Kamis, 10 November 2016

Materi 4 MIP : Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.

“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.

Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.

Berikut video untuk memperkuat pemahaman materi ya..
matrikulasi sesi 4

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
 Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_

Resume Diskusi 
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Tanggal : 8 Nopember 2016
Waktu : Pkl. 19.30 - 20.40 WIB
Fasilitator : Ibu Dzikra Ihdaiyatul 'Ulya, Ibu Maria Ulfah, Ibu Rizki Fajriyani Jurnaliska
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1. Ibu Desiana - Cilegon
Saya tertarik sekali dengan PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH..,namun saya sendiri blm mengetahui secara detail dan mendalam mengenai Fitrah2 tsb..yang saya ingin tanyakan :
A. Ada berapa jenis fitrah manusia yang harus kita kembangkan?dan apa definisi masing2 fitrah tsb?
B.Bagaimana cara mengembangkannya?(contoh cara yg dilakukan untuk membangkitkan dan mengembangkannya)

Jawab :
1. Fitrah ilahiyah atau fitrah ketuhanan. Maksdnya setiap anak lahir ke muka bumi dengan fitrah keimanan di dalam hatinya. Fitrah sucinya menyenangi penghambaan diri pada sang pencipta. Cara membangkitkannya misal ukt usia dini ditanamkan konsep2 Allah maha penyayang , pengasih, pencipta, dst..agar tumbuh keyakinan betapa baik, Rahman rahimnya Allah.
Nanti ketika sudah memasuki fase kedua (7th keatas) baru disampaikan konsep Allah maha membalas dst. Krn sudah mulai memasuki tahap belajar memikul tanggung jawab ibadah.
2. Fitrah belajar maksudnya setiap anak lahir kedua ini diberi modal oleh Allah agar bisa mengelola bumi yaitu dengan dianugerahi keinginan untuk mempelajari sesuatu sesuai tahapan perkembangannya. Misal anak usia satu tahun fitrahnya ingin belajar berjalan. Jika terus-terusan digendong maka secara fitrah belajarnya bisa terhambat sehingga tidak mandiri. Atau anak usia 4 tahun masih memakai pamper Krn fitrah belajar utk pipis ke toilet dihambat. Sehingga umur empat tahun belum mandiri ke kamar mandi. Begitu seterusnya.
3. Fitrah bakat , maksudnya setiap anak lahir ke dunia  sudah memiliki misi spesifik hidupnya sendiri-sendiri. Maka bisa difahami ada anak yang sangat unggul di satu bidang tapi biasa-biasa saja di bidang yang lainnya. Kurikulum di sekolah biasanya secara langsung atau tidak langsung mengharuskan muridnya untuk mencapai nilai bagus di semua mata pelajaran. Sehingga anak minder ketika  sebetulnya ia unggul dalam suatu bidang tetapi lingkungan tidak mendukungnya.
4. Fitrah seksualitas maksudnya bagaimana seorang anak menyadari kelelakian atau keperempuannya. Lalu berkembang menjadi peran lelaki (suami, bapak) dan peran perempuan (istri, ibu). Konsep yang jelas dari orang tua tentang hal ini sangat penting agar kelak anak tidak salah langkah. Maraknya kasus LGBT adalah salah satu dari rusaknya fitrah seksualitasnya pada diri seseorang. Maka penting untuk anak laki2 ketika Akil balighnya sangat dekat dengan bapaknya karena sebentar lagi ia akan dewasa. Agar tahu bagaimana menjadi lelaki dewasa yang punya tanggung jawab memikul tanggung jawab keluarga. Dan penting untuk anak perempuan ktk Akil baligh untuk dekat dengan ibunya Krn sebentar lagi ia akan dewasa menjadi istri atau ibu. Maka pekerjaan rumah tangga sudah harus mulai dilatihkan sejak 7 th ke atas.
● Masih ada fitrah2 yang lain. Tapi minimal itu dulu yang harus difahami.

● Tambahan utk poin  menumbuhkan fitrah seksualitas anak:
•Di umur 0 sd 6 tahun: anak didekatkan dgn ortu yg berlainan jenis
Perempuan dgn ayah
Anak laki2 dgn ibu
• Di umur 7 sd 10: anak perempuan dgn ibunya
Anak laki2 dgn ayahnya
Agar mereka belajar kewajiban2 rumah tangga/peran domestik yg sesuai kodratnya
• Di umur 11 sd 15 tahun:
Anak perempuan dgn ayahnya
Anak laki2 dgn ibunya
Mereka sdh memasuki Aqil baligh, ajarkan utk berhubungan scr benar dgn lawan jenisnya✅

B. Sudah dijawab di poin A.
C.

2. Ibu Eneng - Serang
Mohon sharing tentang contoh point. G (merancang program yang khas bersama anak, sesuai dgn tahap perkembangannya) apakah spt membuat 'proyek' bersama anak?

Jawab:
Betul Bu Eneng. Salah satunya dengan menjalankan proyek bersama anak. Misal di keluarga kami, ayahnya dengan anak lelaki saya yang pertama menjalankan proyek membuat perabotan rumah tangga sendiri seperti kursi, lemari, rak2 dst bersama-sama. Anak laki2 saya yang berusia hampir 10 tahun memilih peran mengampelas kayu2 agar rapih dst. Ayahnya memaku dst..
Untuk anak perempuan bisa proyek bersama ibunya. Jika ibu blm bisa (misal membuat kue) maka bisa magang bersama anak. ✅

3. Ibu Ika R - Serang
Di materi disebutkan kita harus pahami beberapa fitrah anak. Bagaimana caranya? dan agar mendidik anak secara alamiah itu bagaimana?

Jawab :
Lihat jawaban No 1
Adapun mendidik secara alamiah dilakukan dengan cara menggali potensi2 anak lalu kita menyemainya bersama-sama (in side out), bukan menjejalkan atau menggegas segala macam yang kita inginkan pada anak, padahal anak belum butuh atau belum tepat kondisinya (out side in). Sehingga yang terjadi anak tidak memaknai proses belajar yang ia lakukan. ✅

4. Ibu Rizka - Sukabumi
Menghadapi buah hati yang beranjak remaja,bagai melangkah dalam sebuah jalan yang tantangannya semakin besar seiring pola pikirnya yang mulai beranjak dewasa. Terkadang jika kita kurang terampil mengolah nasehat akan menjadi sesuatu yang terasa sulit. Adakah kiat-kiat khusus untuk menggali misi spesifik dari buah hati yang beranjak remaja?

Jawab :
4. Ibu Rizka - Sukabumi
Menghadapi buah hati yang beranjak remaja,bagai melangkah dalam sebuah jalan yang tantangannya semakin besar seiring pola pikirnya yang mulai beranjak dewasa. Terkadang jika kita kurang terampil mengolah nasehat akan menjadi sesuatu yang terasa sulit. Adakah kiat-kiat khusus untuk menggali misi spesifik dari buah hati yang beranjak remaja?
➡ Usia 12+ anak harus sudah sering melakukan tour de talent, sehingga ia bisa merasakan secara nyata segala macam peran yang ada. Dan di usia ini, Kita harus memposisikan diri menjadi sahabat bagi anak kita. ✅

5. Ibu Ririn - Serang
Assalamualaikum. Izin bertanya, langkah2 apa saja yang bisa kita lakukan utk menumbuhkan rasa cinta belajar thd anak?

Jawab :
 Jawabnya gampang2 susah bu, ini pernah sy jawab di NHW sebelumnya.
Dampingi anak untuk belajar bu, hadir secara jiwa & fisik saat menemani anak. Amati kelebihan n sifat baik anak, fokus & kembangkan kelebihan & sifat baiknya.
Ikuti kemauan belajar anak, sesuaikan porsi belajar dgn kemampuan anak. Bila anak sdh bosan, segarkan denfan bermain & bercanda bersama anak.
Jangan fokus pada reward & punishment serta prestasi akademisnya sj tapi hargailah proses belajarnya.✅

6. Ibu Sofi - Garut
Berbicara tentang fitrah keimanan yg pastinya merupakan pondasi awal anak sebagai individu.
a. Apa langkah-langkah awal (baik konten maupun strategi) yang sebaiknya kita tanamkan untuk membangun fitrah keimanan anak?

* Jawab: Kalo menurut ust. Harry santosa, fitrah keimanan yg terbaik dibangun saat anak diumur 0 sd 6 tahun.
Fitrah keimanan anak ditumbuhkan dgn keteladanan & atmosfer kesholihan yg dibangun oleh ortu dirumah & orang2 shokeh dilingkungan terdekat.
Kenalkan anak dgn imaji positif tentang kasih sayang Allah & idola terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kenalkan dgn rasa syukur & kekuasaan Allah, kasih sayang Allah yg Maha Baik.

b. Bagaimana memelihara dan mempertahankan fitrah keimanan yang telah ditanamkan agar anak tidak mudah terpengaruh lingkungan yg tidak sesuai dengan fitrah keimanannya?

* Jawab: Tanamkan rasa cinta & takut kepada Allah, orang tua juga tetap terua menerus menjaga fitrah keimanan keluarga sehingga saat teman & lingkungan nya buruk, ia tetap kuat bertahan dengan kebaikan.
Jangan lupa utk menafkahi anak dgn rizqie yg halal, agar hati n jiwanya tetap terjaga bersih & dilindungi oleh Allah dari keburukan.

c. Boleh dijelaskan kembali mengenai poin tentang menganalogikan sbg petani organik? Bagaimana contohnya?

* Jawab: Kalo menurut ust. Harry santosa & bapak Dodik mariyanto. Orang tua berfungsi sebagai petani organik maksudnya, lihatlah petani dlm merawat tanamannya. Mereka mensyukuri jenis apapun bibit tanaman yg mereka tanam, mereka mengamati proses tumbuhnya tanaman, mereka menemani tumbuhan tersebut tumbuh, merawat & menumbuhkan tumbuhan serta optimis terhadap hasil tumbuhan tersebut.
Serta tidak menggegas tumbuhan tersebut dengan di gegas, dikarbit n diberi pupuk kimia yg malah merusak.
Nah, anak di analogikan dengan tumbuhan.
Ikuti proses tumbuhnya scr alamiah & matang sesuai waktunya, jangan menggegas dgn menjejali berbagai macam tuntutan akademik serta les2/kursus2 yg akhirnya merusak fitrah serta bakatnya.✅

7. Ibu Lusi - Pandeglang
Assalamualaikum, saya mau bertanya mengenai konteks "pendidikan sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak". Bisa diberikan contoh proses pendidikan seperti itu bagi anak usia 3,5 tahun untukn membangkitkan fitrah:
- ilahiyahnya
- belajarnya
- bakatnya
- perkembangannya
- seksualitas dan lainnya.

 Jawab:
Menumbuhkan fitrah ilahiyah/keimanan, mohon dilihat dijawaban no 6 sy diatas.
Menumbuhkan fitrah belajarnya, mohon dilihat jawaban sy no 5
Menumbuhkan fitrah bakatnya dengan mengamati aktivitas yg dia sukai n dia bisa, sering diajak tour the talent n play date. Sehingga kaya pemahaman tentang berbagai macam profesi hidup
Menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan cara membangun kedekatan yg positif dgn ortu nya.

8. Ibu Asti  Susanti - Rangkasbitung
a. Saya masih meraba-raba proses mendidik sealamiah mungkin. Tolong berikan contoh konkritnya untuk anak-anak usia sekitar 2-5 tahun.

b. Saat anak usia 3 tahun tidak antusias pada suatu kegiatan apakah bisa langsung kita simpulkan bakat & minatnya bukan pada bidang tersebut?

Jawab :
8. Ibu Asti  Susanti - Serang
a. Saya masih meraba-raba proses mendidik sealamiah mungkin. Tolong berikan contoh konkritnya untuk anak-anak usia sekitar 2-5 tahun.
➡ cek: http://shantybelajarmenulis.blogspot.co.id/2015/12/oleh-oleh-framework-pendidikan-berbasis.html?m=1 ✅
b. Saat anak usia 3 tahun tidak antusias pada suatu kegiatan apakah bisa langsung kita simpulkan bakat & minatnya bukan pada bidang tersebut?
➡ tidak, anak hingga 10 tahun harus mencoba beragam bidang, 11-14 mulai fokus pada 2-3 bidang saja. Usia 14+ harus sudah mantap dengan bidang yang spesifik. ✅

9. Ibu Uun
Oia mb kt ny kan kita hrs berdamai dgn masa lalu yg kelam gmn cr ny,cz sy wkt kecil ibu dn kaka sy galak bgt,setiap sy ngerjain pr ma kaka klu ga bisa2 d jitak ampe benjol2,begitupun ibu sy klu mukul pake kayu ampe kayu ny patah2,kaki sy jg merah2 bekas kayu skrng sy klu ngajarin anak2 mereka ga paham2 suka ga k kontrol ampe mukul,klu mlm mrk tidur sy suka elus2 minta maaf ampe nangis sendiri,sy selalu istighfar,berdoa u tdk seperti itu,tpi tetep aja suka berulang klu mereka berbuat tdk sesuai dgn keinginan sy.😭😭
Gmn agar sy sukses berdamai dgn diri sy sendiri mb🙏

Jawab:
Turut bersedih dengan perasaan yang ibu uun rasakan di masa lalu itu yang terbawa hingga saat ini. Masa lalu yang ibu rasa sangat kelam itu bagaikan magma yang mengendap di perut bumi dan siap membuncah kapan saja. Masa lalu kelam itu perlu dikeluarkan (dikuras habis). Caranya ya ada terapinya Bu. Salah satunya dengan terapi menulis. Guna menelusuri dialog internal jiwa kita. Jika sangat berat lebih baik ditangani/diterapi oleh konselor. Lama penanganan berbeda-beda tergantung tingkat trauma. Insya Allah ke depan ibu bisa hidup bahagia.✅

10. Ibu Linda - Rangkasbitung
Ada beberapa yang ingin sy pastikan terkait:
A. Anak sy sdh dua, pertama usia 5 tahun, kedua 3 tahun. Sy sedari sekarang sllu menanamkan bahwa tgs anak pertama ialah menjaga anak kedua, dst kelak ketika anak bertambah. Kemudian srringkali krn "tugas" ini, anak pertama kadang menolak mengajak main adiknya dgn teman2 tetangga. Alasannya "gak bisa main kalo bawa adik, nanti harus jagain adik terus". Apakah penerapan doktrin ni sdh/belum tepat?
➡ kurang tepat, karena usia 5 tahun memang belum.bisa diamanahi untuk "mengasuh" secara mindfullness. Teman main ssudah sewajarnya ada jenuh, dan kadang tak mau bermain bersama. ✅
B. Misalkan lagi aktivitas mengaji bersama, tentu kemampuan anak pertama sudah jauh melebihi anak kedua. Biasanya kakaknya suka nyeletuk seolah mengejek adiknya yg blm bisa/blm lancar mengaji. Apakah yg demikian masih normal? ➡ beri contoh feedback yang positif ketika adik belum lancar. Jangan membandingkan, dan ajak kakaknya untuk memaklumi kemampuan adik.karena.sesuai dengan tahapan usianya. ✅
C. Saya selalu membiasakan membisikan doa di telinga kanan serta memeluk anak2 menjelang waktu tidur mlm hari. Anak pertama sya, laki-laki, biasanya mnt dipeluk lbh lama dari adiknya yg perempuan. Apakah mmg fitrahnya demikian? ➡ Iya tidak apa-apa. ✅
D. Bagaimana cara menjaga emosi agar tetap stabil terlebih di pagi hari, saat sedang hectic ditambah kadang anak2 rewel pagi2 ? ➡ Mindfullness parenting, dan manajemen waktu (bunda cekatan) ✅

11. Ibu Novita - Serang
Jujur aja aq belum bisa move on dr kejadian masa lalu. Atas kerasnya didik dan di pukul di usir jika tidak bisa. Terapi menulis dan baca sudah di coba.  Kadang tiba tiba teringat dan bikin sesak.

Jawab :
Jika sudah mengganggu mental dampingi oleh konselor. Krn latihan ini tidak cukup hanya diterangkan lewat WhatsApp

12. Ibu Desiana & Ibu Linda
●Kalau pengendalian emosi itu termasuk fitrah apa?
●Cara mengajarkan sang kaka agar memaklumi kemampuan adiknya bagaimana?

Jawab :
● Kuncinya ada pada ortu sbnrnya, berikan pemahaman kpd kakak bahwa adiknya bukan beban baginya. Adiknya adalah sahabat terbaiknya. Kasih sayang ortu kpd nya nggak berkurang kpd kakak krn keberadaan adik.
Jadi sayangilah adikmu.
●Jika pendidikan yg keras dari ortu & keluarga sdh sangat membekas n menjadi trauma, maka konsultasi kpd konselor/psikolog itu akan sangat membantu.

13. Ibu Sofi & Ibu Anis
●Mau tanya ttg kurikulum anak (1 anak 1 kurikulum). Adakah contohnya utk memudahkan dlm pembuatannya? *maaf krn sy bukn dr keguruan jd agk susah merancangnya dg rapi scr konseptual
● Bagaimana penyesuaian pendidikan dg fitrahnya pada usia batita (25bln)? Apakah semua ceklist fitrah itu bisa dimulai diseusianya? Atau bertahap? Jika bertahap, kisaran usia brp yang tepat untuk menerapkan semua fitrahnya?

Jawab :
Kurikulum anak, sbenarnya tidak serumit yg kita pikirkan.
●Bu sofi bisa buat diary khusus aktivitas anak. 1 anak 1 buku. Buat kolom waktu, aktivitas, bentuk pendampingan ortu, hasil/kesimpulan.
●Utk bu Anis, diusia 25 bln berarti anak masuk di fase 0 sd 6 tahun.
Periode emas fitrah yg ditumbuhkan adl fitrah keimanan, fitrah belajar & fitrah seksualitas dgn kedekatan yg baik dgn ortunya.
Sedangkan fitrah bakat bisa dimulai umur 7 sd 15 tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar