomas) dia kurang begitu suka menurutnya jika saya ke rumah orang tua saya hawatir kecapean atau terpengaruh hal2 negatif dari kaka2 saya.  Orang tua saya tinggal satu yaitu abah (75th) tinggal sendiri di rumah, terkadang ditemani cucu dirumah. Kaka pertama saya tidak jauh rumah tinggalnya dari rumah abah jadi masih ada yg kontrol abah. Keluarga saya 10 bersaudara semuanya sudah berkeluarga masing2, sedangkan ibu saya sudah 5 tahun lebih meninggal dunia. Terkadang saya dilema ingin mengurus abah saya atau suami. Bagaimana cara yg baik untuk menjelaskan dan memberikan pengertian kepada suami saya agar dia respect pada keluarga saya dan tidak membatasi saya untuk bisa juga mengurus abah saya? Saya anak bungsu terkadang disuruh jagain abah, tinggal di rumah abah, karna yg lain juga tidak bisa mengurus abah. Namun suami saya juga tidak mau tinggal dengan abah saya krn kita juga sudah mempunyai rumah di serang yg lbh dekat dengan kantornya.
Mohon pencerahannya bunda Fufu terimakasih :)

πŸ’ Salam silaturahim mb  πŸ™πŸ»

Di saat seorang wanita menikah, maka berpindahlah semua tanggungjawab ayahnya, pada suaminya. Di kitab Fiqh pernikahan pun, selama suaminya seorang yg taat, istri perlu mendahulukan suami dibanding orangtuanya.

Tentu bagaimanapun sebagai seorang anak, kita juga tdk mau menelantarkan orangtua sendiri apalgi sudah sepuh.

Sebenarnya kalau suaminya ridho dan mau berbaik hati, bisa dicarikan solusi terbaik. Misal saling bergantian mengurus Abah, dengan saudara yg lain. Aplaagi kalau sampai ada 10 saudaranya.

Bukan hanya mbak yg berkewajiban untuk tdk menelantarkan abah, tp saudara yg lain juga. Jangan sampai menanggung beban sendiri. Komunikasikan dgn baik, ke suami dan kakak yg lain. Semoga menemukan solusinya.

Makasih πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ»πŸ†—


5⃣Mba fufu , anak saya saat ini usia 9 bulan.. artinya sedang dlm masa golden age (yg saya tahu golden age itu 1000 hari pertama kehidupan, dari embrio sampai usia 2 thn). Artinya masih ada 15 bulan lg masa golden age anak saya. Saya ingin tanya apa saja "DO & DON'T" pada saat masa golden age anak? Sy khawatir ada salah dlm perlakuan kami kpd anak, mengingat masa ini sangat penting sbg pondasi dia smp dengan dewasa nnti..

πŸ’ Salam silaturahim.mb 😊

Masa golden age anak itu, sepengetahuan saya berbeda pendapatnya masing2 pakar. Ada yang berpendapat 5 tahun pertama. Ada yang berpendapat 7 tahun pertama, dll.

Tapi intinya memang masa balita, anak2 menyerap semua hal yang dia LIHAT, DENGAR dan RASAKAN dari sekitarnya. Hitam dan Putih yang akan jadi mindset dalam otaknya, ditentukan di masa ini.

Secara fisiknya, pada masa golden age otak anak belum mampu menyaring hal baik atau buruk.Semua ditelan oleh bawah sadarnya.

Oleh karena itu Do's nya adalah, PERLIHATKAN, PERDENGARKAN, dan buat mereka MERASAKAN hal hal apapun, yang kita anggap baik dan ingin menjadi "Value" yg tertanam di otak mereka.

Dan Don't nya adalah, HINDARI hal-hal yang kita tidak ingin ia lakukan.

Jadi kalau misal ingin anaknya mampu memanage emosinya dgn baik, tunjukkan dgn cara kita jg mencontohkans seperti itu. Kalau misal anaknya tdk mau sampai ringan tangan, kita juga jangan ringan tangan. Kalau ingin anaknya paham adab dulu sebelum ia pintar ilmunya, ajarkan ia manner sedari dini melalui buku cerita dan contoh real dr sikap kita.

πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—

Makasih


6⃣Sering kita dengar, menikah itu bukan hanya menyatukan dua manusia tapi juga dua keluarga

Saya punya teman, beliau ini pernah bercerita bahwa tidak pernah rumah tangga nya itu "cekcok/ramai" kecuali karena ibu mertuanya. Ibu mertua beliau ini ego nya tinggi, mendominasi, dan seringkali turut campur urusan rumah tangga teman saya. Ini bukan hanya kata teman saya, bahkan adik2 ipar (putra-putri mertuanya pun mengakui). Karena memang suaminya anak yg amat sangat berbakti pd orang tua, si suami selalu nurut. Pun ketika orang tua salah, si suami hanya diam. Berkata tidak pd orang tua saja tdk pernah, apalagi membenarkan perbuatannya yg salah. Sbg istri, teman saya ini bingung harus bersikap seperti apa. Di lain sisi tdk mau menjelekkan mertua tp disisi lain dia tertekan. Pernah mencoba berkomunikasi dgn suaminya.. Tp Krn teman sy ini tipe yg ceplas ceplos (jika tdk suka ya bilang tidak suka), maka suami sedikit tersinggung saat istrinya mengatakan apa adanya ttg ibunya. Sementara si mertua ini (menurut teman saya) pintar sekali mengambil hati anaknya. Yg dikatakan ke anak terkadang beda dgn yg dikatakan ke menantu.

Bagaimana ya, komunikasi yg tepat untuk permasalahan teman saya ini?
(Krn sy yg dicurhati jg bingung menjawabnya.Semoga tdk termasuk mengumbar aib orang cerita sy ini)

πŸ’ Mbak salam silaturahim 😊

Its oke untuk bilang pada temannya, bahwa mb belum bs kasih solusi terbaik, cukup dengarkan, dan doakan dia bs bersabar.

Setiap anak lelaki akan sangat menyayangi ibunya, seburuk apapun sikapnya. Seperti halnya kita anak perempuan pun akn ttp menyayangi ibu kita.

Ada ikataan cinta yang khas antara anak lelaki dan ibunya. Kalau yg sdh pny anak lelaki tentu akan merasakan bgaimana perasaan kita seorang ibu mengkhawatirkan anak lelaki kita. Seperti itu pula lah setiap perasaan seorang mertua.

Bali k lg ke tadi, diamnya suami dlm menanggapi pernasalahan istri dengan mertua, bukan karena dia nggak peduli. Tp justru mngkin itu cara terbaik, untuk tak menyakiti keduanya.

Its really hard buat seorang suami memilih antara istri atau ibu nya. Sy pun nggak kebayang dan nggak mau suatu saat anak lelaki saya misal lbh cuek pd saya dan memilih istrinya kelak.

Cinta pada ibu berbeda dgn cinta pada istri. Setelah menikah, seorang anak lelaki msh pny tanggung jawab pd keluarganya. Boleh jd disitulah letak pahala dan dan ridho yang bisa diraih seorang istri.

Wallahualam, makasih
πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


7⃣Assalamualaikum

Bagaimana cara berkomunikasi dg suami yg cuek dan lupa dg apa yg slalu qt diskusikan

πŸ’ salam silaturahim mb  πŸ˜ŠπŸ’œ

Sebenarnya sy kurang tahu versi cuek di sini seperti apa, krena sy nggak kenal suami mb.

Tapi yg sy pahami emang hampir semua otak pria, itu akan mendelesi hal2 yg dirasa tidak penting baginya 😁

Jadi saat kita mengeluh misal segala permasalahan diceritakan padanya, yang akan diterima otaknya hanya intinya saja.

Dan terkadang intinya itu, malah berbeda dgn inti cerita yang kita maksud. 😁

Jadi.pastikan konfirmasi dan klarifikasi setiap setelah diskusi, apa yg dia tangkap apakah sdh benar dgn yg kita maksud. Misal "Coba pah tadi mamah ngomong apa aja? Pengen tahu nih daya tangkep papah gimana?" sambil bercanda.

Makasih

πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—

8⃣Pertanyaan:
1. Gmn caranya diskusi sm suami yg type'y cm jawab "hemm.. Heemm" aja ya bun? Wlaupun ditekankan "ayah maunya gimana? "
"ayah setuju g kalo bgini.. BGitu?? "
Paling cm dijawab "yaa terserah"
2. Solusi'y bun. Suami type pendiam, kalo punya planning smua dia simpan sndiri, ntar tau2 sdh eksekusi gt kan jd kelabakan saia, jd jaraaaaaang bgd brainstorming/tukar pikiran sm istri'y gt. Pdhal sbg istri kan pengen'y diskusi ber2, sy ksih masukan, urun pndapat jg..

πŸ’ Salam silaturahim mbak 😊

Suami yg pendiam justru biasanya punya kinerja otak yang jauh lebih cepat dari kemampuan orang lain.

Di saat suami hanya menanggapi "sekena-nya" sebenarnya dia sudah berusaha untuk menghargai pembicaraan yg kita lakukan. Atau boleh jd dia beneran bingung mau menanggapi apa.

Kadang kalau misal suami yg suka langsung eksekusi sesuatu tnpa diskusi, dia punya alasan tersendiri kenapa sampai.melakukan hal tersebut. Jadi coba konfirmasi dan klarifikasi ya bund. Kadang, alasan2 suami itu suka logis dan bukan berarti dia nggak sayang sama kita. Tp tak ingin sampai kita ikut repot dsb.

makasih πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


9⃣Bagaimana menyikapi perbedaan latar belakang, kebiasaan, adat, kepribadian suami istri. Sepele memang, contohnya kebiasaan mandi dan makan yang berbeda. Saya tipe melankolis, jadi hampir semua hal harus terjadwal secara rutin dan rapi. Suami tipe plegmatis, yang bawaannya woles bahkan seperti menganut falsafah "biarkan mengalir apa adanya". Jadi saya kesal sendiri karena harus mengingatkannya ini dan itu.  Sudah sering dikomunikasikan baik-baik dan iya sepakat untuk mau lebih baik lagi, tapi yah... Gitu lagi gitu lagi..

πŸ’ Salam silaturahim mb 😊

Iya mba, sama saya pun merasakannya, pas awal pernikahan dulu, rasanya gimana gitu ya. Hehehe...

Tp disitulah seninya pernikahan, kita nggak akan menemukan orang yg benar2 ideal dan mengerti 100% kita. Yg mengerti 100% kita adalah diri kita sendiri.

 Mungkin itulah kenapa dalam islam, menikah itu menyempurnakan separuh agama, karena memang tantangannya nggak mudah

Salah satunya adl mengenai perbedaan yg begitu banyak antara suami dan istri.

Mengubah seseorang itu hal yg mustahil dilakukan dlm wktu cepat. Mengubah diri sendiri aja perlu waktu lama, apalagi berusaha mengubah orang lain. Itulah kenapa yg bs mengubah pola pikir suami hanya suami kita sendiri, harus dr beliau niatnya.

Apalagi kalau yg diubah adalah pola pikir yg sudah mengakar dr sejak kecil, kebiasaan yg sudah jd adat dr wktu kecil, atau karakter dan watak yg sudah begitu melekat dlm diri pasangan kita.

sebagai istri kita mendampingi, memang mungkin akan sedikit melelahkan dan cape sendiri terus mengingatkan. Tp semoga dr situlah ladang pahala kita dr Allah πŸ˜‡

Coba lakukan tiga hal ini bila terasa melelahkan melihat proses perubahan pasangan.

1. Turunkan ekspektasi
2. Apresiasi sekecil apapun perubahan yg dilakukannya.
3. Doakan semoga kita Allah sabarkan, dan suami Allah kuatkan untuk mau terus berbenah

Makasih πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


πŸ”Ÿbagaimana cara menghadapi suami yang introvert..pendiam..dan bukan tipe orang yang suka baca..bagaimana komunikasi baik yang harus dilakukan?

πŸ’ Jawabannya hampir mirip dgn pertanyaan nomor 9.

Orang pendiam punya dunia sendiri yang dia yakini menyenangkan. Ada didalam otaknya. Mereka pasti punya ketertarikan terhadap sesuatu. Coba gali, apa sebenarnya kesenangannya itu, kita cari tahu dan coba masuk untuk.mulai akrab dengan dirinya, dr sana 😊

Jadikan dia mau cerita banyak sama kita.Mereka yg pendiam hanya akan terbuka pada orang yg membuat dirinya nyaman.

Jadikan diri kita tempat ternyaman bagi suami kita.

Nggak setiap orang terlahir suka baca. Mungkin Bu septi pernah bercerita mengenai 3 jenis cara belajar org yg berbeda. Orang Visual akan lbh suka membaca, di dunia ini hampir 55% itu orang visual, apalagi kalau bacaannya menarik, akan smakin mmbuat dia suka.

Ada jg tipe org Auditory dia lbh senang mendengar. Coba perdengarkan mengenai materi parenting atau seminar dr Video Youtube atau dr rekaman Audio.

Ketiga orang kinestetik adl mereka yg lbh suka merasakan langsung sensasinya. Boleh diperkenalkan ilmu melalui seminar, training, atau workshp. Aplgi kalau pembicaranya adl figur otoritas baginya.

Smoga berhasil ya mba anonim, slamat mencoba πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ» πŸ†—

Makasih


1⃣1⃣bagaimana cara menasehati atau memberi masukan yang benar ketika kita tau apa yg dilakukan suami itu salah? supaya tidak membuatnya tersinggung

πŸ’Semua pria itu nggak suka dinasehati. Emang fitrahnya otaknua begitu, otak problem solver. Menasehati suami sama artinya dengan menjatuhkan hrga dirinya, otaknya akan blg begitu.

Jadi cara yg tepat adalah dgn mengakal ngobrol tdk langsung menasehati.

1. Bisa dengan cara bargaining position, membuat beliau berbicara dulu lalu nanti kita ajukan PERTANYAAN

 "Hmmm pah kalau kata mamah mah begini, eh tp kalau menurut papah pndapat mamah gmna?" Karena kita pakai cara bertanya, jd otaknya akan mendefinisikan bahwa dia dibutuhkan sbgai pencari solusi, makanya akan lbh diterima dgn mudah.

2. Sebelum menasehati lakukan APRESIASI sama suami. Pria itu pride nya tinggi banget. Sangat butuh pujian dr istrinya. Bagi mereka, suatu kehormatan dan pengahargaan luar biasa saat dipuji oleh istrinya, meski responnya terlihat biasa saja saat dipuji, tapi hatinya sbenarnya bahagia sekali. Kalau sudah diapresiasi akan lbh mudah kita mengemukakan pendapat sama suami 😁

3. Lakukan di waktu yang tepat. Salah satu waktu yg tepat dimana apapun yg kita katakan pada suami akan lbh mudah diterima, adalah after sex. Setelah berhubgan intim. Masih dgn cara lembut dan nada manja dr istri, biasanya akan lbh mudah diterima suami. Hormon kesenangan sdg melingkupi suami, jd nggak akan mudah tersinggung 😊

Selamat mencoba y mbak Anonim lagi, good luck πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—

Makasih


1⃣2⃣Assalamu'alaikum
Bun,sy mau tanya nie ya bagaimana supaya sy dan suami hubungannya semakin tua semakin mesra meski pun suami punya kesibukan yang luar biasa menyita waktu sampai yang sy rasakan qt jd jarang sekali ngobrol bareng entah yang obrolan santai atau yang serius,karena sy pun bekerja diranah publik jg dan sampe rumah mengasuh dan lelah,ga ada energi lg tuk ngobrol
Htr nuhun
Maaf panjang

πŸ’Salam silaturahim mb .... ini jawabannya hampir mirip dengan pertanyaan nomor 3 ttg mengagendakan waktu minimal 30 menit setiap hari 😊 komitmenkan mau kapanpun waktunya.

Salah satu elemen penting dalam merawat pernikahan, adalah adanya COUPLE TIME. Mau anak2 masih kecil pun, tetep couple time diperlukan, agar api Mawaddah dlm pernikahan ttp terjaga kobarannya.

Couple time itu harian perlu, mingguan perlu, bulanan juga perlu.

1. Harian agendakan minimal 30menit setiap hari. Rutin. Tentu dr 1440 menit yg ada dalam sehari, masa nggak bs untuk luangkan dan komitmenkan 30 menit aja tiap harinya untuk sama suami.

Mari.kembali untuk merenungkan apa tujuan pernikahan, kalau kesibukan dunia mampu mengalihkan, kita perlu interospeksi kembali untuk apa tujuan pernikahan ini. πŸ˜‡


2. Agendakan Couple time mingguan. Kalau misal terbatas waktunya boleh sambil bawa anak. Misal anak2 main di playground kita sambil mengawasi sambil ngobrol berdua dengan pasangan. (Bukan malah berinteraksi sama gadget ya 😁)

3. Agendakan sebulan sekali. Satu dari 30 hari yang ada. Beberapa jam saja dr 720 jam yg tersedia setiap bulannya. Untuk hanya jalan jalan berdua sama suami. Ini sangat penting untuk menghangatkan kembali cinta antara kita sama pasangan.Anak boleh sejenak titip keluarga atau titip ke daycare. Nggak akan berkurang kedekatan kita dan anak kalau hanya meninggalkan mereka bbrpa jam saja. Demi ttp berada dlm kondisi sadar dan waras. Terkadang stres nya istri itu haya butuh perhatian, telinga, pelukan, dan waktu berkeluh kesah pada suaminya.

Selamat mencoba ya mb Hetty πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ»πŸ†—


1⃣3⃣Bunda, mohon nasehatnya. Iman manusia kan kadang naik kadang turun. Bagaimana caranya agar hati manusia tetap lurus dan terhindar dari perselingkuhan. Mohon saran juga agar bisa hati ini setulusnya mencintai suami sampai akhir hayat, dengan segala kelemahan dan kekurangannya.
Terima kasih

πŸ’Luruskan kembali niat, apa tujuan kita hidup di dunia ini.

Kalau Keridhoan Allah yg dituju, sebanyak apapun kekutangan suami.akan membuat kita sabar dan tak berpaling ke lain hati.


Kalau keridhoan Allah yang dituju, sekeren apapun lelaki di luar sana tak kan membuat diri benar2 nyaman, justru akan lbh memilih setia pada pasangan.

Kalau keridhoan Allah yang dituju, saat hati kita dibisiki setan untuk berpaling pd yg lain, maka kesadaran kita kan mengingatkan bahwa Allah tak suka perbuatan tersebut.

Karena pernikahan dijalani bukan dipertanggungjawabkan berdua, melainkan kelak di yaumul hisab tetap tanggungjawab sendiri. Bagaimana peran kita sebagai istri terhadap suami.

Pasangan hanyalah partner kita meraih ridho Nya Allah. Segala keputusan yg kita ambil selama menjalani pernikahan, adl tanggungjawab diri kita sendiri. Wallahualam.

Makasih πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


1⃣4⃣ Bagaimana cara membuat Daddy is the first love for the daughter ... ( Ehh bener ngga bahasa Inggris nya ,πŸ˜…) .. sementara Daddy rada jaim ke anak2 ...

πŸ’Salam silaturahim Mb 😊

Ayah yg cuek sama anak2nya, atau kebingungan gmna interaksi sama anak balitanya, biasanya dia juga mendapat perlakua serupa dari ayahnya dulu, saat ia masih kecil. Pikiran bawah sadar kita sudah bekerja dan merekam apa yg terjadi, sejak msh dlm kandungan, mski kita tdk mengingatnya.

Jadi yg terekam dlm otak ayah yg jaim pada anaknya, adlm bagaimana dulu ia diperlakukan oleh ayahnya sejak msh dlm kandungan, kemudian lahir, kemudian balita dst.

Jadi baiknya, coba bimbing suami untuk bs berdamai pada "inner child" yang belum selesai. Istilah psikologisnya "Unfinished Bussiness" atau kalau Bu Septi sering bilang "Belum Selesai sama Diri sendiri.

Dalam diri sang ayah, ada sisi kanak2 yg merasa kesepian dan membtuhkan kasih sayang. Boleh jd dr salah satu atau kedua orangtuanya. Perlu berdamai dulu, diterima sgala lukanya, disyukuri lalu dimaafkan.Saya bahas lengkap di buku Rumah Tangga Surga.

Sbagai istri bila kita memiliki suami yg jaim, perlu difasilitasi waktu lbh banyak sama anak perempuannya. Pahamkan pd mereka bahwa anak2 perempuan yg DEKAT dengan ayahnya, akan menjadi anak yg KUAT secara mental dan emosi nya. Akan menjadi wanita yang tangguh, nggak mudah galau dan baperan, bahkan biasanya jauh LEBIH CERDAS dibanding mereka yg tdk dekat dgn ayahnya.

Wallahualam Makasih πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ»πŸ†—


1⃣5⃣Teh Fufu, Kira-kira bagaimana caranya, agar suami bersemangat dan tertarik bermain dengan anak-anak yang super aktif dirumah, dengan begitu anak-anak pun senang di dekati ayahnya, tanpa penolakan

πŸ’Mba ini jawabannya hampir serupa sama pertanyaan nomor 15 tadi.

Boleh juga pake tips ini mba, dengan ngeliatin berbagai video ayah dan anak saat bermain, banyak banget di Youtube. Atau ngeliatin aktifitas ayah-anak di Instagram. Biasanya kalau dengan kayak gitu bs merangsang suami untuk mau seperti itu juga. Karena melihat kebahagiaan anak lain saat main sama ayahnya 😊

Atau kita sebagai ibu, mencoba memfasilitasi mainan apa yang kira2 akan disukai sama suami dan disukai sama anak2 juga.

Seorang pria itu paling senang diminta memecahkan sesuatu, sperti yg saya bahas kalau otak pria itu problem solver banget. Suruh anak untuk meminta bantuan ayahnya dlm mmcahkan suatu permainan misalnya. 😊

Semoga berhasil ya mba Siti.Makasih πŸ˜ŠπŸ™πŸ»πŸ’œπŸ†—


1⃣6⃣Komunikasi suami istri.
Saya terkadang suka misskom sama pak suami. Salah satunya pak suami suka lupa. Misalkan kita sudah pernah membahas suatu masalah. Tp bbrp hari kemudian pak suami lupa hasil pembahassn nya. Dan jadi kita kayak kurang kompak. Terkadang saya tolerir, mungkin karna kelelahan bekerja. Tp kadang saya tidak bisa menolerir. Mungkin bisa kash solusi. 😁

πŸ’ Salam silaturahim mbak, ini jawabannya sama dengan yg pertanyaan nomor 8 yah dan ada d jawaban bbrpa pertanyaan lain. Sudah berikut solusinya jg. Semoga berkenan mmbaca smua jawaban sy di atas. Dan smoga membantu. Terimakasih πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ»πŸ†—


Terima kasih semoga bermanfaat ya, tetap semangat buat semua istri dan ibu yang ada di sini. Pernikahan itu memang penuh dinamika, tapi patut diperjuangkan karena balasannya surga πŸ˜‡πŸ’œ

Aamin aamin YRA.

Mohon maaf kalau ada kata2 yang kurang berkenan. Boleh kalau yang mau silaturahim bisa follow akun sosial media saya πŸ˜ŠπŸ’œπŸ™πŸ»

#ODOPfor99days
#ke16